Anda di halaman 1dari 31

Lingkungan dan lembaga pendidikan

Nama : satri linda

Npm : 1713031008

Prodi : Pendidikan Ekonomi

Mata Kuliah : Landasan Kependidikan

Dosen : Muhammad Wardani M.Pd

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

16 Desember 2017

1
KATA PENGANTAR

Assala u’alaiku Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya.
Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga
pe yusu a akalah ya g berjudul Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam Islam dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini
tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu yaitu :

Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan
satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami
berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.

Wassala u’alaiku Wr. Wb.

Bandar lampung, 4 desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .........................................................................................................................1

Kata Pengantar............................................................................................................................2

Daftar Isi ......................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................4


B. Perumusan Masalah ......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................4
D. Batasan Masalah ...........................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dalam Islam ..............................................................................6


B. Jenis lingkungan pendidikan .........................................................................................11
C. Macam lingkungan pendidikan dalam islam .................................................................11
D. Macam lingkungan Pendidikan .....................................................................................12
E. Pengertian lembaga dalam islam ...................................................................................14
F. Jenis lembaga pendidikan ..............................................................................................15
G. Bentuk-bentuk lembaga pendidikan..............................................................................18
H. Macam-macam lembaga pendidikan.............................................................................23
I. Fungsi –fungsi lembaga pendidikan ...............................................................................23
J. Ciri –ciri lembaga ...........................................................................................................24
K. Syarat terbentuknya lembaga........................................................................................25
L. Sifat-sifat lembaga .........................................................................................................25
M. Klasifikasi macam-macam jenis lembaga.......................................................................25

3
BAB III : PENUTUPAN

A. Kesimpulan ....................................................................................................................29
B. Saran ..............................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Disisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal
tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang positif atau negatife
terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh lingkungan yang dapat terjadi pada anak
diantaranya adalah akhlak dan sikap keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan
terhadap kepribadian dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya lingkungan terhadap terjadinya proses
pendidikan terutama pendidikan Islam. Oleh karena itu, kami akan menguraikan makalah yang
berjudul ͞Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam Islam͟.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas kami simpulkan beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Apa pengertian lingkungan?


2. Bagaimana macam-macam lingkungan dalam pendidikan Islam?
3. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam?
4. Apa saja jenis lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas pengertian lingkungan, macam-macam lingkungan
dalam pendidikan Islam,pengertian lembaga pendidikan islam,dan jenis lembaga pendidikan Islam.

5
D. Batasan Masalah

Didalam makalah ini hanya membahas mengenai:

1. Pengertian lingkungan.
2. Macam-macam lingkungan dalam pendidikan islam.
3. Pengertian lembaga pendidikan islam.
4. Jenis lembaga pendidikan islam.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dalam Islam

Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat,
pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah: segala sesuatu yang tampak dan
terdapat di dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik
manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-
kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.

1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Sehingga lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan
sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan
bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan tersebut biasanya dibedakan sebagai
pendidikan informal (keluarga, karena berlangsung secara alamiah dan wajar), formal (sekolah,
karena dilaksanakan dengan aturan yang ketat, berjenjang dan berkesinambungan), dan
nonformal (masyarakat, karena tidak bersyaratkan perjenjangan dan kesinambungan). B. Fungsi
Lingkungan Pendidikan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya sebagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara
lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.
2. Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah
sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan
tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat
pengembangan kemampuan diri. C. Jenis Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan dapat
dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan yaitu : 1. Lingkungan Pendidikan
Keluarga 2. Lingkungan Pendidikan Sekolah 3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Dan biasa
disebut Tri Pusat Oleh Ki Hajar Dewantara, lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan
pemuda. 1. Lingkungan Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua,
bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik

7
anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut pendidikan
utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan
sebagian dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam
pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni : a. Pendidikan
Prenatal (Pendidikan sebelum lahir) Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak
belum lahir atau masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada
kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa dikenal berbagai
macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan seperti neloni, mitoni.
3. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam
masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal- hal yang harus dihindari) selama
anak masih dalam kandungan. Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula
model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam
kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan atau mengkonsumsi nutrisi
yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh pendidikan prenatal dalam kehidupan
modern. Secara sederhana pendidikan prenatal dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar
si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnya dapat terlahir dengan
proses yang lancar dan selamat. b. Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir) Merupakan
pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir
hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari
proses pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya
tengkurap, minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama. Sama seperti pendidikan
prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan
sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan
berarti selama proses manusia hidup. Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam
lingkungannya di luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses
pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan
keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga
dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena
kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat
(mengasuh) anaknya.
4. Lingkungan Pendidikan Sekolah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang
untuk melaksanakan pendidikan. Dan peranan sekolah semakin penting seiring dengan
kemajuan zaman untuk mempersiapkan generasi muda dalam proses pembangunan bangsa.
Adapun cara-cara yang dilakukan oleh sekolah dalam pendidikan yaitu sebagai berikut : a.
Pengajaran yang mendidik Yaitu pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkin
kepada siswa untuk berperan di dalam kegiatan belajar mengajar yang bermanfaat bukan hanya
dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperkuat
kebiasaan belajar terus menerus sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. b. Peningkatan
dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah. Hal ini
menitik beratkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan
perseorangan dan kelompok.BP di sekolah sangat penting karen membinbing anak didik untuk
pegembangan kepribadian ke arah penyadaran jati diri sebagai manusia Indonesia, yang tak lain

8
merupakan sisi lain dari tujuan pendidikan disamping penguasaan iptek. c. Pengembangan
perpustakaan sekolah menjadi pusat sumber belajar (PSB) Dengan adanya hal ini diharapkan
peranannya akan lebih aktif dalam mendukung proses pengajaran, bahkan dapat berperan
sebagai mitra kelas dalam upaya menjawab tantangan perkembangan iptek yang semakin
cepat, di samping itu, jika PSB ini memadai akan dapat mendorong siswa dan warga sekolah
untuk belajar mandiri. d. Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah
Pengelolaan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan refleksi
dari suatu masyarakat Pancasilais sebagaimana yang dicita- citakan dalam tujuan nasional. Gaya
kerja para pengelola umumnya, khususnya pihak kesiswaan akan sangat berpengaruh bukan
hanya melalui kebijakannya, tetapi juga aspek keteladannya.
5. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Di dalam masyarakat banyak sekali wadah yang
menyediakan untuk kita mengembangkan skill peserta didik dan mengenyam pendidikan
nonformal yang mencakup ilmu kehidupan yang lebih luas. Seperti organisasi masyarakat yang
memberikan pendidikan sosialisasi, keagamaan, dan banyak hal lainnya. Dalam hal ini peserta
didik akan lebih mampu berinteraksi sosial secara luas, tidak lagi dalam lingkup kecil seperti di
keluarga maupun di sekolah saja. Karena lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang
mencakup banyak hal secara luas dan mengglobal. Di dalam masyarakat, faktor media masa
adalah faktor yang sangat mempengaruhi seseorang dan perkembangan suatu bangsa. Dengan
media masa pendidikan akan semakin maju karena adanya informasi-informasi pengajaran yang
luas tidak hanya pendidikan formal saja. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan
lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan
berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan. Kaitan masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu : a)
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak. b)
Lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak
langsung ikut memiliki peran dan fungsi edukatif. c) Dalam masyarakat tersedia berbagai
sumber blajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.
6. Pengaruh Timbal Balik antara Tri Pusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik Kaitan
antara tripusat pendidikan dengan ketiga kegiatan pendidikan untuk mewujudkan jati diri yang
mantap, penguasaan pengetahuan dan kemahiran keterampilan dilukiskan bahwa setiap pusat
pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan,
yang meliputi pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya, pengajaran
dalam upaya penguasaan pengetahuan, dan pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Kontribusi tersebut tidak hanya antarindividu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri.
Perkembangan peserta didik, dipengaruhi oleh berbagai factor yakni hereditas, lingkungan

9
proses perkembangan, dan anugerah sang Kuasa. Untuk factor lingkungan, peranan tripusat
pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan pendidikan yakni membangun dan menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu. Dan agar tercipta tujuan pendidikan tersebut maka
hendaklah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama berperan aktif dalam
hal memberikan pelatihan, pengajaran, pembibingan, yang nantinya akan membantu anak-anak
/ peserta didik menemukan jati dirinya dengan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak-anak / perserta didik tersebut

Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi
perkembangannya. Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam
adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:

1. Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dll.
2. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

B. Jenis Lingkungan Pendidikan

Mengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis diatas, maka lingkungan pendidikan
dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh
anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut
pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan
sebagian dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam pendidikan
keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni :

1) Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)

Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam kandungan.
Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam
masyarakat jawa dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan seperti
neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam
masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih
dalam kandungan.

Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti
mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke

10
dokter kandungan atau mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh
pendidikan prenatal dalam kehidupan modern.

Secara sederhana pendidikan prenatala dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar si jabang bayi
sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan
selamat.

2) Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)

Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir
hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses
pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap, minum,
makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.

Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan
postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami
kesulitan berarti selama proses manusia hidup.

Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarag sangat
tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti
sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua
namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi
karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat
(mengasuh) anaknya.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu
pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dan
belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola piker ekonomi yaitu
efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan di sekolah.

Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan
dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan
terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak
dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.

Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil
semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak
memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat besar
terhadap kepribadian dan pemikiran anak.

3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah.
Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

11
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala
bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap
dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Lingkungan masyarakat atau lingkungan pergaulan anak biasanya adalah teman-teman sebaya di
lingkungan terdekat. Secara umum anak-anak Indonesia merupakan anak “kampung” yang selalu punya
“konco dolanan”. Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulan karena berada
di lingkungan kompleks yang individualistik.

Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah. Di satu sisi jaman ini memberikan
berbagai banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang
serba “canggih” dan “wah”. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP, camera, dan berbagai
peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga
ditengarai membawa dampak negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan
teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan, konsumerisme, takhayul, klenik dan
kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti internet, handphone, majalah, televisi dan juga
vcd.

Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari
disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan
memaksa informasi beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin tahu, rasa
ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang memang dirancang secara apik oleh para ahli
komunikasi dengan biaya yang mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan
informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan pagi kita, atau lebih cepat disantap
daripada nasehat orang tua. Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT (information
communication technology).

C. Macam-macam Lingkungan dalam Pendidikan Islam

Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap
keberagamaan anak, yaitu :

1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.


Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya
pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
2. Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin.
Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa
kritik atau beragama secara kebetulan
3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama.

12
D. Macam-Macam Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain yaitu:

a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat. Di lingkungan sosial ini terjadi proses
pergaulan antara anak dengan anak, anak dengan orang dewasa, orang dewasa dengan orang
dewasa. Dalam pergaulan ini sering terjadi pengaruh yang positif dan negatif. Karena itu
pendidikan harus selalu berusaha bagaimana agar anak didik tidak “mempan” terhadap
pengaruh yang negatif. Sebab pada dasarnya yang dikatakan pendidikan hakikatnya selalu
menuju ke hal yang baik. Karena itu pengaruh buruk terhadap perkembangan pribadi manusia
bukan merupakan hakikat pendidikan. Pendidik harus dapat mengendalikan, mengontrol,
mengarahkan, bersikap hati–hati, waspada, bijaksana, kritis, selektif dan kreatif terhadap
segala kemungkinan yang terjadi dalam pergaulan yang bukan bersifat pendidikan.

b) Lingkungan alam
Lingkungan alam ini berupa keadaan geografis, klimatologis, atau segala sesuatu yang berada
di alam seperti misalnya: tumbuh–tumbuhan, hewan, batu–batuan, tanah, air, cuaca, iklim,
dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan. Keadaan
geografis dan klimatologis sangat mempengaruhi perkembangan individu. Orang yang
hidupnya di pantai (daerah pesisir) cenderung lebih bersifat dinamis bila dibandingkan dengan
orang di pedalaman.

c) Lingkungan kebudayaan
Lingkungan kebudayaan dapat berupa benda–benda hasil budi daya manusia yang ada di
sekitar individu siswa. Bisa berupa: adat, sopan santun, surat kabar, film, majalah, video,
cassette, gambar–gambar/foto–foto dan sebagainya. Hal ini juga sangat besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil pendidikan. Karena masing–masing individu siswa yang satu dengan
yang lain berbeda, ada yang mudah terpengaruh hal–hal yang negatif, namun ada juga yang
dapat dengan mudah menghindari pengaruh negatif tersebut. Untuk itu pendidikan harus
berusaha semaksimal mungkin untuk membendung pengaruh yang negatif tersebut.

Ketiga lingkungan pendidikan itu saling bersinergi dan berperan dalam rangka usaha
setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Lingkungan pendidikan ini juga sangat
memberikan pengaruh langsung terhadap usaha–usaha atau kegiatan pendidikan.

Faktor lingkungan ini ada yang membagi menurut wujudnya dan ada pula yang membagi
dan menggolongkannya ke dalam lingkungan pendidikan. Menurut wujudnya milieu/
lingkungan ini dibagi menjadi empat bagian:

a. Lingkungan berwujud manusia seperti orang tua/keluarga, teman–teman bermain,


teman sekolah dan kenalan-kenalan lain.
b. Lingkungan kesenian berupa macam-macam pertunjukan seperti gambar hidup,
wayang ketoprak, sandiwara, dan lain-lain pertunjukan seperti yang ditayangkan di
televisi.
c. Lingkungan berwujud kesustraan, seperti bermacam-macam tulisan, atau bacaan yang
ada dikoran, majalah dan buku-buku bacaan lainnya.
d. Lingkungan berwujud tempat yaitu seperti tempat tinggal dimana anak dibesarkan,
iklim dan tempat/daerah dimana anak tinggal dan lain-lain. (Bernadib, 1989:118-119).

13
Ada pula sementara pendidik yang membagi milieu/lingkungan alam sekitar menjadi
empat bagian, yaitu:

a. Lingkungan fisik/tempat seperti keadaan iklim, kedaan tanah dan keadaan alam.
b. Lingkungan budaya yaitu warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi,ilmu
pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
c. Lingkungan sosial/masyarakat (kelompok hidup bersama) seperti keluarga, kelompok
bermain, desa perkumpulan.
d. Lingkungan pendidikan yaitu lingkungan sekitar yang sengaja digunakan sebagai alat
dalam proses pendidikan seperti pakaian keadaan rumah, alat permainan, buku-buku,
alat peraga dan lain sebagainya (Wens Tanlain,dkk,1989:39-40)

Ki Hajar Dewantara membagi faktor lingkungan ini menjadi tiga bagian yang terkenal
dengan istilah “Tri Pusat Pendidikan” , yaitu tiga pusat pendidikan, yaitu:

a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan masyarakat/Organisasi Pemuda (Tim Dosen IKIP Malang, 1987:13-14; Wens
Tanlain,dkk, 1889: 41)

Lingkungan ini memberikan motivasi yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti
pendidikan yang ada. Apabila lingkungan ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan kesempatan
yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun baik pula.1[2]

Dari uraian tersebut, lingkungan pendidikan dapat dibedakan mejadi tiga macam :

1. Pengaruh lingkungan positif


Lingkungan yang memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk
menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2. Pengaruh lingkungan negatif
3. Lingkungan yang menghalangi anak untuk menerima, memahami, meyakini dan mengamalkan
ajaran Islam.
4. Lingkungan netral, adalah
5. Lingkungan yang tidak memberikan dorongan untuk meyakini atau mengamalkan agama, dan
juga tidak melarang anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.

14
E. Pengertian Lembaga dalam Islam

Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang
lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha. Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian
konkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-norma
dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari
lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan


2. Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3. Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai
hubungan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha
yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun
lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam jiwa
seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah SWT maupun amal yang berhubungan
dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam
mencakup aspek aqidah, syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan
yang lebih baik.

Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma dalam
mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga
pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah:

1. Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam


2. Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan
3. Thaharah, lembaga penyucian
4. Shalat, lembaga utama diri

15
5. Zakat, lembaga pemberian wajib
6. Puasa, lembaga menahan diri
7. Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah
8. Ihsan, lembaga membaiki
9. Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama
10. Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT

Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah sebagai
berikut:

1. Ijtihad, lembaga berpikir


2. Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
3. Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan
4. Lembaga pergaulan masyarakat (social)
5. Lembaga ekonomi
6. Lembaga politik
7. Lembaga pengetahuan dan tekhnik
8. Lembaga seni
9. Lembaga Negara

F. Jenis Lembaga Pendidikan Islam

Menurut Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban melaksanakan pendidikan Islam adalah:

1. Rumah tangga
Pendidikan primer untuk fase bayi dan fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknya
orangtua, sanak kerabat, famili, saudara-saudara, teman sepermainan, dan kenalan pergaulan.
2. Sekolah
Pendidik sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari
sekolah tersebut. Pendidiknya adalah guru profesional.
3. Kesatuan social
Pendidikan tersier yang merupakan pendidikan yang terakhir tetapi bersifat permanen.
Pendidiknya dalah kebudayaan, adat istiadat, dan suasana masyarakat setempat.

16
Dari uraian di atas dapat di rinci lembaga-lembaga pendidikan islam sebagai berikut :

1. Keluarga

Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan perempuan berdasarkan hukum perkawinan yang sah. Di
dalam keluarga ini lahirlah anak-anak dan di sinilah terjadinya interaksi pendidikan. Keluarga merupakan
pendidikan pertama dan utama karena di lingkungan inilah anak mendapatkan pendidikan untuk
pertama kalinya.
Pada tahun-tahun pertama, orangtua memegang peranan utama dan memikul tanggung jawab
pendidikan anak. Kasih sayang orangtua yang tumbuh akibat dari hubungan darah, mempunyai arti yang
sangat penting bagi pertumbuhannya. Kekurangan kasih sayang orangtua menyebabkan anak keras
kepala, sulit diatur dan mudah memberontak. Dan jika kasih sayang dari orangtua berlebihan dapat
menjadikan anak manja, penakut dan sulit untuk hidup mandiri. Oleh karena itu, orangtua harus pandai
dan tepat memberikan kasih sayang kepada anaknya, jangan kurang dan jangan pula lebih.
Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mau memberikan dorongan yang kuat kepada anaknya
untuk mendapatkan pendidikan agama. Adapun keluarga yang acuh dan tidak taat menjalankan agama,
tidak akan memberikan dorongan kepada anaknya untuk mempelajari agama bahkan melarang anaknya
mempelajari agama.
Setelah memasuki masa kanak-kanak, lingkungannya sudah semakin luas. Selain dari ayah
bundanya, keluarga-keluarga lain pun telah memegang peranan. Kasih sayang yang seperti yang
diterima dari ibu-bapaknya, tidak akan diperoleh dari keluarga-keluarga yang lain.2[4]

2. Sekolah (Madrasah)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin besar
anak, semakin besar kebutuhannya. Karena keterbatasanya, orangtua tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu,orangtua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada
sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, pengajaran
dengan sengaja, teratur dan terencana. Pendidikan yang berlangsung di sekolah bersifat sistematis,
berjenjang, dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlansung dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi.

17
Telah diakui berbagai pihak bahwa peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat
besar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan lain sebagainya.
Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan islam, yaitu lingkungan sekolah yang
memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama islam. Lingkungan sekolah
demikian inilah yang mampu membina anak rajin beribadah, berpandangan luas, dan berdaya nalar
kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar
beramal, justru menjadikan anak jumud, picik dan berwawasan sempit sehingga menghambat
pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah yang
berusaha untuk meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak didiknya.

3. Tempat Ibadah

Yang dimaksud tempat ibadah yaitu seperti musholla, masjid dan sebagainya. Oleh umat islam,
tempat ini biasanya dalam bentuk madrasah diniyah. Dan juga sering diadakan pengajian-peengajian
umum seperti untuk peringatan hari-hari besar Islam, tabligh akbar, diskusi, dan seminar.3[6]

4. Masyarakat

Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan
dan agama setiap masyarakat. Masyarakat merupakan lembaga kedua setelah keluarga dan sekolah.
Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak.
Organisasi-organisasi islam yang tumbuh di dalam masyarakat, antara lain:

5. Taman Pengajian Al-Quran (TPQ)

TPQ adalah lembaga pendidikan islam tingkat dasar diluar sekolah. Pesertanya secara umum
ditujukan pada anak-anak usia taman kanak-kanak atau TK, tetapi pada prakteknya sering ditemui anak-
anak usia SD atau SLTP bahkan terkadang SLTA yang ingin lancar membaca Al-Quran.

6. Majelis Ta’li

18
Majlis Ta’li adalah salah satu sara a pe didika dala isla . Majelis Ta’li lebih kita ke al
dengan istilah pengajian-pengajian. Umumnya berisi ceramah atau khotbah-khotbah keagamaan islam,
juga sering digunakan sebagai wahana diskusi ilmiah, sosiologis, politik, hukum dan sebagainya.

G. Bentuk-Bentuk Lembaga Pendidikan

A. Lembaga Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya perkawinan.
Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,
karena keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti
dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan dalam keluarga inilah yang akan digunakan
oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya
lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, penanaman sikap dan nilai hidup,
pengembangan dan pembinaan bakat, minat serta kepribadian, latihan keterampilan dan
pendidikan kesosialan.

Fungsi dan peranan pendidikan keluarga:


a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak.
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang berperan penting dalam
perkembangan anak. Di dalam keluargalah anak dididik mulai mengenal hidupnya. Hal ini
harus disadari oleh tiap keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam lingkugan keluarga yang
tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari keluarga dan terjun ke
masyarakat.

b. Menjamin kehidupan emosional anak.


Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan kasih, suasana yang
aman dan tentram, suasana percaya mempercayai. Untuk itulah melalui pendidikan keluarga
ini, kehidupam emosional dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini
dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tuanya
hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena didasarkan atas rasa cinta kasih sayang.

c. Menanamkan dasar pendidikan moral.


Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang
biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh
anak. Biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh anak. Teladan ini
melahirkan gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru dan hal
ini penting sekali dalam rangka pembentukan kepribadian.

d. Memberikan dasar pendidikan sosial.


Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis sangat penting dalam peletakan dasar-dasar
pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Perkembangan kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk
sedini mungkin, terutama lewat keluarga yang penuh rasa tolong-mrnolong, bergotong royong,
menolong saudara atau tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kebersihan,
keserasian dalam segala hal.

19
e. Peletakan dasar-dasar keagamaan.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup
beragama, dalam hal ini tentu saja dalam keluarga. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut
serta ke masjid bersama-sama untuk melaksanakan ibadah, mendengarkan khutbah. Kegiatan
seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Kenyataan membuktikan
bahwa anak yang semasa kecilnya tidak tidak tahu menahu dengan hal-hal yang berhubungan
dengan keagamaan maka setelah dewasa mereka pun tidak ada perhatinnya terhadap hidup
keagamaan. Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk
mengalami suasana hidup keagamaan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 Tahun 1989, Pasal 10, ayat 4 dan
penjelasannya mengemukakan bahwa Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang tugas atau peranannya
adalah untuk memberikan/menanamkan: keyakinan agama, nilai-nilai budaya nilai-nilai moral
dan keterampilan.

B. Lembaga Sekolah
Yang dimaksud pendidikan sekolah ini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang
disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas
dan ketat (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi). Sekolah sebagai suatu
konsep mempunyai dua pengertian yaitu:

a. Sekolah dalam arti suatu bangunan dengan segala perlengkapannya sebagai lembaga
pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian yang hakiki,
yaitu:
1. Sekolah merupakan lembaga formal yang berdasarkan undang-undang negara
sebagai lingkungan pendidikan.
2. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai organisasi yang tersusun rapi.
3. Sekolah merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen dan memiliki
keterkaitan dengan sistem-sistem lain. Pola hubungan dengan sistem lain diwarnai
dengan informasi timbal–balik; mekanisme umpan balik berpengaruh terhadap
lingkungan sekolah.
4. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang
diserahi kewajiban pemberian pendidikan.
5. Sekolah sebagai perangkat/institusi masyarakat yang ditata dan dikelola secara
formal, mengikuti haluan yang pasti yang tercermin di dalam falsafat dan tujuan,
pnjenjangan, kurikulum, pengadministrasiannya, dan pengelolaannya. (Wens
Tanlain,dkk,1989:41; Tim Dosen IKIP Malang, 1987:146)

b. Sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar.[4] Ada beberapa karakteristik
proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini, antara lain:
1. Pendidikan dilaksanakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki
hubungan hierarki
2. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
diselesaikan.
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.

20
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan datang.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan
efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban
memberikan pelayanan dalam mendidik warga negara.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga. Sifat-sifat pendidikan
disekolah antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan kedua (tumbuh sesudah keluarga).
Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan kesanggupan memberikan
pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga keluarga menyerahkan tanggung jawabnya kepada
sekolah. Di sekolah anak-anak dapat memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,
menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lainnya.

b. Lembaga pendidikan formal.


Dinamakan lembaga pendidikan formal karena sekolah memiliki bentuk yang jelas, dalam arti
memiliki program yamg telah direncanakan dengan teratur dan telah ditetapkan dengan
resmi. Misalnya, di sekolah ada rencana pelajaran, jam pelajaran, dan peraturan lainnya yang
menggambarkan bentuk dari program sekolah secara keseluruhan.

c. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati.


Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubungan darah antara guru dan murid seperti
halnya di keluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan. Murid juga tidak
secara kodrat harus mengikuti pendidikan sekolah tertentu, karena itu sekolah merupakan
pendidikan yang tidak bersifat kodrat.

Selain itu sekolah juga memiliki fungsi dan peranan tertentu. Sebagaimana yang
disebutkan Suwarno adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
b. Spesialisasi. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
c. Efisiensi. Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi dibidang
pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, salah satu
alasannya adalah seumpama tidak ada sekolah maka pekerjaan mendidik harus
dipikul oleh keluarga, maka hal ini menjadi tidak efisien sebab orang tua sudah
sibuk dengan pekerjaannya.
d. Sosialisasi. Sekolah berperan penting dalam proses sosialisasi, sebab
bagaimanapun pada akhirnya ia berada dimasyarakat.
e. Konservasi dan transmisi kultural. Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara
warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan menyampaikannya (transmisi
kultural) kepada generasi muda (anak didik).
Transmisi dari rumah ke masyarakat. Ketika berada di keluarga, kehidupan anak masih
bergantung kepada orang tua, maka setelah memasuki sekolah dimana ia mendapatkan
kesempatan untuk melatih tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat

21
c. Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dan tata budaya sendiri.
Dalam arti ini masyarakat adalah wadah wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang
majemuk (suku, agama, kegiatan kerja, tingkat ekonomi, sosial ekonomi dan sebagainya).
Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan maasyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai ketika anak-anak untuk
beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau yang dikenal dengan jalur
pendidikan luar sekolah memiliki beberapa istilah didalam pelaksanaannya, sebagai berikut:
a. Pendidikan sosial, merupakan proses yang diusahakan di dalam masyarakat untuk
mendidik individu dalam lingkungan sosial, supaya bebas dan beratnggung jawab
menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan
b. Pendidikan masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa,
termasuk pemuda yang diluar batas umur kewajiban belajar, dan dilakukan diluar
lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
c. Pendidikan rakyat, adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang kadang-kadang
mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
d. Pendidikan luar sekolah, adalah pendidikan yang dilakukan diluar sistem persekolahan
biasa.
e. Mass education, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa diluar
lingkungan sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan
umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
f. Adult education, adalah pndidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas
tertingi dari masa kewajiban belajar. Pengertian ini mengacu pada anak-anak yang
tidak tertampung di sekolah dasar yang telah berusia dewasa dan untuk para drop out.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur
pelaksana azas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang dilakukan di lingkungna keluarga
dan sekolah terbatas, dimasyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya.
Segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan
di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak
sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah. Hal ini
disebabkan karena waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu
tertentu, sifat pergaulannya bebas dan isinya sangat kompleks dan beragam. Meskipun
demikian, masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelasanaan pendidikan nasional.

Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan
pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerinta (swasta), membantu
pengadaan tenaga, biaya, sarana, dan prasarana, menyediakan lapangan pekerjaan,
membantu pengembangan profesi baik secara langsung ataupun tidak langsung.

22
Peran masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:

1. Perguruan swasta
Yang dimaksud perguruan swasta yaitu usaha –usaha dari masyarakat yang secara langsung
mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal. Perguruan swasta dapat
menyelenggarakan semua jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan kedinasan di
lingkungan pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya perguruan swasta berkewajiban
melaksanakan ketentuan – ketenatuan pokok pendidikan nasional separti, peraturan
perundang-undangan, standardisasi dan akreditasi. Oleh karena itu, perguruan swasta harus
dikelola oleh suatu lembaga yang berbentuk badan hukum, sehingga hak dan kewajibannya,
kelangsungan pertumbuhannya, mempunyai dukungan yang mantap.

2. Dunia usaha
Sebagai bagian dari masyarakat, dunia usaha mempunyai kaitan yang erat dengan unsur-unsur
kehidupan masyarakat lainnya, termasuk disini adalah pendidikan. Hubungan dunia usaha
dengan pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu:
a. Dunia usaha sebagai konsumen pendidikan, dalam arti dunia usaha
memanfaatkan dan mengambil dari hasil pendidikan yang berupa lulusan.
b. Dunia usaha sebagai pengembang dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem
pendidikan.
Peran dunia usaha dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dapat dilakukan dengan
berbagai cara misalnya, melaksanakan sistem magang, membentuk konsorsium pengadaan
dana yang dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha pendidikan, menyediakan fasilitas untuk
kepentingan pendidikan dan latihan, mengadakan latihan prajabatandan penataran,
mengadakan program pendidikan kemasyarakatan (seperti wajib menyelenggarakan
pendidikan minimum untuk karyawannya), dan mengadakan kerjasama dengan sekolah-
sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan lainnya.

3. Kelompok profesi
Di dalam masyarakat yang sedang membangun, keterampilan dan keahlian sangat diperlukan,
sehingga dengan sendirinya kelompok profesi menjadi sangat penting dan menentukan. Kita
sadari bahwa pembinaan keterampilan dan keahlian ini adalah merupakan bidang garap dalam
proses pendidikan. Karena itu peranan kelompok profesi menjadi penting pula dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
Peran kelompok profesi dalam sistem pendidikan nasional antara lain adalah merencanakan
dan menyelenggarakan latihan keterampilan dan keahlian, menjamin dan menguji kualitas
keterampilan dan keahlian tersebut, dan menyediakan tenaga–tenaga pendidikan untuk
berbagai jenis pendidikan, terutama pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan khusus.

4. Lembaga swasta lainnya.


Selain peranan perguruan swasta, dunia usaha dan kelompok profesi, di dalam masyarakat
berkembang pula lembaga-lembaga swasta nasional yang mengelola dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian, keterampilan dan keahlian.
Peran lembaga swasta nasional itu terutama diharapkan dalam rangka pelaksanaan pendidikan
kemasyarakatan melalui kegiatan-kegiatan yang mempunyai efek sosial.6

23
H. Macam-Macam Lembaga Pendidikan

1. Pendidkan Formal (Lembaga Pendidikan Sekolah)


Pendidikan formal ialah pendidikan yang dilakasanakan disekolah yang didapati
secara sistematis, teratur, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang
jelas. sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh
serta untuk masyarakat, adalah alat yang memiliki tugas untuk memberikan
pelayanan pengajaran dalam belajar kepada generasi muda dalam mendidik
masyarakat. Jenis pendidikan formal terdiri atas pendidikan umum, kejuruan,
vokasi, profesi, keagamaan, dan khusus.

2. Lembaga Nonformal (Lembaga pendidikan di Masyarakat)


Pendidikan Nonformal diselenggarakan untuk kepentingan warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan, pendidikan nonformal berfungsi sebagai
penambah lembaga pendidiakn, atau menjadi pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanajang hayat. Satuan pendidikannya terdiri
atas lembaga kurusus, kelompok belajar, lembaga pelatihan, pusat kegiatan
belajar, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil dari pendidikan
nonformal ini dapat dihargai stara dengan hasil program pendidikan formal., tapi
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
pemerintah atau pemda dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

3. Pendidikan Informal (Lembaga Pendidikan Keluarga)


Lembaga pendidikan informal ialah kegiatan pendidikan keluarga. Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang ditemui karena dalam
keluarga inilah seorang anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan
didalam keluarga. Pendidikan keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang
utama karena sebagai besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga.

I. Fungsi-Fungsi Lembaga Pendidikan

Fungsi pendidikan menurut Horton dan Hunt yaitu Sebagai berikut :


1. Fungsi Manifest Pendidikan

 Mempersiapkan anggota masyarakat untuk menacari nafkah.


 Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
 Melestarikan kebudayaan.
 Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

24
2. Fungsi Laten Pendidikan

 Mengurangi Pendidikan Orang Tua, yaitu melalui pendidikan sekolah, orang


tua melimpahkan tugas dan wewenang nya dalam mendidik anak kepada
sekolah.
 Menyediakan Sarana Untuk Pembangkangan, yaitu sekolah memiliki potensi
untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin
dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat
tentang suatu hal.
 Mempertahankan Sistem Kelas Sosial, yaitu pendidikan sekolah diharapkan
dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima
perbedaan prestise, privilese, dan status yng ada dalam masyarakat. Sekolah
juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih
tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
 Memperpanjang Masa Remaja, yaitu pendidikan seklah dapat pula
memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih
tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Fungsi Pendidikan Menurut David Popenoe

 Transmisi (pemindahan) kebudayaan


 Memilih dan mengajarkan peranan sosial
 sekolah mengajarakan corak kepribadian
 Sumber inovasi sosial

J. CIRI CIRI LEMBAGA SOSIAL

1. Menurut J.P Gillin

 Lembaga sosial merupakan organisasi yang pola pemikiran dan perilakunya terwujud melalui
aktivitas aktivitas masyarakat. Lembaga sosial terdiri dari kebiasaan, perilaku, dan unsur budaya


lain yang menjadi satu unit fungsional.
Lembaga sosial akan terus dipelihara dan dibakukan sehingga dicirakan memiliki suatu tingkat


kekekalan tertentu.


Lembaga sosial mempunyai satu atau lebih tujuan tertentu.


Terdapat alat dan perlengkapan yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Mempunyai aturan dan tata tertib yang dapat didokumentasikan secara tertulis maupun tidak
tertulis.

2. Menurut John Conen



Setiap lembaga sosial memiliki tujuan khusus.


Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
Lembaga sosial mempunyai pola perilaku tertentu yang menjadi tradisi bagi anggotanya.

25
 Masing – masing lembaga memiliki struktur tersendiri dan dapat dibedakan dengan lembaga


lainnya.


Setiap lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama yang berlaku.


Setiap lembaga sosial memiliki simbol kebudayaan tertentu.
Setiap lembaga sosial mempunyai sebuah ideologi yang menjadi dasar orientasi kelompoknya.

K. SYARAT TERBENTUKNYA LEMBAGA SOSIAL

 Sebagian besar anggota masyarakat atau anggota dari suatu sistem sosial menerima status


lembaga sosial tersebut.


Norma yang terbentuk menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial yang bersangkutan.
Norma yang terbentuk mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.

L. SIFAT SIFAT LEMBAGA SOSIAL



Lembaga sosial berfungsi sebagai suatu unit dalam sistem kebudayan sebagai satu kesatuan.


Lembaga sosial memiliki suatu tujuan jelas.


Lembaga sosial bersifat kokoh.


Cenderung menggunakan hasil kebudayaan material dalam menjalankan fungsinya.


Sifat karakteristiknya merupakan lambang bagi lembaga sosial tersebut.
Umumnya memiliki tradisi secara tertulis atau lisan.

M. KLASIFIKASI MACAM MACAM JENIS LEMBAGA SOSIAL

1. Berdasarkan Fungsinya

 Lembaga sosial Operative, merupakan lembaga sosial yang berfungsi untuk membentuk dan


menghimpun pola atau cara yang diperlukan dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Lembaga sosial Regulative, merupakan lembaga sosial yang berfungsi untuk mengawasi
kebiasaan, adat, dan perilaku masyarakat.

2. Berdasarkan Penyebarannya

 Lembaga Sosial General, merupakan lembaga sosial dengan penyebaran luas yang dikenal hampir


oleh semua lapisan masyarakat.
Lembaga Sosial Restricted, merupakan lembaga sosial dengan penyebaran sempit yang hanya
dikenal oleh sebagian kecil masyarakat.

26
3. Berdasarkan Nilai yang diterima dalam masyarakat

 Lembaga sosial Basic, merupakan lembaga sosial yang dianggap penting untuk memelihara dan


mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Lembaga sosial Subsidiary, merupakan lembaga sosial yang berkaitan dengan hal hal yang
dianggap kurang penting atau setiap lapisan masyarakat memiliki pandangan yang berbeda
terhadap hal – hal tersebut. Contohnya rekreasi.

4. Berdasarkan proses pembentukannya

 Lembaga sosial Cresive, merupakan lembaga sosial yang tumbuh secara tidak sengaja dan tidak


direncanakan. Kebanyak lembaga sosial cresive tumbuh karena adat istiadat dalam masyarakat.
Lembaga Sosial Enacted, merupakan lembaga sosial yang terbentuk secara disengaja untuk
mencapai tujuan tertentu yang sudah jelas.

5. Berdasarkan Penerimaannya dalam masyarakat

 Lembaga sosial yang diterima (Approved Institution), merupakan lembaga sosial yang diterima


oleh hampir semua kalangan masyarakat.
Lembaga sosial yang tidak diterima (Unsanctioned Institution), merupakan lembaga sosial yang
ditolak oleh masyarakat tetapi lembaga sosial ini tetap ada karena sangat sulit untuk diberantas.

5. Berdasarkan Jenisnya

a. Lembaga Keluarga

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat dan juga sebagai lembaga sosial pertama yang

dimasuki seseorang setelah dilahirkan. Keluargaa terdiri dari beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

di suatu tempat dalam keadaan saling berketergantungan satu sama lain. Pemegang kekuasan tertinggi

dalam keluarga adalah kepala keluarga (ayah). Keluarga memiliki peranan yang kuat dalam membentuk

kepribadian seseorang.

b. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah lembaga sosial tempat berlangsungnya proses belajar mengajar yang

bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu menuju ke arah yang lebih baik melalui interaksi sosial

dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi lembaga pendidikan antara lain:

27


Transmisi (Pemindahan) Kebudayaan


Mengajarkan Peranan sosial


Mengajarkan dan membentuk corak kepribadian


Sumber inovasi sosial
Menjamin integrasi sosial

c. Lembaga Agama

Lembaga agama adalah lembaga sosial yang didalamnya terdapat praktek yang berhubungan dengan

kepercayaan agama dan hal hal suci yang berguna untuk mempersatukan umat beragama. Fungsi lembaga

agama adalah sebagai berikut :



Sumber Kebenaran


Memberikan tuntunan tentang pedoman hidup


Pengatur tata cara berhubungan dengan manusia dan berhubungan dengan tuhan


Memberikan ketereangan tentang tuntuan yang salah dan penar.
Dll.

d. Lembaga Kesehatan

Lembaga kesehatan adalah lembaha yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan berusaha menjaga

masyarakat dalam keadaan sehat baik secara fisik maupun secara mental. Sehat yang dimaksud disini

adalah keadaan sejahtera secara psikis, fisik dan sosial sehingga memungkin setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomi.

e. Lembaga Politik

Lembaga politik merupakan lembaga yang menangani masalah administrasi, tata tertib dan aturan umum

demi tercapainya keamanan dan ketentraman dalam masyarkat. Dalam menjalankan fungsinya, lembaga

politik akan berhubungan dengan lembaga hukum karena mereka saling berkaitan satu sama lain. Fungsi

lembaga politik antara lain :



Melaksanakan undang undang


Menyelesaikan konflik dalam masyarakat


Berusah meningkatkan pelayanan dan fasilitas


Melindungi masyarakatnya dari warga negara atau bangsa lain.
Pelembagaan norma melalui undang undang

28
f. Lembaga Budaya

lembaga budaya adalah lembaga publik suatu masyarakat yang berperan dalam menjaga dan

mengembangkan budaya, ilmu pengetahuan, seni, lingkungan dan pendidikan pada suatu lingkungan

masyarakat. Fungsi lembaga budaya adalah sebagai elemen yang memiliki kepedulian terhadap eksistensi

dan kelangsungan seni budaya di suatu daerah. Dengan adanya lembaga budaya diharapkan seni dan

budaya akan tetap lestari dan berkembang.

g. Lembaga Hukum

Lembaga hukum adalah salah satu lembaga sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang akan

menjaga kedamaian dan keteraturan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Dalam menjalankan

fungsinya, lembaga hukum berhubungan erat dengan lembaga politik. Beberapa fungsi lembaga hukum

antara lain adalah sebagai berikut :



Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.


Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial secara lahir dan batin.


Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci.
Sebagai penyelesai sengketa dalam masyarakat.

h. Lembaga Ekonomi

Lembaga Ekonomi adalah lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan ekonomi dan bertujuan untuk

membuat kebutuhan masyarakat terpenuhi. Artinya lembaga ekonomi merupakan lembaga sosial yang

mengatasi masalah tentang cara produksi, distribusi, promosi atau pelayanan barang dan jasa yang

diperlukan dalam masyarakat.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian lingkungan Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal,adat istiadat ,pengetahuan,pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah:
segala sesuatu ya g ta pak da terdapat di dala ala kehidupa ya g se a tiasa
berkembang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi
perkembangannya.
2. Macam-macam dalam pendidikan islam
a) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
b) Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin.
c) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama.
d) Pengaruh lingkungan positif.
e) Pengaruh lingkungan negatif.
f) Pengaruh lingkungan netral.
3. Pengertian Lembaga dalam Islam Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu
yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu
penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.
4. Jenis lembaga pendidikan islam:
a) Keluarga.
b) Sekolah (madrasah).
c) Tempat ibadah.
d) Masyarakat.
e) Taman pengajian Al-quran (TPQ).
f) Majelis Ta’li .

B. Saran

Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam Lingkungan dan
Lembaga Pendidikan Islam bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca.

30
DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd. Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munardji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Tulungagung : PT. Bina Ilmu.

Sudiyono , M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Umar,Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : HAMZAH.

Sri Wiji Lestari, Lingkungan Pendidikan Perspektif Islam, dalam http://sri-wiji-


lestari.blogspot.com/2013/05/lingkungan-pendidikan-perspektif-islam.html

WIBEkosusilo, Madyo dan Kasihadi, RB.Dasar-Dasar Pendidikan.hlm 51-5

Ekosusilo, Madyo dan Kasihadi, RB.Dasar-Dasar Pendidikan.hlm 51-52

Sabri,Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan.cet-1. hlm. 19-20

Sabri,Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan.cet-1. hlm. 26-27

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. 1997. Jakarta: Rajawali Perss.


6
Ekosusilo, Madyo dan R.B. Kasihati. 1997. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang : Effhar Publishing.
Hlm. 76-78

31

Anda mungkin juga menyukai