Makalah
Oleh:
Kelompok 6
1. Afry Ulta Multazam (220521603607)
2. Elvia Nurhidayah (220521605080)
3. Maulana Minerva (220611600730)
4. Mohammad Sidik (220611601341)
5. …..
Dosen Pengampu:
Umu Da’watul Choiro M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk
melengkapi salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan
Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi
Kami memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Kami juga menerima
kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di
kemudian hari.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dampak besar sehingga
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis dan ditujukan secara umum.
Ilmu bukan hanya sekedar pengetahuan, di dalam ilmu mencangkup beberapa
pengetahuan yang telah disepakati dan diuji dengan seperangkat metode. Didalam ilmu
terdapat 3 cabang filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ilmu dapat diakui
jika telah memenuhi ke tiga cabang filsafat tersebut.
Pendidikan adalah pengajaran atau pelatihan yang bertujuan untuk mengubah sikap dan
perilaku dalam upaya pendewasaan seseorang maupun kelompok. Selain itu, pendidikan
adalah proses penyaluran ilmu yang telah dimiliki seseorang kepada orang lain.
Pendidikan bertujuan mendidik seseorang agar seseorang tersebut memiliki sikap
menuju kedewasaan yang baik serta ilmu yang dapat diterapkan pada kedepannya.
Pendidikan juga dapat disebut sebagai ilmu karena ilmu merupakan objek utama dalam
pendidikan. Tanpa adanya ilmu pendidikan tidak dapat dilakukan. Karena di dalam
pendidikan mengajarkan sesuatu yang telah disepakati dan diteliti langsung oleh
pendidik.
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sebut pendidikan (mendidik dan matis) tentang realitas yang kita sebut
pendidikan (mendidik dan dididik). Kritis berarti bahwa orang tidak menerima
saja apa yang ditangkap atau muncul dalam benaknya, tetapi semua pernyataan,
semua afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Orang yang bersikap kritis,
ingin mengerti betul-betul (tidak hanya membeo), ingin mengalami sesuatu
dengan seluk beluknya dan dasar-dasarnya. Metodis berarti bahwa dalam proses
berpikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sistematis
berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang
menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat
tidak tanpa hubungan, melainkan merupakan kesatuan.
ilmu mempunyai obyek studi sendiri, dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
obyek material dan obyek formal. Obyek material yaitu obyek yang dilihat dari wujud
bendanya. Sedangkan obyek formal adalah obyek yang dilihat dari apa yang dibahas
dalam ilmu itu sendiri. Obyek formal ini sering disebut sebagai sudut pandang.
Untuk membedakan antara obyek material dan obyek formal secara jelas, berikut ini
diberikan contoh. Semua ilmu-ilmu itu sebagai obyek materialnya sama, yaitu manusia.
Ilmu Jiwa membahas tentang gejala kejiwaan manusia, Ilmu Akhlak membahas tabiat
manusia, Ilmu Kesehatan membahas tentang penjagaan kesehatan manusia, Ilmu
Kebidanan membahas tentang bagaimana menolong orang yang akan melahirkan, dan
Ilmu Watak membahas tentang watak yang dimiliki oleh manusia.
Yang kedua adalah mempunyai metode penilitian sendiri , metode ini mengacu pada
prosedur atau prosedur tertentu yang harus diikuti. Metode yang diikuti oleh
pengetahuan ilmiah memiliki sifat impersonal dan mampu mengembangkan diri.
6
Metode yang digunakan oleh sains adalah suatu eksistensi di luar ilmuwan atau peneliti
itu sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan orang yang menggunakan metode
tersebut. Oleh karena itu, setiap ilmuwan atau peneliti dapat menggunakan metode
untuk mempelajari pengalaman manusia untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.
Metode – metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut
(Soedomo, 1990: 46 – 47; Mub, Said, 1989)
A. Metode Normatif
Metode normatif berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin
dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang berkenaan
dengan masalah nilai baik dan nilai buruk.
B. Metode Eksplanatori
Metode eksplanatori bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan
kekuatan
apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Dalam hal ilmu pendidikan
mendapatkan bantuan dari berbagai teori tentang pendidikan yang boleh jadi
dihasilkan oleh ilmu – ilmu lain.
C. Metode Teknologis
Metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana
melakukannya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan – tujuan yang
diinginkan.
D. Metode Deskriptif – Fenomenologis
Metode ini menciba menguraikan kenyataan – kenyataan pendidikan dan
kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki.
E. Metode Hermeneutis
Metode ini mencoba menguraikan kenyataan – kenyataan pendidikan yang
konkrit
dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.
F. Metode Analisis Kritis (Filosofis)
Metode ini menganalisis secara kritis tentang istilah – istilah, pernyataan –
pernyataan, konsep – konsep dan teori – teori yang ada atau digunakan dalam
pendidikan.
7
Yang ketiga adalah bahwa materi ilmu harus disajikan secara sistematis, artinya
pengetahuan tersebut disusun secara runtut, sehingga mudah dipelajari. Penyajian secara
sistematis ini paling tidak meliputi: penyajian mengenai latar belakang permasalahan,
identifikasi dan perumusan masalah, kerangka pikir dan hipotesis, penjelasan tentang
metode dan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan.
Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi
tinjauan (Dwi Siswoyo, 1995:17), yaitu (1) melihat pendidikan sebagai gejala
manusiawi, (2) dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar, dan (3) dengan melihat
pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi
perkembangan sosio budaya di masa depan.
Sistematika pertama yaitu pendidikan sebagai gejala manusiawi dapat dianalisis
melalui proses atau situasi pendidikan, yaitu berupa komponen komponen pendidikan
yang secara terpadu saling berinterkasi untuk mencapai tujuan. komponen-komponen
pendidikan adalah (a) tujuan pendidikan, (b) peserta didik, (c) pendidik, (d) isi
pendidikan, (e) metode pendidikan, (f) alat pendidikan, dan (g) lingkungan pendidikan.
Sistematika kedua yaitu, pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadian manusia Sistematika yang kedua ini menurut Noeng
Muhadjir, sebagaimana dikutip oleh Dwi Siswoyo (1995:18) bertolak dari fungsi
pendidikan, yaitu (a) menumbuhkan kreativitas peserta didik (pendidikan kreativitas);
(b) menjaga lestarinya nilai-nilai insani dan nilai-nilai ilahi (pendidikan moralitas); dan
(c) menyiapkan tenaga kerja produktif (pendidikan produktivitas).
Sistematika ketiga yaitu melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus
upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan.
Menurut Mochtar Buchori (1994: 81-86), menyatakan bahwa ilmu pendidikan memiliki
tiga dimensi yang dapat dipandang sebagai sistematika ilmu pendidikan yaitu:
a. Dimensi lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan luar sekolah ( di masyarakat)
b. Dimensi jenis jenis persoalan pendidikan: persoalan-persoalan fondasional
(persoalan-persoalan teoritis dalam pendidikan), persoalan-persoalan struktural
(masalah-masalah struktur lembaga pendidikan), dan persoalan-persoalan
operasional (persoalan-persoalan praktis dalam pendidikan).
8
c. Dimensi waktu dan ruang : pendidikan yang dihadapi sekarang di masyarakat,
perlu juga dipelajari masalah-masalah pendidikan yang pernah terdapat di
masyarakat di masa lampau, sekarang dan yang akan datang.
Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalah memiliki evidensi empiris. Yang
dimaksud dengan evidensi empiris adalah adanya kesesuaian (korespondensi) antara
konsepsi teoritisnya dengan permasalahan – permasalahan dalam praktek sehingga
disamping dapat menjelaskan kasus – kasus yang terjadi, juga sekaligus dapat
mendukung diaplikasikannya dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan,
dalam lingkup kajian ilmu pendidikan. Ini sesua dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu
teoritis dan praktis.
9
hal menyimpulkan sebab akibat dari ilmu ini dan Sifat sistematis ini bertujuan
untuk mempermudah dalam mempelajari ilmu tersebut.
● Rasional. Ilmu pengetahuan didasarkan atas kegiatan berpikir secara logis
dengan menggunakan rasio (nalar) dan hasilnya dapat diterima oleh nalar
manusia.
● Objektif. Kebenaran yang dihasilkan ilmu itu merupakan kebenaran tentang
pengetahuan yang jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan objeknya. Objek
dan metode ilmu tersebut dapat dipelajari dan diikuti secara umum. Kebenaran
itu dapat diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu tersebut.
● Empiris. Kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan
dan pembuktian panca indra, serta dapat diuji kebenarannya dengan fakta. Hal
ini yang membedakan antara ilmu pengetahuan dengan agama.
● Akumulatif. Ilmu dibentuk dengan dasar teori lama, yang disempurnakan,
ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang dikenal
sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya.
● Universal
Kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum
dan diterima di semua institusi pendidikan. Sifat universal ini selain bertujuan
untuk mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu keseragaman.
Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di terima diseluruh pelosok dunia
manapun. Contoh dari ilmu pengetahuan :
Fisika, Akustik, Astrodinamika, Astrofisika,Astronomi,Biofisika
10
adalah Ilmu yang mengkaji gejala-gejala alam, baik yang hayati maupun
nonhayati. Ilmu pengetahuan alam antara lain matematika, biologi, kimia, dan
fisika.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Sciences)
adalah Ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya.
Ilmu pengetahuan sosial antara lain antropologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu
hukum, dan ilmu ekonomi.
3. Ilmu Pengetahuan Budaya (Humanitics Study)
adalah Ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari
kehidupan bersama manusia. Ilmu pengetahuan budaya antara lain kesusastraan,
bahasa, agama, filsafat, dan kesenian.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan. Pengetahuan dapat berubah menjadi suatu ilmu apabila minimal memenuhi
syarat sebagai berikut, yaitu memilki obyek studi sendiri, memiliki metode penyelidikan
sendiri dan disajikan secara sistematis. Sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga segi tinjauan (Dwi Siswoyo, 1995:17), yaitu (1) melihat pendidikan
sebagai gejala manusiawi, (2) dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar, dan (3)
dengan melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan
mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan. Ilmu pendidikan memiliki
tiga dimensi yang dapat dipandang sebagai sistematika ilmu pendidikan yaitu, Dimensi
lingkungan pendidikan, Dimensi jenis jenis persoalan pendidikan, Dimensi waktu dan
ruang.
3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus memberikan wawasan
kepada banyak orang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13