Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“STANDARISASI LARUTAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh :
Nama : Fairuz Zahira
NIM : 4442190058
Kelas : 1B
Kelompok : 2(dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, serta Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyusun laporan praktikum
KIMIA DASAR ini dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan hasil praktikum ini semaksimal mungkin penulis
upayakan dan didukung bantuan dari berbagai pihah,sehingga memperlancar
penyusunannya. Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Biologi Dasar, ibu Hj. Sri Mulyati, Ir.,M.M, asisten laboratorium
Kimia Dasar, saudara Ni Luh Desmi S dan Thalita Qotrunnada Awalie,, serta semua
pihak yang turut serta dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
ditemukan banyak sekali kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingi memberi kritik
dan sarannya demi memperbaiki laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca, dan dapat di ambil manfaatnya. Penulis pun memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam laporan ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan
di hati.

Serang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Teori Standarisasi Larutan .........................................................................2
2.2 Teori Titrasi ................................................................................................ 3
BAB III METODE PRAKTIKUM .......................................................................4
3.1 Waktu da Tempat ......................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 4
3.3 Cara Kerja .................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 5
4.1 Hasil ..........................................................................................................5
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 5
BAB V PENUTUP ..................................................................................................7
5.1 Simpulan .....................................................................................................7
5.2 Saran ............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN TULIS

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Perhitungan Volume Larutan............................................................ 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan adalah campuran molekul. Larutan terbentuk melalui pencampuran
dua zat atau lebih yang molekulnya beinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Perubahan gaya antar molekul yang dialami molekul dalam bergerak
dari pelarut murni. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan fasa dengan gas,
padatan, atau cairan lain (Oxtoby, 2001).
Larutan pada ummumnya merupakan campuran yang homogen. Komponen
yang terdapat dalam jumlah banyak atua besar disebut pelarut, sedangkan
komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut. Konsentrasi
umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan zumlah
zat dalam larutan.
Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan,
maka perlu dilakukan standarisasi larutan. Setelah dilakukan standarisasi
dilakukan titrasi asam basa.

1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan melakukan standarisasi larutan
2. Agar mahasisswa mampu membuat larutan HCl dan H2SO4

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Standarisasi Larutan


Larutan standar merupakan suatu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti. Larutan standar berdasarkan kemurniannya dibagi
menjadi dua, yaitu: larutan standar primer, dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dibuat dengan meninbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan temurnian tinggi, dimana konsentrasi
larutan tersebut dapat diketahui dari massa-volume larutan. Sedangkan larutan
standar sekunder adalah larutan standar yang dibuat dengan meninbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian rendah sehingga
konsentrasinya diketahui dari hasil standarisasi ( Underwood, 1999).
Persamaan dari larutan standar primer dan larutan standar sekunder adalah
sama-sama dibuat dengan cara ditimbang dan dilarutkan pada suatu larutan
(Cairns, 2009).
Standarisasi larutan bertujuan untuk mengetahui kepekatan atau konsentrasi
larutan baku sekunder, dengan cara menitrasi larutan baku primer (Kenkel,
2013).
Konsentrasi yang digunakan larutan standar umumnya dalam bentuk
molaritas (M) dan normalitas (N). rumus dari molaritas (M) dan normalitas (N)
selengkapnya dijelaskan pada pembahasan di bawah.

Molaritas (Jumlah mol per liter)


M= n/v n: mol, v: liter

Normalitas (jumlah mol ekivalen per liter)


N= EK/v EK= gram ekivalen(g/BE), v= liter

2
2.1 Teori Titrasi
Titrasi adalah penambahan secara cermat suatu larutan yang mengandung
zat yang konsentrasinya telah diketahui kepada larutan kedua yang
konsentrasinya tidak diketahui, yang akan mengakibatkan reaksi angar
keduanya kuantitatif.
Titrasi asam basa melibatkan asam dan basa sebagai titer ataupun titrant.
Tritrasi asama basa berasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Dengan mmenggunakan data
volume titrant, volume dan konsentrasi liter, maka kita dapat menghitung kadar
titrant (Sutresna, 2003).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 September
2019 pada pukul 13.20-15.00 WIB, di Laboratorium Bioteknologi,
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun Alat yang dibutuhkan:
1. Labu ukur 50mL
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur 50 mL
4. Beaker glass 250 mL
5. Botol semprot

Sedangkan bahan yang digunakan:


1. Larutan HCl 1N
2. Larutan H2SO4 1N
3. Aquadest

3.3 Cara Kera


Adapun cara kerja dari membuat larutan standar HCl 0,1 M dan H2SO4 0,1
M masing-masing sebanyak 50mL.
1. Menghitung HCl 1 N dan H2SO4 1 N (dalam mL) yang dibutuhkan untuk
membuat larutan standar menggunakan rumus.
2. Dimasukkan larutan HCl 1 N san H2SO4 1 N masing-masing pada labu
ukur 50 mL
3. Ditambahkan aquadest ke dalam labu ukur hingga tepat 50 mL
4. Aduk dengan cara menggoyang-goyangkan labu ukur.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Volume Larutan
Volume (mL)
Larutan HCl 1 N atau H2SO4 1 N Aquades
HCl 0,1 M 5 mL 45 mL

H2SO4 0,1 M 10 mL 40 L

4.2 Pembahasan
Larutan standar/ baku primer adalah Larutan yang mengandung zat padat murni
yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain
yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana,
setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam
volume tertentu. Sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan suatu zat yang
konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak
pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan
larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.

5
Syarat-syarat lautan primer yaitu:
 Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan.
 Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini
menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh
udara atau dipengaruhi karbondioksida.
 Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan
kepekaan tertentu.
 Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa
ekuivalen yang besar.
 Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
 Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan
langsung.

Larutan terkadang konsentrasinya tidak seimbang, oleh karena itu harus


dilakukan standarisasi untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan dengan teliti atau
pasti. Pada penelitian di atas, volume larutan HCl 1 N dan H2SO4 1 N yang
digunakan berbeda karena mengalami proses pengenceran terlebih dahulu.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa larutan standar terbagi
menjadi dua, yaitu larutan standar primer dan sekunder. Larutan harus
distandarisasi karna konsentrasi suatu larutan terkadang tidak seimbang. Untuk
melakukan standarisasi melalui proses titrasi dan pengenceran, serta digunakan
rumus molaritas dan normalitas.

5.2 Saran
Semoga praktikum berikutnya berjalan lebih baik dan diberi kelancaran,
keadaan pada saat praktikum lebih kondusif,dan semoga tidak ada lagi yang
terlambat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Cairns. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi ke 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kenkel. 2013. Anatycal Chemisry for Technician. Washington: Lewis Publisher
Oxtoby. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Elangga
Sutresna. 2003. Pintar Kimia Jilid 3 untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Ganeca Exact
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

8
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Penggunaan Gambar 2. Aquadest Gambar 3. Labu ukur


Pipet bulb

Gambar 4. Penambahan Gambar 5. penyimpanan


Aquadest di lemari asam

Gambar 6. Mencuci alat


Laboratorium

9
LAMPIRAN TULIS

10

Anda mungkin juga menyukai