Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pembimbing: Sirwan Budianto, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 1


Anggota:

PROGRAM PENDIDIKAN PJKR


STKIP BINA MUTIARA
2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama
untuk menyelesaikan makalah ini.
Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Landasan
Pendidikan ,yaitu tentang Lingkungan pendidikan. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Sirwan Budianto, M.Pd selaku dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
Sekian dari kami, semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Sukabumi, Oktober 2023


Penyusun

…………………

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
2.1 Lingkungan Pendidikan.............................................................................3
2.2 Proses Pendidikan......................................................................................8
2.3 Pendidikan sebagai Sistem........................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbhan individu. Pendidikan
memiliki beberapa karateristik khusus di dalamnya seperti satu diantaranya
adalah lingkungan pendidikan. Dimana pendidikan berlangsung dalam segala
lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan
maupun yang ada dengan sendirinya.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap
peserta didik. Perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis lingkungan
pendidikan tempat peserta didik terlibat didalamnya. Hal ini karena masing-
masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi sosial yang berbeda-
beda. Situasi sosial yang dimaksud meliputi faktor perencanaan, sarana dan
sistem pendidikan pada masing-masing jenis lingkungan. Intensitas pengaruh
lingkungan terhadap peserta didik tergantung sejauh mana lingkungan mampu
memahami dan memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta
didik.
Dalam lingkungan pendidikan itu sendiri pun juga berkaitan dengan proses
pendidikan yang terlibat di dalamnya serta dimana pendidikan itu berperan
sebagai sistem.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan?
2. Bagaimana fungsi lingkungan pendidikan?
3. Apa saja jenis-jenis lingkungan pendidikan?
4. Apakah yang dimaksud dengan proses pendidikan?

1
5. Bagaimana peran pendidikan sebagai sistem?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi konsep teori dari
lingkungan pendidikan, yang terkait dengan proses pendidikan serta
pendidikan sebagai sistem.
2. Mahasiswa mampu mengintrepretasikan kembali konsep teori lingkungan
pendidikan yang terkait dengan proses pendidikan dan pendidikan sebagai
sistem.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep teori lingkungan pendidikan yang
terkait dengan proses pendidikan dan pendidikan sebagai sistem
pendidikan.
2. Mahasiswa dapat menganalisa konsep teori lingkungan pendidikan yang
terkait dengan proses pendidikan dan pendidikan sebagai sistem
pendidikan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Lingkungan Pendidikan


1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia,
baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang
terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan
pengaruh kuat kepada individu. Lingkungan ini kemudian secara khusus
disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan tanggung
jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga tersebut.
Secara umum fungsi lembaga-lembaga pendidikan adalah menciptakan
situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung sesuai
tugas yang bebankan kepadanya karena situasi lembaga pendidikan harus
berbeda dengan situasi lembaga lain (Azra, 1998).
Menurut Hasbullah (2003), lingkungan pendidikan mencakup:
a. Tempat (lingkungan fisik ), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan
alam
b. Kebudayaan (lingkungan budaya ) dengan warisan budaya tertentu
seperti bahasa seni ekonomi, ilmu pengetahuan, pedagang hidup dan
pedagang keagamaan; dan
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat)
keluarga, kelompok bermain, desa perkumpulan dan lainnya.
Fungsi pertama lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik
lingkungan fisik, sosil dan budaya terutama berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara
optimal. Penataan lingkungan pendidikan ini terutama dimaksudkan agar
proses pendidikan dapat berkembang efesiaen dan efektif.

3
Perkembangan manusia dari interaksinya dengan lingkungan sekitar akan
berjalan secara alamiah, tetapi perkembangan tersebut tidak sepenuhnya
sesuai dengan tujuan pendidikan atau bahkan menyimpang darinya.
Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan
mengendalikan lingkungansedemikian rupa agar mempunyai orentasi pada
tujuan-tujuan pendidikan.
Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku
umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat. Hal ini karena masyarakat akan berfungsi
dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola tingkah
laku umum maupun peranan yang berbeda-beda.
Dalam menjalankan kedua fungsinya, lingkungan pendidikan haruslah
digambarkan sebagai kesatuan yang utuh di antara berbagai ragam
bentuknya. Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara menyeluruh
masing-masing lingkungan mempunyai andil dalam mencapainya
(Tirtahardjha, 2004).
2. Bentuk-Bentuk Lingkungan Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup
di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolahan, lingkungan masyarakat, yang disebut
tripusat pendidikan atau lingkungan pendidikan.
a. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah
kecil orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk
keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro,
suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya
untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan
yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara,

4
merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
1) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2) Menjamin kehidupan emosional anak
3) Menanamkan dasar pendidikan moral
4) Memberikan dasar pendidikan sosial.
5) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
b. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-sekolah
formal.
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin
penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum
masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai
lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan
yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan
seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu
lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi
sekolah antara lain :

5
1) Pengajaran yang mendidik.
2) Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan
penyuluhan (BP) di sekolah.
3) Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber
belajar (PSB).
4) Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.
c. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam
masyarakat ini, telah dimulai beberapa waktu ketika anak-anak telah
lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya
lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik
pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-
pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan
dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di
masyarakat.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang
dirancang (by design), maupun yang dimanfaatkan (utility).
Paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya
sebagai berikut :
1) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat
sederhana.
2) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang
atau sawah dengan tanaman pokok padi.

6
3) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di
ladang atau sawah.
4) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di
sawah dengan tanaman pokok padi.
5) Tipe masyarakat perkotaan.
6) Tipe masyarakat metropolitan.

Selain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi karakteristik


seseorang, terdapat juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya
dan kelompok sosial seperti remaja masjid, pramuka, dsb. Kelompok
teman sebaya mempunyai fungsi terhadap anggotanya antara lain :
1) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat orang dewasa.
4) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk
membebaskan diri dari pengaruh kekuatan otoritas.
5) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang
didasarkan pada prinsip persamaan hak.
6) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga
secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian,
musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain).
7) Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi
orang yang lebih kompleks.
Dengan demikian organisasi tersebut menyediakan program
pendidikan bagi anak-anaknya, yakni:
1) Mengajarkan keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan
cara memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
bagi mereka
2) Mengajarkan bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral
yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya

7
3) Memberikan model-model bagi perkembangan watak
Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1) Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2) Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3) Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya,
utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal
balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat
manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu
pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat
praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus
sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.
2.2 Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menetukan kualitas
hasil pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas penglolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lainnya
saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti
tersedianya sarana-prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang
dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai
secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi
serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

8
Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso dan
mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan
pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU pendidikan,
peraturan pemerintah, SK mentri, SK dirjen, serta dokumen-dokumen
pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.
Pengelolaan dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-
kebijakan nasional kedalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup
wilayah dibawah tanggung jawab Kakanwil dan Depdikbud. Pengelolaan
dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan
pendidikan yang berlangsung didalam lingkungan sekolah ataupun kelas,
sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam
masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, guru, tutor, dan tenaga-
tenaga pendidikan lainnya memegang peran penting di dalam pengelolaan
pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil
pendidikan. Misalnya seorang guru ia wajib menguasai pengelolaan kegiatan
belajar mengajar, termasuk didalamnya pengelolaan kelas dan siswa.
Tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses
belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah
laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh adanya
pengalaman belajar yang optimal itu. Di sini jelas bahwa pendayagunaan
teknologi pendidikan memegang peranan penting. Pengelolaan proses
pendidikan harus memperhitungkan perkembangan IPTEK. Karena itu setiap
guru wajib mengikuti dengan seksama inovasi-inovasi pendidikan terutama
yang diseminasikan secara luas oleh pemerintah serta PPSI, belajar tuntas
(mastery learning), pendekatan CBSA dan keterampilan proses muatan local
dalam kurikulum dan lain-lainnya agar dapat diambil manfaatnya.

2.3 Pendidikan sebagai Sistem


1. Pengertian Pendidikan dan Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsure pokok, yaitu unsur
masukan,unsur proses usaha itu sendiri,dan unsur hasil usaha. Masukan

9
usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada
pada peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan
jasmani).Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal,seperti
pendidik,kurikulum,gedung sekolah,buku,metode mengajar,dll.Sedangkan
hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (berupa pengetahuan,sikap
dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar
tertentu. Apabila keseluruhan komponen ini sudah merupakan suatu sistem
maka tujuan pendidikan akan tercapai.
Menurut Tatang Amirin (1992), system merupakan himpunan komponen
yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan. Sistem berasal bari bahasa Yunani “systema”, yang berarti
sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem adalah suatu konsep
yang abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai satu tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang
terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur
sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu
hasil (produk). Dari sini dapat dikatakan bahwa system kependidikan
merupakan perangkat sarana yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berkaitan satu sama lain dalam rangka melaksanakan proses pembudayaan
masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai yang sama sebangun dengan
cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat itu sendiri.
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang
dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat
mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan
tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita
hidup yang sejahtera lahir maupun batin.

10
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem
Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan
atau sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan,
struktur/jenjang. Pendidikan sebagai sebuah system terdiri dari sejumlah
komponen. Komponen merupakan bagian yang ada dalam suatu sistem
yang melakukan atau memainkan fungsi tertentu dalam rangka mencapai
tujuan sistem. Dalam suatu sistem pasti memiliki tujuan yang akan dicapai
karena sistem sangat erat hubungannya dengan tujuan jika tujuan tidak ada
dalam sistem maka tidak bisa dikatakan sebagai sistem. Untuk mencapai
tujuan di dalam sebuah sistem memiliki komponen-komponen yang
bekerja, berinteraksi, dan memiliki ketergantungan antara yang satu
dengan yang laiinya sehingga menjalankan roda grigi komponen-
komponen dalam suatu sistem. Satu komponen tidak dapat bekerja dengan
maksimal maka akan mempengaruhi komponen yang lain dan akan
mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuannya.
Dalam bidang pendidikan terdiri dari beberapa komponen-komponen yang
menunjang yaitu:
a. Input Pada Sistem Pendidikan
Siswa baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan
diproses menjadi tamatan (out put). Siswa berstatus sebagai subjek
didik karena siswa (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan ingin
mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna
memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang
hidupnya.
b. Instrumental Out Put Pada Sistem Pendidikan
Guru dan tenaga nonguru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran
pendidikan, prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental

11
(instrumental output) yang memungkinkan dilaksanakannya
pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
 Guru dan Tenaga Nonguru
Guru ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk
membimbing. Guru berbeda dengan pengajar sebab pengajar
berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid,
sedangkan guru tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan
materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.
 Tenaga Nonguru yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan
merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)).
 Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah adalah segenap kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban
dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan
yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:
penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.
 Kurikulum
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah
kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi
yang disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Anggaran Pendidikan
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana
terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran

12
adalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk
menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.
 Prasarana dan Sarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana
pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara
langsung dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat
juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-
benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan
penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga
diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk
memudahkan penyampaian materi pelajaran
c. Enviromental Input Pada Sistem Pendidikan
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan,
politik dan keamanan negara merupakan factor lingkungan atau
masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau
tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan
instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.
 Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang
hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
 Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar
lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
 Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah
di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan
pendidikan.
 Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga
pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
 Lingkungan Kependudukan yaitu kemampuan untuk mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar lembaga
pendidikan.
d. Output Pada sistem Pendidikan

13
Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang
terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistem
pendidikan adalah:
 Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai
dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang
dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya,
lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat
mentransformasikan (mengembangkan dan melestarikan) budaya
yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan
baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkan atas
landasan-landasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja
Jika proses yang terjadi di dalam komponen-komponen pendidikan
yang sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab
itu, proses berkesinambungan dari komponen-komponen
pendidikan menentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang
didasarkan kepada tujuan dan dasar pendidikan.
 Putus Sekolah
Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang terjadi
tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya
hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga
peserta didik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan
berhenti untuk melangsungkan pendidikannya (putus sekolah).
Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh berbagai macam
faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses
pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan.
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan
Kedudukan dari Sistem
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan subsistem dari supra sistem,
disamping mempunyai sub-subsistem pendidikan. Supra sistem

14
(masyarakat) itu terdapat beberapa sistem, misalnya sistem ekonomi,
politik, pendidikan, keamanan, dan lain-lain.

Tingkatan Sistem dan Subsistemnya


Tingkat
Keumuman Sistem Sub Sistem Sub-Subsistem Sub-Sub Sistem
Kurikulum
Pendidikan Sekolah Sekolah Kelompok Mata
I Formal Menengah Menengah Pelajaran
Kurikulum
Sekolah Sekolah Kelompok
II Menengah Menengah Mata Pelajaran Mata Pelajaran
Kurikulum Kelompok
Sekolah Mata
III Menengah Pelajaran Mata Pelajaran Pokok bahasan
Kelompok
Mata Mata Sub Pokok
IV Pelajaran Pelajaran Pokok bahasan bahasan

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik
berupa benda mati, hidup, ataupun peristiwa yang terjadi teramsuk kondisi
masyarakat. Lingkungan pendidikan sendiri mencakup 3 hal yaitu tempat
(lingkungan fisik), kebudayaan (lingkungan budaya), dan kelompok hidup
bersama (lingkungan sosial atau masyarakat). Lingkungan pendidikan juga
membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya agar mencapai tujuan pendidikan yang optimal
Dalam lingkungan pendidikan terdapat proses pendidikan yang merupakan
kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pun meliputi ruang lingkup
makro yang berupa kebijakan dalam bentuk UU, ruang lingkup meso yang
mengimplikasi kebijakan nasional kedalam kebijakan operasional di bawah
tanggungjawab Kakanwil dan Depdikbud, dan ruang lingkup mikro yang
mengaplikasikan kebijakan pendidikan kedalam lingkungan sekolah.
Ada pun sistem pendidikan yang pada hakikatnya adalah seperangkat sarana
yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang
dapat mengalami perubahan bentuk dan model sesuai kebutuhan hidup
masyarakat.

3.2 Saran
Dengan memahami konsep lingkungan pendidikan diharapkan mahasiswa
dapat memahami secara mendalam terkait materi lingkungan pendidikan yang
mana di dalamnya terdapat adanya suatu proses pendidikan dan juga
pendidikan sebagai sistem yang berjalan dalam suatu pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir, dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Grup.
Din Wahyudin, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
Drs. Uyoh Sadulloh. M.Pd, dkk. 2013. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung:
Alfabeta
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
La Sulo, Sulo Lipu. 1990. Penelaahan Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP
IKIP Ujung Pandang.
Ardhana, Wayan. (Ed.). 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIP IKIP
Malang. Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang.
UPT MKK UNNES
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana

17

Anda mungkin juga menyukai