HAKIKAT PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
TAHUN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu
Kependidikan dengan judul “Hakikat Pendidikan”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Anggota kelompok dan Dosen Pengampu Mata Kuliah yang telah membimbing saya dalam
menyusun makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sesuatu yang sudah tidak asing lagi dalam lingkungan sekitar kita,
terlebih lagi saat ini kita sedang berada dalam lingkup pendidikan yang sangat ketat. Kita
sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang dibutuhkan sejak awal oleh semua orang,
baik pendidikan moral maupun akademis. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan akan dan
pasti di lalui oleh semua orang. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas atau kebiasaan akan
cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu sudah sepatutnya orang yang
terlibat dan berkecimpung dalam dunia pendidikan selalu merenungkan makna dan hakikat
pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan atau aksi sebagai sebuah refleksinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1Pengertian Pendidikan
Definisi pendidikan dalam arti luas adalah Hidup. Artinya bahwa
pendidikan adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat dalam
semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan
setiap makhluk individu. Bahwa pendidikan berlangsung selama sepanjang
hayat (long life education). Pengajaran dalam pengertian luas juga merupakan
sebuah proses kegiatan mengajar, danmelaksanakan pembelajaran itu bisa
terjadi di lingkungan manapun dan kapanpun(Amirin:2013:4).
2
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa Indonesia
(KBBI) kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’
dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara
maupum tindakan membimbing.
Pendidikan dalam arti kata sempit adalah sebuah Sekolah. Sistem itu
berlaku untuk orang dengan berstatus sebagai murid yaitu siswadisekolah, atau
peserta didikpada suatu universitas(lembaga pendidikan formal). Bapak
penididikan Ki Hajar Dewantara dengan pedomannya yang masyur yaitu, “Ing
Ngarso Sung Tulodo”(di depan memberikancontoh), “Ing Madyo Mangun
Karso”(di tengah membangundan memberi semangat), Tut Wuri Handayani (di
belakang memberi dorongan)dan (Febriyanti, 2021). Seandainya kita dapat
memahami isi semboyan tersebut, oleh karenanya bisa disimpulkan bahwa peran
guru sebagai pondasi dan ujung tombak dalam melaksanakan laju Pendidikan
Nasional. Pendidikan merupakan segala efektivitas yang diusahakan sebuah
lembaga kepada peserta didik untuk diberikan kepadanya dengan harapan
mereka memiliki kompetensi yang baik dan jiwa kesadaran penuh terhadap
suatu ikatan dan permasalahan sosialnya.
Untuk melihat dengan jelas apa makna pendidikan, berikut ini akan dilihat dari
perspekif pengertian menurut para ahli sebagai berikut:
1) Lengeveld
Lengeveld memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha
mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada
kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar
cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
lain.
2) Dewey
Menurut ahli pendidikan ini, konsep pendidikan mengandung
pengertian sebagai suatu proses pengalarnan, karena kehidupan adalah
pertumbuhan, pendidikan berati membantu pertumbuhan batin tanpa ditatasi
3
usia. Pengertian yang diungkapkan Dewey ini menekankan bahwa kegiatan
pendidikan pada hakekatnya adalah proses pengalaman, tetapi pengalaman ini
harus mengarahkan peserta didik kepada pertumbuhan batin, sehingga dengan
pertumbuhan batin ini mereka dapat eksis di tengah-tengah lingkungannya
dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi tanpa harus selalu
tergantung pada orang lain.
3) Crow
Crow memberikan balasan pengertian pendidikan adalah pengalaman
yang memberikan pengertian, insight dan penyesuaian bagi peserta didik
sehingga dia dapat berkembang dan bertumbuh.
4
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam hal ini pendidikan
diharapkan mampu mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik,
agama, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan secara tepat dan benar, sehingga
dapat membawa kemajuan individu, masyarakat dan negara guna menciptakan
pembangunan nasional. Pemahaman terhadap aspek-aspek demikian tidak boleh
menyimpang dari tujuan dan kerangka pembangunan nasional. Jika, pembangunan
nasional bertujuan untuk menciptakan pembangunan manusia Indonesia yang
berilmu pengetahuan berteknologi dan beriman bertaqwa, pendidikan nasional
tentunya harus berupaya untuk menuju ke arah pembangunan tersebut (Idi.
2014:71).
5
Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966
tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan)
berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman,
moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan
secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk
memanusiakan manusia.
6
Agar lebih memahami apa arti lembaga pendidikan, maka kita dapat
merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
7
pendidikan keluarga ini, hak yang melekat pada diri anak untuk memperoleh
pendidikan dapat terealisasi khususnya kebutuhan akan rasa kasih sayang sehingga
anak dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan darah
antara pendidik dengan anak didik, yang didasarkan atas hubungan rasa cinta kasih
sayang.
Fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga :
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan
1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis dan jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan
di masa yang akan datang.
8
Dari uraian karakteristik diatas, tentunya kita mempunyai rasa keingin tahu an
mengenai peran sekolah. Peranan lembaga pendidikan sekolah:
a. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan
dengan karyawan.
b. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Lembaga pendidikan di Indonesia dalam garis besar dapat dibagi menjadi tiga
bagian,yaitu:
9
pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dengan melihat
karakteristik dan peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua
setelah keluarga, maka sekolah diharapkan dapat memberdayakan semua
warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas,
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
10
e. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa
di luar lingkungan sekolah
f. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang
mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
g. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu
pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus
dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang
ingin masuk dunia Universitas, misalnya Universitas Terbuka.
h. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu
masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat
menempati posisi yang layak.
11
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
1. Pembiayaan Pendidikan
Menteri pendidikan mengatakan bahwa fokus Kemendikbudristek yaitu
kemerdekaan akses untuk mendapatkan pendidikan tanpa terhalang
pembiayaan. Pada tahun 2021 ini Kemendikbudristek mengeluarkan
anggaran sebesar 27,26 triliun rupiah untuk membiayai pendidikan di
Indonesia, melalui beberapa program seperti Indonesia pintar atau Kartu
Indonesia Pintar (KIP) sekolah, KIP kuliah, tunjangan profesi guru hingga
pembinaan sekolah Indonesia luar negeri.
Adapun untuk anggaran PIP atau KIP sekolah sebesar Rp9,6 miliar yang
akan diberikan kepada 17,9 juta siswa. Untuk anggaran KIP kuliah sebesar
Rp10 miliar yang akan dibagikan ke 1 juta mahasiswa. Lalu 7 miliar
dialokasikan untuk tunjangan profesi guru yang menyasar sebanyak
363.000 guru. Dengan adanya pembiayaan pendidikan ini, maka masyarakat
yang kurang mampu bisa mendapatkan kemerdekaan akses pendidikan yang
layak.
2. Digitalisasi Sekolah
Menurut Mentri Pendidikan, digitalisasi sekolah adalah bentuk
kemerdekaan bagi peserta didik untuk mendapatkan informasi dan konten
yang setara, seperti konten-konten kurikulum yang baik dan konten
pengajaran. Berbagai macam bantuan digital perlu diberikan agar bisa
diakses di daerah manapun.
Adapun kegiatan yang termasuk dalam program digitalisasi sekolah
yaitu penguatan platform digital dengan mengeluarkan anggaran sebesar
Rp109,85 miliar dan program belajar di rumah bersama TVRI dengan
anggaran sebesar Rp132 miliar. Nyatanya hal ini direspon positif oleh
masyarakat dan rencananya program pembelajaran bersama TVRI tersebut
12
terus ditingkatkan menjadi channel suplemen pendidikan nasional, baik
untuk kurikulum maupun nonkurikulum.
Selain itu, ada pula anggaran sebesar Rp74,02 miliar untuk model media
pendidikan digital dan bahan belajar. Nadiem berharap adanya interaktivitas
secara online serta available dalam program tersebut. Dan terakhir ada
anggaran Rp1,175 triliun untuk menyediakan sarana pendidikan peralatan
TIK. Anggaran tersebut untuk mempersiapkan uji asesmen kompetensi,
sehingga perlu pengadaan unit laptop bagi peserta didik dan pendidik.
13
4. Peningkatan Kualitas Kurikulum dan Asesmen Kompetensi Minimum
Seperti yang sudah kita tahu bahwa pada tahun 2021 ini
Mendikbudristek Nadiem resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Ujian
nasional dan AKM tentulah berbeda, di mana Asesmen Kompetensi
Minimum ini fokus terhadap pengukuran kompetensi dengan standar yang
lebih global, dengan standar yang bukan bergabung pada materi informasi,
melainkan pada kemampuan bernalar, baik dalam literasi, numerasi, dan
nilai-nilai Pancasila. Jika UN yang dinilai adalah siswa (individunya), maka
AKM yang dinilai adalah sekolah (menyeluruh/global). Tujuan program
kerja ini adalah menghindarkan siswa dari rasa diskriminasi, di mana siswa
yang mendapatkan bimbel mendapatkan angka baik.
14
Program kampus merdeka juga membebaskan mahasiswa untuk
mendapatkan kesempatan dalam mengembangkan diri dan pengalaman di
luar kampus. Nadiem menjelaskan bahwa 1 sampai 2 semester di luar
kampus, mengajar di sekolah, magang di perusahaan, proyek sosial di desa,
mengambil kursus sertifikasi semuanya bisa mendapatkan full SKS.
Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk program kampus merdeka yaitu
Rp4,42 triliun. Tujuan adanya program Kampus Merdeka adalah
menyiapkan lulusan Perguruan Tinggi yang memiliki soft skills maupun
hard skills yang matang dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan
begitu, angka sarjana yang menganggur di Indonesia dapat berkurang,
menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan
berkepribadian, memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki sesuai dengan passion dan bakatnya melalui program-program
experiential learning dengan jalur yang fleksibel.
15
1. perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah
perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian
siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang
diajarkan.
2. Motivasi, guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan
pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
3. Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses
belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-
konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal
ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa
4. Pengulangan belajar, Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya
meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu
yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
5. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan
dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari
gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi
sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk
mempelajarinya.
6. Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement
mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap
keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan
penghargaan.
7. Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi
cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara
pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat
duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
16
2.3.2 Implikasi Pendidikan Seumur Hidup
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan
sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi
pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu:
2. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan di luar
sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal
dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para
lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh
dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakan secara kontinyu.
3. Pendidikan profesional.
Realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta
Built in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti
berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan,
terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku
bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat
mereka lebih besar.
17
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan
masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai
dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya
menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinyu (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan
konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya
sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakikat pendidikan banyak hal
menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu pendidikan dan macam-macam
ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam
mengenai hakikat pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.
19
GLOSARIUM
Andal telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
Budaya cara hidup yang terdapat pada sekelompoh manusia, yang telah
berkembang dan diturunkan dari generasi ke generaasi dari sesepuh
kelompok tersebut.
Implikasi segala sesuatu yang telah dihasilkan akibat dari proses perumusan
kebijakan.
Fungsional berkenaan dengan fungsi dan jabatan dalam pekerjaannya (dilihat dari
segi fungsinya)
20
Formal wajar, resmi, sesuai dengan peraturan yang ditentukan
Kurikulum seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan
pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar.
Kebijakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
Karakteristik tanda, ciri, atau fitur yang bisa digunakan sebagai identifikasi.
Passion perasaan semangat yang luar biasa dan timbul saat seorang individu
melakukan suatu hal.
21
DAFTAR PUSTAKA
Khair, H. (2021). Peran Lembaga Pendidikan Dalam Masyarakat di Era Modern. Jurnal
Ilmiah, Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, 3-13.
22