Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK


PERCOBAAN VI
TITRASI ARGENOMETRI

OLEH:

NAMA : PUTU AYU MOMI P.

STAMBUK : A1L1 18 028

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : MELATI SUKMA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum untuk menganalisis kadar ion klorida yang

terkandung dalam beberapa sampel dengan menggunakan titrasi pengendapan,

metode Mohr. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk member pemahaman pada

praktikan mengenai analisa kuantitatif titrasi pengendapan Argenometri

khususnya metode Mohr. Titrasi argentometri melibatkan reaksi pengendapan

antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini menentuan analit

yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO 3.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut

antara titran dan analit. Dalam praktikum ini digunakan sampel berupa larutan

garam dan air laut. Pada praktikum ini didapatkan kadar NaCl dalam garam dapur

sebesar 87,75% dan kadar Cl dalam air laut sebesar 772,125 ppm.

Kata kunci : Titrasi Argenometri, Metode Mohr, Garam Dapur, Air Laut, AgNO3
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing

Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan percobaan VI “Titrasi Argenometri” yang

dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 7 November 2019

Waktu : 13:00 WITA - Selesai

Tempat : .LaboratoriumJurusan Pendidikan Kimia, FakultasKeguruan Dan

mIlmuPendidikan, UniversitasHaluoleo, Kendari.

Kendari, November 2019


Menyetujui,
Asisten Pembimbing

MELATI SUKMA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi

titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah

reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan

titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator untuk

melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada

titrasi. Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan

endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar

yang diperlukan dari titrasi  jenis ini adalah pencapaian keseimbangan

pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya

interferensi yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.

Pada penetapan kadar yang sukar senyawa yang sukar larut digunakan metode

tertentu, karena sifat dari senyawa yang mudah larut sangat berbeda dengan

senyawa yang sukar larut. Dimana salah satu metode tersebut adalah metode

argentometri.

Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat

sebagai titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Titrasi

argentometri terdapat 3 metode, yaitu metode mohr, metode volhard, dan metode

fajans. Metode yang di lakukan pada praktikum ini yaitu metode mohr. Metode

mohr seperti halnya suatu sistem asam-basa dapat digunakan sebagai suatu
indikator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat

digunakan untuk menunjukkan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan. Keadaan

demikian disebut dengan titrasi mohr dari klorida dengan ion perak yang dalam

hal ini ion kromat digunakan sebagai indikator. Metode Mohr dapat digunakan

untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan

standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator (Kartika, et al. 2014)

Titrasi argentometri melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl-,

I-, Br- ) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini menentuan analit yang berupa ion halida

dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO3. Dasar titrasi

argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran

dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl

dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk

garam yang tidak mudah larut.

Metode Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi Argentometri,

yaitu metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang

dilakukan dengan pembentukan endapan bersama ion Ag+ Prinsip kerja

penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode Mohr adalah mentitrasi

ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO 3 dengan

menggunakan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi mohr dari klorida dengan ion

perak yang dalam hal ini ion kromat digunakan sebagai indikator. Penampilan

utama yang tetap dari endapan perak kromat yang kemerah-merahan dianggap

sebagai titik akhir titrasi. (Yusmita, 2017).


1.2 Tujuan

Untuk mengetahui dan dapat melakukan analisis kuantitatif dengan

metode titrasi pengendapan atau argentometri.

1.3 Prinsip Dasar

Didasarkan pada penentuan kadar suatu senyawa dengan metode titrasi

pengendapan argentometri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai

titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri

disebut juga sebagai metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan

pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Argentometri

merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-

senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada

suasana tertentu (Damayanti,dkk. 2014).

Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat

sebagai titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Titrasi

argentometri terdapat 3 metode, yaitu metode mohr, metode volhard, dan metode

fajans. Metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu metode mohr. Metode

mohr seperti halnya suatu sistem asam-basa dapat digunakan sebagai suatu

indikator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat

digunakan untuk menunjukkan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan. Keadaan

demikian disebut dengan titrasi mohr dari klorida dengan ion perak yang dalam

hal ini ion kromat digunakan sebagai indikator. Metode Mohr dapat digunakan

untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan

standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator (Kartika, et al. 2014)
Argentometri dimana terbentuk endapan (ada juga argentometri yang

tergolong pembentukan kompleks) dibedakan menjadi tiga macam cara

berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir. Adapun yaitu

Cara Mohr, Cara Volhard, Cara Fajans. Cara Mohr adalah titasi argentometri yang

menggunakan Kalium kromat sebagai indikator dan titran adalah AgNO3 terutama

untuk menentukan garam klorida dengan titrasi langsung. Cara Volhard yaitu

titrasi argentometri yang menggunakan indikator Fe3+ dan titran adalah KSCN atau

NH4SCN. Cara Fajans adalah titrasi argentometri dengan indikator adsorpsi

menurut macam-macam anion yang diendapkan oleh Ag+ dan titran AgNO3

(Harjadi, 1986).

2.2 Metode Mohr

Metode Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi Argentometri,

yaitu metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang

dilakukan dengan pembentukan endapan bersama ion Ag+ Prinsip kerja

penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode Mohr adalah mentitrasi

ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO 3 dengan

menggunakan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi mohr dari klorida dengan ion

perak yang dalam hal ini ion kromat digunakan sebagai indikator. Penampilan

utama yang tetap dari endapan perak kromat yang kemerah-merahan dianggap

sebagai titik akhir titrasi (Yusmita, 2017).

Jika AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor,

titik akhir ditentukan dengan berubahnya warna dari kuning mejadi merah jingga.
Jika didiamkan, tampak endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna

disebabkan adanya adsorpsi indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang

terbentuk dapat berubah akibat adsorpsi pada permukaan (Khaludin, 2010).

2.3 Garam

Salt is one of the basic needs for human life. A human body needs at least

6 grams of salt daily. Salt is unevenly distributed in the world. The most salt

productive country is China with around 27% of the total world salt production.

The second place in the row is the United States with around 17%. India produces

almost 7%, whereas Germany and Australia produce respectively 5%. Indonesia

is ranked number 37 behind the Philippine and Vietnam. The latter produces

double to the Indonesian salt production .

Garam adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tubuh

manusia membutuhkan setidaknya 6 gram garam setiap hari. Garam tidak merata

di dunia. Negara yang paling produktif garam adalah Cina dengan sekitar 27%

dari total produksi garam dunia. Tempat kedua dalam barisan adalah Amerika

Serikat dengan sekitar 17%. India menghasilkan hampir 7%, sedangkan Jerman

dan Australia menghasilkan masing-masing 5%. Indonesia berada di peringkat

nomor 37 di belakang Filipina dan Vietnam. Yang terakhir menghasilkan dua kali

lipat dari produksi garam Indonesia (Sukiyah, 2014).

Garam NaCl merupakan unsur esensial bagi kehidupan manusia. Garam

memiliki banyak kegunaan dalam industri, pertanian, pengolahan makanan, serta

digunakan dalam produksi obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Kualitas garam

produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah dan belum semua
produksi garam di Indonesia memenuhi SII, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri khususnyagaram industri. Garam NaCl merupakan komoditas utama

yang dibutuhkan sebagai bahan baku dalam industri klor alkali untuk

menghasilkan klor (Cl2), dan larutan kaustik (natrium hidroksida (NaOH) dan

kalium hidroksida (KOH)), yang diproduksi dengan cara elektrolisis maupun

dekomposisi larutan garam, saat ini 95% industri dari produksi klor dunia

menggunakan metode elektrolisis larutan garam. Larutan garam yang diumpankan

ke electrolyzer harus mempunyai kemurnian yang tinggi, karena pengotor seperti

Ca2+¿ ¿dan Mg 2+¿¿yang sering terdapat dalam garam laut akan merusak membran

penyebrangan ion. Banyaknya kadar pengotor dalam garam dapat menyebabkan

gangguan penyeberangan ion Na+ pada sel membran. Baku mutu garam yang

diumpankan ke electrolyzer sesuai SII adalah NaCl 98,5, Ca2+¿ ¿0,1 dan Mg 2+¿¿

0,06% (Gemati, 2013)


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Titrasi Pengendapan dilaksanan pada hari Kamis, 7 November

2019 pada pukul 13.00 WITA-selesai, bertempat di Laboraorium Jurusan

Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Haluoleo.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah labu ukur 250 ml, Spatula, Pipet skala 25 ml,

erlenmeyer 250 ml, pipet tetes, klem, buret, statif, filler, batang pengaduk dan

corong. Sedangkan bahan yang digunakan adalah garam dapur, NaCl 0,04 N,

AgNO3 0,1 N, K2CrO4 2%, aquades dan sampel air laut.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan NaCl 0,01 N

Ditimbang 0,058 gram NaCl 0,01 N dan dimasukkan dalam labu takar 250

mL. Menambahkan aquades hingga tanda tera dan kemudian dihomogenkan.

3.3.2 Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N

Menimbang gram padatan AgNO3 kemudian dimasukkan dalam gelas

piala dan dilarutkan dengan aquades hingga larut semua. Setelah larut

dimasukkan dalam labu takar 100 mL. Membilas gelas kimia dengan aquades
sebanyak tiga kali dan dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan aquades

hingga tanda tera dan dihomogenkan.

3.3.3 Standarisasi Larutan AgNO3

Memipet 5 mL larutan NaCl 0,01 N, dimasukkan dalam erlenmeyer 250

mL dan ditambahkan dua tetes K2CrO4 2% sebagai indikator. Kemudian dititrasi

dengan AgNO3 0,1 N perlahan-lahan sambil dikocok hingga terjadi perubahan

warna. Dilakukan triplo dan kemudian dihitung konsentrasi AgNO3.

3.3.4 Penentuan Kadar Ion Klorida dalam Air Laut

Dilarutkan 2 ml sampel air laut dengan aquades kurang lebih ml didalam

erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan K2CrO4 2 % sebagai

indikator. Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai pertama kali terjadi

perubahan warna. Dilakukan triplo.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

4.1.1 Pembuatan Larutan

Tabel 4.1.1.1 Pembuatan Larutan NaCl 0,01 N

No Perlakuan Pengamatan
1 Dihitung massaNaClyang 0,058 gram
dibutuihkan untuk membuat
larutan,
2 Dilarutkan dengan 50 mL akuades Larut
dalam gelas kmia.
3 Dihomogenkan dan didiamkan Homogen
beberapa menit.

Tabel 4.1.1.2 Pembuatan Larutan AgNO3 0,01 N


No Perlakuan Pengamatan
1 Dihitung massa AgNO3 0,16 gram

2 Dilarutkan dengan 50 mL akuades Larut


dalam gelas kimia.
3 Dihomogenkan dan didiamkan Homogen
beberapa menit.

4.1.2 Standarisasi Larutan AgNO3

Tabel 4.1.2.1 Standarisasi larutan AgNO3


No Perlakuan Pengamatan
1 Dipipet sebabyak 5 ml NaCl Larutan berwarna bening

2 Ditambahkan 2 tetes indikator Larutan berwarna bening

3 Dititrasi dengan AgNO3 Terbentuk endapan merah bata


V1 = 5,7 mL
V2= 5,7mL
4.1.3 Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur

Tabel 4.1.3.1 Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur


No Perlakuan Pengamatan
1. Dipipet 5 mL sampel larutan garam Berwarna bening
dapur
2. Ditambahkan 2 tetes indikator Berwarna bening
K 2 CrO 4 2%
3. Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N Terbentuk endapan merah bata
V1 = 30 mL

4.1.4 Penentuan Kadar Klorida dalam Air Laut

Tabel4.3 Penentuan Kadar Klorida dalam Air Laut


No Perlakuan Pengamatan
1 Dipipet 2 mL air laut dimasukkan Berwarna bening agak keruh
dalam Erlenmeyer
2 Ditambahkan dengan 20 mL Larutan berwarna bening
aquades
3 Ditambahkan dengan 2 tetes Larutan berwarna bening
indikator K 2 CrO 4 2%
4 Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N Terbentuk endapan putih
V1 = 4,5 mL
V2 = 4,2 mL

4.2 Reaksi-reaksi Kimia

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 ( endapan putih )


2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4+ 2KNO3 (merah bata)

4.3. Analisis data

4.3.1 Pembuatan Larutan AgNO3 0,01 N 100 mL

ek
N=
V

gram
N= × valensi
BE. L
gram
0,01= ×1
169,87 x 0,1

gram=0,16 gram

jadi, massa AgNO3 adalah 0,16 gram.

4.3.2 Pembuatan larutan NaCl 0,01 N 100 mL

ek
N=
L

gram
N= × valensi
BE. L

gram
0.01= ×1
58,5 x 0,1

gram=0,0585 gram

Jadi, massa NaCl adalah 0,0585 gram

4.3.3. Standarisasi AgNO3

V1 x N1 = V2 x N2

5,7 mL x 0,01 = 5,7 mL x N2

0,057 = 5,7 N2

N2 = 0,01

Jadi diperoleh standarisasi AgNO3 yaitu 0,01 N


4.3.3 Kadar NaCl dalam Garam Dapur

Diketahui : VAgNO3 = 30 mL

NAgNO3 = 0,01 N

BE NaCl = 58,5

Massa NaCl = 0,058 gram

Ditanyakan : % NaCl= ..............?

FP ( V × N ) AgNO 3 × BE NaCl
Penyelesaian : % NaCl = × 100%
Berat Sampel

250
( 30× 0,01 ) · 58,5
= 5 × 100%
1000 mg

877,5
= × 100%
1000 mg

= 87,75%

4.3.4. Kadar Cl dalam Air Laut

Diketahui : V AgNO3 = 4,35 mL

N AgNO3 = 0,01 N

V Sampel = 2 mL

Ditanyakan : ppm Cl = .............?

V AgNO 3 x N AgNO 3 × BE Cl .
Penyelesaian : ppm Cl=
V Sampel

4,35 ×0,01 N ×35,5


=
0,002

=772, 125 ppm (mg/L)


4.4 Pembahasan

Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi

titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Metode argentometri

disebut juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan

pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Argentometri

memerlukan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-

senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada

suasana tertentu. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida

dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nintrat dengan

penambahan larutan kalium kromat dengan membentuk endapan perak kromat

yang berwarna merah.

Titrasi argentometri dibedakan menjadi tiga metode yang digunakan yaitu

metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans. Percobaan yang dilakukan ini

khusus kepada penggunaan metode Mohr dengan menggunakan indikator K2CrO4,

penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi

dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen sehingga terjadi perubahan warna.

Larutan yang digunakan untuk titrasi argentometri ini adalah AgNO 3 0,1 N, dan

K2CrO4 sebagai indikator karena suasana sistem cenderung netral. Kalium kromat

(K2CrO4) hanya bisa digunakan dalam suasana netral, jika kalium kromat yang

digunakan dalam suasana asam, maka ion kromat akan menjadi ion bikromat,

sedangkan dalam suasana basa, ion Ag+ akan bereaksi dengan OH- dari basa

sehingga menghasilkan endapan Ag(OH)2. Hasil dari percobaan yang telah

dilakukan yaitu titrasi antara larutan NaCl tambah kalium kromat dengan AgNO3
sebagai larutan baku sehingga diperoleh titik akhir larutan berwarna kuning muda

dan terdapat endapan berwarna putih yang berasal dari AgCl, dimana Ag + dari

AgNO3 bereaksi dengan Cl- dari NaCl akan bereaksi membentuk endapan AgCl

yang berwarna putih. Setelah ion Cl- dalam NaCl telah habis bereaksi, maka ion

Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO4 2-dari K2CrO4 yang ditandai dengan perubahan

warna dari kuning menjadi merah bata. Keadaan tersebut dinamakan titik

ekuivalen dimana jumlah mol AgNO3 sama dengan jumlah mol NaCl.

Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan kadar NaCl dalam garam

dapur. Setelah dibuat larutan garam dapur, kemudian ditambahkan dua tetes

indikator K 2 CrO 4. Penambahan indikator ini dilakukan agar dapat diketahui titik

akhir titrasinya. Lalu kemudian larutan garam dititrasi dengan AgNO3 0,01 N.

Berikut reaksi yang terjadi saat larutan dititrasi :

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 ( endapan putih )

2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3 (merah bata)

Larutan AgNO3 dan larutan NaCl pada awalnya masing-masing

merupakan larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambahkan

dengan aquades larutan tetap jernih dan tidak berwarna dan aquades tersebut larut

dalam larutan. Penambahan aquades ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu

asam ataupun terlalu basa. Setelah ditambahkan indikator K2CrO4, larutan

kemudian berubah warna menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang

ditambahkan. Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan

berwarna putih yang merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan

AgNO3, sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi
dengan indikator K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah

keruh. Endapan tersebut adalah endapan AgCl. Setelah semua ion Cl - mengendap

dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan AgNO3 akan bereaksi dengan ion

kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.

Percobaan selanjutnya dilakukan untuk mengidentifikasi kadar ion klorida

dalam air laut. Percobaan ini dimulai dengan mengencerkan air laut sebanyak 2 ml

dalam 20 ml aquades. Kemudian ditambahkan indikator K 2 CrO 4 sebanyak dua

tetes. Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N hingga terbentuk endapan

putih. Perubahan warna ini mengindikasikan bahwa NaCl sudah habis bereaksi

dengan AgNO3. Namun, karena jumlah larutan standar AgNO3 telah habis, maka

titrasi ini tidak dapat dilanjutkan. Dari kedua percobaan yang dilakukan

didapatkan data kadar NaCl dalam garam dapur sebesar 87,75% dan kadar Cl

dalam air laut sebesar 772,125 ppm.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa titrasi argentometri adalah

titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3 dengan ion ion halida .

Pada praktikum ini didapatkan kadar NaCl dalam garam dapur sebesar 87,75%

dan kadar Cl dalam air laut sebesar 772,125 ppm.

5.2 Saran

Alangkah baiknya kalau untuk percobaan titrasi argentometri jangan hanya

metode mohr yang dilakukan, tetapi dicoba juga untuk metode volhard dan

metode fajans.
DAFTAR PUSTAKA

Gemati, A., Gunawan, dan Khabibi. 2013. Pemurnian Garam NaCl melalui
Metode Rekristalisasi Garam Krosok dengan Penambahan Na2CO3,
NaOH dan Polialuminium Klorida untuk Penghilangan Pengotor Ca2+
dan Mg2+. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.16 (2) : 50 – 54
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Khaludin, I., 2010. Kimia Analitik I. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala
Sukiyah, E., Vijaya, I., Adjat, S., dan Faisal, M., 2017. The Salt Potentials In
Indonesia. Journal Of Geological Sciences And Applied Geology.2 (1) :
28-33
Yusmita, L., 2017. Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (Nacl) Pada Jahe dan
Lengkuas Giling Dibeberapa Pasar Tradisional di Kota Padang. Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas.21(2) : 122 – 126
PROSEDUR KERJA

1. Standarisasi Larutan AgNO3

Standarisasi larutan AgNO3

- Dipipet 5 mL larutanNaCl 0,01 N


- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL
- ditambahkan 2 teteslarutanK2CrO4
2%
- DititrasidenganAgNO3 0,01 N
- Diamati perubahan warnanya

Hasil Pengamatan

2. Penentuan Kadar NaCl

0,0585 gram NaCl

- Dilarutkandengan aquadeske dalam


labu takar 250 mL
- Dipipet 5 mL larutan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL
- Ditambahkan 2 tetes indikator
K2CrO4 2%
- Dititrasi dengan larutan standar
AgNO3 0,01 N
- Dicatat volume titrasi
- Ditentukan kadar NaCl

Hasil Pengamatan
3. Penentuan Kadar Klorida dalam Air Laut

2mL air laut

- Ditambahkan 20 mL aquades ke
dalam labu takar
- Ditambahkan 2 tetes indikator
K2CrO4 2%
- Dititrasi dengan larutan AgNO3
0,01 N
- Dilakukan duplo
- Dicatat volume titrasi
- Ditentukan kadar klorida dalam air
laut

Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai