Anda di halaman 1dari 18

DASAR TEORI DAN KONSEP PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Dita Kurniasari (06032682226003)

Dosen Pengampuh :

Prof. Dr. Fuad Abrurahman, M.Pd


Dr. L.R. Retno Susanti, M.Hum.
Dr. Siti Dewi Maharani, M.Pd.
Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PALEMBANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
“Dasar Teori dan Konsep Pendidikan”. Harapan kami semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan.
Tidak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada Prof.Dr.Fuad Abd Rahman, M.Pd, Ibu Dr. L.R. Retno Susanti, M.Hum,
Ibu Dr. Siti Dewi Maharani, M.Pd dan Ibu Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd. selaku
dosen “Teknologi Pendidikan” yang telah memberikan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini, masih banyak kekurangan
maupun kesalahan. Oleh karena itu kami bersedia menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Palembang, 16 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1 Dasar Teori Pendidikan .................................................................. 3
2.1.1 Definisi Teori Pendidikan ..................................................... 3
2.1.2 Teori – Teori Pendidikan...................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Pendidikan .............................................................. 10
BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan di dalam suatu masyarakat sangat tergantung pada keadaan
pendidikan masyarakatnya sebagai potensi pendidikan di daerah tersebut.
Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan diri sendiri, keluarga,
maupun bangsa dan negara. Jadi maju mundurnya sesuatu bangsa banyak
ditetetapkan berdasarkan perkembangan suatu pendidikan di negara itu sendiri.
Berpijak dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan kalau pembelajaran
memegang peranan penting dalam meningkatkan keahlian seseorang, serta
mendorong kemajuan masyarakat dan negara dengan pendidikan yang
ditempuh . Seseorang juga dapat berkembang dan tumbuh secara normal dalam
aspek sosial, ekonomi, industri dan sebagainya. Pendidikan sendiri dapat
diartikan sesuatu proses yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia yang jadi
subjek serta objek dari upaya pembelajaran itu sendiri, karena mencakup 3( 3)
aspek dasar dalam diri manusia.
Pendidikan juga dapat memberikan dorongan dalam mengasah keahlian
seorang. Artinya dengan adanya pendidikan secara langsung dapat mendorong
terbentuknya keahlian kognitif, afektif, serta psikomotor, sehingga hasilnya
dapat dipergunakan dalam meningkatkan taraf hidupnya, menjadi pekerja/
handal. Pendidikan diyakini banyak orang adalah proses yang dinamis dalam
melahirkan keahlian manusia. Manusia mempunyai kemampuan untuk
berkembang, serta tumbuh sesuatu kekuatan yang dinamis yang dapat
mempercepat perkembangannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dengan adanya pembelajaran dasar teori dan konsep pendidikan ini, besar
harapan agar pendidik dapat mengupayakan dan menjalani secara sadar serta
terecana untuk mewujudkan aktivitas belajar mengajar serta proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat meningkatkan kemampuan
dirinya, mempunyai kekuatan dalam pengendalian diri, berkarakter,
kecerdasan, akhlak mulia, spiritual, serta mempunyai keahlian yang mumpuni
dalam bidang yang diminati yang sesuai dengan bakatnya dan meningkatkan

1
keimanan, ketakwaan dan ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur di dalam undang- undang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
dari penulis adalah :
1. Apa definisi teori dasar pendidikan ?
2. Apa saja teori – teori pendidikan ?
3. Bagaimana konsep dasar pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami definisi teori dasar pendidikan
2. Untuk memahami teori – teori pendidikan
3. Untuk memahami konsep dasar pendidikan

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca
mendapatkan pengetahuan dan memahami apa itu dasar teori dan konsep
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Dasar Teori Pendidikan


2.1.1 Definisi Teori Pendidikan
Pengertian teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Salah satu penerapan teori belajar yang terkenal adalah teori
dari John Dewey yaitu teori “learning by doing”. Teori belajar ini
menggunakan, melakukan serta mengerjakan secara aktif , yaitu sebuah
pandangan pendidikan pragmatisme yang berarti suatu takdir Tuhan bahwa
anak merupakan makhluk ciptaan yang aktif, kemudian melalui bekerja anak
by doing bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar sehingga
menumbuhkan kemampuan belajar aktif peserta didik dalam pembelajaran.
Menurut Moore (1974) istilah teori merujuk pada suatu usaha untuk
menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi seperti adanya. Selain itu teori juga
merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang mungkin terjadi dimasa
datang. Pengertian ini mengandung makna bahwa fungsi teori adalah
melakukan prediksi. Teori juga diartikan sebagai kebalikan dari sebuah
praktek. Jika dihubungkan dengan pendidikan maka teori pendidikan
merupakan seperangkat penjelasan yang rasional sistematis membahas tentang
aspek- aspek penting dalam pendidikan sebagai sebuah sistem.
Menurut N.R. Campbell (dalam Sudjana, 1989:7), teori adalah
perangkat proposisi (pernyataan ilmiah) yang terintegrasi secara sintaksis dan
berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan, membedakan, meramalkan dan
mengontrol fenomena yang dapat diamati. Kemudian Snelbecker (dalam
Miarso, 2011:103) mengemukakan bahwa teori adalah segala aspek ilmuan
tidak semata-mata bersifat empirik, dan yang sangat khusus adalah ringkasan
pernyataan yang melukiskan dan menata sejumlah pengamatan empirik.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, teori adalah pernyataan ilmiah yang
berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan, membedakan, meramalkan,
melukiskan dan menata sejumlah fenomena melalui pengamatan yang
terintegrasi secara sintaksis.

3
Kemudian menurut Mudyahardjo (2010:91) sebuah teori berisi konsep-
konsep, ada yang berfungsi sebagai: (1) asumsi atau konsep-konsep yang
menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori, dan (2) definisi, konotatif atau
denotative atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari istilah-istilah
yang dipergunakan dalam menyusun teori. Jadi menurut Mudyahardjo
(2010:91) sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang
terpadu, menerangkan, dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan.
Teori pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu bentuk, isi, dan asumsi
pokok (Mudyahardjo, 2001:91-92). Dari segi bentuk, teori pendidikan adalah
sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan prediktif
tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Isi dari sebuah teori pendidikan adalah
sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan. Konsep ini ada
yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pendidikan dan ada yang berperan
sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Sedang, asumsi
pokok pendidikan meliputi:
1. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-
kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan belajarnya,
2. Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai
hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik,
3. Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan
berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan
individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.

2.1.2 Teori – Teori Pendidikan


Menurut Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat) teori
pendidikan, yaitu:
1) Teori Pendidikan Klasik
Pendidikan klasik merupakan pembelajaran yang dipandang selaku
konsep pembelajaran tertua. Pembelajaran ini bermula dari anggapan
kalau segala peninggalan budaya( pengetahuan, ide- ide ataupun nilai-
nilai) sudah ditemui oleh pemikir terdahulu. Pembelajaran cuma berperan
memelihara ataupun meneruskan ke genenerasi selanjutnya

4
( Sukmadinata, 2009: 7). Jadi guru tidak butuh susah- susah mencari
maupun mencipatakan pengetahuan, konsep ataupun nilai- nilai baru
karena seluruh telah ada tinggal gimana memahami serta mengajarkannya
pada siswa.
Dalam teori pembelajaran klasik lebih menekankan pada isi
pembelajaran dari pada proses ataupun gimana mengajarkannya. Isi
pembelajaran tersebut diambil dari disiplin- disiplin ilmu yang sudah
ditemui oleh para pakar terdahulu( Sukmadinata, 2009: 8).
Dalam pembelajaran klasik tugas guru serta pengembang kurikulum
adalah memilah serta menyajikan modul cocok dengan tingkatan
pertumbuhan perserta didik. Saat sebelum menyampaikannya pada
partisipan didik pendidik wajib mempelajarinya dengan serius sebab tugas
pendidik bukan cuma mengarahkan modul pengetahuan namun pula
melatih keahlian serta menanamkan nilai.
Dalam konsep pendidikan klasik ada dua model yaitu perenialisme
dan esensialisme. Keduanya memiliki pandang yang sama tentang
masyarakat, bahwa masyarakat bersifat statis.
2) Teori Pendidikan Personal
Teori pembelajaran ini bertolak dari anggapan kalau semenjak
dilahirkan anak sudah mempunyai potensi- potensi tertentu. Pembelajaran
wajib bisa meningkatkan potensi- potensi yang di miliki peserta didik,
dengan bertolak dari kebutuhan serta minat peserta didik. Dalam perihal
ini, peserta didik jadi pelakon utama dalam pembelajaran, sebaliknya
pendidik cuma menempati posisi kedua, yang lebih berfungsi sebagai
pembimbing, pendorong, fasilitator serta melayani partisipan didik.
Teori ini mempunyai 2 aliran ialah pembelajaran progresif serta
pembelajaran romantik. Pembelajaran progresif dengan tokoh
pendahulunya- Francis Parker serta John Dewey–memandang kalau
partisipan didik ialah satu kesatuan yang utuh. Modul pengajaran berasal
dari pengalaman partisipan didik sendiri yang cocok dengan atensi serta
kebutuhannya. Dia merefleksi terhadap masalah- masalah yang timbul
dalam kehidupannya. Berkat refleksinya itu, dia bisa menguasai serta

5
memakainya untuk kehidupan. Pendidik lebih ialah pakar dalam
metodologi serta menolong pertumbuhan partisipan didik cocok dengan
keahlian serta kecepatannya tiap- tiap. Pembelajaran romantik berpangkal
dari pemikiran- pemikiran J. J. Rouseau tentang tabula rasa, yang
memandang tiap orang dalam kondisi fitrah,– mempunyai nurani kejujuran,
kebenaran serta ketulusan.
3) Teori Pendidikan Teknologik
Teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan
kompetensi. Teknologi pendidikan lebih berorientasi ke masa sekarang dan
yang akan datang. Perkembangan teknologi pendidikan dipengaruhi dan
sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi, karena teknologi
pendidikan merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi dalam
pendidikan. Dengan pengembangan desain program, pendidikan menjadi
sangat efisien. Efisiensi merupakan salah satu ciri utama teknologi
pendidikan. Dalam pengembangan desain program, teknologi pendidikan
juga melibatkan penggunaan perangkat keras, alat-alat audiovisual dan
media elektronika.
Dalam konsep teknologi pendidikan, isi pendidikan dipilih oleh tim
ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif dan
keterampilan-keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational.
Isi disusun dalam bentuk desain program dan disampaikan dengan
menggunakan bantuan media elektronika dan para siswa belajar secara
individual. Siswa berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan
pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-
keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi
sebagai direktur belajar, lebih banyak melakukan tugas-tugas pengelolaan
daripada penyampaian dan pendalaman bahan. Teknologi pendidikan juga
berusaha mengidentifikasi hal-hal yang belum jelas/belum terpecahkan,
dan mencari cara-cara baru yang inovatif sesuai dengan perkembangan
budaya dan hasrat manusia untuk memperbaiki dirinya.

6
4) Teori Pendidikan Interaksional
Pendidikan Interaksional merupakan suatu konsep pendidikan
yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang
senantiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan manusia lainnya. Dalam
pendidikan ini tidak hanya menekankan interaksi antara peserta didik dan
pendidik, akan tetapi juga peserta didik dengan materi pembelajaran dan
lingkungan, yaitu antara pemikiran manusia dengan lingkungannya.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-
fakta yang ada, memberikan interprestasi yang bersifat menyeluruh serta
memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasinya
dalah filsafat rekonstruksionisme yang merupakan variasi dari
progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus
diperbaiki (Callahan, 1983). Dengan mengkontruksi kembali kehidupan
manusia secara total, dengan merombak tata susunan masyarakat lama dan
membangun tata susunan hidup yang baru melalui lembaga dan proses
pendidikan.
Adapun Teori Pendidikan menurut Robert M. Hutchins, yaitu :
1) Teori Nilai
Salah satu ciri pendidikan ideal adalah mengembangkan daya
intelektual siswa. Hal ini bukan salah satu kebutuhan mendesak,
bukan sebuah pendidikan khusus, atau pendidikan praprofesional, dan
bukan juga pendidikan utilitarian. Ini adalah pendidikan untuk
mengembangkan pikiran. Robert M. Hutchins memiliki prasangka
kuno mendukung 3R (membaca, menulis, dan berhitung) dan seni
budaya (liberal art) yang mencoba mendukung pemahaman atas karya
terbesar, bahwa ras manusia telah dihasilkan. Tujuan utama
pendidikan adalah untuk menumbuhkan penalaran manusia.
2) Teori Hakikat Manusia
Fungsi manusia sebagai manusia adalah sama disetiap
masyarakat, karena tampilan dan sifatnya sebagai manusia. Tujuan
sistem pendidikan esensinya sama dari zaman ke zaman dan disetiap
masyarakat di mana sistem tersebut dapat eksis. Hal ini dimaksudkan

7
untuk meningkatkan derajat seorang manusia sebagai manusia.
Manusia esensinya tetap sama di mana-mana, karena sifat manusia
cenderung konstan. Pengakuan atas rasionalitas sebagai atribut
manusia tertinggi, ia harus mampu bertindak melebihi insting alam,
sesuai dengan tujuan yang dipilihnya. Sifat manusia juga cenderung
tidak berubah, pada dasarnya tetap sama.
Demikian juga sifat manusia untuk menjalani kehidupan yang
baik, yaitu yang paling cocok bagi manusia untuk memimpin,
mematuhi prinsip-prinsip moral, dan pendidikan yang harus mereka
terima. Sifat manusia menunjukkan bahwa dia bisa terus belajar
sepanjang hidupnya.
3) Teori Belajar
Jika memori gagal mengingat suatu fenomena atau peristiwa, ia
harus diperkuat melalui latihan dan pengulangan. Pendidikan dan
prlatihan laksana “Buku Besar”. Pendidikan harus berusaha
menggiring penyesuaian individu, bukan ke dunia seperti apa adanya,
melainkan ke dunia yang benar sesuai dengan peruntukannya.
Penyesuaian terhadap kebenaran adalah “tujuan akhir”dari belajar.
4) Teori Kematangan
Teori kematangan atau teori maturasi beranjak dari asumsi
bahwa perkembangan merupakan proses biologis yang terjadi secara
otomatis dan berurutan, berkembang mengasumsikan bahwa anak-
anak muda akan memperoleh pengetahuan secara alami dan otomatis
saat mereka tumbuh secara fisik dan menjadi tua, asalkan sehat.
5) Teori Lingkungan
Teoretisi seperti John Watson, B.F. Skinner, dan Albert
Bandura memberikan kontribusi yang besar terhadap perspektif
perkembangan lingkungan. Penganut teori ini percaya bahwa segala
bentuk dan pengembangannya dianggap sebagai reaksi pembelajar
terhadap lingkungan. Perspektif ini mendorong banyak keluarga,
sekolah, dan guru mengasumsikan bahwa anak-anak muda

8
mengembangkan dan memperoleh pengetahuan baru dengan bereaksi
terhadap lingkungan mereka.
6) Teori Interdependensi Sosial
Premis dasar dari teori interdependensi sosial, bahwa bentuk
saling ketergantungan terstruktur dalam suatu situasi menentukan
bagaimana individu berinteraksi satu sama lain yang, pada gilirannya
menentukan hasil yang dicapai. Saling ketergantungan positif
cenderung menghasilkan interaksi promotif, saling ketergantungan
negatif cenderung menghasilkan interaksi oposisi, dan tidak ada saling
ketergantungan menyebabkan tidak adanya saling berinteraksi. Sudah
menjadi tradisi siswa belajar berkelompok. Ketika belajar
berkelompok, ada siswa yang serius, moderat, bahkan main-main.
Penugasan siswa untuk belajar berkelompok sangat mungkin
diinspirasi oleh teori interdependensi atau saling ketergantungan
sosial. Ada dua jenis saling ketergantungan sosial, yaitu kerjasama
dan kompetisi. Dengan demikian, ketika siswa berinterdependensi
dalam kerangka belajar kelompok atau belajar sosial, sifat yang
mereka tampilkan ada dua, yaitu: kooperatif dan kompetitif.
Menurut Deutsch dan Johnson & Johnson ketika individu
mengambil tindakan di dalam kelompoknya ada tiga cara yang mereka
lakukan yang dapat terkait dengan tindakan orang lain. Seseorang
mungkin mempromosikan keberhasilan orang lain, menghambat
keberhasilan orang lain, atau tidak berpengaruh sama sekali pada
keberhasilan atau kegagalan orang lain. Hasil studi ketiga peneliti
diatas adalah:
1. Siswa bekerjasama secara kooperatif untuk mencapai tujuan
belajar bersama.
2. Siswa bekerjasama satu sama lain untuk mencapai tujuan, namun
hanya satu atau beberapa orang yang dapat mencapainya.
3. Siswa bekerja dengan cara dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
yang tidak terkait dengan tujuan siswa lainnya.

9
7) Teori Pola Interaksi
Lebih dari satu abad terakhir sangat banyak studi korelasi
dilakukan oleh berbagai peneliti yang berbeda dengan subjek, usia,
mata pelajaran, dan pengaturan yang berbeda pula. Jenis pola interaksi
yang ditemukan dapat dipetakan ke dalam tiga kategori, yaitu
kerjasama, kompetitif, dan situasi individualistis. Tentu saja, saling
ketergantungan positif menciptakan interaksi-interaksi promotif.
Promotif bermakna individu mendorong dan memfasilitasi setiap
upaya lain untuk mencapai tujuan kelompok, seperti memaksimalkan
aktivitas belajar masing-masing anggota. Anggota kelompok
mempromosikan keberhasilan bagi masing-masing anggota lainnya.
Bentuk-bentuk interaksi promotif tersebut oleh disajikan seperti
berikut:
a. Saling memberi dan menerima bantuan, baik tugas-tugas yang
terkait maupun pribadi.
b. Bertukar sumber daya dan informasi.
c. Memberikan dan menerima umpan balik pada tugas-kerja
(taskwork) dan perilaku kerjasama tim .
d. Menantang alasan masing-masing.
e. Advokasi meningkatkan upaya untuk mencapai prestasi.
f. Saling memengaruhi satu sama lain penalaran dan perilaku secara
aktif.
g. Melakukan kerja tim yang efektif untuk mengembangkan
keterampilan dan hubungan interpersonal dibutuhkan.
h. Mengelola anggota kelompok bekerja sama secara efektif dan
meningkatkan efektivitas kelompok secara terus-menerus
2.2 Konsep Dasar Pendidikan
Konsep dasar pendidikan merupakan suatu kesatuan pemahaman
mengenai rumusan pendidikan. Konsep pendidikan ini juga merupakan
rancangan atau ide yang wajib di wujudkan atau di terapkan, berkaitan dengan
suatu konsep pendidikan artinya penerapan dari pendidikan dalam usaha

10
pendewasaan umat manusia dengan berbagai upaya yang baik dengan
pelatihan-pelatihan tentang sikap atau juga studi aplikatif tentang moral.
Konsep Pendidikan sendiri dibagi berdasarkan definisi pendidikan
menjadi 3, yaitu definisi luas, sempit, dan luas terbatas. Hal tersebut dapat
dijelaskan sabagai berikut.
1. Definisi Luas
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Karakteristik
konsep ini, yaitu:
a. Masa pendidikan seumur hidup selama ada pengaruh lingkungan,
b. Lingkungan pendidikan dapat diciptakan maupun ada dengan
sendirinya,
c. Kegiatan dapat berbentuk tak sengaja ataupun yang terprogram,
d. Tujuan pendidikan tidak ditentukan dari luar, tapi terkandung dalam
tiap
e. Pengalaman belajar, tidak terbatas, dan sama dengan tujuan hidup,
f. Didukung oleh kaum humanis romantik dan kaum pragmatik.
2. Definisi Sempit
Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Karakteristik konsep ini, yaitu:
a. Masa pendidikan terbatas,
b. Lingkungan pendidikan diciptakan khusus,
c. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum,
kegiatan pendidikan berorientasi kepada guru, dan kegiatan terjadwal,
d. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar, terbatas pada
pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu, bertujuan — untuk
mempersiapkan hidup,
e. Didukung oleh kaum behavioris.
3. Definisi Luas Terbatas
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

11
atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Karakteristik konsep ini, yaitu:
a. Masa pendidikan berlangsung seumur hidup yang kegiatannya
b. Tidak berlangsung sembarang, tapi pada saat tertentu,
c. Berlangsung dalam sebagian lingkungan hidup “lingkungan hidup
kultural,
d. Berbentuk pendidikan formal, informal, dan nonformal,
e. Tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang bersifat
menunjang terhadap pencapaian tujuan hidup,
f. didukung oleh kaum humanis realistik dan realisme kritis.

Menurut Miarso (2004 ), ada beberapa konsepsi dasar pendidikan,


yakni:
1. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
anak didik yang berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya.
2. Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
3. Pendidikan dapat berlangsung kapan dan di mana saja, yaitu pada saat dan
tempat yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak didik.
4. Pendidikan dapat berlangsung secara mandiri dan dapat berlangsung
secara efektif dengan dilakukannya pengawasan dan penilikan berkala.
5. Pendidikan dapat berlangsung secara efektif baik di dalam kelompok yang
homogen, kelompok yang heterogen, maupun perseorangan.
6. Belajar dapat diperoleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja
dirancang maupun yang diambil manfaatnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa teori pendidikan adalah teori yang
digunakan dalam proses belajar mengajar yang merupakan usaha untuk
menjelaskan, membedakan, meramalkan, melukiskan dan menata sejumlah
fenomena melalui pengamatan yang terintegrasi secara sintaksis.
Teori pendidikan ini berkaitan dengan cita-cita, tujuan, dan metode
pendidikan, serta mengaplikasikan ilmu pendidikan ke dalam kurikulum
sekolah yang berkaitan dengan masalah evaluasi siswa dan pengujian, teknik
belajar, konseling siswa, administrasi sekolah, manajemen pendidikan,
pelayanan khusus, dan sebagainya.
Teori pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu bentuk, isi, dan asumsi
pokok. Dari segi bentuk, teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep
yang terpadu, menerangkan, dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa
pendidikan. Isi sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep
tentang peristiwa pendidikan. Sedang, asumsi pokok menyatakan pendidikan
adalah aktual, normatif, dan proses.
Sedangkan Konsep dasar pendidikan merupakan suatu kesatuan
pemahaman mengenai rumusan pendidikan. Konsep pendidikan ini juga
merupakan rancangan atau ide yang wajib di wujudkan atau di terapkan,
berkaitan dengan suatu konsep pendidikan artinya penerapan dari pendidikan
dalam usaha pendewasaan umat manusia dengan berbagai upaya yang baik
dengan pelatihan-pelatihan tentang sikap atau juga studi aplikatif tentang
moral. Konsep Pendidikan sendiri dibagi berdasarkan definisi pendidikan
menjadi 3, yaitu definisi luas, sempit, dan luas terbatas.

13
3.2 Saran
Berdasarkan makalah ini, penulis mengharapkan hasil dari makalah ini
dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian mengenai dasar teori dan
konsep pendidikan berikutnya. Selain itu, penulis juga menyarankan untuk
menerapkan teori-teori yang ada dalam makalah ini untuk mengukur hasil dari
penerapan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tugas dalam
pendidikan.

14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang


Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Miarso, Yusufhadi. Kuliah umum Dasar-dasar Teknologi Pendidikan program studi
Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sriwijaya semester satu pada 2
September 2013.
Ramadhan, Y. R. et al. (2021). Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Administrator. 2013. Pengertian Teori Pendidikan.
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teoripendidikan.html
Irwana. 2013. Teori Pendidikan.
http://irwanarsenal.blogspot.co.id/2013/01/teoripendidikan.html

15

Anda mungkin juga menyukai