Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Makalah ini di buat ntuk memenuhi mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu: Abdul Rahman, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. MUH. FIQIH JUMAR


2. ANDINI
3. WA ODE SANTIYANI

ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah yang ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terkhusus dosen pengampu Mata Kuliah ini yaitu Bapak Abdul Rahman
M. Pd yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Kambu, 10 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan..................................................2
B. Fungsi Lingkungan Pendidikan........................................................3
C. Jenis Lingkungan Pendidikan...........................................................4
D. Bentuk Lingkungan Pendidikan........................................................10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................13
B. Saran.................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar individu dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Hal ini dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan, serta proses dalam menjalani kehidupan mulai dari lingkungan fisik
hingga lingkungan sosialnya.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu,
pendidikan perlu ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik. Karena
lingkungan pendidikan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dalam
berinteraksi baik berupa benda mati, makhluk hidup, maupun hal-hal yang terjadi,
dan sebagai tempat dalam menyalurkan kemampuan-kemampuan untuk membentuk
perkembangan setiap individu yang mempunyai pengaruh kuat kepada individu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lingkungan pendidikan?
2. Apa saja fungsi lingkungan pendidikan?
3. Apa saja jenis lingkungan pendidikan?
4. Bentuk lingkungan pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari lingkungan pendidikan
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari lingkungan pendidikan
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis dari lingkungan pendidikan
4. Untuk mengetahui dan memahami bentuk lingkungan pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam


konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di
luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain
yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik
berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk
kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Seperti lingkungan tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak
bergaul. Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan
sesuai dengan jenis dan tanggungjawab yang secara khusus menjadi bagian dari
karakter lembaga tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada
yang sengaja dibentuk (usaha sadar) ada yang tidak. Usaha sadar dari orang dewasa
yang normatif disebut pendidikan, sedangkan yang lain disebut pengaruh.
Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga,
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkungan ini disebut dengan lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan atau
belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku
individu menuju ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan
sekitar.organisasi atau kelompok manusia. Badan pendidikan tersebut bertugas untuk
memberi pendidikan kepada si terdidik (Marimba,1980). Secara umum, fungsi

2
3

lembaga pendidikan adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses


pendidikan dapat berlangsung.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan pendidikan mencakup tempat,
kebudayaan, dan kelompok hidup bersama. Tempat (lingkungan fisik), seperti
keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam. Kebudayaan (lingkungan budaya)
dengan warisan budaya tertentu, seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, dan pandangan keagamaan. Kelompok hidup bersama (lingkungan
sosial atau masyarakat), seperti keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan dan
lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif jika memberikan
pengaruh sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan. Lingkungan bersifat negatif jika
berpengaruh secara kontradiktif dengan arah dan tujuan pendidikan. Maka intensitas
pengaruh lingkungan terhadap peserta didik tergantung sejauh mana anak dapat
menyerap rangsangan yang diberikan lingkungannya dan sejauh mana lingkungan
mampu memahami dan memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta
didik.
Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada di luar
diri individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang
terdapat dalam individu. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan fisik (keadaan
iklim, keadaan alam), lingkungan budaya (bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan
hidup, keagamaan dan lainnya), dan lingkungan sosial/ masyarakat (keluarga,
kelompok bermain, organisasi).

B. Fungsi Lingkungan Pendidikan

Fungsi lingkungan pendidikan ada lima yaitu:


1. Lingkungan pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional peserta didik
untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam
pembentukan pribadi anak.
4

2. Lingkungan pendidikan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan


berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya,
terutama berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai
tujuan pendidikan secara optimal.
3. Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat besar bagi
perkembangan individu dan masyarakat dalam memperluas dan mempercepat
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
5. Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik,
kehidupan beragama, kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan lainnya.

C. Jenis Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan


secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada
yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya
oleh Ki Hajar Dewantara dibagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2.1 Lingkungan Keluarga
Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama karena keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
bimbingan. Dalam keluarga pendidikan berlangsung dengan sendirinya dengan
tatanan yang berlaku di dalamnya tanpa harus diumumkan dan dituliskan
terlebih dahulu serta kehidupan keluarga selalu mempengaruhi perkembangan
budi pekerti/ akhlak setiap manusia. Pendidikan keluarga diletakkan dasar-dasar
pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan,
kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. Justru karena hubungan demikian itu
5

berlangsung hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan


terhadapnya mempunyai arti sangat penting.

Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga biasanya


menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
2) Figur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa
menunjang belajar.
4) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak.
5) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan
orangtua yang terlalu tinggi.
6) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting
dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak
pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Keluarga didasarkan pada
cinta kasih yang sangat natural, sehingga suasana pendidikan yang
berlangsung di dalamnya berdasarkan kepada suasana yang tanpa
memikirkan hak. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar, agama, nilai moral, norma sosial, dan pandangan hidup
yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan
dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya,
meliputi hal-hal berikut.
6

1) Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan


anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggungjawab, dan mengabdikan dirinya untuk sang anak.
2) Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan
orangtua terhadap keturunannya. Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-
nilai religius spiritual yang dijiwai keTuhanan Yang Maha Esa dan agama
masing-masing di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat
dan kehormatan keluarga.
3) Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang nantinya juga
menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan
kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang menjadi beban orangtua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka hal-hal berikut.
1) Memelihara dan membesarkan anak.
2) Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
3) Member pengajarandalam arti yang luas.
4) Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua
meliputi tujuh hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial,
dasar pendidikan intelektual, dasar pembentukan kebiasaan pembinaan
kepribadian yang baik dan wajar, dasar pendidikan kekeluargaan, dasar
pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan agama.
Melalui pendidikan keluarga, anak diharapkan memiliki pribadi yang
mantap, akhlak yang baik dan mandiri untuk menjalani kehidupannya.
Sehingga dalam hal ini pendidikan keluarga dapat dikatakan sebagai wadah
persiapan anak untuk kehidupan bermasyarakat.

2.2 Lingkungan Sekolah


7

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan


pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. Guru yang
melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan dan pengajaran tersebut adalah
orang-orang yang dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik, dan
memiliki kemampuan melaksanakan tugas kependidikan.

Pendidikan di sekolah mencakup pendidikan umum dalam


mempersiapkan peserta didik menguasai kemampuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan atau memasuki lapangan kerja. Pendidikan sekolah biasanya disebut
sebagai pendidikan formal karena ia merupakan pendidikan yang mempunyai
dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis,
dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan
formal, terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada
masing-masing jenis dan tingkatan sekolah.
Menurut Muhammad Athiyah al Abrasyi, pendidikan sekolah berfungsi
untuk membantu keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-
anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian mulia serta pikiran yang
cerdas sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat
sesuai dengan tuntutan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan
tujuan pendidikan seumur hidup. Menurut Young pai, ada dua fungsi utama
pendidikan sekolah, yaitu sebagai instrumen untuk mentranmisikan nilai-nilai
sosial masyarakat dan sebagai agen untuk transformasi sosial.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi
pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab berikut ini.
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang
pendidikan.
2) Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
8

3) Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan


pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar
lebih efektif dan efisien dan bersifat klasikal serta berjenjang. Sistem
klasikal memungkinkan sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh
seorang atau beberapa orang guru sebagai fasilitator. Ciri jenjang sekolah
yaitu.
1) Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT). Sebagian dikelola oleh
Departemen Pendidikan
Nasional dan sebagian lainnya dikelola oleh Departemen Agama.

2) Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa


mengikuti pendidikan pada kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu
menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini
bervariasi, yaitu di tingkat SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri
dari tiga kelas, SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di
Perguruaan Tinggi tidak ditentukan dengan jenjang kelas.

3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu
daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
persesuaian dan sadarkan akan persatuan dan kesatuan serta bertindak bersama
untuk mencukupi krisis kehidupannya. Dalam kata lain masyarakat adalah wadah
dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk, dan manusia
berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni.
9

1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur


sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar
sekolah).
2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat,
baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi
edukatif.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by
design) maupun yang dimanfaatkan (utility)
Pendidikan kemasyarakatan merupakan sebuah alat bagi perkembangan individu
dan masyarakat merupakan penggerak dalam memperluas dan mempercepat
usaha dalam mencerdaskan bangsa. Dalam menjalani pendidikan di
lingkungan masyarakat biasanya individu akan mengalami kesulitan-
kesulitan, antara lain.
1) Lingkungan fisik dan nonfisik yang kurang menguntungkan. Lingkungan yang
demikian akan banyak menghambat anak dalam belajar.
2) Tugas yang diberikan lembaga terlalu berat/banyak, sehingga anak tidak dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya kegiatan yang
diikuti dalam waktu yang terbatas, bisa menjadi penyebab kegiatan tersebut
tidak dilaksanakan dengan baik dan akan mengalami kesulitan, yang akhirnya
hasilnya akan kurang.
3) Apabila nilai dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan nilai/adat
yang ada di masyarakat maka akan timbul konflik nilai. Kalau terjadi hal
demikian biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
dalam diri terhadap lingkungan tersebut. Keadaan yang demikian biasanya
akan berpengaruh terhadap upaya belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan
sistem kekuasaan tertentu. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang
dalam masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-
kebiasaan pembentukan pengetahuan sikap dan minat, maupun pembentukan
10

kesusilaan dan keagamaan. Pendidikan dalam pergaulan masyarakat banyak


sekali terdapat lembaga-lembaga pendidikan seperti masjid, surau atau langgar,
musholla, madrasah, pondok pesantren, pengajian, kursus, dan badan-badan
pembinaan rohani.

D. Pengaruh Timbal Balik Antar Lingkungan Pendidikan

Terdapat beberapa bentuk pendidikan yang dapat dikelompokkan


berdasarkan pendekatan dan lingkungan belajar. Berikut adalah beberapa di
antaranya:

1. Pendidikan Formal
a. Ini adalah bentuk pendidikan yang terstruktur dan terorganisir secara resmi.
b. Dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan
tinggi, dan universitas.
c. Memiliki kurikulum yang ditetapkan oleh otoritas pendidikan.
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pendidikan ini biasanya tidak terikat oleh jadwal atau struktur resmi yang
ketat.
b. Dapat terjadi di luar lingkungan sekolah atau di luar jam belajar reguler.
c. Contohnya termasuk kursus, pelatihan kerja, atau program belajar mandiri.
3. Pendidikan Informal
a. Pendidikan ini terjadi secara alami dan tidak terencana dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan lingkungan sekitar,
pengalaman pribadi, dan obrolan dengan orang lain.
c. Tidak ada struktur formal seperti kelas atau guru.
4. Pendidikan Daring (Online)
a. Pendidikan ini memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk
menyediakan pengajaran dan pembelajaran melalui internet.
11

b. Siswa dapat mengakses materi dan berinteraksi dengan guru dan rekan
sekelas secara virtual.
5. Pendidikan Jarak Jauh
a. Mirip dengan pendidikan daring, namun seringkali melibatkan pengiriman
materi melalui media fisik seperti buku atau CD.
b. Siswa belajar di luar kelas tanpa kehadiran fisik di institusi pendidikan.
6. Pendidikan Montessori
a. Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Maria Montessori yang
menekankan pada pembelajaran mandiri dan pengembangan kreativitas
anak.
7. Pendidikan Waldorf
a. Pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner yang menekankan
pada pendekatan holistik untuk pembelajaran dan pengembangan pribadi.
8. Pendidikan Khusus (Inklusi)
a. Menyediakan pendidikan yang disesuaikan untuk siswa dengan kebutuhan
khusus atau kebutuhan pendidikan khusus.
9. Pendidikan Karir dan Teknik
a. Memberikan keterampilan dan pelatihan praktis untuk mempersiapkan
siswa memasuki dunia kerja.
10. Pendidikan Agama atau Keagamaan
a. Fokus pada ajaran agama dan moral.

Masing-masing bentuk pendidikan ini memiliki keunggulan dan manfaat


khusus. Memilih bentuk pendidikan yang tepat tergantung pada tujuan dan preferensi
individu atau kelompok.

Lingkungan pendidikan mencakup berbagai elemen yang mempengaruhi


proses belajar-mengajar. Ini termasuk:

1. Fisik: Bangunan, kelas, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya.


12

2. Sosial-Emosional: Hubungan antar siswa, guru, dan staf sekolah, serta atmosfer
sosial dan emosional di lingkungan sekolah.

3. Kurikulum: Materi pelajaran, metode pengajaran, dan pendekatan pendidikan yang


digunakan.

4. Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran.

5. Sumber Daya: Buku teks, perangkat pembelajaran, peralatan, dan dana yang
tersedia.

6. Budaya dan Nilai: Nilai-nilai, norma, dan budaya yang diterapkan di sekolah.

7. Kepemimpinan dan Manajemen: Cara sekolah dikelola dan dipimpin, termasuk


kebijakan dan praktik manajemen.

8. Partisipasi Orang Tua: Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka.

9. Keamanan dan Keselamatan: Upaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan


siswa dan staf sekolah.

10. Evaluasi dan Pengukuran: Metode untuk mengukur kemajuan dan pencapaian
siswa.

Keseluruhan, lingkungan pendidikan ini saling berhubungan dan memengaruhi


bagaimana siswa belajar dan berkembang.
13
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan
secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat..
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar dalam pelaksanaan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik bagi diri peserta didik
sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, susila, serta makhluk
religius.

B. Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat, maka diperlukan sebuah
koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan
formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan
masyarakat. Bahkan jika perlu juga melibatkan keluarga anak didik dan tokoh
masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

As-Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Mira Pustaka

Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Djumransjyah, HM. Amrullah, Abdul Malik Karim. 2007. Pendidikan Islam


Menggali Tradisi Mnegukuhkan Eksistensi. Malang: UIN Makang Press

Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Nasehudin. 2016. Keluarga dalam Lingkungan Pendidikan Manusia Mandiri. Jurnal


Edueksos. 5(1), 23-35

Rohman, Arif. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:


Laksbang Mediatama

Sukmawati, Henni. 2013. Tripusat Pendidikan. Jurnal Pilar. 2(2), 175-194

14

Anda mungkin juga menyukai