Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Disusun oleh:

PUTRI RARAWATI DEWI A1L1 18 032


FITRIANI A1L1 18 004
ANISAH SYARIFAH H. A1L1 18 025
WAODE FITRI RAMADANI A1L1 18 018
AJINIA A1L1 18 046
ISRA EFRIYANTI A1L1 18 011
ANAS LA ODE A1L1 18 039

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS HALU OLEO
KENDARI
2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah mlimpahkan rahmat
dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita semua
ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah swt.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar pendidikan yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan baik dalam cara penulisan maupun dalam
isi.

Page 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................5
A. Lingkungan Pendidikan .....................................................5
B. Lembaga Pendidikan ......................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................... 20

Daftar Pustaka ..................................................................................... 21

Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat dan perlu
dikembangkan melalui pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar individu
dengan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan, serta proses dalam menjalani kehidupannya memalui
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu, pendidikan perlu
ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik. Karena lingkungan pendidikan
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dalam berinteraksi baik berupa
benda mati, makhluk hidup, maupun hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam
menyalurkan kemampuan-kemampuan untuk membentuk perkembangan setiap
individu yang mempunyai pengaruh kuat kepada individu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan ?
2. Apa saja yang termasuk dalam ragam bentuk lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan ?
3. Apa fungsi dari lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan?
4. Bagaimana peranan lingkungan pendidikan terhadap pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi lingkungan pendidikan dan lembaga
pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami yang termasuk kedalam ragam bentuk
lingkungan pendidikan dan lembaga pendidikan.
4. Untuk mengetahui dan memahami peranan-peranan lingkungan pendidikan
terhadap pendidikan.

Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
a. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam
konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada di
luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang, k ebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain
yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan. Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda
mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti
lingkungan tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.
Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai
dengan jenis dan tanggungjawab y ang secara khusus menjadi bagian dari karakter
lembaga tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada
yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa
yang normatif disebut pendidikan, sedang ynag lain disebut pengaruh. Lingkungan
yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu: lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini
disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan pendidikan mencakup :
 Tempat (lingkungan fisik), k eadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
 Kebudayaan (lingkungan buda ya) dengan warisan buda ya tertentu seper ti bahasa,
seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan pandangan k eagamaan.
 Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masy arakat) keluarga, kelompok
bermain, desa, perkumpulan dan lainnya.

b. Fungsi Lingkungan Pendidikan


Fungsi lingkungan pendidikan yaitu sebagai berikut.
- Lingkungan pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional peserta didik untuk
tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam

Page 5
pembentukan pribadi anak.
- Lingkungan pendidikan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya,
terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan
pendidikan secara optimal.
- Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat besar bagi
perkembangan individu dan masyarakat dalam memperluas dan mempercepat
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
- Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik, kehidupan
beragama, kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan lainnya.

Page 6
c. Bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang yang memperoleh
pendidikan secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan
pendidikan ada yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis
besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga, yang disebut denga Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1) Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah. Tanpa pertolongan
orang lain, terutama orang tuanya, ia tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaannya
yang lemah itu ia memiliki potensi baik yang bersifat jasmani maupun
rohani.Keluarga merupakan lingkungan per tama bagi anak, di lingkungan keluarga
pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluaraga merupaka
kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah
yang bersifat informal dan kodrati dan menjadi lembaga pendidikan tetua. Keluarga
bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family : ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga
yang diperluas (di samping inti, ada or ang lain seperti kakek, nenek, ipar dan lain
sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga biasanya menghadapi
hambatan -hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
b) Figur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
c) Sosial-ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa
menunjang belajar.
d) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak.
e) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan or
angtua yang terlalu tinggi.
f) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
g) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam


membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali
berkenalan dengan nilai dan norma. Keluarga didasarkan pada cinta kasih yang sangat
natural, sehingga suasana pendidikan yang berlangsung di dalamnya berdasarkan
kepada suasana y ang tanpa memikirkan hak.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama,
dan nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik
untuk dapat berper an dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab k eluarga terhadap pendidikan anaknya, meliputi hal-hal
berikut.
a) Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan
anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggungjawab, dan mengabdikan dirinya untuk sang anak
b) Dorongan/motifasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan
orangtua terhadap keturunannya.Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-
nilai religius spiritual yang dijiwai ketuhanan Yang Maha Esa dan agama
masing-masing di samping didor ong oleh kesadaran memelihara martabat
dan kehormatan keluarga.
c) Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya
juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan
kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang menjadi beban orang tua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam hal-hal berikut.
a) Memelihara dan membesarkan anak.
b) Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah
sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
c) Memberi pengajaran dalam arti yang luas.
d) Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.

Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua meliputi tujuh
hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial, dasar pendidikan
intelek, dasar pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik dan wajar,
dasar pendidikan k ekeluargaan, dasar pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan
agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi perlakuan keluarga
terhadap anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga, keadaan
pendidikan keluarga, dan pekerjaan orangtua. Lingkungan keluarga yang harmonis
mampu memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, karena dikatakan
pendidikan per tama pada bayi atau anak itu berkenalan dengan lingkungan serta
mendapat pembinaan pada keluarga.

1. Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya
orangtua dalam kedua hal tersebut, orangtua sangat penting dalam menyiapkan anak-
anak untuk kehidupan mansyarakat. Sekolah memegang peranan penting dalam
pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Karena itu di samping
keluagra sebagai pusat untuk pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai
pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Pendidikan di sekolah
mencakup pendidikan umum dalam mempersiapkan peserta didik menguasai
kemampuan dasar
untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan
sekolah biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang
mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit,
sistematis, dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan
formal, terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada masing-
masing jenis dan tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan
berdasarkan asas-asas tanggung jawab berikut
ini.
a) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang
pendidikan.
b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
c) Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif
dan efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. Sistem klasikal memungkinkan
sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh seorang atau beberapa orang guru
sebagai fasilitator. Sekolah memi liki ciri jenjang dapat dijelaskan sebagi berikut.
- Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT), sebagian dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan sebagian lainnya dikelola oleh Depar temen
Agama.
- Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti
pendidikan pada kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu menyelesaikan
pendidikan di tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini bervariasi, yaitu di tingkat
SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari tiga kelas,
SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan Tinggi tidak
ditentu kan dengan jenjang kelas.

Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling bertanggungjawab


terhadap pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila dikaitkan dengan pengabdian
sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing secara global. Maka
pembangunan sekolah dianggap sebagai investasi yang prosfektif demi menyongsong
kemajuan bangsa.

2. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah lebih maju
dibandingankan dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita
bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan
masyarakat tersebut. Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan.
Pendidikan kemasyarakatan merupakan wahana yang amat besar artinya bagi
perkembangan individu dan masyarakat sebagai gerakan yang memperluas dan
mempercepat usaha mencerdaskan bangsa.

Dalam menjalani pendidikan di lingkungan masyarakat biasanya akan mengalami


kesulitan-kesulitan, antara lain :
a) Lingkungan fisik dan nonfisik y ang kurang menguntungkan. Lingkungan
yang demikian akan banyak menghambat anak dalam belajar.
b) Tugas yang diberikan lembaga terlalu berat/banyak, sehingga anak tidak dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya kegiatan yang
diikuti dalam waktu yang terbatas, bisa menjadi penyebab kegiatan tersebut
tidak dilaksanakan dengan baik dan akan mengalami kesulitan, yang akhirnya
hasilnya akan kurang.
c) Apabila nilai dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan nilai/adat
yang ada di masyarakat, maka akan timbul konflik nilai.Jika terjadi hal
demikian biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
dalam diri terhadap lingkungan tersebut. Keadaan yang demikian biasanya
akan berpengaruh terhadap upaya belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan
sistem kekuasaan ter tentu. Pendidikan dalam Lingkungan kehidupan. Corak dan
ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat meliputi segala bidang,
baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengetahuan sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Pendidikan dalam pergaulan
masyarakat terutama banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan seperti masjid, surau
atau langgar, mushola, madrasah, pondok pesantren, pengajian, kursus, dan badan-
badan pembinaan rohani.

d. Peranan Lingkungan Pendidikan


Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan
pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan pengaruh tersebut. Peranan
lingkungan pendidikan tersebut diantaranya adalah:

1. Peranan Lingkungan Keluarga


Sangat besar peranan keluarga dalam pendidikan, karena keluarga adalah
lingkungan pertama yang memberikan pendidikan kepada anak. Peranan keluarga
tersebut diantaranya adalah :
1) Sebagai pembentuk pola pikir anak, karena di dalam keluarga, anak pertama
kali berkenalan dengan nilai dan norma.
2) Sebagai pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini
merupakan fakt or yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya,
khususnya dalam perkembangan pribadinya.
3) Sebagai lingkungan pendidikan yang memberikan keteladanan, karena
keteladanan orangtua akan menjadi tolak ukur dan menjadi wahana pendidikan
moral.
4) Sebagai lingkungan pendidikan yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama.

2. Peranan Lingkungan Sekolah


Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan
masyarakat. Maka dari itu, sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan,
karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak dan sekolah pun berperan dalam
pembentukan kepribadian anak. Peranan sekolah dalam pendidikan adalah sebagai
berikut:
1) Sebagai pendidikan formal yang menumbuh kembangkan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik agar anak mampu menolong dirinya sendiri
dalam hidup sebagai makhluk individu dan makhluk sosial melalui
pembekalan dalam semua bidang studi.
2) Sebagai lingkungan pendidikan yang perlu memberikan pemahaman tentang
pendidikan pancasila, agama, dan pembinaan watak sesuai dengan nilai dan
norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
3) Sebagai lingkungan pendidikan yang harus mewujudkan cita-cita bangsa
dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Peranan Lingkungan Masy arakat
Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain :
1) Pendidikan manusia sebagai makhluk individu, lingkungan masyarakat
berperan dalam membantu pembentukan manusia yang cerdas, sesuai dengan
kondisi dan fungsi dari masing-masing pendidikan tersebut.
2) Pendidikan manusia sebagai makhluk susila (kemasyarakatan), yang berkaitan
dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa, dan pancasila sebagai dasar negara
3) Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung memang ditumbuhkembangkan
sebagai makhluk individu dan susila, yang secara bersama-sama mampu
menciptakan kehidupan bersama secara bertanggungjawab, untuk mencapai
kesejahteraan sosial yang dinamis dengan sikap mahakaryanya.
4) Pendidikan manusia sebagai makhluk religious, maka lingkungan masyarakat
banyak memberikan andil dalam pembekalan yang berhubungan dengan
masalah keagamaan.

B. Lembaga Pendidikan
a. Pengertian Lembaga Pendidikan
Dalam pengertiannya, lembaga pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana yang bertujuan mewujudkan keinginan manusia. Salah satu tujuan
pendidikan agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya. Lembaga
pendidikan juga berperan dalam upaya pembentukan kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh individu. Pendidikan merupakan sarana untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi masa depan seseorang.
Lembaga pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan negeri ataupun
swasta yang menawarkan kegiatan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah
sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus
(misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga
merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan sekolah
lembaga keluarga.
Wujud lembaga pendidikan pada hakekatnya tidaklah identik dengan lembaga
formal, yaitu sekolah. Hal ini lantaran pendidikan dapat dilaksanakan di berbagai
tempat. Menurut Ki Hajar Dewantar a, tiga pilar pendidikan yang harus dilaksanakan,
yaitu pendidikan di Lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan sekolah, dan
pendidikan dalam masyarakat.

b. Fungsi Lembaga Pendidikan


Setiap lembaga pendidikan yang dilakukan dengan cara berjenjang memiliki
dua fungsi yang berbeda, diantarnya adalah fungsi manifes dan fungsi laten.

1) Fungsi Manifes Lembaga Pendidikan

- Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Lembaga pendidikan


formal atau non-formal memberikan keterampilan kepada peserta didik agar
mampu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Menanamkan keterampilan dalam demokrasi. Hal ini diungkapkan karena
pendidikan menjadi salah satu cara mewujudkan partisipasi aktif untuk
mewujudkan iklim demokrasi.
- Mengajarkan peranan sosial. Sekolah mengajari peserta didik mengenal peran dan
tanggungjawab yang harus dilaksanakan dalam masyarakat.
- Menyediakan tenaga pembangunan. Pendidikan berperan menyediakan tenaga
terlatih, ter didik, dan terampil sehingga dapat menyukseskan program
pembangunan.
- Membuka kesempatan untuk memperbaiki nasib. Melalui pendidikan seseorang
dapat meraih pekerjaan agar dapat menyejahterkan dirinya sendiri dan orang lain.
- Mengajarkan nilai dan norma di lingkungannya. Pendidikan sebagai agen
sosialisasi sekunder meiaksanakan proses sosialisasi nilai dan norma dalam
masyarakat agar terinternalisasi dalam diri peserta didik.

2) Fungsi Laten Lembaga Pendidikan


- Mengurangi pengendalian orang tua. Pada saat anak berada di lingkungan sekolah,
anak merupakan tanggung jawab sekolah. Oleh karena itu, sekolah memiliki
kewenangan sendiri untuk mendidik anak.
- Memperpanjang masa remaja dan menunda masa dewasa peserta didik karena
adanya pola sosialisasi dengan teman sebaya.
- Mengajarkan peserta didik bersikap kritis untuk menciptakan perbedaan pola pikir
yang bersifat positif.

c. Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan


Pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai usaha
meningkatkan kualitas diri pada dasarnya memiliki satuan pendidikan yang
terbentuk dari berbagai kelompok layanan pendidikan. Dari jenis ini lembaga
pendidikan di Indonesia ada yang jalur formal, nonformal, dan informal.
1) Pendidikan Formal
Pendidikan formal yaltu jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan tinggi. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.
Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Contoh pendidikan formal
adalah sekolah dasar (SD) dan per guruan tinggi (PT).
Adapun ciri-ciri dari pendidikan formal yaitu:
- Kegiatan pembelajaran umumnya dilakukan di dalam kelas.
- Terdapat semacam persyaratan usia serta pengelompokan usia ke dalam kelas-
kelas tertentu.
- Terdapat jadwal yang telah dirancang sebelumnya.
- Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum.
- Proses belajar diatur secara tertib, terstruktur, dan terkendalikan.
- Ada sistem evaluasi, ada laporan hasil belajar (rapor), dan ada semacam penghar
gaan yang diberikan dalam bentuk sertifikat, ijazah dan sur at tanda tamat belajar.
- Masa studi peserta didik dibatasi dalam kurun waktu tertentu.

2) Pendidikan Non-formal
Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak
terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan
Al-Quran yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu yang terdapat di
semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantar anya kursus musik,
bimbingan belajar dan sebagainya. Contoh pendidikan nonformal dalam lembaga
pendidikan ini adalah Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya.
Pendidikan nonformal diselenggar akan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Adapun ciri-ciri dari pendidikan non-formal yaitu sebagai berikut:
- Program pendidikan disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan belajar
yang sifatnya mendesak.
- Waktu belajar lebih singkat dibandingkan pendidikan formal.
- Materi pelajaran bersifat praktis dan dapat segera dimanfaatkan.
- Tidak mengenal kelas atau jenjang secara ketat.
- Waktu dan tempat belajar disesuaikan situasi dan kondisi peserta didik serta
lingkungannya.
- Tujuan pendidikan digunakan untuk menaikkan status sosial ataupun menciptakan
pekerjaan.

3) Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Alasan
pemerintah mengagas pendidikan informal adalah:
- Pendidikan dimulai dari keluarga
- Informal diundangkan karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasonal dimulai
dari keluarga
- Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secar a informal.
- Anak harus dididik dari lahir
Adapun ciri-ciri dari pendidikan informal yaitu sebagi berikut:
- Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
- Dapat berlangsung tanpa adanya guru, cukup dengan anggota keluarga.
- Tidak menggunakan metode tertentu sebagaimana dikenal dalam dunia pendidikan
formal.

d. Peranan Lembaga Pendidikan

1) Peranan Lembaga Pendidikan Keluarga


Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama, karena dari keluarga anak per tama-tama mendapat didikan dan bimbingan
dan sebagian besar k ehidupan anak adalah di dalam keluarga. Tugas utama dari
keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendi dikan
akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari
kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki peranan yang sangat penting
terhadap pendidikan anak, antar a lain:
a) Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman per tama yang
merupakan fakt or penting dalam perkembangan pribadi anak, sebab dari sinilah
keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b) Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam
membentuk pribadi seseorang, karena adanya kelainan-kelainan dalam
perkembangan pendidikan individu oleh kurang berkembangnya kehidupan
emosional secara wajar.
c) Menanamkan Dasar P endidikan Moral
Dalam sebuah keluarga perilaku orang tua menjadi teladan oleh seorang anak
dan anak suka meniru perbuatan orang tuanya. “Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-
lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk
berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapatlah di
dalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-
pusat pendidikan lainnya menyamainya.
d) Memberikan Dasar P endidikan Sosial
Yaitu dengan menumbuhkan benih-benih kesadaran sosial lewat tolong
menolong dalam kehidupan keluarga, gotong royong, menjaga ketertiban,
kedamaian dan lain-lain.
d) Peletakan Dasar-dasar K eagamaan
Mengenalkan ilmu-ilmu agama, mengajari mengaji al-qur an dan lain-
lain. Hal ini sangat memupuk keagamaan anak. Dengan demikian peranan
lembaga pendidikan k eluarga merupakan pendidikan dasar untuk membentuk
pribadi anak.

2) Peranan Lembaga Pendidikan


Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari pendidikan
keluarga hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur, sistematis,
bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Peranan
sekolah yaitu:
a.) Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan
anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru.
b.) Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
c.) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masy arakat
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dapat dikatakan pendidikan sekolah merupakan pembentukan
kecerdasan, minat ser ta bakat pada anak untuk dikembangkan.

3) Peranan Lembaga Pendidikan Masyarakat


Masyarakat merupakan lembaga ketiga setelah keluarga dan sekolah.
Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam
pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusialaan dan keagamaan. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan
masyarakat merupakan aplikasi dari pendidikan keluarga dan sekolah. Dalam
pendidikan masyarakat ini lebih kepada pendidikan penyesuaian terhadap
masyarakat. Ketiga lembaga pendidikan tersebut melakukan kerjasama
diantara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling
menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Dengan kata lain, perbuatan mendidik yang dilakukan oleh or ang tua terhadap
anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh
masyarakat sebagai lingkungan bagi lingkungan sosial anak.
BAB III
PENUTUP

Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan


secar a langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga
adalah tempat anak dilahirkan. Disinilah pertama kali ia mengenal ni lai dan norma.
Pendidikan di lingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam
menumbuhk embangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia mendapatkan pendidikan
yang intensif. Disinilah potensi anak akan ditumbuhk embangkan. Sekolah merupakan
tumpuan dan harapan orangtua dan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Di lingkungan masy arakat anak akan mendapat pendidikan. Masyarakat
merupakan lingkungan pendidikan ketiga yang ikut bertanggungjawab dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua lingkungan pendidikan sangat berper an
besar dalam pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri
baik bagi diri peser ta didik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk
sosial, susila, serta makhluk religius.
.
Daftar Pustaka

http://teguhpgmi.blogspot.com/2011/10/penger tianfungsi-dan-peranan-lembaga.html?m =1

http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dan-nonformal.h tml?m=1

Anda mungkin juga menyukai