Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan

Dosen Matakuliah : Dr. Siti Mas’ula, M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Adhelia Dwi Rachmawati 230341601398


Adinda Afifatul 230341608975
Annindya Alysyah Putri 230341609706
Dewi Tatum Rona Qotrun Nada 230341604651

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu
Kependidikan dengan judul “Hakikat Pendidikan”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Anggota kelompok dan Dosen Pengampu Mata Kuliah yang telah membimbing saya dalam
menyusun makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 30 Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN .................................................................................................... 2
2.1.1Pengertian Pendidikan ..................................................................................................... 2
2.1.2 Tujuan Pendidikan.......................................................................................................... 4
2.2 LEMBAGA dan PRAKTIK PENDIDIKAN ......................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan .................................................................................... 6
2.2.2 Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan ...................................................................... 7
2.2.3 Praktik Pendidikan di Indonesia .................................................................................. 11
2.3 IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN ............................................................................... 15
2.3.1 Implikasi Pendidikan Terhadap Pembelajaran dan Pengajaran ................................ 15
2.3.2 Implikasi Pendidikan Seumur Hidup ........................................................................... 17
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................... 19
3.2 KRITIK DAN SARAN ........................................................................................................ 19
GLOSARIUM................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah sesuatu yang sudah tidak asing lagi dalam lingkungan sekitar kita,
terlebih lagi saat ini kita sedang berada dalam lingkup pendidikan yang sangat ketat. Kita
sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang dibutuhkan sejak awal oleh semua orang,
baik pendidikan moral maupun akademis. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan akan dan
pasti di lalui oleh semua orang. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas atau kebiasaan akan
cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu sudah sepatutnya orang yang
terlibat dan berkecimpung dalam dunia pendidikan selalu merenungkan makna dan hakikat
pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan atau aksi sebagai sebuah refleksinya.

Makalah singkat ini mencoba mengungkap dan menjelaskan bagaimana hakikat


pendidikan itu sendiri. Dimulai dari pengertian pendidikan itu secara umum, tujuan pendidikan,
lembaga dan praktik pendidikan yang dapat dilihat hingga saat ini serta implikasi konsep
pendidikan.

1.1 Rumusan Masalah


1) Apa itu pengertian dan tujuan Hakikat Pendidikan?
2) Bagaimana lembaga dan praktik di dalam Pendidikan?
3) Bagaimana Implikasi Konsep Pendidikan didalam Hakikat Pendidikan?

1.2 Tujuan Penulisan


1) Mengetahui pengertian dan tujuan tentang Hakikat Pendidikan
2) Mengetahui lembaga-lembaga di bidang pendidikan serta teknis praktik
pendidikan .
3) Mengetahui berbagai karakteristik pendidikan dari segi Implikasi Konsep
Pendidikan khususnya di Indonesia.

1.3 Manfaat Penulisan


Agar dapat memahami apa itu ‘Hakikat Pendidikan’ dan dapat di interpretasikan
ke dalam kehidupan sehari – hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN


Saat mencari suatu hakikat, sebetulnya kita akan mulai menyelami sebuah ontologi
dalam filsafat. Dalam membicarakan pendidikan, kita akan mengenal filsafat pendidikan, yang
mana dalam pembicaraan tentang filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan kita
tentang manusia. Mencari hakikat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai
bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan
itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan
secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya perilaku normal manusia,
atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia.

Hakikat pendidikan itu sendiri lebih berorientasi kepada terbentuknya karakter


(kepribadian/jati diri) seseorang. Setiap tahapan pendidikan dievaluasi dan dipantau dengan
saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif seseorang yang harus
dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif seseorang yang perlu disikapi. Akar dari
karakter ada dalam cara berpikir dan cara merasa seseorang.

2.1.1Pengertian Pendidikan
Definisi pendidikan dalam arti luas adalah Hidup. Artinya bahwa
pendidikan adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat dalam
semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan
setiap makhluk individu. Bahwa pendidikan berlangsung selama sepanjang
hayat (long life education). Pengajaran dalam pengertian luas juga merupakan
sebuah proses kegiatan mengajar, danmelaksanakan pembelajaran itu bisa
terjadi di lingkungan manapun dan kapanpun(Amirin:2013:4).

Secara harfiah arti pendidikan adalah mendidik yang dilaksanakan oleh


seorang pengajar kepada peserta didik, diharapkan orang dewasa pada anak-
anak untuk bisa memberikan contoh tauladan, pembelajaran, pengarahan,
dan peningkatan etika-akhlak, serta menggali pengetahuan setiap individu.

Dalam Perundang-undangan tentang SistemPendidikan No.20 tahun 2003,


mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk

2
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa Indonesia
(KBBI) kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’
dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara
maupum tindakan membimbing.

Pendidikan dalam arti kata sempit adalah sebuah Sekolah. Sistem itu
berlaku untuk orang dengan berstatus sebagai murid yaitu siswadisekolah, atau
peserta didikpada suatu universitas(lembaga pendidikan formal). Bapak
penididikan Ki Hajar Dewantara dengan pedomannya yang masyur yaitu, “Ing
Ngarso Sung Tulodo”(di depan memberikancontoh), “Ing Madyo Mangun
Karso”(di tengah membangundan memberi semangat), Tut Wuri Handayani (di
belakang memberi dorongan)dan (Febriyanti, 2021). Seandainya kita dapat
memahami isi semboyan tersebut, oleh karenanya bisa disimpulkan bahwa peran
guru sebagai pondasi dan ujung tombak dalam melaksanakan laju Pendidikan
Nasional. Pendidikan merupakan segala efektivitas yang diusahakan sebuah
lembaga kepada peserta didik untuk diberikan kepadanya dengan harapan
mereka memiliki kompetensi yang baik dan jiwa kesadaran penuh terhadap
suatu ikatan dan permasalahan sosialnya.

Untuk melihat dengan jelas apa makna pendidikan, berikut ini akan dilihat dari
perspekif pengertian menurut para ahli sebagai berikut:
1) Lengeveld
Lengeveld memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha
mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada
kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar
cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
lain.

2) Dewey
Menurut ahli pendidikan ini, konsep pendidikan mengandung
pengertian sebagai suatu proses pengalarnan, karena kehidupan adalah
pertumbuhan, pendidikan berati membantu pertumbuhan batin tanpa ditatasi

3
usia. Pengertian yang diungkapkan Dewey ini menekankan bahwa kegiatan
pendidikan pada hakekatnya adalah proses pengalaman, tetapi pengalaman ini
harus mengarahkan peserta didik kepada pertumbuhan batin, sehingga dengan
pertumbuhan batin ini mereka dapat eksis di tengah-tengah lingkungannya
dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi tanpa harus selalu
tergantung pada orang lain.

3) Crow
Crow memberikan balasan pengertian pendidikan adalah pengalaman
yang memberikan pengertian, insight dan penyesuaian bagi peserta didik
sehingga dia dapat berkembang dan bertumbuh.

Dari penjelasan dan banyaknya pendefinisian mengenai pendidikan,


penyusun dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan.

2.1.2 Tujuan Pendidikan


Sebagaimana diungkapkan oleh A. Tresna Sastrawijaya, tujuan pendidikan
adalah segala sesuatu yang mencakup kesiapan jabatan, ketrampilan memecahkan
masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun, dan sebagainya karena
harapan setiap siswa berbeda-beda. Sementara itu tujuan pendidikan berkaitang
dengan segenap bidang studi dapat dinyatakan lebih spesifik. Misalnya, pada
pelajaran bahasa berguna untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dengan mahir secara lisan maupun tulisan. Tujuan pendidikan menyangkut secara
luas yang akan membantu siswa untuk masuk dalam kehidupan bermasyarakat
(Sastrawijaya. 1991:26).

Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iiman dan taqwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pembangunan dan kemajuan politik,

4
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam hal ini pendidikan
diharapkan mampu mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik,
agama, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan secara tepat dan benar, sehingga
dapat membawa kemajuan individu, masyarakat dan negara guna menciptakan
pembangunan nasional. Pemahaman terhadap aspek-aspek demikian tidak boleh
menyimpang dari tujuan dan kerangka pembangunan nasional. Jika, pembangunan
nasional bertujuan untuk menciptakan pembangunan manusia Indonesia yang
berilmu pengetahuan berteknologi dan beriman bertaqwa, pendidikan nasional
tentunya harus berupaya untuk menuju ke arah pembangunan tersebut (Idi.
2014:71).

Mengingat negara Indonesia merupakan negara kesatuan yaitu kesatuan dari


berbagai suku, ras, dan agama selain itu pelaksanaan pendidikan di indonesia yang
mengedepankan transpormasi nilai-nilai filosopis serta pelaksanaan pendidikan
yang tidak dapap terlepas dari peran keluarga, masyarakat dan pemerintah, maka
pelaksanaan pendidikan di Indonesia juga diatur didalam Undang-Undang No. 20
tahun 2003 pada Pasal 4 mengatakan sebagai berikut:

1. Pendidikan selengarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjujung tinggi Hak Asasi Manusia,Nilai
Keagamaan,Nilai Kultur,dan Kejemukan Bangsa.
2. Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan
sistemte terbuka dan multimakna
3. Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjan hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,membangun
kemauan, dan mengembangakan kreatifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca,menulis,dan berhitung bagi segenap warga masyarakat
6. Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen
Masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.

5
Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966
tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan)
berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman,
moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan
secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk
memanusiakan manusia.

2.2 LEMBAGA dan PRAKTIK PENDIDIKAN


2.2.1 Pengertian Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi atau tempat dimana proses
pendidikan atau belajar mengajar berlangsung, diantaranya pendidikan di dalam
keluarga, sekolah, serta masyarakat. Lembaga pendidikan pun bisa diartikan sebagai
sebuah organisasi yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, yakni transfer ilmu
pengetahuan serta budaya terhadap individu guna mengubah tingkah laku seseorang
menjadi lebih dewasa serta memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Lembaga pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang


dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yaitu transfer ilmu pengetahuan dan
budaya kepada individu untuk mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih
dewasa dan memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa depan.

6
Agar lebih memahami apa arti lembaga pendidikan, maka kita dapat
merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

A. Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja Dan Drs. La Sula


Pengertian lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya
pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan Masyarakat.
B. Menurut Enung K. Rukiyati dan Fenti Himawati
Pengertian lembaga pendidikan adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses
pembudayaan.
C. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati
Pengertian lembaga pendidikan adalah badan usaha yang
bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan
terhadap peserta didik.
D. Menurut Hasbullah Pengertian lembaga pendidikan ialah tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan
keluarga, sekolah dan Masyarakat.

2.2.2 Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan


A. Lembaga Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama.
Dikatakan sebagai lembaga pendidikan pertama karena keluarga adalah tempat dimana
anak pertama kali mendapat pendidikan, sedangkan dikatakan utama karena hampir
semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu
sebagai pendidik, dan anak sebagai si terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan
dasar-dasar bagi perkembangan anak agar anak dapat berkembang secara baik.
Keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar terutama bagi pendidikan
akhlak, dan pandangan hidup keagamaan.

Suasana pendidikan keluarga ini sangat menentukan, sebab dari sinilah


keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan. Melalui

7
pendidikan keluarga ini, hak yang melekat pada diri anak untuk memperoleh
pendidikan dapat terealisasi khususnya kebutuhan akan rasa kasih sayang sehingga
anak dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan darah
antara pendidik dengan anak didik, yang didasarkan atas hubungan rasa cinta kasih
sayang.
Fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga :
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan

Dari uraian di atas tentang fungsi dan peranan lembaga pendidikan


keluarga, maka dapat dikatakan bahwa untuk membentuk manusia yang cerdas
dan berkualitas, peran orang tua sangat strategis. Sebab kelurgalah yang
memberikan pengalaman pertama bagi anak, memenuhi kehidupan emosional anak,
menanamkan dasar pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial, dan
yang terpenting adalah peletakan dasar-dasar keagamaan sebagai makhluk relegius.

B. Lembaga Pendidikan Sekolah

Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka


dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam
lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memiliki beberapa karakteristik antara lain :

1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis dan jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan
di masa yang akan datang.

8
Dari uraian karakteristik diatas, tentunya kita mempunyai rasa keingin tahu an
mengenai peran sekolah. Peranan lembaga pendidikan sekolah:

a. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan
dengan karyawan.
b. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Lembaga pendidikan di Indonesia dalam garis besar dapat dibagi menjadi tiga
bagian,yaitu:

1. Lembaga Pendidikan Jalur Formal:


a. Lembaga pendidikan prasekolah
b. Lembaga pendidikan dasar. (SD dan SMP)
c. Lembaga pendidikan menengah/SMA dan SMK
d. Lembaga pendidikan tinggi
e. Lembaga pendidikan Sekolah Luar Biasa untuk anak yang
berkebutuhan khusus

2. Lembaga Pendidikan Jalur Nonformal

Program yang lebih jelas mengarah kepada dunia usaha adalah


program magang dan kursus. Pada program magang peserta didik bekerja
sambil belajar disuatu perusahaan atau bengkel,tetapi tidak menerima
bayaran. Program pendidikan nonformal yang langsung berpraktik bisnis
adalah program Kejar Usaha. Sambil belajar para warga bekajar,biasanya
berkelompok,diberi modal untuk berusaha. Jadi model belajarnya adalah
belajar dengan berbuat dilapangan dalam bidang bisnis.

3. Lembaga Pendidikan Jalur Informal Pada Keluarga Dan Masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga bertugas


membantu lingkungan keluarga mendidik dan mengajar serta memperbaiki
dan memperluas wawasan dan tingkah laku anak didik. Sekolah
memberi sumbangan yang tak terhingga nilainya bagi kelangsungan

9
pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dengan melihat
karakteristik dan peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua
setelah keluarga, maka sekolah diharapkan dapat memberdayakan semua
warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas,
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.

C. Lembaga Pendidikan Masyarakat


Partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan. Selanjutnya,
pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
2. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out.
3. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu
pendek.
4. Peserta tidak perlu homogen.
5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan meningkatkan taraf hidup.

Selanjutnya, ada beberapa istilah yang diberikan kepada lembaga


pendidikan masyarakat sebagai jalur pendidikan luar sekolah :

a. Pendidikan sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di


dalam masyarakat untuk mendidik individu dan lingkungan sosial, supaya
bebas dan bertanggung jawab.
b. Pendidikan masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan
kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi,
kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem
persekolahan resmi.
c. Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang
mengenai seluruh rakyat.
d. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem
persekolahan biasa.

10
e. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa
di luar lingkungan sekolah
f. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang
mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
g. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus
dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang
ingin masuk dunia Universitas, misalnya Universitas Terbuka.
h. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu
masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat
menempati posisi yang layak.

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha


mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan. Masyarakat sebagai lembaga
pendidikan ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan dan aktualisasi diri
setiap individu.

2.2.3 Praktik Pendidikan di Indonesia


Praktek Pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip,
atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam
suasana saling mempengaruhi atau terjadinya saling interaksi yang bersifat positif dan
konstruktif selama tujuannya mengubah terdidik menjadi manusia yang diharapkan
atau dewasa. Di Indonesia sendiri, praktik pendidikan di berikan kepada pendidik dan
anak didik, berikut adalah bberapa contoh praktik pendidikan yang diberikan oleh
pemerintah adalah KEMENDIKBUDRISTEK. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah kementerian dalam pemerintah
Indonesia yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahrlan, dan teknologi untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Beberapa tugas dari Kemendikbudristek adalah menjalankan fungsi perumusan


dan penetapan kebijakan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi, pendidikan
tinggi, dan kebudayaan; perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di

11
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.

Program pendidikan harus memuat hal-hal yang dibutuhkan dalam pendidikan


dan solusi dari permasalahan dalam pendidikan, guna mencapai tujuan pendidikan
dengan optimal. Adapun berikut ini merupakan 7 program prioritas pendidikan pada
tahun 2021 dari Mendikbudristek Nadiem Makarim, di antaranya yaitu:

1. Pembiayaan Pendidikan
Menteri pendidikan mengatakan bahwa fokus Kemendikbudristek yaitu
kemerdekaan akses untuk mendapatkan pendidikan tanpa terhalang
pembiayaan. Pada tahun 2021 ini Kemendikbudristek mengeluarkan
anggaran sebesar 27,26 triliun rupiah untuk membiayai pendidikan di
Indonesia, melalui beberapa program seperti Indonesia pintar atau Kartu
Indonesia Pintar (KIP) sekolah, KIP kuliah, tunjangan profesi guru hingga
pembinaan sekolah Indonesia luar negeri.
Adapun untuk anggaran PIP atau KIP sekolah sebesar Rp9,6 miliar yang
akan diberikan kepada 17,9 juta siswa. Untuk anggaran KIP kuliah sebesar
Rp10 miliar yang akan dibagikan ke 1 juta mahasiswa. Lalu 7 miliar
dialokasikan untuk tunjangan profesi guru yang menyasar sebanyak
363.000 guru. Dengan adanya pembiayaan pendidikan ini, maka masyarakat
yang kurang mampu bisa mendapatkan kemerdekaan akses pendidikan yang
layak.

2. Digitalisasi Sekolah
Menurut Mentri Pendidikan, digitalisasi sekolah adalah bentuk
kemerdekaan bagi peserta didik untuk mendapatkan informasi dan konten
yang setara, seperti konten-konten kurikulum yang baik dan konten
pengajaran. Berbagai macam bantuan digital perlu diberikan agar bisa
diakses di daerah manapun.
Adapun kegiatan yang termasuk dalam program digitalisasi sekolah
yaitu penguatan platform digital dengan mengeluarkan anggaran sebesar
Rp109,85 miliar dan program belajar di rumah bersama TVRI dengan
anggaran sebesar Rp132 miliar. Nyatanya hal ini direspon positif oleh
masyarakat dan rencananya program pembelajaran bersama TVRI tersebut

12
terus ditingkatkan menjadi channel suplemen pendidikan nasional, baik
untuk kurikulum maupun nonkurikulum.
Selain itu, ada pula anggaran sebesar Rp74,02 miliar untuk model media
pendidikan digital dan bahan belajar. Nadiem berharap adanya interaktivitas
secara online serta available dalam program tersebut. Dan terakhir ada
anggaran Rp1,175 triliun untuk menyediakan sarana pendidikan peralatan
TIK. Anggaran tersebut untuk mempersiapkan uji asesmen kompetensi,
sehingga perlu pengadaan unit laptop bagi peserta didik dan pendidik.

3. Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak

Menteri mengatakan jika secara substantif ini adalah program


penting, karena peningkatan mutu tidak bisa diwujudkan tanpa adanya
peningkatan mutu dari guru. Ada 4 poin dalam program ini, yang pertama
yaitu sertifikasi guru dan tenaga kependidikan, kedua adanya peningkatan
kompetensi dan kualifikasi GTK, ketiga penjaminan mutu, advokasi daerah
dan sekolah, dan terakhir yaitu pembinaan peserta didik. Beliau mengatakan
bahwa guru penggerak ini adalah metode identifikasi guru-guru baru, untuk
memastikan bahwa guru tersebut bukan hanya kompeten, tetapi juga
memiliki kemampuan dalam mementor atau menggerakkan guru-guru lain,
sehingga guru penggerak harus memiliki jiwa kepemimpinan. Guru
penggerak juga akan menjadi calon pemimpin dan kepala sekolah masa
depan nantinya.

Pemerintah Indonesia merancang sebuah program andalan untuk


mencetak guru-guru andal yang disebut Pendidikan Profesi Guru
(PPG).Sebagai investasi masa depan yang sangat bernilai, Pemerintah telah
berkomitmen bahwa pendidikan bagi generasi masa depan harus dimulai
dan disiapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu proses penyemaian
generasi masa depan ini harus dibarengi dengan penyiapan guru profesional
melalui suatu sistem pendidikan guru yang bermutu dan akuntabel.
(Nurwardani, 2018: 1).
Program Pendidikan Profesi Guru bertujuan untuk menghasilkan guru
profesional yang memiliki kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
4. Peningkatan Kualitas Kurikulum dan Asesmen Kompetensi Minimum

Seperti yang sudah kita tahu bahwa pada tahun 2021 ini
Mendikbudristek Nadiem resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Ujian
nasional dan AKM tentulah berbeda, di mana Asesmen Kompetensi
Minimum ini fokus terhadap pengukuran kompetensi dengan standar yang
lebih global, dengan standar yang bukan bergabung pada materi informasi,
melainkan pada kemampuan bernalar, baik dalam literasi, numerasi, dan
nilai-nilai Pancasila. Jika UN yang dinilai adalah siswa (individunya), maka
AKM yang dinilai adalah sekolah (menyeluruh/global). Tujuan program
kerja ini adalah menghindarkan siswa dari rasa diskriminasi, di mana siswa
yang mendapatkan bimbel mendapatkan angka baik.

5. Revitalisasi Pendidikan Vokasi

Program Kemendikbudristek selanjutnya yaitu memfasilitasi unit


pendidikan vokasi dengan industri. Dalam hal ini, fokus utamanya yaitu
peningkatan kualitas SDM, serta melengkapi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan. Ini adalah bentuk kemerdekaan untuk sekolah SMK dan
politeknik dalam menciptakan pakar-pakar, pelatih, dan guru-guru terbaik
dari lingkungan industri. Adapun besar anggaran biaya untuk program ini
yaitu Rp5,20 triliun.

6. Program Kampus Merdeka

Dalam program kampus merdeka, universitas akan lebih otonom dan


akuntabel, di mana mereka dapat menentukan spesialisasinya sendiri.
Termasuk dalam meningkatkan SDM pendidikan tinggi serta membantu
universitas mendapatkan akreditasi tingkat internasional dan berkompetisi
secara global. Nadiem mengatakan bahwa pemerintah akan membantu
sekolah yang tidak ada biaya akreditasi internasional.

14
Program kampus merdeka juga membebaskan mahasiswa untuk
mendapatkan kesempatan dalam mengembangkan diri dan pengalaman di
luar kampus. Nadiem menjelaskan bahwa 1 sampai 2 semester di luar
kampus, mengajar di sekolah, magang di perusahaan, proyek sosial di desa,
mengambil kursus sertifikasi semuanya bisa mendapatkan full SKS.
Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk program kampus merdeka yaitu
Rp4,42 triliun. Tujuan adanya program Kampus Merdeka adalah
menyiapkan lulusan Perguruan Tinggi yang memiliki soft skills maupun
hard skills yang matang dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan
begitu, angka sarjana yang menganggur di Indonesia dapat berkurang,
menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan
berkepribadian, memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki sesuai dengan passion dan bakatnya melalui program-program
experiential learning dengan jalur yang fleksibel.

7. Pemajuan Budaya dan Bahasa


Ada pula program pemajuan budaya dan bahasa yang terdiri dari
peningkatan SDM dan lembaga kebudayaan, penguatan desa dan fasilitas
bidang kebudayaan, acara kebudayaan dan program publik, warisan budaya
tak benda, gerakan literasi nasional dan penerjemah, layanan kepercayaan
dan masyarakat adat, hingga uji kemahiran bahasa Indonesia. Program
pemajuan budaya dan bahasa ini sangat bermanfaat, untuk menjaga dan
menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi kita. Adapun anggaran yang
dikeluarkan untuk program ini sebesar Rp622,6 miliar.

2.3 IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN


2.3.1 Implikasi Pendidikan Terhadap Pembelajaran dan Pengajaran
Implikasi merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow
up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

Setelah memahami bab mengenai pendidikan yang bersangkut paut dengan


pembelajaran atau proses belajar terhadap anak didik, berikut prinsip-prinsip belajar
yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 8 yaitu:

15
1. perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah
perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian
siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang
diajarkan.
2. Motivasi, guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan
pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
3. Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses
belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-
konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal
ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa
4. Pengulangan belajar, Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya
meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu
yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
5. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan
dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari
gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi
sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk
mempelajarinya.
6. Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement
mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap
keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan
penghargaan.
7. Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi
cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara
pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat
duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

Dari penjelasan diatas, implikasi antara pendidikan, pembelajaran dan


pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran
bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi
tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat.

16
2.3.2 Implikasi Pendidikan Seumur Hidup
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan
sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi
pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu:

1. Pendidikan baca tulis fungsional


Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan
relevansinya yang ada pada negara-negara berkembang dengan sebab masih
banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV,
mendengarkan Radio, mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup
sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap
pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap
kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat
diperoleh melalui bahan bacaan utamanya.

2. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan di luar
sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal
dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para
lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh
dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakan secara kontinyu.

3. Pendidikan profesional.
Realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta
Built in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti
berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan,
terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku
bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat
mereka lebih besar.

17
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan
masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai
dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya
menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinyu (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan
konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik


Selain tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. yang semakin maju dan
kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di negara yang
demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
bagi setiap warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinyu
dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup adalah merupakan akibat langsung


atau konsekuensi dari suatu keputusan. Implikasi pendidikan seumur hidup pada
program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu pendidikan
baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan ke
arah perubahan dan pembangunan dan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan
politik.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya
sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakikat pendidikan banyak hal
menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu pendidikan dan macam-macam
ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam
mengenai hakikat pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Kita sebagai mahasiswa hendaknya bisa lebih memahami dang mengetahui tentang
konsep dari Hakikat Pendidikan karena di masa yang akan datang akan berguna dan bermanfaat
bagi khalayak umum, Dengan demikian dapat menjadi pedoman pembelajaran bagi semua
orang dan tentunya bisa diaplikasikan di kehidupan sehari hari.

19
GLOSARIUM

Andal telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.

Aktualisasi proses individu untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal


untuk mencapai tujuan hidup yang bermakna

Asesmen proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui


kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta
didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta
landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Budaya cara hidup yang terdapat pada sekelompoh manusia, yang telah
berkembang dan diturunkan dari generasi ke generaasi dari sesepuh
kelompok tersebut.

Bahasa suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan


sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara
bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui
bahasa yang diungkapkan.

Dimensi kelompok indikator yang membagi seluruh indikator yang ada.

Implikasi segala sesuatu yang telah dihasilkan akibat dari proses perumusan
kebijakan.

Industrialisasi proses pengembangan industri dalam sebuah negara.

Informal tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan yang ada.

IPTEK ilmu yang mempelajari perkembangan teknologi berdasarkan ilmu


pengetahuan

Fungsional berkenaan dengan fungsi dan jabatan dalam pekerjaannya (dilihat dari
segi fungsinya)

Fundamental sesuatu hal yang paling mendasar dari segala aspek

Fleksibel luwes atau mudah dan cepat menyesuaikan diri.

20
Formal wajar, resmi, sesuai dengan peraturan yang ditentukan

Kurikulum seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan
pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar.

Kompentensi kemampuan seseorang seseorang yang dapat yang dapat terobservasi


terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Kebijakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

Karakteristik tanda, ciri, atau fitur yang bisa digunakan sebagai identifikasi.

Kontinyu berkesinambungan, berkelanjutan, terus-menerus.

Profesional sesuatu yang bersangkutan dengan profesi atau memerlukan kepandaian


khusus dalam menjalankan pekerjaan yang mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya.

Otonom aturan sendiri atau mengatur sendiri.

Passion perasaan semangat yang luar biasa dan timbul saat seorang individu
melakukan suatu hal.

Remedial sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan

Skill kemampuan spesifik yang kamu butuhkan untuk mengerjakan sesuatu.

Sertifikasi kesepakatan umum bahwa seseorang memiliki keterampilan atau


pengetahuan khusus yang membuat mereka memenuhi syarat untuk
menawarkan layanan khusus.

Survei metode untuk mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili


sebuah populasi (sejumlah besar responden).

Vokasional program pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan


keterampilan praktis dibidang tertentu, yang diperlukan untuk
memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Gazali, M. (2023). Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bangsa.


Jurnal Al-Ta'dib, 3-11.

Khair, H. (2021). Peran Lembaga Pendidikan Dalam Masyarakat di Era Modern. Jurnal
Ilmiah, Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, 3-13.

Siregar, A. (2023). Implikasi Konsep Pendidikan Terhadap Kebudayaan dalam Pandangan


Tokoh Ibnu Khaldun. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3-12.

Soraya, E. (2020). Pengembangan Lembaga Pendidikan sebagai Organisasi Pengembangan


Lembaga Pendidikan dan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan , 3-17.

22

Anda mungkin juga menyukai