Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah mlimpahkan rahmat
dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita semua
ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah swt.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar pendidikan yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan baik dalam cara penulisan maupun dalam
isi.
Page 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................5
A. Lingkungan Pendidikan .....................................................5
B. Lembaga Pendidikan ......................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................... 20
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat dan perlu
dikembangkan melalui pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar individu
dengan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan, serta proses dalam menjalani kehidupannya memalui
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu, pendidikan perlu
ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik. Karena lingkungan pendidikan
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dalam berinteraksi baik berupa
benda mati, makhluk hidup, maupun hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam
menyalurkan kemampuan-kemampuan untuk membentuk perkembangan setiap
individu yang mempunyai pengaruh kuat kepada individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan ?
2. Apa saja yang termasuk dalam ragam bentuk lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan ?
3. Apa fungsi dari lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan?
4. Bagaimana peranan lingkungan pendidikan terhadap pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami yang termasuk kedalam ragam bentuk
lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan.
4. Untuk mengetahui dan memahami peranan-peranan lingkungan pendidikan
terhadap pendidikan.
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
a. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam
konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada di
luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang, k ebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain
yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan. Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda
mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti
lingkungan tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.
Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai
dengan jenis dan tanggungjawab y ang secara khusus menjadi bagian dari karakter
lembaga tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada
yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa
yang normatif disebut pendidikan, sedang ynag lain disebut pengaruh. Lingkungan
yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu: lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini
disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan pendidikan mencakup :
Tempat (lingkungan fisik), k eadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
Kebudayaan (lingkungan buda ya) dengan warisan buda ya tertentu seper ti bahasa,
seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan pandangan k eagamaan.
Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masy arakat) keluarga, kelompok
bermain, desa, perkumpulan dan lainnya.
Page 5
pembentukan pribadi anak.
- Lingkungan pendidikan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya,
terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan
pendidikan secara optimal.
- Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat besar bagi
perkembangan individu dan masyarakat dalam memperluas dan mempercepat
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
- Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik, kehidupan
beragama, kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan lainnya.
Page 6
c. Bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang yang memperoleh
pendidikan secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan
pendidikan ada yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis
besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga, yang disebut denga Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah. Tanpa pertolongan
orang lain, terutama orang tuanya, ia tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaannya
yang lemah itu ia memiliki potensi baik yang bersifat jasmani maupun
rohani.Keluarga merupakan lingkungan per tama bagi anak, di lingkungan keluarga
pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluaraga merupaka
kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah
yang bersifat informal dan kodrati dan menjadi lembaga pendidikan tetua. Keluarga
bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family : ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga
yang diperluas (di samping inti, ada or ang lain seperti kakek, nenek, ipar dan lain
sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga biasanya menghadapi
hambatan -hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
b) Figur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
c) Sosial-ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa
menunjang belajar.
d) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak.
e) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan or
angtua yang terlalu tinggi.
f) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
g) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua meliputi tujuh
hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial, dasar pendidikan
intelek, dasar pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik dan wajar,
dasar pendidikan k ekeluargaan, dasar pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan
agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi perlakuan keluarga
terhadap anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga, keadaan
pendidikan keluarga, dan pekerjaan orangtua. Lingkungan keluarga yang harmonis
mampu memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, karena dikatakan
pendidikan per tama pada bayi atau anak itu berkenalan dengan lingkungan serta
mendapat pembinaan pada keluarga.
1. Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya
orangtua dalam kedua hal tersebut, orangtua sangat penting dalam menyiapkan anak-
anak untuk kehidupan mansyarakat. Sekolah memegang peranan penting dalam
pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Karena itu di samping
keluagra sebagai pusat untuk pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai
pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Pendidikan di sekolah
mencakup pendidikan umum dalam mempersiapkan peserta didik menguasai
kemampuan dasar
untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan
sekolah biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang
mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit,
sistematis, dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan
formal, terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada masing-
masing jenis dan tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan
berdasarkan asas-asas tanggung jawab berikut
ini.
a) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang
pendidikan.
b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
c) Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif
dan efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. Sistem klasikal memungkinkan
sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh seorang atau beberapa orang guru
sebagai fasilitator. Sekolah memi liki ciri jenjang dapat dijelaskan sebagi berikut.
- Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT), sebagian dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan sebagian lainnya dikelola oleh Depar temen
Agama.
- Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti
pendidikan pada kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu menyelesaikan
pendidikan di tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini bervariasi, yaitu di tingkat
SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari tiga kelas,
SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan Tinggi tidak
ditentu kan dengan jenjang kelas.
2. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah lebih maju
dibandingankan dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita
bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan
masyarakat tersebut. Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan.
Pendidikan kemasyarakatan merupakan wahana yang amat besar artinya bagi
perkembangan individu dan masyarakat sebagai gerakan yang memperluas dan
mempercepat usaha mencerdaskan bangsa.
B. Lembaga Pendidikan
a. Pengertian Lembaga Pendidikan
Dalam pengertiannya, lembaga pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana yang bertujuan mewujudkan keinginan manusia. Salah satu tujuan
pendidikan agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya. Lembaga
pendidikan juga berperan dalam upaya pembentukan kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh individu. Pendidikan merupakan sarana untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi masa depan seseorang.
Lembaga pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan negeri ataupun
swasta yang menawarkan kegiatan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah
sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus
(misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga
merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan sekolah
lembaga keluarga.
Wujud lembaga pendidikan pada hakekatnya tidaklah identik dengan lembaga
formal, yaitu sekolah. Hal ini lantaran pendidikan dapat dilaksanakan di berbagai
tempat. Menurut Ki Hajar Dewantar a, tiga pilar pendidikan yang harus dilaksanakan,
yaitu pendidikan di Lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan sekolah, dan
pendidikan dalam masyarakat.
2) Pendidikan Non-formal
Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak
terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan
Al-Quran yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu yang terdapat di
semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantar anya kursus musik,
bimbingan belajar dan sebagainya. Contoh pendidikan nonformal dalam lembaga
pendidikan ini adalah Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya.
Pendidikan nonformal diselenggar akan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Adapun ciri-ciri dari pendidikan non-formal yaitu sebagai berikut:
- Program pendidikan disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan belajar
yang sifatnya mendesak.
- Waktu belajar lebih singkat dibandingkan pendidikan formal.
- Materi pelajaran bersifat praktis dan dapat segera dimanfaatkan.
- Tidak mengenal kelas atau jenjang secara ketat.
- Waktu dan tempat belajar disesuaikan situasi dan kondisi peserta didik serta
lingkungannya.
- Tujuan pendidikan digunakan untuk menaikkan status sosial ataupun menciptakan
pekerjaan.
3) Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Alasan
pemerintah mengagas pendidikan informal adalah:
- Pendidikan dimulai dari keluarga
- Informal diundangkan karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasonal dimulai
dari keluarga
- Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secar a informal.
- Anak harus dididik dari lahir
Adapun ciri-ciri dari pendidikan informal yaitu sebagi berikut:
- Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
- Dapat berlangsung tanpa adanya guru, cukup dengan anggota keluarga.
- Tidak menggunakan metode tertentu sebagaimana dikenal dalam dunia pendidikan
formal.
http://teguhpgmi.blogspot.com/2011/10/penger tianfungsi-dan-peranan-lembaga.html?m =1
http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dan-nonformal.h tml?m=1