Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN KHUSUS


( Hakekat Serta Kepekaan Terhadap Permasalahan Penelitian Pendidikan )

DOSEN PENGAMPU
Dr. NURHASTUTI, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. INDRAWATI SURBAKTI (21003280)


2. JONNI LASTUA SITORUS (21003287)
3. MAY LENY (21003297)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
Rahmat serta Karunia-Nya yang telah memberikan kemampuan dan waktu kepada kami
untuk menyelesaikan penulisan tugas makalah ini dalam kurun waktu yang cukup
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Hakekat Serta
Kepekaan Terhadap Permasalahan Penelitian Pendidikan ” ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Khusus dan yang lebih pentingnya yakni untuk
menambah ilmu pengetahuan kepada kami sebagai mahasiswa tentang permasalahan
penelitian pendidikan.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga tugas ini dapat disusun dengan baik.
Semoga tugas yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu serta bisa
menambah pengetahuan dan pengalaman kami khususnya dan para pembaca umumnya.

Batubara, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II Pembahsan
A. Defenisi Penelitian Pendidikan ................................................................ 3
B. Konsep Dasar Penelitian Pendidikan ....................................................... 3
C. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan ............................................................. 8
D. Masalah Pendidikan ................................................................................ 14
E. Identifikasi Masalah Pendidikan ABK .................................................... 16
F. Pembatasan Masalah untuk Penelitian .................................................... 16
G. Rumusan Masalah Penelitian .................................................................. 18
BAB III Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, berkat adanya pemanfaatan metode ilmiah oleh para
pakar pendidikan, ilmu pendidikan mengalami kemajuan yang cukup
menggembirakan. Namun keadaan seperti itu tampaknya belum diikuti oleh para
pelaksana pendidikan seperti guru. Walaupun dalam kegiatan sehari-harinya guru
sering dihadapkan pada banyak masalah, lalu merumuskan masalah tersebut dengan
caranya sendiri dan mengatasinya dengan cara sendiri pula, namun mereka belum
terbiasa menuangkan buah pikirannya itu ke dalam bentuk tulisan, sehingga orang
lain akan sulit mempelajari atau meniru cara-cara yang telah ditemukannya itu.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum terbiasanya guru menulis karya
tulis atau melakukan penelitian pada bidang pekerjaan yang ditekuninya. Faktor
tersebut diantaranya adalah bahwa kemampuan guru dalam meneliti dan menulis
masih rendah. Padahal, informasi yang diperoleh dari hasil penelitian berguna sebagai
dasar yang logis dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi tentu tidak semua
keputusan yang diambil harus berdasarkan pada hasil penelitian.
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi
pengembangan ilmu dan bagi pemecahan suatu masalah.Beberapa ilmuan memulai
kegiatan ilmiahnya dengan melakukan suatu penelitian.penelitian menjadi alat bagi
ilmuan untuk mengungkap tabir yang ada dibalik fenomena yang terjadi sehingga
terungkap beberapa kebenaran ang sesungguhnya dan dapat dihasilkan pengetahuan
baru yang bermanfaat. Di samping itu, penelitian sangat berguna bagi pemecahan
suatu masalah dengan mengambil pelajaran dari temuan penelitian.dengan demikian,
penelitian pada hakikatnya adalah upaya untuk mencari jawaban yang benar dan logis
atas suatu masalah yang didasarkan atas data empiris yang terpercaya.
B. Rumusan Maslah
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Pendidikan ?
2. Apasaja konsep dasar Penelitian Pendidikan ?
3. Apasajakah jenis-jenis Penelitian Pendidikan ?
4. Apa yang dimaksud dengan masalah Pendidikan ?
5. Bagaimana mengidentifikasi masalah Pendidikan ABK ?
6. Bagaimana menetapkan pembatasan masalah untuk Penelitian ?

1
7. Bagaimana merumuskan masalah Penelitian ?

C. Tujuan
1. Untuk dapat memahami pengertian Penelitian Pendidikan;
2. Untuk dapat memahami konsep dasar Penelitian Pendidikan;
3. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis Penelitian Pendidikan;
4. Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan masalah Pendidikan;
5. Untuk dapat mengetahui identifikasi masalah Pendidikan ABK;
6. Untuk dapat mengetahui penetapan pembatasan masalah utuk Penelitian;
7. Untuk dapat memahami rumusan masalah Penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Pendidikan


Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang
sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan
mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut.
Diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta
mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode
ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan
sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover
knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode
ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan
generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Yang dimaksud dengan metode
ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan prinsip-prinsip science, yaitu
sistematis, empiris dan objektif. Untuk memecahkan masalah dapat juga dilakukan
Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan cara-cara :
1. Dogmatis, berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu;
2. Intuitif, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak
dipikirkan terlebh dahulu;
3. Spekulatif, coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang
temuannya bersifat kebetulan; dan
4. Otoritas ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam
bidang tertentu.

B. Konsep Dasar Penelitian Pendidikan


1. Penelitian sebagai Metodologi Ilmu
Penelitian merupakan suatu usaha menemukan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang jumlahnya sangat banyak
dan beragam, sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang mengikuti
aturan-aturan ilmiah. Walaupun tidak semua ilmu pengetahuan diperoleh dari
hasil penelitian. Namun posisi penelitian penempati peran yang sangat strategik
dalam menghasilkan ilmu pengetahuan yang terpercaya. Ilmu pengetahuan

3
diperoleh seseorang dengan cara yang berbeda, ada yang melalui pengalaman
langsung, bertanya kepada orang lain yang lebih paham, membaca buku, atau
bahkan tidak sengaja diperoleh dari pergaulan atau komunikasi yang terjalin.
Terdapat lima tipe sumber pengetahuan, yaitu :
a. Revealed Knowledge, yaitu pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui
wahyu yang diturunkan kepada rasul pilihan dan dituangkan dalam kitabkitab
suci yang kebenarannya tidak diragukan lagi dan bersifat absolut mutlak.
b. Intuitive Knowledge, yaitu pengetahuan yang diperoleh individu secara
pribadi yang melibatkan intuisi dalam penghayatannya terhadap sesuatu
secara mendalam. Intuisi dapat muncul secara tiba-tiba tanpa disadari dalam
hal cipta, rasa dan karsa seseorang yang bersifat unik.
c. Rational Knowledge, pengetahuan yang diperoleh semata-mata atas hasil
rekayasa akal bukan atas hasil observasi terhadap peristiwa-peristiwa actual
dengan mengedepankan kekuatan logika, sehingga suatu pernyataan menjadi
benar karena rasional dan dapat diteima secara nalar.
d. Empirical Knowledge, pengetahuan yang diperoleh dari hasil observasi
dengan menggunakan kekuatan penglihatan, pendengaran, penciuman
perasaan dan peradaban terhadap realitas yang ada, sehingga pengetahuan ini
teruji kebenarannya secara empiric dengan bukti yang dapat diamati oleh
pencaindera.
e. Authoritative Knowledge, pengetahuan yang dikokohkan oleh reputasi
pencetusnya/ahlinya atau diterima berdasarkan otoritas seseorang.
Berdasarkan jenis pengetahuan ini, jelaslah bahwa seseorang dapat memiliki
pengetahuan karena ia terlibat secara mendalam dengan bidang yang
digelutinya secara pikir dan empirikal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ahmad Tafsir bahwa pengetahuan dapat dibagi menjadi pengetahuan
pengetahuan sains empiric, pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik.
f. Kegiatan mendalam yang melibatkan aktifitas pikir dan empirik dapat
diwadahi dalam kegiatan penelitian. Sesungguhnya, untuk mendapatkan
pengetahuan tidak selalu harus melalui penelitian.adakalanya orang dalam
menghadapi masalah mencoba memanfaatkan pengalaman pribadinya atau
mencari pengalaman baru yang dianggap akan dapat membantu memecahkan
masalah. Cara ini sering digunakan oleh orang dan memang sangat praktis.

4
Namun penggunaan pengalaman pribadi tanpa penalaran yang kritis dapat
menghasilkan kesimpulan yang keliru dan mungkin dapat menyesatkan.
2. Pengertian dan Ruang Lingkup Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu
dilandasi oleh metode keilmuan. Sedangkan metode keilmuan adalah gabungan
antara pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan
kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris
memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Dengan cara yang ilmiah itu diharapkan data yang akan didapatkan adalah
data yang obyektif, valid dan reliabel. Obyektif berarti semua orang akan
memberikan penafsiran yang sama. Valid berarti adanya ketepatan antara data
yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek yang
sesungguhnya dan reliabel berarti adanya ketetapan data yang didapat dari waktu
ke waktu. Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu, dan pada
umumnya tujuan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama yaitu untuk
menemukan, membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Dengan
ketiga hal tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian akan dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisifasi masalah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang
obyektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. 7 Penelitian
dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan yang mempunyai tujuan untuk
mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik hasil temuan yang
memang sudah ada maupun sebagai penemuan hasil penelitian yang betulbetul
baru dengan dukungan fakta.
Ruang lingkup penelitian pendidikan; terdapat tiga syarat utama untuk
dapat menjadi peneliti pada umumnya dan peneliti di bidang pendidikan pada
khususnya. Syarat pertama harus menguasai materi, ide-ide, konsep-konsep dan
gagasan yang akan diteliti yaitu mengenai kependidikan. Syarat kedua adalah
menguasai metodologi penelitian dan syarat ketiga adalah menguasai teknik

5
pemecahan dan analisisnya. Tanpa terpenuhi ketiga syarat itu, maka penelitian
tidak akan berjalan dan terselesaikan. 9Tentu penguasaan materi dan teori-teori
kependidikan menjadi bahan kajian utama dengan sistem pendidikan yang
bersifat instrumental dan environmental inputnya.
3. Karakteristik Proses Penelitian
a. Karakteristik Penelitian
Penelitian dipandang sebagai metode ilmiah dengan karakteristik proses
penelitian pada bidang pendidikan. Proses penelitian tersebut tidak memiliki
perbedaan yang signifikan pada bidang penelitian lainnya, baik penelitian
kuantitatif maupun penelitian kualitatif.
1) Penelitian Harus Sistematis
Penelitian merupakan suatu proses terstruktur sehingga diperlukan
aturan dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya. Dengan
demikian, proses penelitian dapat diikuti dan dimengerti oleh orang lain
secara sistematis.
2) Penelitian Harus Etis dan Logis
Langkah-langkah dalam penelitian yang sistematis itu urutannya
harus logis pada setiap tahap atau bagian-bagiannya sehingga validitas
secara relatif dapat dipenuhi. Dengan demikian, kesimpulan penelitian
dan generalisasi yang dihasilkan akan mudah dicek kembali oleh peneliti
maupun oleh pihak lain. Harus etis adalah tidak berkenaan dengan hal-
hal yang bersifat etika, moral nilai keyakinan dan agama yang dapat
membuat heboh dalam masyarakat.
3) Penelitian Harus Empiris
Penelitian yang berkenaan dengan dunia nyata yaitu dunia yang
dapat diidera oleh pancaindera manusia yang bersifat obyektif. Artinya
penelitian itu ada obyeknya dank arena obyek itu dapat diindera manusia,
maka semua pihak akan memberikan persepsi yang sama terhadap obyek
itu. Berdasarkan karakteristik empiris ini dapat menyelesaikan
perdebatan tentang telur dan ayam, mana lebih tua.
Dengan pemikiran empiris dapat menentukan mana lebih tua telur
dan ayam dengan terlebih dahulu melihat obyek empirisnya.Telur yang
mana dan ayam yang mana. Bila obyek empirisnya telah diketahui maka

6
mana yang lebih tua akan dapat diukur. Untuk dapat memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah, maka penelitian betul-betul
memerlukan data dari obyek yang diteliti bukan data rekayasa. Karena
keterbatasan kemampuan indera manusia untuk mengobservasi obyek
yang diteliti, maka penelitian dapat menggunakan alat bantu seperti
instrumen penelitian.
4) Penelitian Bersifat Reduktif
Bila penelitian menggunakan prosedur analitik untuk
mendapatkan data, maka peneliti sebaiknya melakukan reduksi data
terlebih dahulu yaitu telaah data, membaca dan membuat kesimpulan,
sehingga dapat mengurangi ketidakpastian.
5) Penelitian Bersifat Reflicable dan Transmitable
Karena penelitian ini bersifat ilmiah, maka harus dapat diulangi
oleh orang lain, dan untuk mengecek kebenarannya. Supaya dapat
diulangi oleh orang lain dengan mudah, maka laporan penelitian harus
dibuat secara sistematis dan jelas mulai dari variabel yang diteliti,
populasi dan sampelnya, instrumen, uji hipotesis, data yang dihasilkan
serta kesimpulan dan implikasi penelitiannya.
Penelitian pendidikan yang sistematis ini perlu melampirkan
instrumen penelitian serta data mentah yang diperoleh dari data
pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian. Penelitian harus
bersifat transmitable dalam arti bahwa penelitian harus mampu
memecahkan masalahmasalah sehingga dapat digunakan berbagai pihak
yang memerlukan yang berperan dalam pengembangan ilmu maupun
untuk bahan pengambilan keputusan.
6) Penelitian Harus Mempunyai Tujuan
Tujuan penelitian adalah penting dalam setiap kegiatan untuk
memberikan arah dan target yang hendak dicapai.
7) Mencakup Kegiatan Pengumpulan dan Analisis Data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,
dokumentasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan
berdasarkan jenis penelitiannya.
b. Proses Penelitian

7
Proses penelitian mempunyai perbedaan yang mendasar antara penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada
paradigma positivisme yang berlandaskan pada asumsi mengenai obyek
empiris.
Berdasarkan asumsi ini maka pemelitian dapat memilih variabel tertentu
dari suatu obyek penelitian. Pada penelitian kualitatif bersifat siklus, bukan
linier seperti dalam penelitian kuantitatif.Karena sifatnya yang siklus dan
tidak linier, maka penelitian dilakukan secara berulangulang. Jumlah periode
pengulangan akan tergantung pada tingkat kedalaman dan ketelitian yang
dikehendaki, untuk itu makin lama penelitian akan makin terfokus pada
masalah yang sebenarnya terjadi pada obyek penelitian.

C. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan


Penelitian dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian
dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tersebut meliputi: aspek tujuan, aspek metode,
dan aspek kajian. Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam
penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Keduanya memiliki
asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang bertolak dari
asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan
perasaan-perasaa individual. Realita terdiri atas bagian dan unsur yang terpisah
satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen. Maksimalisasi
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol.
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam
penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif
survai, ekspos fakto, komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan.
a. Penelitian Noneksperimental
Beberapa metode penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian pendidikan,
berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam kelompok metode
penelitian kuantititaif noneksperimental, meliputi:
• Penelitian Deskriptif

8
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian
deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental
studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal
atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam
potongan waktu.
Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa,
meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan
adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan
kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya masa:
bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara
bersamaan.
• Penelitian Survei
Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini
dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga
karakteristik utama dari survai: (1) informasi dikumpulkan dari
sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau
karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan,
pengetahuan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan
pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu
populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik
dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana
anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti
usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll.
Seperti halnya metode deskriptif, survai juga ada yang bersifat
longitudinal dan juga cross sectional. Survai longitudinal digunakan untuk
mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kurun
waktu yang cukup panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi
dalam satu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek.

9
• Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih
dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun
manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah,
peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang
bersifat mengukur.
Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara
variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat
memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan
instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok- kelompok yang
dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
• Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang
diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-
guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi
dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen
di sekolahnya.
Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun
peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian
tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan
atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai
penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja &
Sumarjan, 1989, Stinger, 1996).
Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan
proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana,
sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program
pengembangan staf.
• Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D) ada yang memasukkannya ke dalam pendekatan
penelitian kuantitatif noneksperimental dan sebagai metode penelitian
eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research and

10
Development) ini berawal dari industry-base development model, yang
digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu
produk baru yang berkualitas.
Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut research
base development muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa
dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang disingkat R
& D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dan Gall, 2003: 569-570)
dan bertujuan memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna
meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan
penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan digunakan
untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan, antara lain
melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian.
Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk
mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi,
model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen,
pembinaan staf, dan lain-lain. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui
beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas.
Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.

b. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni
kuantitatif. Mengapa dikatakan paling murni, karena semua prinsip dan
kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini.
Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun
bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan
prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan
terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Metode ini bersifat validation, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih
variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh
dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables), dan variabel

11
yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent
variables).
Karena penelitian ini bersifat menguji, Syaodih (2003) menjelaskan
bahwa semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan
instrumen pengukuran atau tes yang sudah distandarisasikan atau dibakukan.
Pembakuan instrumen dan pengolahan datanya diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik inferensial-parametrik.
Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: eksperimen
murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah, dan subjek tunggal.
• Eksperimen Murni
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya
merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan
memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut,
terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol,
pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil.
Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji
pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau
disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok
eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan khusus.
Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan
yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan
perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga dengan
bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan
dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.

2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertolak dari
pandangan Positivisme. Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat
Konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif
dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial. “Reality is multilayer,
interactive and a shared social experience interpretation by individuals”
(McMillan and Schumacher, 2001). Berbeda dengan pandangan Lincoln dan

12
Guba (1985) melihat penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bersifat
naturalistik.
Penelitian ini bertolak dari paradigma naturalistik, bahwa “kenyataan itu
berdimensi jamak, peneliti dan yang bersifat interaktif, tidak bisa dipisahkan,
suatu kesatuan terbentuk secara simultan, dan bertimbal balik, tidak mungkin
memisahkan sebab dengan akibat, dan penelitian ini melibatkan nilai-nilai.
Para peneliti mencoba memahami bagaimana individu mempersepsi makna
dari dunia sekitarnya. Dari dua pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
dikatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok,
berguna untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan.
a. Kualitatif Interaktif
Ada lima macam metode kualitatif interaktif, yaitu metode etnografik
biasa dilaksanakan dalam antropologi dan sosiologi, metode fenomenologis
digunakan dalam psikologi dan filsafat, studi kasus digunakan dalam ilmu-
ilmu sosial dan kemanusiaan serta ilmu terapan, teori dasar (grounded theory)
digunakan dalam sosiologi, dan studi kritikal digunakan dalam berbagai
bidang ilmu, metode-metode interaktif ini bisa difokuskan pada pengalaman
hidup individu seperti dalam fenomenologi, studi kasus, teori dasar, dan studi
kritikal, bisa juga berfokus pada masyarakat dan budaya seperti dalam
etnografi dan beberapa studi kritikal.
• Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan
menginter- pretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem. Dalam
pendidikan dan kurikulum difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi
seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi,
pembelajaran kontekstual, dsbnya.
Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu
yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah
dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta
mengumpulkan dokumen- dokumen dan benda-benda (artifak).

13
Meskipun makna budaya itu sangat luas tetapi studi etnografi biasanya
dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa, kepercayaan, ritual dan cara-
cara hidup. Hasil akhir penelitian bersifat komprehensif, suatu naratif
deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang
mengintegrasikan seluruh aspek- aspek kehidupan dan menggambarkan
kompleksitas kehidupan tersebut.
Beberapa peneliti juga melakukan penelitian mikro etnografi,
penelitian difokuskan pada salah satu aspek saja.
• Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan
terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat,
waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang
diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh
pemahaman dari kasus tersebut.
Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan
untuk memperoleh. Kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus
hanya berlaku untuk kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki
karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya.
Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi
merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah,
beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan, dsbnya.
Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya
difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

D. Masalah Pendidikan
Masalah Pendidikan di Indonesia
1. Ketersediaan Dana Pendidikan Yang Terbatas
Ketika kita membahas masalah dana, bukan berarti kita hanya membahas
seputar biaya pendidikan di lembaga formal maupun informal saja. Biaya properti
dan fasilitas pendidikan lainnya seperti buku, alat tulis, seragam sekolah dan
termasuk juga transportasi ke dalamnya. Tidak cuma itu saja, bagi kalangan yang
mengalami ekonomi menengah ke bawah, mereka tentu akan lebih memilih

14
bekerja sekadar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin tinggi
daripada harus meneruskan pendidikannya.
Sebenarnya, pemerintah memang sudah membuat rencana pendidikan gratis
dan program Wajib Belajar selama dua belas Tahun untuk mengatasi hal itu Akan
tetapi, masalah pendidikan di Indonesia yang menyangkut soal dana ternyata
tidak bisa teratasi semudah itu. Hal itu dikarenakan tidak tersebarnya alokasi dana
program pendidikan secara merata. Perlu kita tahu, menurut HSBC Global Report
2017, Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya pendidikan termahal
di dunia.
2. Bahan Belajar Mengajar Yang Masih Minimum
Kurangnya bahan belajar mengajar juga masih menjadi masalah dalam
pendidikan di tanah air kita. Guna menunjang kualitas belajar siswa, seharusnya
pelajar dapat dengan mudah memperoleh buku pelajaran atau lembar latihan soal
yang mereka butuhkan. Terkadang tidak adanya perpustakaan atau bahan belajar
gratis juga dapat menghambat proses pembelajaran. Bantuan seharusnya
dialokasikan berupa perlengkapan belajar dan bahan ajar diberikan lebih banyak
ke wilayah-wilayah yang minim bahan ajar.
Tidak cuma itu saja, guru pun memerlukan bahan ajar dengan materi yang
berkualitas dan tentunya sesuai dengan kurikulum terbaru sekarang. Kegiatan
mengajar menjadi kurang maksimal, jika tenaga pendidik masih kurang bahan ajar
dan masih menggunakan Kurikulum yang ketinggalan zaman. Hal itu tentu dapat
mempengaruhi proses penyerapan ilmu oleh murid.
3. Sarana dan Prasarana Masih Kurang Memadai
Masalah pendidikan di Indonesia yang satu inilah yang masih paling banyak
dikeluhkan, baik oleh orang tua murid, guru dan murid. Ini merupakan masalah
yang klasik dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama
sekolah-sekolah yang ada di pedesaan, pinggiran dan sekolah yang ada di daerah
yang terisolir.
4. Jumlah Guru Yang Terampil Masih Terbatas
Guru-guru terampil umumnya hanya tersebar di wilayah perkotaan saja,
sedangkan di desa terpencil sangat jarang ditemukan guru-guru yang
terampil. Ada banyak faktor hal ini bisa terjadi. Dari sekian banyak alasan, salah
satunya masalah minat dari guru itu sendiri. Guru lebih banyak yang memilih
tempat mengajar yang mudah diakses dari segi transportasi dan akses untuk
menemukan kebutuhannya dengan mudah. Memang masih ada guru yang tergerak
hatinya untuk mengajar ke desa terpencil, namun hanya sebagian kecil saja.
5. Mahalnya Biaya Pendidikan
Seperti yang kita tahu masalah pendidikan di Indonesia yang paling
mendasar sebenarnya ada pada masalah biaya pendidikan yang terbilang mahal.
Meskipun pemerintah sudah menyiapkan program gratis, tetap saja ada bagian
yang membayar dan program tersebut tidak merata sampai ke pelosok daerah.

15
E. Identifikasi Masalah Pendidikan ABK

Langkah awal dalam pemberian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus


di sedolah dasar adalah melakukan identifikasi dan asesmen terhadap kebutuhan
pendidikan dari siswa yang bersangkutan. Temukan terlebih dahulu anak-anak yang
diduga mengalami kelainan atau berkebutuhan khusus, dengan beberapa teknik
identifikasi dan asesmen yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan, mengingat kebutuhan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus sangatlah spesifik, dengan berbagai keunikan yang dimiliki. Melalui asesmen
permasalahan-permasalahan pendidikan khusus yang dialami anak akan diketahui,
dalam bidang apa, dan rentang persoalan yang dihadapinya. Anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam aspek berbahasa, tentu akan berbeda program dan
strategi pelayanan dengan anak-anak memiliki permasalaham pada aspek
matematika. Persoalan pendidikan yang dihadapi anak berkebutuhan banyak sekali
ragamnya, yang secara umum berkenaan dengan membaca, menulis, dan berhitung.
Namun juga mencakup berbagai aspek seperti :aspek persepsi, visual, auditori,
mental,berbicara,memahami bacaan, dan aktivitas motorik.
Untuk memperoleh informasi yang obyektif guna menentukan kebutuhan dan
aspek persoalan khusus yang dihadapi siswa di sekolah dasar, dapat dilakukan
dengan beberapa teknik yang dapat dilakukan guru di sekolah:
1. Observasi, dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi umum dan
perkembangan belajar seorang siswa di sekolah.
2. Tes informal dan formal untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan-
keterampilan bidang tertentu yang mampu atau belum mampu dilakukan oleh
seorang siswa. Dengan melakukan identifikasi dan asesmen terhadap siswa, guru
akan dapat mengetahui dan menentukan kondisi permasalahan yang dihadapi
anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah. Langkah selanjutnya adalah
merencanakan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.

F. Pembatasan Masalah untuk Penelitian


Pengertian Pembatasan Masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari
masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah
penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah

16
penelitian. Pemilihan batasan masalah yang hendak diteliti haruslah didasarkan pada
alasan yang tepat, baik itu alasan teoritis maupun alasan praktis. Alasan tersebut
boleh saja bersifat projektif atau berorientasi ke masa depan. Dengan alasan yang
tepat tersebut, tujuan penelitian dapat dirumuskan dengan tepat juga.
Pembatasan masalah ini menyebabkan fokus masalah menjadi semakin jelas,
sehingga masalah penelitiannya dapat dibuat dengan jelas juga. Sampai sejauh mana
masalah penelitian itu dibatasi ditentukan oleh peneliti sendiri, pembimbing atau
konsultan penelitian dan pesan sponsor. Dalam praktiknya, batasan masalah
penelitian sebagian besar ditentukan oleh penelitinya sendiri.
Sebelum menentukan batasan masalah, peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut
ini :
1. Masalah yang dibatasi hendaklah masih dalam kemampuan peneliti;
2. Masalah yang dibatasi hendaklah dapat diuji berdasarkan data-data yang mudah
diperoleh di lapangan;
3. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup penting untuk diselidiki;
4. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup menarik minat peneliti;
5. Masalah hendaknya manageable, artinya jangan meneliti masalah yang berada di
luar kemampuan kita;
6. Masalah hendaknya obtainable, artinya masalah yang akan kita teliti mudah
dicari data-datanya dan dapat dianalisis;
7. Masalah hendaknya signifikan, artinya masalah yang diteliti hendaknya penting
baik secara teoritis maupun praktis;
8. Masalah hendaknya interested, artinya masalah yang diteliti itu hendaklah
menarik minat peneliti sendiri khususnya dan pihak lain pada umumnya.

Batasan masalah terdapat dalam suatu skripsi atau laporan penelitian. Batasan
masalah merupakan hal-hal yang membatasi penelitian. Misalnya seseorang
memiliki judul penelitian sebagai berikut: "Motivasi Preman Melakukan Pemerasan
terhadap Pengunjung Pasar Kerapu" Contoh batasan masalah skripsi karya Ilmiah
dalam judul tersebut adalah sebagai berikut:
Preman dalam penelitian ini adalah preman yang tinggal di gerbong stasiun Ampera.
Dengan mengatakan bahwa preman yang anda teliti adalah preman yang tinggal di
gerbong stasiun Ampera maka anda sudah memberi batasan pada penelitian Anda.

17
Bukankah preman ada banyak macamnya, jadi anda perlu memberi batasan pada
penelitian Anda.
Jika tidak diberi batasan maka penelitian Anda tidak jelas dan bisa kemana-mana
nantinya. Batasan masalah ada untuk membatasi bahasan anda agar lebih terarah dan
focus.
Bagian-bagian nya :
1. Batasan tempat;
2. Batasan waktu;
3. Batasan objek penelitian.

G. Rumusan Masalah Penelitian


Adapun definisi rumusan masalah penelitian menurut para ahli, antara lain :
1. Albert Einstein : Perumusan masalah adalah daripada solusiny yang mungkin
hanya masalah keterampilan matematika atau penelitian eksperimental. Untuk
mengajukan pertanyaan baru, kemungkinan baru, untuk mempertimbangkan
masalah lama dari sudut pandang baru membutuhkan imajinasi kreatif dan
menandai kemajuan nyata dalam sains.
2. Alan Byrman : Masalah penelitian adalah ungkapan yang berupa pernyataan
yang pasti atau jelas tentang bidang yang menjadi perhatian, kondisi yang harus
diperbaiki, kesulitan yang perlu dihilangkan, atau pertanyaan yang mengganggu
yang ada dalam literatur ilmiah, teori, atau dalam praktik yang ada yang
menunjukkan kebutuhan akan pemahaman yang bermakna dan penyelidikan
yang disengaja. Masalah penelitian tidak menyatakan bagaimana melakukan
sesuatu, menawarkan proposisi yang kabur atau luas, atau menyajikan
pertanyaan nilai.
3. Sugiyonno : Rumusan masalah adalah sebuah daftar tabel pertanyaan yang dicari
jawabanya dengan mengumpulkan data dalam bentuk berbagai rumusan masalah
penelitian dengan dilihat berdasarkan tingkat eksplanasi yang telah diperoleh
seorang peneliti.

Terdapat 3 jenis dalam penulisan perumusan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berkaitan


dengan pernyataan adanya variabel independen, baik itu satu atau lebih variabel
penelitian yang lebih. Jadi dalam rumusan masalah peniliti tidak perlu
membandingkan variabel pada sampel lain, dan juga mencari hubungan variabel
dengan variabel lainnya.

Misalnya :

18
a. Bagaimana sikap dari masyarakat mengenai perguruan tinggi yang
memiliki bandan hukum?

b. Seberapa tinggi tingkat kepuasaan dan juga aspirsi masyarakat pada


pelayanan publik di ibu kota?

c. Seberapa baguskah kebijakan yang diterapakan di pemerintah?

2. Komparatif
Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah dalam
penelitian yang bersifat membandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya
apakah itu sama atau berbeda namun saling keterkaitan dalam tema maupun
topiknya.
3. Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif merupakan serangkaian bentuk pertanyaan
pada sebuah penelitian yang sifatnya mempunyai hubungan antar dua variabel
atau pun lebih. Biasanya dalam pembuatannya terdapat hubungan timbal balik,
kausal, atau simetris.

a. Hubungan timbal balik


Yaitu hubungan yang mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini tidak
diketahui antara variabel independen dan variabel dependen.
Misalnya : Hubungan antara memilik motivasi tinggi dan prestasi gemilang”.
Pada hal ini bisa dinyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi
dan sebaliknya.
b. Hubungan kausal
Yaitu rumusan masalah yang memiliki sifat sebab dan akibat. Di dalamnya
terdapat variabel bebas (independen) dan variabel dependen. Dalam hal
ini variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Misalnya :
1) Apakah ada pengaruhnya antara sistem penggajian dengan kinerja kerja?
2) Seberapa besarkah tata ruang kota terhadap kebahagiaan penduduknya?
3) Adakah pengaruhnya antara pendidikan yang dilakukan oleh orang tua
dengan prestasi belajar terhadap anak?
c. Hubugan simetris
Hubungan simetris dalam rumusan masalah pada dasarnya adalah prosesi
dalam hubungan diantara dua variabel atau bisa lebih kebetulan nampak
secara bersama.
Misalnya :
1) Adakah hubungannya antara banyak semut di pohon dengan kemanisan
buah ?
2) Apakah ada hubungannya antara jumlah pengangguran dengan tingkat
criminal?

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk
memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem
solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun
analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data
tersebut. Penelitian dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk
penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tersebut meliputi: aspek tujuan,
aspek metode, dan aspek kajian.
Langkah awal dalam pemberian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
di sedolah dasar adalah melakukan identifikasi dan asesmen terhadap kebutuhan
pendidikan dari siswa yang bersangkutan. Persoalan pendidikan yang dihadapi anak
berkebutuhan banyak sekali ragamnya, yang secara umum berkenaan dengan
membaca, menulis, dan berhitung. Namun juga mencakup berbagai aspek seperti
:aspek persepsi, visual, auditori, mental,berbicara,memahami bacaan, dan aktivitas
motorik.
Pembatasan masalah menyebabkan fokus masalah menjadi semakin jelas,
sehingga masalah penelitiannya dapat dibuat dengan jelas juga. Sampai sejauh mana
masalah penelitian itu dibatasi ditentukan oleh peneliti sendiri, pembimbing atau
konsultan penelitian dan pesan sponsor. Dalam praktiknya, batasan masalah
penelitian sebagian besar ditentukan oleh penelitinya sendiri.
Menurut Sugiyono Rumusan masalah adalah sebuah daftar tabel pertanyaan
yang dicari jawabanya dengan mengumpulkan data dalam bentuk berbagai rumusan
masalah penelitian dengan dilihat berdasarkan tingkat eksplanasi yang telah
diperoleh seorang peneliti. Terdapat 3 jenis perumusan masalah dalam penelitian,
yaitu : 1) Deskriptif; 2) Komparatif; dan 3) Asosiatif.

B. Saran
Kami dari kelompok 2 Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Khusus
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak sekali
kekurangan dan kekeliruan didalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca,
tata bahasa maupun isi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

20
membangun dari pembaca untuk perbaikan atau kesempurnaan makalah ini
kedepannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mahdiyah. (2015). Perumusan Masalah Penelitian. Studi Mandiri Dan Seminar


Proposal Penelitian, 16–19.
artinya jangan meneliti masalah yang berada di luar kemampuan kita. Masalah
hendaknya. (2008).
Pendidikan, A. M. P. (n.d.). No Title. 1–19.
Toha, M., & Andriani, D. (2012). Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian Pendidikan.
Metode Penelitian, 1–49.
Wahid, A. (2015). Konsep Dasar Penelitian Pendidikan. Slideshare.Net, II, 169–175.
https://www.slideshare.net/nenitriana5076/konsep-dasar-penelitian-pendidikan
https://penelitianilmiah.com/rumusan-masalah/

https://posi.id/5-masalah-pendidikan-di-indonesia-hingga-saat-ini/

22

Anda mungkin juga menyukai