Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen pengampu: Drs. Paisri, MM.

Oleh:

1. Yunita Sari Siregar (22.02.0105)


2. Shelgi Awandina (22.02.0115)
3. Dina Nurhadini (22.02.0122)
4. Sri Wahyuni (22.02.0123)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”

PEMATANG SIANTAR

TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat,
keimanan, hidayahnya serta karunia-Nya kepada kita. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Dasar-Dasar Pendidkan yang berjudul “Faktor-Faktor
Pendidikan” tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman guna kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Serta kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada teman-teman semua. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Pematang Siantar, 28 Februari


2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. Latar Belakang...................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan Masalah..................................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan.......................................................................................................3

B. Faktor-Faktor Pendidikan..................................................................................................4

BAB III..............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11

B. Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan factor dalam menunjang perkembangan anak. Secara
prinsip Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia untuk melakukan untuk memanusiakan
anak manusia. Karena itu, masalah ini sudah bermula sejak adanya manusia dan akan terus
menjadi masalah selama masih ada manusia. Oleh karena itu perlu adanya suatu
usaha untuk meningkatkan proses pendidikan tersebut agar selalu berkesan bagi manusia itu
sendiri.

Terdapat beberapa hal yang perlu kita perhatikan bersama bahwa untuk meningkatkan
Pendidikan perlu suatu usaha yang serius. Terkadang manusia perlu waktu yang cukup lama
agar mereka mengetahui arti pendidikan itu yang sebenarnya dan semua itu butuh proses.
Pertanyaan yang timbul dipikiran kita adalah “apakah semua orang butuh pendidikan”,
seperti yang sudah diungkapkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi manusia
dan setiap manusia wajib mendapatkan pendidikan.

Pendidikan yang sempurna adalah pendidikan yang dilandasi dengan tujuan sebenarnya
pendidikan itu diadakan yaitu untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan
akan berjalan lancar tentu terdapat factor yang mempengaruhi proses pendidikan
itu sendiri, dengan factor-faktor tersebut mampu untuk mengubah pendidikan ke arah yang
lebih baik. Melalui makalah ini, insya Allah akan di bahas beberapa masalah terkait Faktor-
faktor yang mempengaruhi pendidikan. Hal ini merupakan sesautu yang sangat penting dalam
konteks pendidikan dan menjadi suatu keharusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Apa saja faktor-faktor pendidikan?

iii
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Menurut Suparlan Suhartono istilah pendidikan, dalam bahasa inggris “education”,
berakar dari bahasa Latin “educare” yang dapat diartikan pembimbingan berkelanjutan . Jika
diperluas, arti etimologis itu mencerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari
generasi ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia. Secara teoritis, ada pendapat
yang mengatakan bahwa bagi manusia pada umumnya, pendidikan berlangsung sejak 25
tahun sebelum kelahiran. Pendapat itu dapat diartikan bahwa sebelum menikah, ada
kewajiban bagi siapapun untuk mendidik anak keturunannya. Secara praktis, ada pendapat
yang mengatakan bahwa bagi manusia individual, pendidikan dimulai sejak bayi lahir dan
bahkan sejak masih ada didalam kandungan. Mempertimbangkan kedua pendapat itu, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan pendidikan melekat erat didalam diri manusia sepanjang
zaman.1

Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang
kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu.
Jadi singkatnya, pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan,
dan pematangan diri. Dewasa ini dalam hal perkembangan badan, cerdas dalam hal
perkembangan jiwa dan matang dalam hal berperilaku. Dalam langkah kegiatan pendidikan
selanjutnya, ketiga sasaran ini menjadi kerangka pembudayaan kehidupan manusia.

Dalam arti luas, pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan
dimana saja, karena menjadi dewasa, cerdas, dan matang adalah hak asasi manusia pada
umumnya. Berarti pendidikan memang harus berlangsung disetiap jenis, bentuk, dan tingkat
1
Suparlan Suhartono ,Filsafat Pendidikan,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media ,2009),hal 77

iv
lingkungan, mulai dari lingkungan individual, sosial keluarga, lingkungan masyarakat luas,
dan berlangsung di sepanjang waktu. Jadi, kegiatan pendidikan berlangsung dengan
memadati setiap jengkal ruang lingkup kehidupan.

Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan

materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan diberikan.

evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan . Kegiatan belajar seperti itu dilaksakan
dalam Lembaga pendidikan sekolah. Tujuan utamanya adalah potensi intelektual dalam
bentuk penguasaan bidang ilmu khusus dan kecakapan merakit sistem teknologi.2

B. Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam proses perkembangan pemikiran pendidikan di dunia Barat, kegiatan pendidikan
berkembang dari konsep paedagogi, andragogi, dan education. Dalam konsep paedagogi,
kegiatan pendidikan ditujukan hanya kepada anak yang belum dewasa (paeda artinya anak).
Tujuannya mendewasakan anak. Namun karena banyak hasil didikan yang justru
menggambarkan perilaku yang tidak dewasa, maka sebagai antitesis dari kenyataaan itu
muncullah gerakan andragogi (kata dasar andro artinya laki-laki yang rupanya seperti
perempuan). Selanjutnya gerakan modern memunculkan konsep education yang berfungsi
ganda, yakni “transfer of knowledge” disatu sisi dengan “making scientific attitude”pada sisi
yang lain.

Kaidah tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan ada pendidik yang
berfungsi sebagai pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan
yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni, pengetahuan, keterampilan,
berpikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang menerima latihan;
pengembangan, pemberian, dan pewarisan pengetahuan, keterampilan, pikiran dan karakter.

Menurut Sutari Imam Barnadib, bahwa perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-
faktor tertentu yang memengaruhi dan menentukan, yaitu:

1) Adanya tujuan yang hendak dicapai.


2) Adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik) yang melakukan kegiatan
pendidikan.
2
Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media ,2009),hlm 77

v
3) Yang hidup bersama dalam lingkungan tertentu (milieu).
4) Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapau aturan.3

1. Faktor Tujuan

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar selalu diharapkan
kepada tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan
faktor yang sangat menentukan.

Cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyata kan secara jelas, sehingga semua
pelaksanaan dan sasaran pen didikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan
seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya
akan mengabur. Oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dapat dicapai secara sekaligus,
maka perlu dibuat secara bertahap, misalnya tujuan umum, tujuan institusional, tujuan
kurikuler dan tujuan instruksionalnya ditetapkan secara jelas dan terarah.

Tentang tujuan ini, di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu:

"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,


yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.4

a. Fungsi Tujuan bagi Pendidikan

1) Sebagai arah pendidikan

Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan


akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan-kegiatannya pun tidak akan efisien. Dalam hal
ini tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan
yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.

2) Tujuan sebagai titik akhir

Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Mungkin
saja ada usaha yang terhenti dikarenakan sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha

3
Sutari Imam Barnadib, op cit, hlm. 35.
4
UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4. Departemen Agama, op.cit., hlm. 4.

vi
itu belum bisa dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika tujuan
akhirnya telah tercapai.

3) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain

Apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya,
dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fondamen yang menjadi alas permulaan setiap
usaha.

4) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan

Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang- kadang didapati tujuannya yang lebih
luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-
nilai tertentu.

b. Macam-macam tujuan pendidikan

Pendidikan berlangsung dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan
umum atau akhir, yaitu kedewasaan atau pribadi dewasa susila. Tujuan yang bersifat umum
ini akan dicapai melalui pencapaian tujuan- tujuan dekat.

Seorang ahli pendidikan, Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan,


yaitu: tujuan umum/ akhir atau lengkap/total, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan
sementara, tujuan insidentil dan tujuan intermedier. Berikut ini adalah tujuan-tujuan dari
pendidikan secara hierarki.

1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Tujuan Tak Lengkap
4. Tujuan Sementara
5. Tujuan Esidentil
6. Tujuan Intermedier

Kemudian, dalam hubungannya dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan macam-


macam tujuan pendidikan yaitu:

1. Tujuan Nasonal
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikuler
4. Tujuan Intruksional

vii
2. Faktor Pendidik

Pendidik ialah seorang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho
Hidayanto menginventarisasi bahwa pengertian pendidik ini meliputi orang dewasa, orang
tua, guru, pemimpin masyarakat, pemimpin agama.5 Seorang pendidik harus memperlihatkan
bahwa ia mampu mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Ia harus mampu membentuk
dirinya sendiri. Dia bukan saja dituntut bertanggung jawab terhadap anak didik, namun juga
terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab ini didasarkan atas kebebasan yang ada pada
dirinya untuk memilih perbuatan yang baik menurutnya. Karna apa yang dilakukannya
menjadi teladan bagi masyarakat.

a. Beberapa Karakteristik Pendidik

1) Kematangan diri yang stabil.


2) Kematangan sosial yang stabil.
3) Kematangan propesional.

b. Guru sebagai Pendidik Formal

Di dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan No. 4 tahun 1950 pasal 15 ditetapkan bahwa
syarat-syarat untuk menjadi guru yaitu:

1) Syarat profesional
2) Syarat biologis
3) Syarat psikologis
4) Syarat paedalogis-diadaktis

c. Orang Tua sebagai Pendidik di Rumah

Di dalam Islam Rasulullah Saw. secara jelas mengingatkan akan pentingnya pendidikan
keluarga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah.
Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (H.R. Muslim).

Tindakan dan sikap orang tua seperti menerima anak, mencintai anak, mendorong dan
membantu anak aktif dalam kehidupan bersama, agar anak memiliki nilai hidup jasmani, nilai
estetis, nilai kebenaran, nilai moral dan nilai religius, serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai
tersebut, merupakan perwujudan dari peran merekan sebagai pendidik.6

5
Dwi Nugroho Hidayanto, Mengenai Manusia dan Pendidikan, Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm. 43.
6
Sutari Imam Barnadib, op.cit., hlm. 39.

viii
3. Faktor Anak Didik

Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti
sempit anak didik ialah anak (pribadinya belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung
jawab pendidik. Karena itulah anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya

a. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab
pendidik;
b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi
tanggung jawab pendidik;
c. Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara
terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi,
kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya.

Dalam proses pendidikan, kedudukan anak didik sangat penting. Proses pendidikan
tersebut akan berlangsung dalam situasi pendidikan yang di dalaminya. Dalam situasi
tersebut anak didik merupakan komponen yang hakiki.

Sebenarnya ketergantungan anak didik terhadap pendidikan hanya bersifat sementara,


sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan dalam hal ini sedikit
demi sedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan semakin berkurang, sejalan dengan
perkembangan anak menuju kedewasaan.

Antara pendidik dan anak didik sama-sama merupakan subjek pendidikan. Keduanya sama
penting. Pendidik tidak boleh beranggapan bahwa anak didik merupakan objek pendidikan,
begitu pula pendidik tidak boleh merasa berkuasa yang bisa berbuat sesuka hati atas anak
didik. Sebaliknya juga, anak didik tidak boleh dianggap sebagai seorang yang dewasa dalam
bentuk kecil, anak memiliki sifat kidrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat
kedewasaan. Beranjak dari sifat kodrat kekanak-kanakan inilah maka pendidikan diperlukan.

4. Faktor Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk
tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor
pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.7
7
Ahmad D. Marimba, op.cit., hlm. 50

ix
Dalam konteks perspektif yang lebih dinamis, alat tersebut disamping sebagai
perlengkapan, juga merupakan pembantu mempermudah terlaksananya tujuan pendidikan.

a. Macam-macam alat pendidikan

Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, karena itu dalam hal ini perlu
pembatasan dalam beberapa persoalan saja. Yang jelas, segala perlengkapan yang dipakai
dalam usaha pendidikan disebut alat pendidikan.

b. Dasar-dasar Pertimbangan Penggunaan Alat

Dalam hal pengunaan alat pendidikan, maka yang sangat penting diperhatikan adalah
pribadi orang yang menggunakannya, sehingga penggunaan alat pendidikan tersebut tidak
sekadar persoalan teknis belaka, namun lebih jauh justru menyangkut persoalan batin atau
pribadi pendidik.

Berikut ini penggunaan alat pendidikan yang tampak dalam tindakan.

1. Teladan
2. Anjuran, suruhan dan perintah
3. Larangan
4. Pujian dan hadiah
5. Teguran
6. Peringatan dan ancaman
7. Hukuman

5. Faktor Lingkungan

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan lingkungan


(environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.8

a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama
dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar
tumbuh dan berkembang cengan baik.

8
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm. 59.

x
Secara sederhana keluarga diartikan sebagai kesatuan hidup bersama yang pertama
dikenal oleh anak, dan karena itu disebut primary community. 9

Pendidikan keluarga ini berfungsi:

1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak;


2. Menjamin kehidupan emosional anak;
3. Menanamkan dasar pendidikan moral;
4. Memberikan dasar pendidikan sosial;
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedua. Siswa-
siswi, guru, administrator, konselor hidup bersama dan melaksanakan pendidikan
secara teratur dan terencana dengan baik. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang tidak bersifat kodrati setelah pendidikan keluarga.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan
kepadanya. Karena itu peran sekolah terhadap pendidikan diantaranya yaitu;
1. Sekolah membantu orang tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang
sukar atau yang tidak didapatkan dirumah.
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Disekolah juga diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan
benar atau salah, dan sebagainya.
c. Lingkungan Organisasi Pemuda
Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat informal (luar sekolah), organisasi
pemuda mempunyai corak ragam yang bermacam-macam, tapi secaa garis besar dapat
dibedakan antara organisasi pemuda yang diusahakan oleh pemerintah dan yang
diusahakan oleh badan swasta.
Badan organisasi pemuda ini utamanya adalah dalam upaya pengembagan
sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam
kesadaran sosial, kecakapan-kecakapan dalam pergaulan dengan sesama teman
9
Driyarkara, op.cit. hlm. 90.

xi
(social skill) dan sikap yang tepat didalam membina hubungan yang baik dengan
sesama manusia (social attitude).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam arti luas, pendidikan, pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan
saja, dan dimana saja, karena menjadi dewasa, cerdas, dan matang adalah hak asasi
manusia pada umumnya. Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang
direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem
pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan .

Faktor-faktor pendidikan termasuk kepada faktor tujuan, faktor alat pendidik, faktor
pendidik, faktor anak didik, dan faktor lingkungan. Artinya adalah, dalam pendidikan harus
dipenuhi lima aspek tersebut agar pendidikan terlaksana dengan baik.

B. Saran
Demikianlah hasil makalah ini tentang "Faktor-Faktor Pendidikan" yang telah penulis
paparkan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kita semua.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto, Dwi Nugroho, Mengenai Manusia dan Pendidikan, Liberty, Yogyakarta, 1988
Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media ,2009)
UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4. Departemen Agama.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda Karya, Bandung,
1994

xiii

Anda mungkin juga menyukai