Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN KEPERAWATAN

KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
RADA SRIMUTIA
1714201164

DOSEN PEMBIMBING:
YENRIZAL JAFRI,S.Kp, M.Biomed

PRODI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah yang maha kuasa karena berkat
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang konsep dasar
penelitian keperawatan yang di berikan oleh dosen kami. Selaku pengajar mata kuliah
Metodologi Penelitian Keperawatan. Saya akan menyajikan makalah saya yang secara
sederhana agar dapat mudah di pahami.
Saya menyadari walaupun bagaimana saya berusaha menyajikan makalah ini
dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi saya harapkan kritik dan
saran dari bapak, teman-teman, dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga
dengan saran dan kritiknya saya dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya dan dalam kehidupan saya agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari saya apabila ada kata yang salah saya mohon maaf.
Sekali lagi saya mengatakan saya sangat berharap saran dan kritik agar saya dapat
menjadi lebih baik lagi.

Bukittinggi, Oktober 2020

Rada srimutia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………………..

1.2 Rumusan masalah……………………………………………………

1.3 Tujuan masalah……………………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian………………………………………

2.2 Pendekatan penelitian( induktif - deduktif )…………………………………..

2.3 Pengertian metodologi penelitian, berpikir dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK……………………………..

2.4 Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian………………………………….

2.5 Mencari kebenaran……………………………………………………

2.6 Definisi penelitian…………………………………………………..

2.7 Klasifikasi penelitian………………………………………………….

2.8 Karakteristik penelitian………………………………………………..

2.9 Kegunaan penelitian……………………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian (research) merupakan suatu rangkaian kegiatan guna memperoleh
suatu pemecahan masalah. Penelitian sendiri berfungsi untuk mencari penjelasan
dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi
kemungkinan untuk pemecahan suatu masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak dan umum serta dapat pula bersifat
konkrit dan spesifik.
Menurut Whitney (1960) ilmu dan penelitian adalah sama-sama suatu proses,
sedangkan hasil dari proses tersebut adalah “kebenaran” (truth). Pendapat
tersebut beralasan karena memang ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan
dalam perkembangan ilmu itu selalu melalui suatu proses, dan proses itu adalah
penelitian. Pada prinsipnya penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu
untuk memperoleh kebenaran empiris. Oleh sebab itu penelitian pada prinsipnya
adalah metode ilmu pengetahuan (scientific method). (Notoatmodjo, 2010).
Dalam hal ini kita akan membahas tentang masalah dan penelitian di bidang
kesehatan. Penelitian kesehatan berorientasikan pada masalah-masalah yang
timbul di bidang kesehatan dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri
dari dua sub bidang pokok, yakni yang pertama kesehatan individu yang
mengalami masalah kesehatan atau sakit dan yang kedua berorientasi pada
kesehatan kelompok atau masyarakat yang sehat agar tetap sehat dan bersifat
pencegahan terhadap penyakit. (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian kesehatan kali ini berfokus pada bidang keperawatan. Selain untuk
memajukan bidang keperawatan itu sendiri, penelitian di bidang keperawatan
dapat berfungsi sebagai peningkatan mutu pelayanan dan pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien secara lebih optimal. Oleh karena itu sebelum
melakukan penelitian perlu diketahui langkah-langkah dan jenis-jenis penelitian
yang ada di bidang kesehatan khususnya keperawatan yang akan dibahas pada
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang diatas, kami dapat memaparkan
yaitu bagaimana konsep dasar penelitian keperawatan.

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian


2. Bagaimana pendekatan penelitian( induktif - deduktif )
3. Apa yang dimaksud dengan metodologi penelitian, berpikir dan bersikap
ilmiah serta urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK
4. Bagaimana perkembangan metodologi ilmu dan penelitian
5. Bagaimana Mencari kebenaran
6. Apa definisi penelitian
7. Apa klasifikasi penelitian
8. Bagaimana arakteristik penelitian
9. Apa kegunaan penelitian
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Dengan adanya pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa tentang konsep dasar penelitian keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami tentang hakikat ilmu pengetahuan dan
penelitian
2. Mahasiswa mampu memahami tentang pendekatan penelitian( induktif
- deduktif )
3. Mahasiswa mampu memahami tentang Pengertian metodologi
penelitian, berpikir dan bersikap ilmiah serta urgensi metodologi
penelitian dalam pengembangan IPTEK
4. Mahasiswa mampu memahami tentang Perkembangan metodologi
ilmu dan penelitian
5. Mahasiswa mampu memahami tentang Mencari kebenaran
6. Mahasiswa mampu memahami tentang Definisi penelitian
7. Mahasiswa mampu memahami tentang Klasifikasi penelitian
8. Mahasiswa mampu memahami tentang Karakteristik penelitian
9. Mahasiswa mampu memahami tentang Kegunaan penelitian
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian

a. Ilmu pengetahuan

Pada prinsipnya ilmu dan pengetahuan mempunyai perbedaan. Herman


Soewandi (1996) menjelaskan pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran
assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pemikiran dengan
kenyataan atau dengan pemikiran lain, berdasarkan pengalaman yang berulang-
ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan
universal.

Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara:

1. Akal sehat.

Pengetahuan ini dapat diperoleh secara mudah oleh semua orang, tetapi
pengetahuan ini didasarkan pada emosional seseorang. Apabila seseorang
sedang mendapatkan masalah, tetapi dia dapat mengendalikan emosinya maka
ia akan dengan mudah menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan akal
sehat.

2. Otoritas.

Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang


atau sesuatu tanpa kritik.

3. Intuitif.

Pengetahuan ini didapatkan berdasarkan pengalaman atau firasat,


sehingga pengetahuan yang didapat mudah diingat dan apabila suatu hari
terjadi kembali masalah yang serupa akan dengan mudah menyelesaikannya.

4. Logika.

Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.


5. Empiris.

Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan


diperoleh dari data-data hasil penelitian.

6. Metode metafisik.

Pengetahuan ini didapatkan melalui metafisik, yaitu sebuah jawaban yang


ditemukan dalam dunia empiris dicari dalam dunia supernatural (dunia tidak
nyata)

7. Metode ilmiah.

Pengetahuan ini diperoleh melalui proses deduksi dan induksi, dimana


setiap masalah-masalah yang ditemukan di dunia empiris maka jawabannya
juga harus dicari dalam dunia empiris, melalui proses deduksi dan induksi
yang dilakukan secara sistematis.

Sedangkan Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah
memahami, mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah
“science” yaitu sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset
terhadap objek-objek yang empiris.Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang
menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu obyek secara
sistematis berdasarkan metodemetode tertentu.

Definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya :

1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9)

Mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan, baik natural
maupun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut
kaidah umum.

2. Ahmad Tafsir (1992:15)

Memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti


empiris.

3. Lorens Bagus (1996:307-308)


Mengemukakan bahwa ilmu merupakan tanda seluruh kesatuan ide yang
mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan secara
logis.

4. Pengertian ilmu secara positif

Adalah bebas aktif, dimana ilmu disini harus bersifat mutlak dalam keadaan
apapun dan dimanapun.

5. Secara Normatif Ilmu

Mengandung arti mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu dengan detail


dan bisa di aplikasikan dalam hal nyata. Tetapi dalam hal ini Ilmu tidak bisa
bersifat mutlak akan ada perbedaan pendapat atau paradigma seseorang
tergantung cara pandang mereka menilai suatu ilmu

Ilmu pengetahuan memiliki ciri, diantaranya:

1. mempunya batasan dan ruang lingkup yang jelas,

2. metoda dalam membuktikan kebenaran

3. sistematis serta

4. terbuka untuk dikaji kebenaranya.

Oleh karena itu syarat utama dari ilmu pengetahuan harus konsisten dengan
teori sebelumnya serta memiliki kesesuaian dengan fakta emperis. Kebenaran
ilmu pengetahuan tidak didasarkan oleh nilai-nilai etis tetapi tidak dapat
dilepaskan dengan etika penggunaannya.Seorang ilmuan dituntut memiliki
kejujuran, keterbukaan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk
kemaslahatan umat. Sehubungan dengan hal itu, seorang peneliti dituntut
memilki kemampuan mempertahankan objektifitas ilmiah sehingga kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan fakta emperis.

b. Penelitian

Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” (re berarti
kembali, dan search berarti mencari). Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian
itu adalah mencari kembali. Penelitian ini harus dilakukan secara hati-hati dan
mengandung pemikiran yang sistematis juga empiris sehingga akan menghasilkan
karya ilmiah yang sesuai dengan kenyataan. Dalam sebuah penelitian harus
memenuhi kriteria penelitian, karena dalam kriteria penelitian ini terdapat faktor-
faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah
diharapkan.

Pengertian penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara


aktif,tekun,dan sistematis, dimana tujuannya untuk menemukan,menginterprestasi
kan dan merevisi fakta-fakt.

Pendapat lain mengatakan bahwa definisi penelitian adalah suatu proses


investigasi secara sistematis dengan cara mempelajari berbagai bahan dan sumber
untuk membangun fakta-fakta dan mencapai kesimpulan baru.

2.2 Pendekatan penelitian( induktif - deduktif )

a. Pendekatan induktif

1. Pengertian

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik


kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going
from specific to the general).

Penalaran induktif adalah cara berpikir yang berdasar pada kejadian yang
khusus untuk memastikan teori, hukum, konsep yang umum. induktif diawali
dengan mengutarakan teori yang memiliki batasan eksklusif pada saat membuat
pernyataan yang diakhiri dengan pernyataan yang memiliki karakter umum.
Jujun.S.Suriasumantri: 2005).

Penelitian Induktif pengertian dari cara induktif pada penelitian, merupakan


metode yang pada proses pikirnya diawali dari sesuatu yang khusus mengarah ke
umum, dimana dalam melakukan kesimpulan menggunakan pengamatan.
Penelitian induktif mempunyai tujuan untuk menemukan pengetahuan baru. Ini
dapat diawali pada sesuatu yang menarik dan sedang digeluti peneliti. Peneliti
akan menentukan masalah penelitian berdasarkan apa yang sedang digeluti dan
ditentukan untuk menyusun pertanyaan penelitian. Selanjutnya peneliti akan
berupaya untuk memperoleh datanya.

Contoh:

Bisa jadi langsung ke lapangan untuk wawancara secara mengalir (contoh


penelitian tentang konflik pilkada di desa X) artinya tidak perlu pakai kuesioner
tapi tetapi menggunakan interview guide dan biasanya jenis pertanyaan terbuka
dan di lapangan.

2. Metode induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir


dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Peneliti bisa memakai macam-macam metode penelitian untuk menghimpun


data sebagai bahan dasar pertanyaan penelitian. Pengumpulan bisa dilakukan
dengan cara observasi, wawancara dsb.

3. Karakteristik induktif

a. Pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan melakukan pengamatan


terhadap hal-hal yang bersifat khusus

b. Kegiatan utama siswa adalah mengamati, menyelidiki, memeriksa,


memikirkan, dan menganalisis berdasarkan kemampuan masing-masing hal-
hal yang bersifat khusus

c. Siswa mempunyai kesempatan ikut aktif di dalam menemukan suatu rumus


atau formula, akan tetapi formula atau rumus yang diperoleh dari cara induktif
ini belum lengkap bila ditinjau dari proses belajar matematika

d. Adanya semangat untuk menemukan, adanya kesadaran akan hakikat


pengetahuan, dan mampu berfikir logis.

e. Menemukan dan memahami rumus atau teorema tersebut membutuhkan waktu


yang lama.
4. Langkah-langkah pendekatan induktif

Rahmawati (2011:75) langkah-langkah yang dapat digunakan dalam


pendekatan induktif adalah:

1. Memilih konsep, prinsip, aturan, yang akan disajikan dengan pendekatan


induktif.

2. Menyajiakan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu


memungkinkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terkandung
dalam contoh-contoh itu.

3. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau


menyangkal perkiraan itu.

4. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan


langkah-langkah yang terdahulu.

b. Pendekatan deduktif

1. Pengertian

Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk


menarik satu atau lebih kesimpulan berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih
dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.

Penelitian Deduktif pengertian dari cara deduktif pada penelitian, merupakan


metode yang pada aktivitas berpikirnya diawali dari sesuatu yang umum
mengarah ke khusus, dan pada saat memutuskan kesimpulannya memakai logika.

Penelitian deduktif memiliki caranya tersendiri dalam melakukan prosesnya.


Selain berbeda dengan penelitian induktif, penelitian deduktif juga memakai
pendekatan yang berbeda pula yakni top-down.Bila dipahami lebih lanjut
penelitian deduktif merupakan penelitian yang memiliki kategori untuk aktivitas
pengujian hipotesis yang bertujuan untuk memvalidasi sebuah teori. Lain halnya
pada penelitian induktif yang menciptakan sebuah pengetahuan baru, penelitian
induktif lebih pada untuk menguji sebuah teori.
Contoh:

Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke
lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran
barang, dll.pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku,
sampelnya jelas, dll. artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data.

2. Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal


yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-
bagiannya yang khusus.

3. Karakteristik

Pendekatan deduktif memiliki karekteristik:

a. Pembelajaran yang menekankan pada guru mentransfer informasi atau


pengetahuan kepada siswa (berupa pemaparan abstraksi, definisi dan
penjelasan istilah-istilah), yaitu cenderung berorientasi pada perolehan materi.

b. Dilandasi suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan


baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya.

c. Menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus yaitu guru
memberikan materi dan kemudian memberika contoh-contoh soalnya.

d. Lebih menekankan ingatan siswa dan siswa bersifat pasif dalam kegiatan
pembelajaran.

4. Langkah langkah deduktif

Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan deduktif dalam


pembelajaran adalah :

1. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.

2. Menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan
buktinya.
3. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum.

4. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa


keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

c. Perbedaan pendekatan induktif dan deduktif

1. Pendekatan

Pada aktivitasnya penelitian deduktif dan penelitian induktif harus dilihat dari
sudut kebalikannya atau saling berlawanan. Dimana penelitian deduktif memakai
pendekatan top-down, sementara penelitian induktif memakai pendekatan
bottom-up.

2. Tujuan

Dari segi tujuan penelitian, penelitian induktif mempunyai tujuan untuk


menciptakan pengetahuan baru dan memproduksi teori baru. Sementara pada
penelitian induktif mempunyai tujuan untuk menguji teori atau
memverifikasinya.

3. Pertanyaan Penelitian vs Hipotesis

Pada penelitian induktif, peneliti akan terpusat pada pencarian jawaban, yang
berfungsi untuk pertanyaan penelitian sementara pada penelitian deduktif
terfokus pada pengujian teori atau hipotesis.

4. Penggunaan

Pendekatan induktif sering kali dipakai dan dimanfaatkan pada penelitian


kualitatif yang didalamnya terkandung data gambaran yang luas. Sementara
pendekatan deduktif kerap kali dipakai pada penelitian kuantitatif yang
berhubungan dengan numerik (angka).

5. Penggunaan Observasi

Pada penelitian induktif, peneliti akan berupaya untuk mendapatkan sebuah


pola data dengan cara observasi. Sementara pada penelitian deduktif, peneliti
akan berupaya untuk memverifikasi sebuah pola dengan memakai observasi.
d. Pendekatan Induktif-Deduktif

a. Pengertian pendekatan induktif-deduktif

Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif adalah pendekatan pembelajaran


yang memadukan pendekatan pembelajaran induktif dengan pendekatan
pembelajaran deduktif. Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif diawali
dengan contoh-contoh yang bertujuan supaya siswa mengidentifikasi,
membedakan, kemudian menginterpretasi, menggeneralisasi dan akhirnya
mengambil kesimpulan. Kemudian secara deduktif siswa dapat memberikan
contoh dari generalisasi (Sumaryati & Sumarmo, 2013:31).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, pendekatan induktif-deduktif


merupakan pengkombinasian/penggabungan antara pendekatan induktif dan
pendekatan deduktif. Pendekatan induktif-deduktif menggunakan pola pikir atau
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Berfikir induktif dan deduktif saling
berkaitan satu sama lain.

b. Karakteristik pendekatan induktif-deduktif

Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif yang efektif harus memenuhi


kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Siswa aktif dalam pembelajaran dan selalu mengekspresikan ide atau


gagasannya.

2. Proses berpikir siswa berkembang dari yang sifatnya spesifik (khusus)


menuju generalisasi (umum).

3. Siswa secara tidak langsung termotivasi untuk menemukan konsep dan


memberikan bukti atau penjelasan dari konsep tersebut.

4. Siswa menemukan pengalaman yang banyak untuk menemukan sesuatu


dalam menjawab permasalahan.

5. Siswa mampu melakukan penalaran dengan baik.

6. Guru mengendalikan unsur-unsur yang terlihat, misalnya suasana kelas, dan


guru sebagai pengendali kelas.
7. Dalam pengorganisasiannya dapat dilakukan secara klasikal, individual dan
kooperatif.

8. Pembelajaran secara kooperatif menciptakan suasana yang demokratis di


kelas, untuk jangka panjang kondisi seperti ini membawa siswa pada
kehidupan nyata di masyarakat

9. Siswa terlibat dalam kegiatan yang behubungan dengan data yang ada, bahan
dan objek sehingga merasa ada pola tertentu dari data yang diperolehnya.

10. Guru memberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil generalisasi


yang diperoleh di kelas.

c. Langkah langkah deduktif-induktif

Langkah-langkah pendekatan induktif-deduktif Mulyana (2005: 12-17) pada


dasarnya pembelajaran dengan pendekatan induktif-deduktif melalui 4 tahapan,
yaitu:

1. Tahap Pendahuluan

Terdapat dua kegiatan yang harus dilakukan pada tahap pendahuluan,


yaitu kegiatan revisi/apersepsi dan kegiatan motivasi. Yang dimaksud dengan
kegiatan revisi/apersepsi adalah kegiatan mengingatkan dan memperbaiki
pengetahuan bekal siswa mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan diberikan.

2. Tahap eksplorasi

Pada tahap ini, konsep disajikan dengan memberikan contoh dan bukan
contoh dari konsep itu. Siswa harus membuat abstraksi dari suatu konsep.
Siswa harus mencoba merumuskan definisi tersebut dengan bahasanya sendiri.
Sebelum teorema dibuktikan secara deduktif terlebih dahulu disajikan secara
induktif”. Siswa menyelidiki suatu fenomena,peristiwa,karakteristik, pola-pola
dengan bimbingan minimal dari guru.Selama pengalaman ini, siswa akan
memantapkan hubungan-hubungan, mengamati pola-pola, mengidentifikasi
variable-variabel, dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dipecahkan
dengan gagasan atau pola-pola penalaran yang biasa digunakan oleh siswa.
Kemungkinan miskonsepsi dapat tejadi pada tahap ini, dengan demikian
akan timbul pertentangan dan suatu analisis tentang gagasan yang
dikemukakan sebagai hasil eksplorasi mereka. Siswa diberi kesempatan untuk
menjelajahi ide ide lama, mengembangkan ide-ide baru, mendeskripsikan
fenomena yang mereka alami menurut bahasa yang paling sederhana yang
mereka pahami. Analisis tersebut mengarahkan siswa pada identifikasi suatu
pola keteraturan dari setiap fenomena yang diselidiki.

3. Tahap pengenalan dan pembentukan konsep

Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk menemukan definisi secara
tepat dan menemukan bukti konjektur yang diperoleh pada tahap eksplorasi
atau guru mengarahkan perhatian siswa pada aspek-aspek tertentu dari
pengalaman eksplorasi. Pembuktian dilaksanakan secara deduktif. Pada
mulanya pelajaran tersebut harus dijelaskan berdasarkan hasil eksplorasi
siswa. Siswa didorong untuk menemukan pengertian konsep secara tepat.
Kunci fase ini adalah menampilkan konsep-konsep secara sederhana, jelas,
dan langsung. Penjelasan diberikan dari suatu tindakan atau proses. Setelah
siswa dibimbing guru menemukan konsep yang tepat, siswa diberi kesempatan
untuk menyelidiki konsep lebih lanjut.

4. Tahap aplikasi konsep

Pada tahap ini ditanamkan pola pikir deduktif. Siswa berlatih


menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep dan teorema yang
telah ditemukan dan disepakati oleh siswa pada tahap pembentukan konsep.
Siswa berlatih menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep atau
teorema yang telah disepakati oleh seluruh siswa pada fase sebelumnya.,

2.3 Pengertian metodologi penelitian, berpikir dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK

a. Pengertian metodologi penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.

Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk


mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus
dapat dipercayai.Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Berdasarkan
pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi
penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau
mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-
fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.

b. Pengertian berfikir ilmiah

Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari
penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu
dipecahkan.Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof.
Sutrisno Hadi) menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:

1. The felt need

Dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk


menyesuaikan alat dengan tujuannya, atau untuk menerangkan kejadian yang
tak terduga-duga.

2. The problem

Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha


menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.

3. The hypothesis

Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan


pemecahannya atau mencoba menerangkan, berdasarkan atas teori-teori,
dugaan-dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.

4. Collection of data as evidence


Dalam langkah ini informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan
melalui pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji.

5. Concluding belief

Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa


terhadap bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.

6. General value of the conclusion (T.L. Kelley)

Kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah


berupa:

1. Bahasa Ilmiah.

Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam


seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
kepada orang lain.

2. Logika metematika.

Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif


sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya

3. Logika statistika.

Logika statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif mencari


konsep- konsep yang berlaku umum”.

c. Pengertian bersikap ilmiah

Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab seorang
peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya.Sikap ilmiah menurut
Harsojo (1972) adalah sebagai berikut:

1. Berpikir sederhana

Apabila suatu gejala dapat dijelaskan secara memadai oleh suatu


penjelasan yang sederhana, tidak perlu dilakukan secara berputar-putar dan
dipandang rumit.
2. Sikap tidak memihak

Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi


semata-mata mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar
balikkan fakta dan berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral
tertentu.

3. Sikap sabar

Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima


tekanan dalam usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha
mencari fakta yang lain sebagai dukungan pernyataan dimaksud.

4. Bersikap skeptic

Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada
pernyataan selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat.
Seorang peneliti harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan penilain pada
pernyataan ilmiah. Sikap ini yang menyebabkan seorang peneliti selalu kritis
terhadap persoalan yang di hadapi.

5. Bersikap obyektif

Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya. Hindarkan


pengaruh yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.

6. Bersifat relative

Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu


kepentingan tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan
berdasarkan atas fakta yang diperoleh.

d. Urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK

Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan


IPTEK, dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang
membutuhkan data atau fakta yang mendukung.Kemajuan IPTEK tidak jauh dari
penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu
proses mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan
maksud dapat merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di
tekankan sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ
melibatkan orang lain dalam suatu penelitian.
IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan
perkembangan IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada
masyarakat banyak, serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para
peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu teknologi sebagai sarana untuk
kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu IPTEK akan meningkat.

2.4 Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian

Perkembangan Metodologi Ilmu Pengetahuan / Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-


garis yang sangat cermat dan mengajukan sarat-sarat yang sangat keras.
Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu
penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. Proses untuk
mencapai taraf seperti sekarng ini telah memakan waktu yang sangat panjang dan
melewati beberapa tingkatan.

RUMMEL mengklasifikasikan taraf perkembangan metodologi penelitian


kedalam empat periode yaitu:

1. Periode trial and error

Dimana ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional, orang tidak


menggunakan dalil-dalil deduksi yang logik sebagaimana diperlukan untuk
menyusun suatu ilmu pengetahuan.

2. Periode authority and tradition

Dalam periode yang kedua, pendapat-pendapat dari "pemimpin-pemimpin"


dimasa yang lampau selalu dikutip kembali. Pendapat-pendapat itu dijadikan
doktrin yang harus diikuti dengan tertib tanpa sesuatu kritik.

3. Periode speculation and argumentation

Dalam periode ketiga, doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh


semangat dan keyakinan oleh tokoh-tokoh penguasa mulai diragukan. Dengan
ketajaman dialektika dan ketangkasan bicara orang mulai berkelompok-kelompok
berdiskusi dan debat untuk mencari kebenaran. Spekulasi dilawan denga
spekulasi dan argumentasi dilawan dengan argumentasi.

4. periode hypothesis and experimentation.

Dalam periode yang ke 4, orang mulai berusaha sekeras-kerasnya untuk


mencari rangkaian pola-pola itu untuk menerangkan suatu kejadian. Mula-mula
orang menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan-dugaan
(hipotesa-hipotesa), kemudian ia mengumpulkan fakta-fakta dan dari fakta-fakta
itulah ditarik kesimpulan-kesimpulan umum yang menguasai fakta-fakta itu.

2.5 Mencari kebenaran

a. Mencari Kebenaran

1. Pengertian Kebenaran Ilmiah

Tentang kebenaran ini, plato pernah berkata : apakah kebenaran itu? lalu
pada waktu yang tak bersamaan, bahkan jauh belakangan Bradley menjawab:
“kebenaran itu adalah kenyataan” tetapi bukanlah kenyataan itu tidak selalu yang
seharusnya terjadi. Kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk ketidak benaran
atau keburukan. Jadi ada dua pengertian kebenaran, yaitu kebenaran yang berarti
nyata-nyata terjadi disatu pihak, dan kebenaran dalam arti lawan dari keburukan
atau ketidak benaran.

Selaras dengan Poedjawiyatna yang mengatakan bahwa persesuaian antara


pengetahuan dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan
itu harus yang dengan aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan benar
adalah pengetahuan obyektif.

Jadi yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang


diperoleh secara mendalam berdasarkan penelitian dan penalaran logika ilmiah.

2. Teori- Teori Kebenaran

Teori-teori yang terkelompokkan mengenai kebenaran ilmiah :

1. Teori Kebenaran koresponden


Teori kebenaran korespondensi adalah kesesuaian antara pernyataan
dengan kenyataan. Sesuatu pernyataan dikatakan benar apabila ada bukti
empiris yang mendukungnya.

2. Teori Kebenaran Koherensi

Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila


pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Dapat dikatakan juga teori ini adalah
keruntutan pernyataan. Pernyataan-pernyataan dikatakan benar apabila
ada keruntutan didalamnya, artinya pernyataan satu tidak bertentangan
secara logika dengan pernyataan-pernyataan yang lain.

3. Teori Kebenaran Pragmatis

Menurut teori ini sesuatu pernyataan atau pemikiran dikatakan benar


apabila dapat mendapatkan manfaat atau kegunaan pada banyak orang.
Jadi, tidak cukup bila suatu pernyataan dilihat secara korespondensi atau
koherensi. Hal yang lebih penting adalah apakah pernyataan itu dapat
dilaksanakan, ditindaklanjuti dalam perbuatan yang bermanfaat. Apabila
sesuatu itu bermanfaat bagi manusia berarti sesuatu itu benar. Apabila
suatu ide yang brilian dapat dilaksanakan secara operasional barulah ide
tersebut benar.

4. Teori Kebenaran Sintaksis

Teori Kebenaran Sintaksis adalah suatu teori yang mengatakan


bahwa suatu pernyataan dikatakan benar atau memiliki nilai benar jika
sesuai dengan sintaksis atau susunan kaidah gramatika (tata bahasa) yang
baku. adanya dua momen yang saling berkaitan dalam menyatakan
adanya unsur kebenaran dalam suatu pernyataan, yaitu momen tata
bahasa/gramatika dan momen kejiwaan.

5. Teori Kebenaran Semantis

Menurut teori kebenaran semantik, suatu proposisi memiliki nilai


benar ditinjau dari segi arti atau makna. Jadi, memiliki arti maksudnya
menunjuk pada referensi atau kenyataan, juga memiliki arti yang bersifat
definitif.

6. Teori Kebenaran Non-Deskripsi

Menurut teori ini suatu statemen atau pernyataan itu akan


mempunyai nilai benar ditentukan (tergantung) peran dan fungsi
pernyataan itu (mempunyai fungsi yang amat praktis dalam kehidupan
sehari-hari).Dalam teori Kebenaran Non-deskripsi akan memiliki nilai
benar sejauh pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam
kehidupan sehari-hari.

7. Teori Kebenaran Logik

Menurut teori ini, bahwa problema kebenaran hanya merupakan


kekacauan bahasa saja dan hal ini akibatnya merupakan suatu
pemborosan, karena pada dasarnya apa- pernyataan-yang hendak
dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logik yang sama yang
masing-masing saling melingkupinya.

2.6 Definisi penelitian

a. Defisini penelitian

1. Definisi

Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang


dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini
diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah. Penelitian ini biasanya digunakan untuk sebuah karya ilmiah,
dimana di dalam karya ilmiah tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang
membutuhkan penelitian karena tidak memungkinkan untuk menggunakan
akal.

Ada juga beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang


pengertian dari penelitian, diantaranya:

1. Mohammad Ali
Mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami
sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul
yang berhubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati
sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

2. J. Suprapto

Berpendapat bahwa penelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang ilmu


pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-
prinsip secara sistematis.

3. Sutrisno Hadi

Berpendapat bahwa penelitian diartikan sebagai usaha untuk


menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. David H Penny

Mengemukakan bahwa penelitian adalah pemikiran yang sistematis


mengenai berbagai jenis masalah sehingga dalam pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

5. Tuckman

Mendefinisikan penelitian yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang


sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.

2. Ciri-ciri Penelitian

Ciri-ciri sebuah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian harus berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan

2. Penelitian harus mengandung unsur-unsur orisinilitas, Penelitian harus


merupakan karya sendiri.

3. Penelitian harus didasarkan pada pandangan ingin tahu

4. Penelitian menemukan suatu generalisasi, Penelitian dilakukan untuk


menjawab masalah yang dikemukakan oleh penelitinya.
5. Penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat

6. Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat

7. Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui

3. Komponen Penelitian

Komponen yang ada dalam sebuah penelitian antara lain:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang

3. Rumusan Masalah

4. Hipotesis (bukan merupakan keharusan)

5. Tujuan Penelitian

6. Tinjauan Pustaka

7. Metode Penelitian

8. Hasil Penelitian dan Pembahasan

b. Definisi Penelitian Keperawatan

1. Definisi

Riset keperawatan dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau


menemukan solusi masalah yang ada pada bidang khusus yang disebut
keperawatan-yaitu, "diagnosis dan penanganan respons manusia terhadap
masalah kesehatan aktual atau potensial". (Dempsey, 2002).

Penelitian keperawatan (nursing research) dibangun dari dua kata yaitu


penelitian (research) dan keperawatan (nursing).Kata atau istilah penelitian
disini merupakan terjemahan dari reseach, dalam bahasa inggris.Banyak ahli
atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata”
penelitian” dan “research” mempunyai makna yang sama dan selalu sama
dipertukarkan. (Denim, 2003).
2. Peran Perawat Dalam Penelitian Keperawatan

a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset

Adalah proses identifikasi masalah yang memerlukan studi, kemudian


merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan dalam
penyelidikan.

b. Peran sebagai replikator

Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai


replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi
dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta risetyang serupa dengan
penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut penggunaan
sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama.

c. Peran sebagai pengumpul data

Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa


perawat membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang
direncanakan oleh peneliti lain.

3. Manfaat Penelitian Keperawatan

Adapun manfaat lain dari Riset keperawatan yaitu :

1. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan


dalam kegiatan praktik klinik,pendidikandan menejemen keperawatan.

2. Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil


penelitian ilmiah.

3. Menghasilkan metodologi keperawatan sehari-hari .

4. Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan

5. Memahami fenomena secara professional sehingga dapat menyususan
perencanaan,memprediksi hasil pengambilan keputusandan meningkatkan
perilaku sehat klien.

4. Tujuan Penelitian Keperawatan


Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah
ditetapkan sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari
penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari,
membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terhadap
masalah penelitian

5. Permasalahan dan Hambatan Dalam Riset Keperawatan

Turney dan Noble mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah


penelitian empiris,termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu:

1. Pengelaman pribadi

Banyak masalah yang diselidiki dalam bidang keperawatan


diperoleh dari pengalaman harianpeneliti, baik pengalaman pribadinya
sendiri maupun dalam pengalaman pribadi dalam menjalankan praktik
kerja keperawatanatau pengalaman yang diperolehnya melalui
pengalaman terhadap tatanan keperawatan tertentu. Pengalaman pribadi
dapat berupa pengalaman kekinian,atau masa lampau.

2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan

Berdasarkan informasi yang diperoleh secara tidak sengaja itu,


peneliti dapat merumuskan penelitian dengan latarbelakang dan tujuan,
serta hasil akhir yang diharapkan.Di manapun, dari mana kapanpun
peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk
dijadikan fokus penelitian, sesungguhnya dia tidak sengaja “menyiapkan
diri” untuk mencari informasi atau keterangan tertentu.

3. Kerja dan kontrak profesional

Permasalahan yang diperoleh mealui kerja dan kontak profesional


biasanya paling cocok untuk keperluan menyusun rancangan penelitian
kebijakan untuk memecahkan masalah keperawatan.

4. Pengujian dan pengembangan teori

Tujuan penelitian antara lain dimaksudkan untuk melahirkan teori-


teori baru mengenai perilaku keperawatan.
Sebaliknya teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku
keperawatan dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah
penelitian.Masalah yang bersumber dari pengujian dan pengembangan
teori ini sering kali dilakukan melalui penelitian replikatif. Dalam
penelitian replikatif atau replikasiseorang peneliti menggunakan
rancangan penelitian sebelumnya (biasanya penelitian yang dilakukan
oleh peneliti lain) persis samanamun berbeda responden, waktu dan
tempat penelitian.

5. Analisis literature profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui


penelaahan terhadap literature dan laporan atau jurnal hasil penelitian.

2.7 Klasifikasi penelitian

1. Berdasarkan Bidang Ilmu terbagi delapan jenis diantaranya

Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk


bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan
bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu
yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi:

1) penelitian pendidikan,
2) penelitian kedokteran,
3) penelitian keperawatan,
4) penelitian kebidanan,
5) penelitian ekonomi,
6) penelitian pertanian,
7) penelitian biologi,
8) penelitian sejarah, dst.

2. Berdasarkan tujuannya terdapat tiga jenis diantaranya :

a. Penelitian Eksploratif

Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi


tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman
atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitiannya adalah untuk merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian
lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian
eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam
penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.

b. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau


fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai
penelitian dengan desain pene litian yang terumuskan secara baik yang
ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.

c. Penelitian Eksplanatif

Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan


mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
Biasanya penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang
datanya dikumpulkan dengan metode sampling.

3. Berdasarkan pendekatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya


menggunakan pendekatan deduktif dan induktif. Pendekatan ini awalnya dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

b. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk


mengungkapkan gejala secara holistic- kontekstual melalui pengumpulan
data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument
kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif.
4. Berdasarkan fungsinya dibagi tiga jenis antara lain:

a. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure


research) atau penelitian pokok (fundamental research), yaitu penelitian yang
diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa
menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

b. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif (Evaluation research) difokuskan pada suatu


kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk
program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat,
organisasi, atau lembaga.

c. Penelitian Terapan

Penelitian terapam ( aplied research ) berkenaan dalam kenyataan


praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh
penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

5. Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya

Penelitian dapat dilakukan di berbagai tempat, yaitu di perpustakaan,


lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar
tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi :

a. penelitian perpustakaan (library research)

b. penelitian laboratorium (laboratory research),

c. penelitian lapangan (field research)


6. Berdasarkan Tarafnya

Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu


penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan
analisis dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian
dilakukan bukan sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan
analisis dalam hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian
analitik.

7. Berdasarkan Metodenya

Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian dibedakan menjadi penelitian


longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (longitudinal
research) adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal
(longituninal method), yaitu metode penelitian yang membutuhkan waktu yang
lama, berbulan-bulan bahkan bertahun, secara berkesinambungan.
Sedangkan penelitian cross-sectional (cross-sectional research) merupakan
penelitian yang dilakukan dengan metode cross-sectional (cross-sectional
method), yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu
tertentu yang relative pendek dan tempat tertentu.

8. Berdasarkan Intervensi terhadap Variabel

Penelitian dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau


perlakuan terhadap variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka
penelitian semacam itu tergolong penelitian eksperimen. Sebaliknya jika tidak
dilakukan intervensi terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong
penelitian Non eksperimen.

2.8 Karakteristik penelitian

Metode ilmiah bergantung pada karakteristik yang cermat atas subjek


investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuan mengidentifikasi sifat sifat utama
yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Secara umum terdapat 4
karakteristik penelitian ilmiah sebagai berikut :

1. Sistematik

Suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai


pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang
kompleks.

2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pemcarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai biasa dengan prosedurinduktifyaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual ( khusus ) atau prosedur
deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus
dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik

Suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari hari, yang


ditemukan melalui hasil coba coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan empirik ada 3 yaitu :

a. Selalu memiliki persamaan dan perbedaan ( ada penggolongan atau


perbandingan satu sama lain ).

b. Selalu berubah ubah sesuai dengan waktu

c. Tidak bisa secara kebetulan, melainkan pada penyebabnya.

4. Replika

Suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti
lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifar replikatif, penyusunan definisi
operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

2.9 Kegunaan penelitian

Kegunaan dari sebuah penelitian ini merupakan dampak dari tercapainya


tujuan. Jika tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat, maka kegunaan dari penelitiannya adalah untuk menjelaskan
tentang manfaat dari penelitian itu sendiri.

Menurut Nan Lin bahwa penelitian mempunyai dua manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoritis. Penelitian yang bertitik tolak dari keraguan suatu teori
tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul
jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa
aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui
penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan juga
merevisi teori yang bersangkutan.

2. Manfaat Praktis. Mengubah cara kerja supaya lebih efisien dan juga
mengubah kurikulum supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan
sumber daya manusia merupakan contoh-contoh permasalahan yang dapat
dibantu pemecahannya melalui penelitian ilmiah.

Dengan adanya kedua manfaat penelitian diatas, maka hasil yang akan
dicapai dalam melakukan penelitian akan memuaskan dan sesuai dengan tujuan
yang telah diharapkan. Kedua manfaat penelitian diatas juga merupakan salah
satu syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam
rancangan penelitian.

Seringkali orang menyebut bahwa penelitian sama dengan metode ilmiah


karena sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan
penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan, serta
menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang
disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan
generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir
deduktif-induktif dalam memecahkan masalah
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara aktif,


tekun, dan sistematis, dimana tujuannya untuk menemukan, menginterpretasikan,
dan merevisi fakta-fakta.

Tujuan dari penelitian merupakan sebuah keinginan-keinginan seorang


peneliti atas hasil penelitian dengan menetengahkan indikator-indikator apa yang
hendak ditemukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini juga terdapat dua
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Maksud dari tujuan umum adalah
menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat terhadap apa yang ingin
dicapai melalui penelitian tersebut. Sedangkan tujuan khususnya adalah
merumuskan kalimat-kalimat tersebut dalam bentuk item-item atau butir-butir
yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Kegunaan dari sebuah penelitian ini merupakan dampak dari tercapainya


tujuan. Jika tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat, maka kegunaan dari penelitiannya adalah untuk menjelaskan
tentang manfaat dari penelitian itu sendiri.

Menurut Nan Lin bahwa penelitian mempunyai dua manfaat, yaitu: Manfaat
Teoritis, yang bertitik tolak dari keraguan suatu teori tertentu disebut penelitian
verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan
tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Manfaat
Praktis mengubah cara kerja supaya lebih efisien dan juga mengubah kurikulum
supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan sumber daya manusia merupakan
contoh-contoh permasalahan yang dapat dibantu pemecahannya melalui
penelitian ilmiah.
Daftar Pustaka

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suryana. (2010). Buku Ajar Perkuliahan Metodelogi Penelitian (Modul Praktis


Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa

Sugiyono. 2011. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta

Nazir, Moh. 2005. Metode penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia

Alimul H, Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medica

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Salemba Medika. Jakarta

Dadang, 2013. Makalah Riset Keperawatan. http://dadangdot.blogspot.co.id.


Diunggah 16 Desember 2015.

Setiadi, (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta; Graha Ilmu,
2007

Budiarto, E. (2003) . Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta. EGC.

Danim, S. (2003). Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta : Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai