Disusun
Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
..............................
DAFTAR ISI
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia.
tfita dapat mengatakan, bahwa di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga di situ
pasti ada pendidikan ( riyarkara, 1980: 32). Pendidikan sebagai gejala yang
universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia, karena disamping pendidikan sebagai
gejala sekaligus juga sebagai upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Satu hal yang menjadi jelas dari apa yang disebut pendidikan adalah upaya sadar
untuk mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki manusia. Pengertian demikian menurut
Soedomo (1990: 30), selalu dipegang oleh kalangan pendidikan.
Menurut M.J Langeveld (1955), paedagogiek (ilmu mendidik atau ilmu pendidikan)
adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan
atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
Menurut S. Brodjonagoro (1966: 35), ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori
pendidikan, perenungan tentang pendidikan. alam arti luas paedagogiek adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari soal – soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan adalah suatu bangunan
pengetahuan yang sistematis mengenai aspek – aspek kuantitatif dan objektif dan proses
belajar, menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis – hipotesis
pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental.
Menurut riyarkara (1980: 66 – 67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah,
pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut
pendidikan (mendidik dan matis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan
dididik). tfritis berarti bahwa orang tidak menerima saja apa yang ditangkap atau muncul
dalam benaknya, tetapi semua pernyataan, semua afirmasi harus mempunyai dasar yang
kuat. Orang yang bersikap kritis, ingin mengerti betul – betul (tidak hanya membeo), ingin
mengalami sesuatu dengan seluk beluknya dan dasar – dasarnya. Metodis berarti bahwa
dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sistematis
berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan
menyatukan, sehingga pikiran – pikiran dan pendapat – pendapat tidak tanpa hubungan,
melainkan merupakan kesatuan.
Dari definisi – definisi Ilmu pendidikan yang diutarakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa :
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang disusun secara kritis, metodis dan sistematis
yang berasal dari observasi, studi dan eksperimentasi untuk menentukan hakikat dan prinsip
– prinsip apa yang dipelajari.
Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, bila
dipenuhi setidak – tidaknya tiga syarat, yaitu :
Memiliki sistematika
Memiliki metode
Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu yaitu memiliki metode. Metode
– metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46 – 47;
Mub, Said, 1989)
A. Metode Normatif
Metode normatif berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang
ingin dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang berkenaan
dengan masalah nilai baik dan nilai buruk.
B. Metode Eksplanatori
C. Metode Teknologis
Metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan
bagaimana melakukannya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan
– tujuan yang diinginkan.
E. Metode Hermeneutis
Metode ini mencoba menguraikan kenyataan – kenyataan pendidikan yang
konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.
Penjelasan
a. Rasional
Ilmu pengetahuan harus bersifat rasional artinya ilmu tersebut
harus mempunyai sifat kegiatan berpikir yang
ditundukan pada logika atau penalaran . Berpikir rasional berarti berpikir
secara sistematis yang kompleks dan konsepsional dengan kemampuan
menggunakan lambang untuk dapat memberi arti yang hampir tidak
terbatas kepada suatu objek material, seperti pada suara, gerak, warna dan
rasa.
b. Empiris
Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau
konklusi ilmu pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada
pemeriksaan atau verifikasi indra manusia, maka kaidah logika formal
dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar kebenaran yang bersifat
relitas objektif dan netral.
d. tfniversal
Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran yang
dihasilkan ilmu pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah
dan dapat dipelajari atau diikuti secara umum serta dapat diajarkan secara
umum pula. tfebenaran ilmu tidak bersifat rahasia tetapi memiliki nilai
sosial sehingga kewibawaan ilmiah didapat setelah hasil itu diketahui,
diselidiki dan dibenarkan veliditasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam
bidang ilmu tesebut.
e. Akumulatif
Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling berkaitan
artinya ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan antara
ilmu dan kebudayaan sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan
manusia. Misalnya, untuk dapat belajar manusia mempunyai kemampuan
berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan yang dikenal
dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada sebelumnya.
f. Normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah
atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif
berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilaku manusia. Ilmu
Pendidikan merumuskan peraturan-peraturan tentang bertingkah laku
manusia untuk mencapai keteraturan hidup.tfeteraturan hidup akan menjamin
kelangsungan keeratan (kohesi)antarmanusia (hubungan sosial manusia).
i. Historis
Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori
sistem pendidikan sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna
filosofis yang berpengaruh pada jaman tertentu.
KESIMPULAN
Dibawah ini akan kami kemukakan syarat – syarat ilmu pengetahuan yang ada pada
umumnya seta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.
1. Syarat pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada
objek tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan
ada pula sesuatu yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu
pengetahuan.
2. Syarat kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur
sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan satu
kesatuan yang lengkap.
3. Syarat ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat
sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan
tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal ini termasuk lapangan/ bagian
metodologi.
Pendidikan sebagai disiplin ilmu harus memiliki tiga syarat yaitu memiliki obyek studi
(obyek material dan obyek formal), memiliki sistematika, dan memiliki metode. Pertama,
kajian ilmu pendidikan memiliki obyek meterial yang disebut sebagai perilaku manusia.
Perilaku manusia yang hidup dalam masyarakat pun bisa juga bisa dilihat dari segi-segi
lainnya seperti psikologis, sosiologis dan antoropologis. Obyek formal ilmu pendidikan adalah
menelaah fenomena pendidikan dalam perpektif yang luas dan integratif.
tfetiga, ilmu pendidikan harus memiliki metode. Metode merupakan jalan atau upaya
ilmiah untuk memahami dan mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Metode yang sering
dipakai dalam ilmu pendidikan seperti metode naratif, metode eksplanatori, metode teknologis,
metode
deskriptif-fenomenologis, metode hermeneutis dan metode analisis krits (filosofis)
Pengembangan pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek
kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya
penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain ilmu pengetahuan
dan teknologi, pengembangan pembelajaran hadir juga didasarkan pada adanya sebuah
kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi anak- anaknya
semakin meningkat, sekolah yang berkualitas semakin dicari, dan sekolah yang mutunya
rendah semakin ditinggalkan.
Orang tua tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. tfenyataan ini terjadi
hampir di setiap kota di Indonesia, sehingga memunculkan
sekolah-sekolah unggulan di setiap kota. Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses
belajar mengajar di ruang kelas telah pula banyak menarik perhatian para peneliti dan
praktisi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.