Anda di halaman 1dari 15

Larutan Standar

Tim teaching kimia Analitik-II


Kajian Materi
01 Pengertian Larutan standar

02 Pembuatan Larutan Standar

03 Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH


01 Pengertian Larutan standar

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui


secara pasti (Day Underwood, 1999).

Larutan standar adalah zat pendeteksi yang sudah diketahui


konsentrasinya (Astutik, Widia., 2017)

Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan


standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi
dengan larutan standar primer (John Kenkel, 2003)

Astutik, Widia., 2017., Keefektifan Pembelajaran Di Laboratorium Berbasis Hands On Teknik Challenge Exploration Activity Terhadap
Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Siswa., Solo: UNS Press
Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
John Kenkel, (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Washington, Lewis Publishers
Pembagian larutan standar
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). 4 desimal

Larutan standar primer

Larutan standar sekunder

Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan


menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah
sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi. 1 desimal

Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga


Syarat larutan standar primer:

1. Mudah di dapat, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni


2. Mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100+0,02 %) atau dapat
dimurnikan dengan penghabluran kembali
3. Tidak berubah selama penimbangan (zat yang higroskopis bukan
merupakan baku primer)
4. Tidak teroksidasi oleh oksigen di udara dan tidak berubah oleh karbon
dioksida di udara
5. Susunan kimianya tepat sesuai dengan jumlahnya
6. Berat ekuivalen besar sehingga kesalahan penimbangan lebih kecil
7. Mudah larut
8. Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stoikiometri, cepat dan terukur.

(Soerois dan Abdul, 2008:76)


02
Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa


baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat
dalam volume larutan yang diukur dengan tepat.

Astutik, Widia., 2017., Keefektifan Pembelajaran Di Laboratorium Berbasis Hands On Teknik Challenge Exploration
Activity Terhadap Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Siswa., Solo: UNS Press
Pembuatan larutan standar

 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat
1. Neraca digital
2. Labu ukur.
3. Kaca arloji
4. Spatula

3.1.2  Bahan-bahan
5. H2C2O4.2H2O
6. Aquades
3.2.   Cara Kerja

1. Dihitung zat murni ( gram) yang ingin dibuat larutan standar


dengan konsentrasi X normalitas.
2. Dimasukkan zat murni ( gram ) yang telah ditimbang kedalam
labu ukur.
3. Ditambahkan aquades kedalam labu ukur sampai volume tepat
(garis batas).
4. Larutan dikocok sampai bercampur sempurna.
Zat yang dapat digunakan sebagai larutan standar:

 Kemurniannya tinggi (zat pengotornya tidak melebihi 0,2 %)


 Stabil (tidak menyerap H2O dan CO2, tidak bereaksi dengan
udara, tidak mudah menguap, tidak terurai, mudah dan tidak
berubah pada pengeringan). Zat yang stabil berarti memiliki rumus
kimia yang pasti, dan akan memudahkan penimbangan
 Memiliki bobot molekul (BM, Mr) atau bobot ekuivalen (BE)
tinggi dan
 Larutannya bersifat stabil.
03 Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH

Standarisasi ialah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari
calon larutan baku. Standarisasi secara titrasi ini, maka bahan
perstandarisasian haruslah suatu bahan baku primer, yakni suatu bahan yang
konsentrasi larutannya dapat langsung ditemukan dari berat bahan sangat
murni yang dilarutkan dan 29 volume larutan yang terjadi. Larutan yang dibuat
dari bahan baku primer tersebut dinamakan larutan baku primer
(Yayan, 2009:107)
a. Alat dan bahan:
1. Gelas kimia 100 mL (2)
2. Pipet ukur 10 mL (1)
3. Pipet volume 10 mL (1)
4. Pipet filler (1)
5. Buret 50 mL (1)
6. Erlenmeyer 125 mL (2)
7. Batang pengaduk (1)
8. Labu ukur 50 mL (1)
9. Corong kecil-pendek (1)
10. Botol timbang (1)
11. NaOH
12. Asam oksalat p.a
13. Akuades
14. Indikator fenolptalin 0,1 %
15. metil merah 0,1 %
16. fenol merah 0,1 %
Prosedur Kerja Pembuatan Larutan standar asam oksalat 0,1 N

1. Timbang asam oksalat (COOH)2.2H2O sebanyak 0,315 g dalam botol


timbang
2. Larutkan dalam akuades (± 10 mL) dan panaskan dengan penangas air
3. Setelah laruta dingin , masukkan kedalam labu ukur 50 mL
4. Bilas botol timbang dengan akuades sebanyak 2 kali
5. Kocok larutan standar dengan benar (15 kali)
6. Hitung konsentrasi larutan asam oksalat

Pembuatan larutan standar sekunder NaOH + 0,1 M


1. Timbang dengan neraca teknis NaOH 1 g dalam botol timbang
2. Larutkan dalam sedikit akuades bebas gas CO2, kemudian encerkan dgn
akuades bebas CO2 sampai volume 250 mL dalam botol sumbat plastik
Standarisasi Larutan NaOH

1. Siapkan peralatan titrasi


2. Pipet masing-masing10 mL larutan asam oksalat dalam 2 labu
erlenmeyer
3. Tambahkan indikator
4. Nolkan volume NaOH, lakuan titrasi jangan lupa goyangkan erlenmeyer
searah jarum jam
5. Lakukan titrasi yang kdua untuk labu erlenmeyer yang kedua. Bila
perbedaan pembacaan volume titrasi pertama dan kedua >0,01 mL
ulangi titrasi lagi
6. Hitung konsentrasi NaOH
Latihan soal:

1. Mengapa saat menimbang NaOH tidak perlu dilakukan dala neraca


analitik?

2. Mengapa perlu menggunakan akuades yang bebas CO2 ?

3. Dalam pembuatan larutan standar sekunder NaOH + 0,1 M,


mengapa tidak bleh menggunakan botol kaca?
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai