Anda di halaman 1dari 24

RMK METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

Ilmu Pengetahuan dan Penelitian


Topik Pertemuan RPS-01
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si

Kode Mata Kuliah : EKM 400 F1

Disusun Oleh :
Kelompok 6

04 Ni Kadek Zilda Dwi Jayanthi 1907521046

05 Zefanya Konsho 1907521056

06 Marsellina Noviyanti 1907521059

10 Muhammad Irsyad Faisal 1907521088

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat-Nya kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Ilmu
Pengetahuan dan Penelitian”
Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca. Kami mengetahui masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.

Denpasar, 27 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

2.1 Ilmu Pengetahuan, Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non Ilmiah............. 3

2.1.1 Pendekatan Ilmiah ............................................................................. 5

2.1.2 Pendekatan Non Ilmiah ...................................................................... 7

2.2 Cara Berfikir Ilmiah .................................................................................. 8

2.3 Definisi Riset...........................................................................................10

2.4 Pentingnya Metodologi Penelitian ............................................................12

2.5 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif..........................................................15

2.6 Etika dalam Penelitian .............................................................................17

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 20

3.1 Kesimpulan .............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan penelitian memiliki keterkaitan yang erat. Dari ilmu
pengetahuan dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada kaidah-
kaidah umum. Karena persoalan-persoalann yang dihadapi manusia, maka sumbangan
ilmu pengetahuan untuk memecahkan persoalan sehari-hari sangat diperlukan.
Kegiatan penelitian ilmiah menghasilkan penjelasan ilmiah. Berbeda dengan cara
berpikir biasa (common sense), penjelasan ilmiah memiliki sifat khusus, yaitu
sistematis, dapat diuji kebenarannya, dapat digeneralisasi, dan mempunyai kemampuan
meramal atau memprediksi. Dalam bidang ilmu-ilmu sosial, sasaran atau objek
penjelasan ilmiah adalah perilaku. Untuk sampai kepada penjelasan ilmiah, proses
penelitian baik itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif mengikuti serangkaian
kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut bersifat mata rantai, di
mana kegiatan sebelumnya merupakan prasyarat kegiatan berikutnya.
Peneliatian ilmiah juga harus dilakukan dengan benar sesuai etika penelitian. Etika
penelitian sosial penting diketahui karena penelitian sosial berkaitan dengan atau
melibatkan anggota masyarakat sebagai subjek penelitian. Penyimpangan terhadap
kaidah-kaidah etika akan menyebabkan anggota masyarakat yang dilibatkan dalam
penelitian terugikan baik secara materiil, moril, ataupun fisik. Selain itu, pelanggaran
terhadap kaidah-kaidah etika juga akan dapat memunculkan keraguan terhadap
validitas hasil penelitian yang ditemukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ilmu pengetahuan, pendekatan ilmiah dan pendekatan non ilmiah ?
2. Bagaimana cara berfikir ilmiah?
3. Apa definisi dari riset?

1
4. Apa pentingnya melakukan metodologi penelitian?
5. Bagaimana penelitian kuantitatif dan kualitatif?
6. Bagaimana etika dalam penelitian?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan, pendekatan ilmiah dan pendekatan non
ilmiah
2. Untuk mengetahui cara berfikir ilmiah
3. Untuk mengetahui definisi dari riset
4. Untuk mengetahui pentingnya melakukan metodologi penelitian
5. Untuk mengetahui penelitian kuantitatif dan kualitatif
6. Untuk mengetahui etika dalam penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Pengetahuan, Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non Ilmiah


Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya (Suriasumantri dan Jujun S, 1984).
Ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang
diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk
mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi
arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-
benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut
menelaah kata-kata dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar
sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang
bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai
usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena
ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati atau berlaku umum dan diperoleh melalui
serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan
pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui
manusia. Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan
yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang
menjadi suatu ilmu.
A. Syarat-Syarat Ilmu

3
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus, yaitu dimana
seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Adapun persyaratan ilmiah
sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaru pradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu (Suriasumantri dan
Jujun S, 1984).
- Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri atas satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, baik tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran dimana persesuaian antara tahu dan
objek sehingga, disebut kebenaran objektif, tidak subjektif berdasarkan subjek peneliti
atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis
Upaya dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan
dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjaamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani
“metodos” yang berari cara. Secara umum metodis berarti cara tertentu yang digunakan
untuk memecahkan masalah.
- Sistematis
Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis,
sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu,
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
- Universal
Kebenaran yang akan dicapai merupakan kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Maka dari itu, untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu social tentunya harus tersedia konteks tertentu.
B. Sumber-Sumber Pengetahuan

4
Sumber-sumber pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi lima hal, yaitu :
- Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber informasi yang kuat untuk menggambarkan
sesuatu yang pernah dialami dan mampu memberikan sesuatu yang pernah dialami
serta mampu memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi.
- Wewenang/Otoritas
Wewenang dalam hal ini artinya manusia menjadikan orang lain atau objek yang
memiliki pengalaman atau memiliki sumber keahlian yang dapat dipercaya sehingga,
dapat diterima sebagai kebenaran.

2.1.1 Pendekatan Ilmiah


Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu
pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989). Wujud dari pendekatan ilmiah adalah metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu
merupakan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah.
Menurut Checkland (1993), berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, terdapat tiga
karakteristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu :
a. Reductionism
b. Repeatability
c. Refutation
Menurut Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara
untuk menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran. Dengan demikian, penelitian pada dasarnya merupakan proses
penerapan metode ilmiah yang hasilnya adalah ilmu (kebenaran).
Dalam mengumpulkan ilmu pengetahuan, dapat dilakukan melalui pendekatan
ilmiah seperti berpikir deduktif, induktif, dan reflektif/formatif, serta memahami proses
penyelesaian masalah.
Berpikir Induktif

5
Induktif ini adalah suatu proses penarikan simpulan yang dimulai dari pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif ataupun bisa
dibilang induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal hal yang nyata,
maka bisa dikatakan bahwa induktif ini beranjak atau dimulai dari hal hal yang
konkret kepada hal hal yang abstrak.
Induktif dibagi menjadi 2 yaitu
- Induksi sempurna
Terjadi jika suatu simpulan diperoleh dari penjumlahan simpulan khusus.
Sebagai contoh : jika dari masing-masing Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui
bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka dapat diadakan putusan (umum) semua
Mahasiawa Fakultas itu warga Negara Indonesia.
- Induksi tidak sempurna
Terjadi apabila simpulan diperoleh dari lompatan pernyataan yang khusus, hal ini
berarti subjek yang diamati melainkan hanya beberapa subjek sebagai sampel
Berpikir Deduktif
Deduktif adalah pembuatan simpulan dari pernyataan umum ke khusus, silogisme
merupakan suatu bentuk deduksi yang membuat seseorang mencacpai simpulan yang terbaik.
Berpikir deduksi yang teratur terdiri jadi 3 bagian yaitu :
- Pernyataan pertama disebut premis mayor yang berisi pernyataan yang bersifat umum
- Pernyataan kedua disebut premis minor, sifatnya lebih khusus daripada pernyataan
pertama
- Pernyataan ketiga disebut konklusi yang merupakan kesimpulan
Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif merupakan berpikir untuk mengingat Kembali hal apa saja yang
telah dilakukan dalam rangka melakukan intropeksi, refleksi, dan spirit koreksi atas
berbagai kualitas dan cara kerja yang sudah dilakukan dalam kehidupan ini (Saryono,
2008).
Kemampuan berpikir reflektif terdiri dari lima komponen, yaitu :
- Recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasi masalah

6
- Location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah
- Suggestion of possible solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternati solusi
pemecahan masalah
- Rational elaboration of an ide, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah
dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan
- Test and Formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan
masalah dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan

2.1.2 Pendekatan Non Ilmiah


Pendekatan non ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu
pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode
ilmiah, dilakukan berbagai cara diantaranya ialah penemuan ilmu pengetahuan secara
kebetulan, menggunakan akal sehat (common sense), mengunakan intuisi, melalui
wahyu, melalui usaha coba-coba (trial and eror), dan lain sebagainya.
Cara pendekatan non ilmiah
- Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang
dignakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehati-hari, tetapi pada sisi
lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dan mengambil suatu keputusan
- Wahyu ,merupakan suatu pengetahuan dating secara langsung dari Tuhan, sama
sekali tidak merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran, maka bisa
dibilang wahyu merupakan kebenaran yang bersifat mutlak
- Trial and error, yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda beda. Usaha ini
dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis, dengan itu
maka kurang efektif dalam mencari pengetahuan.

7
2.2 Cara Berfikir Ilmiah
Sebelum mengetahui bagaimana cara atau proses berpikir ilmiah, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai makna berpikir itu sendiri. Sutan Takdir Alisjahbana
menyatakan bahwa pikiran memberi manusia pengetahuan yang dapat dipakainya
sebagai pedoman dalam perbuatannya, sedangkan yang menjadi pendorong atas
perbuatan manusia adalah kemauan. Oleh karena itu, berpikir merupakan suatu hal
penting yang membuat kita dapat mengatakan bahwa manusia itu adalah manusia,
sehingga dapat dipahami bahwa berpikir merupakan pondasi sedangkan kemauan
adalah pendorongnya. Salah satu ciri penting yang membedakan antara manusia
dengan hewan adalah berpikir (penggunaan kekuatan akal), namun yang dipertanyakan
apakah setiap penggunaan akal dapat dikategorikan sebagai berpikir? atau pertanyaan-
pertanyaan lainnya. Para ahli telah mencoba mendefinisikan makna berpikir dengan
rumusannya sendiri, namun yang pasti tanpa adanya akal maka kegiatan dalam berpikir
pun tidak mungkin dilakukan.
- Menurut J.M. Bonchenski, berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep. Dapat
dilihat bahwa pengertian berpikir menurutnya sangat sederhana, namun
sebenarnya memiliki makna yang mendalam, yaitu bahwa berpikir bukanlah
kegiatan fisik, melainkan kegiatan mental.
- Menurut Partap Sing Mehra, berpikir adalah mencari sesuatu yang belum diketahui
berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui. Defisini ini menunjukkan bahwa
kegiatan berpikir dapat terjadi apabila akal/pikiran seseorang itu telah mengetahui
tentang sesuatu, sehingga sesuatu yang diketahui seseorang itu digunakan untuk
mengetahui sesuati yang lain lagi. Hal ini dapat berupa konsep, data atau sebuah
ide.
- Menurut Jujus S. Suriasumantri, berpikir merupakan proses yang menghasilkan
pengetahuan. Proses ini berpikir mempunyai gradasi yang berbeda, yaitu dari
berpikir sederhana sampai berpikir yang sulit, dari berpikir hanya untuk
mengikatkan subjek dan objek sampai dengan berpikir yang menuntut simpulan
berdasarkan ikatan tersebut.

8
Dari ketiga pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan
upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut proses berpikir
dapat terus berlanjut untuk memperoleh pengetahuan yang baru, dan proses itu tidak
berhenti selama upaya pencarian pengetahuan terus dilakukan. Sementara itu Partap
Sing Mehra menyatakan proses berpikir mencakup hal-hal berikut,
- Conception, pembentukan gagasan.
- Judgement, menentukan sesuatu.
- Reasoning, pertimbangan pemikiran/penalaran.
Menurut John Dewey, proses berpikir ilmiah mempunyai urutan-urutannya yaitu:
- Timbul rasa sulit. Baik dalam hal apapun itu seperti kesulitan terhadap penggunaan
suatu alat, sulit memahami sifat, sulit menerangkan suatu hal yang muncul tiba-tiba,
dll.
- Rasa sulit tersebut diberikan definisi dalam bentuk permasalahan.
- Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa hipotesis, inferensi, teori, atau
reka-reka.
- Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan
jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
- Menguatkan ide-ide di atas lalu menyimpulkannya, baik melalui keterangan-
keterangan maupun percobaan-percobaan.
Sementara itu, Kelly mengemukakan bahwa proses berpikir ilmiah mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
- Timbul rasa sulit
- Rasa sulit tersebut didefinisikan
- Mencari suatu pemecahan sementara
- Menambah keterangan terhadap pemecahan tersebut yang menuju kepada
kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
- Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verfikasi eksperimental.

9
- Mengadakan penelitian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju
pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehinggal menimbulkan rasa
sulit.
- Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang
akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Langkah-langkah dalam berpikir ilmiah seperti yang dikemukakan di atas ini
mengindikasikan suatu aktivitas atau proses dari suatu kegiatan umum penelitian,
sehingga dapat dipahami bahwa penelitian, merupakan suatu modus berpikir ilmiah.
Tahapan-tahapan logis diterapkan untuk mendapat pemahaman dan pemecahan
masalah pada tingkat empiris. Sehingga berpikir ilmiah menjadi dasar yang penting
dalam sebuah penelitian.

2.3 Definisi Riset


Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses
pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau
mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Pada dasarnya
riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search. Re
berarti berulang-ulang dan search berarti mencari, menjelajahi, atau menemukan
makna. Dengan demikian penelitian atau research berarti mencari, menjelajahi atau
menemukan makna kembalisecara berulang-ulang (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003
: 29).
Riset merupakan proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis
informasi (data) dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang suatu fenomena yang
diminati atau menjadi perhatian. Berdasarkan definisi tersebut, adapun beberapa hal
yang patut digaris bawahi mengenai “apakah suatu kegiatan bisa dikategorikan sebagai
riset” (Suhartanto, 2014:6).

10
a. Riset Tidak Sekedar Mengumpulkan Data : Riset tidak hanya sekedar
mengumpulkan data namun, bisa hal lainnya seperti contoh seorang mahasiswa
mengajukan usulan riset untuk meneliti konsumen yang menikmati acara TV, hal
yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut tidak riset melainkan melakukan
pengumpulan data yakni mengukur pola konsumsi konsumen terhadap jasa stasiun
TV (Suhartanto, 2014:7)
b. Riset Tidak Hanya Memindahkan Fakta : Riset tidah hanya kegiatan
memindahkan data namun, juga menganalisis data sehingga dapat dimaknai dan
ditemukan suatu hal yang dapat bermanfaat (Suhartanto, 2014:7)]
c. Penelitian Tidak Hanya Membongkar-Bongkar Informasi : Penelitian tidak
hanya mengenai membongkar informasi. Namun, penelitian juga dilakukan untuk
mencari data dan melakukan pencocokan dengan kriteria (Suhartanto, 2014:8).
Adapun karakteristik dari riset menurut Suhartanto, 2014:11, yaitu :
- Riset dimulai dari masalah
- Riset membutuhkan tujuan
- Riset menjadi petunjuk hipotesis
- Riset membutuhkan rencana
- Riset mendasarkan pada asumsi-asumsi
- Riset memerlukan data
- Riset merupakan siklus
Jenis Riset
Riset baik di bidang bisnis ataupun bidang lainnya, dapat diklasifikas ikan
menjadi riset dasar (basic research) dan riset terapan (applied research).
a. Riset Dasar
Riset Dasar atau riset murni mencoba untuk memperluas batas-batas pengetahuan.
Jenis riset ini tidak ditujukan untuk secara langsung mencari solusi terhadap suatu
permasalahan tertentu. Tujuan riset dasar adalah tidak mengaplikasikan temuan-
temuannya untuk memecahkan masalah dengann cepat, menghasilkan pengetahuan
dan pemahaman tentang fenomena yang terjadi serta membangun teori berdasarkan

11
temuan riset. Selain itu, riset pemasaran menjadi jenis riset dasar dimana bertujuan
untuk meningkatkan pemasaran sebagai suatu proses (Suhartanto, 2014:11).
b. Riset Terapan
Riset Terapan meliputi studi yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
masalah tertentu atau untuk membuay keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan
tertentu. Dalam konteks pemasaran, pengambilan keputusan berkaitan dengan bidang
pemasaran. Metode ilmiah memerlukan analysis yang sistematis dan logis untuk
menginterpretasikan bukti empiris sehinggam dapat digunakan untuk mengonfirmasi
atau menyangkal konsep sebelumnya (Suhartanto, 2014:12).
Fungsi Penelitian
Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan
untuk pemecahan masalah. Pemecahan masalah dan jawaban dapat bersifat abstrak dan
umum sebagaimana hanya dalam penelitian dasar dan data spesifik biasanya ditemui
dalam penelitian terapan. Adapun tujuan lainnya, yaitu :
- Mendeskripsikan, memberikan data atau informasi
- Menerangkan data atau kondisi/latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena
- Menyusun teori
- Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa yang mungkin
terjadi
- Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi

2.4 Pentingnya Metodologi Penelitian


Dalam melakukan penelitian terdapat 3 hal yang perlu dicermati. Pertama,
prosedur penelitian dimana memberikan peneliti urutan pekerjaan yang harus
dilakukan dalam suatu penelitian. Kedua, Teknik penelitian dimana mengarahkan alat-
alat yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Ketiga, metode penelitian

12
dimana memandu seorang peneliti mengenai urutan pelaksanaan penelitian. Kata
“penelitian” berarti suatu proses pencarian kebenaran maupun pembuktian terhadap
fenomena yang dihadapi melalui prosedur kerja tertentu. Sebagai suatu metodologi,
maka usaha pembuktian kebenaran tersebut harus menggunakan pendekatan keilmuan
sehingga, sebagai suatu ilmu dapat dipertanggung jawabkan (Subiyanto, 1).
Penelitian dilakukan untuk memperoleh kebenaran atau membuktikan kebenaran
terhadap suatu objek permasalahan (fenomena). Permasalahan tersebut dapat
bermacam-macam baik yang sangat sederhana ataupun yang sangat kompleks.
Meskipun penelitian mengandung dimensi yang sangat luas dan bervariasi namun,
pokok permasalahanny tetap sama, yaitu ingin melakukan pembuktian terhadap hal
yang diragukan untuk memperoleh pengetahuan yang dianggap baru. Penelitian akan
menggunakan metodologi keilmuan agar mampu mencapai derajat ilmiah yang
objektif.
Menurut Suryana (2010:14) 13ystem beberapa alasan yang menyebabkan
pentingnya tujuan suatu penelitian sebagai suatu kegiatan keilmuan bagi kehidupan
manusia, yaitu :
- Tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk social yang terus berkembang.
Maka, untuk memenuhi kebutuhan itu, manusia selalu berusaha untuk mencoba
menemukan, menghasilkan, dan menerapkan berbagai pengetahuannya termasuk
penemuan di bidang teknologi dan inovasi.
- Penemuan di bidang teknologi dan inovasi mendorong para ilmuwan untuk terus
meneliti dan mengembangkan penemuannya.
- Selain didorong oleh rasa ingin tahu seorang peneliti, para peneliti tersebut juga
didorong oleh adanya tuntutan praktis di lapangan.
Pada setiap penelitian tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda. Maka, dengan
memperhatikan berbagai tujuan yang berbeda tersebut, penelitian mengandung tiga
aspek tujuan, yaitu :
- Memperkaya ilmu pengetahuan yang telah ada
- Mencari dan menunjukkan masalah beserta pemecahannya

13
- Menyelesaikan masalah yang telah diketahui (Subiyanto,2)
Ketiga macam bentuk dari penelitian tersebut memiliki dimensi yang berbeda-beda,
yakni :
- Disciplinary Research, tujuan penelitiannya untuk memperkaya ilmu. Jenis
penelitiannya disebut riset dasar.
- Subject Matter Research, tujuan penelitiannya untuk mencari dan menunjukkan
masalah beserta pemecahannya.
- Problem Solving Research, tujuan penelitiannya untuk menyelesaikan masalah
yang telah diketahui. Jenis penelitian ini sering disebut dengan riset kebijaksanaan.
Berdasarkan ketiga klasifikasi tersebut, menunjukkan bahwa tujuan penelitian
dapat mengakibatkan Teknik ataupun pendekatan penelitian berbeda. Selain itu,
metodologi penelitian juga dapat dilihat dari sudut pandang lainnya. Apabila penelitian
ditinjau dari sudut pandang peneliti dalam hubungannya dengan objek yang diteliti,
tujuan penelitian dapat digolongkan menjadi tiga macam (Subiyanto,3) :

- Eksploratoris Research, penelitian dilakukan dengan cara menggali permasalah


yang mungkin ada.
- Deskriptif Research, penelitian dilakukan dengan cara membuat deskripsi
permasalahan yang telah diidentifikasi.
- Ekplanatoris Research, penelitian dilakukan dengan cara menjelaskan gejala yang
ditimbulkan oleh suatu objek penelitian.

Dalam melakukan sebuah penelitian, terdapat metode penelitian yang digunakan


untuk mendapatkan hasil penelitian tersebut. Adapun berbagai metode penelitian
(Rahyuda, Murjana, dam Yuliarmi, 2004:6), yaitu :

- Metode Sejarah : metode yang memberikan perspektif historis


- Metode Deskripsi/Survei : metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu 14ystem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

14
- Metode Eksperimental : metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian disertai control
- Metode Grounded Research : metode ini beranjak dari fakta
- Metode Penelitian Tindakan : penelitian yang dikembangkan Bersama-sama
antara peneliti dan decision maker tentang variable yang dapat dimanipulas ikan
dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan.

Suatu penelitian dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu penelitian menurut sifat
dan menurut tujuannya. Menurut sifat masalahnya (Dirjen Dikti, 1981) penelitian
dibedakan sebagai berikut :

- Penelitian Historis : bertujuan untuk membuat rekontruksi masa lampau secara


sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi,
dan menyintesiskan bukti untuk menegakkan fakta dan bukti.
- Penelitian Deskriptif : bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
factual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi daeran tertentu.
- Penelitian Perkembangan : bertujuan untuk menyelidiki pola urutan
pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.

2.5 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran),
sedangkan penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang didasarkan pada data
kuantitatif atau temuan-temuannya dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi.
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dapat dilihat dari
berbagai hal yaitu bagaimana memulai penelitian, variabel, pengamatan, pengumpulan
data, pendekatan yang digunakan, dan penekanan hasil penelitian.

15
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini:

Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif


Penelitian mulai dengan konsep-konsep Penelitian mulai dengan variabel-
umum variabel untuk uji hipotesis
Variabel merupakan hasil Variabel merupakan alat
Pengamatan dilakukan secara mendalam Pengamatan pada serangkaian variabel
yang ditetapkan
Dalam pengumpulan data, peneliti Daftar pertanyaan merupakan alat
adalah instrument atau informan pengumpulan data yang utama
Menggunakan pendekata induksi Cenderung menggunakan pendekatan
analitik dalam pengambilan keputusan deduksi atau dapat pula induks
enumeratife
Hasil penelitian menekankan pada Hasil penelitian menekankan pada
makna generalisasi
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam
bukunya Metode Penelitian menjabarkan bahwa penelitian kualitatif dan kuantitatif
sudah berbeda dari segi desain penelitian, pengolahan data, serta tujuan.

Dimensi Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif


- Bersifat umum,
- Memiliki sifat yang
fleksibel, dan dinamis
terperinci dan terukur
- Penelitian dapat
- Alur penelitian
berkembang selama
kuantitatif sudah
Desain Penelitian proses penelitian
terencana sejak awal
berlangsung
- Data yang diperoleh
- Data yang diperoleh
lebih banyak berupa
lebih banyak bersifat
angka
naratif

16
Dikenal berbagai istilah
dalam melakukan Dalam penelitian dikenal
Pengolahan Data penelitian di antaranya istilah eksperimen,
fenomenologi, studi kasus, korelasi, dan regresi
dan etnografi
Bertujuan untuk Bertujuan untuk
memperoleh pemahaman menjelaskan hubungan
mendalam, antarvariabel, menguji
Tujuan
mengembangkan teori, teori, dan melakukan
mendeskripsikan realitas generalisasi atas objek
dan kompleksitas sosial penelitian
Terdapat satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Strauss dan Corbin (1997) yaitu
dapatkah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif digabungkan? Untuk memperkuat
pendapat Dezin (1970), secara tegas mereka memberikan jawaban bahwa antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dikombinasikan. Kedua jenis metode tersebut
dapat digunakan secara efektif dalam membuat rancangan penelitian yang sama.
Seseorang dapat menggunakan data kualitatif untuk mengilustrasikan atau untuk
menjelaskan secara kuantitatif atas penemuan-penemuan yang diperolehnya, atau
sebaliknya seorang peneliti dapat menggunakan data kualitatif untuk mengesahkan
analisis kualitatif dari peneliti tersebut.

2.6 Etika dalam Penelitian


Etika berasal dari bahasa Yunani, ”Ethos”, yaitu kebiasaan dan peraturan perilaku
yang berlaku dalam masyarakat, refleksi filsafat atas moralitas masyarakat. Kode Etik
Peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan. Ini menjadi suatu
bentuk pengabdian dan tanggung jawab sosial dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

17
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Dengan demikian, meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak
memiliki resiko yang dapat merugikan atau membahayakan responden, namun peneliti
perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan. Sehingga semua penelitian memiliki etika penelitian.
Tujuan Etika
- Mengatur perbuatan manusia, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya
- Membentengi manusia dari upaya melanggar disiplin/aturan yang berlaku
- Memotivasi manusia untuk melakukan perbuatan yang benar/baik dan menghindar
dari perbuatan yang salah/buruk
- Menumbuhkan kesadaran kepada manusia akan makna perbuatannya dan
konsekwensi / akibat dari apa yang telah diperbuatnya
- Meneguhkan hak dan kewajiban seseorang dalam pergaulan sosialnya
Kode Etik Peneliti
Dalam kesepakatan yang diberlakukan secara luas mengenai kode etik penelitian,
ini 9 hal yang wajib diketahui oleh peneliti:
- Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah
- Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan sesuai dengan hukum
- Pengelolaan sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab
- Peneliti mengelola penelitiannya secara jujur, dan adil terhadap lingkungan
penelitiannya
- Peneliti menghormati segala bentuk objek dalam penelitian baik hayati maupun
non hayati
- Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran baik dari peneliti lain
maupun dari pihak luar

18
- Peneliti mengelola, menjalankan, dan melaporkan hasil secara bertanggung jawab,
cermat, dan seksama
- Peneliti dilarang melakukan duplikasi atau plagiat
- Peneliti memberikan pengakuan berupa kutipan dalam penelitiannya

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dengan pengetahuan,
proses berpikir dapat terus berlanjut dan memperoleh pengetahuan baru. Sebuah proses
tidak akan berhenti selama upaya pencarian pengetahuan terus dilakukan. Selain itu,
adapun riset dimana riset merupakan proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan
analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang suatu
fenomena yang diminati atau menjadi perhatian. Dalam melakukan riset, riset tidak
sekadar mengumpulkan data, tidak hanya memindahkan data, dan tidak hanya
membongkar-bongkar suatu informasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
suatu kebenaran terhadap suatu objek permasalahan.
Terdapat 2 macam penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran),
sedangkan penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang didasarkan pada data
kuantitatif atau temuan-temuannya dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi. Penelitian berkaitan dengan etika, etika
penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Udayana University Press


Radjab, Enny., Jam’an,Andi. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Lembaga Perpustakaan
dan Penerbitan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Marhaeni, A A I N., Yuliarmi, Ni Nyoman. 2019 Metode Riset, Jilid 1. Denpasar : CV
Sastra Utama.
Dinda. 2020. Sembilan Etika Penelitian yang harus Diketahui Peneliti. Tambah Pintar.
https://tambahpinter.com/etika-penelitian/#9_Kode_Etika_Penelitian (diakses
pada 15 September 2021)
Aditya, Rifan. 2021. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Ini
Penjelasannya. Suara.com.
https://www.suara.com/tekno/2021/06/01/162608/perbedaan-penelitian-
kualitatif-dan-kuantitatif-ini-penjelasannya?page=all (diakses pada 15
September 2021)

21

Anda mungkin juga menyukai