Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KGD DAN KRITIS


TENTANG
PASIEN DM DENGAN HIPERGLIKEMIA

Disusun Oleh :
Rada Srimutia
1714201164

( ) ( )
CI Pembimbing Akademik

FAKULTAS ILMU KESEHATN


PRODI SARJANA ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
T.A 2020/2021
KAMAR OPERASI

A. Pengertian

Kamar operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit yang diperlukan
untuk melakukan tindakan pembedahan baik efektif atau akut yang membutuhkan
keadaan suci hama atau steril.

B. Pembagian daerah kamar operasi:

1. Daerah publik

Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya kamar
tunggu, gang, emperen depan komplek kamar operasi

2. Daerah semi publik

Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja. Dan biasanya diberi tulisan
DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS. Dan sudah ada pembatasan tetang jenis
pakaian yang dikenakan oleh petugas serta penggunaan alas kaki khusus di dalam.

3. Daerah aseptik

Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang langsung ada
hubungan dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah yang harus dijaga
kesucihannya. Daerah aseptic dibagi menjadi 3 yaitu:

- Daerah aseptik 0 yaitu : lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya


pembedahan

- Daerah aseptic 1 yaitu : daerah memakai gaun operasi, tempat duk/kain steril,
tempat instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan mempersiapkan
alat

- Daerah aseptic 2 yaitu : tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah
sekitar ahli anesthesia
C. Bagian-bagian kamar operasi:

Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi maupun
dilingkungan kamar operasi, antara lain:

- Ruang sterilisasi

- Kamar tunggu

- Gudang

- Kantor

- Kamar mandi (WC) dan tempat cuci alat (spoelhok)

- Kamar istirahat

- Kamar gips

- Recovery room

- Kamar arsip

- Kamar laboratorium

- Kamar untuk ganti pakaian

- Kamar untuk sterilisasi

- Kamar untuk gudang alat-alat instrument

- Kamar untuk mencuci tangan

- Kamar bedah

D. Persyaratan kamar operasi

1. Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan dengan
instalasi gawat darurat., ICU, dan unit radiologi
2. Bentuk dan ukuran
Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk lengkung,
dan warna tidak mencolok. Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan
yang keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak menampung debu
3. Sistem penerangan
Sistem penerangan didalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih dan
mudah dibersihkan. Sedangkan lampu operasi memiliki persyaratan khusus yaitu arah
dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahaya terang dan tidak
menyilaukan serta tidak menimbulkan bayangan. Pencahayaan antara 300-500 lux, meja
operasi 10.000-20.000 lux
4. System ventilasi
5. Suhu dan kelembaban
6. System gas medis
7. System listrik
8. System komunikasi
9. Peralatan
10. Pintu
11. Pembagian area
12. Air bersih
13. Penentuan jumlah kamar operasi

D. Personil kamar operasi

Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi baik tim inti
maupun tim penunjang antara lain:

1) Tim bedah
- Ahli bedah
- Asisten ahli bedah
- Perawat instrument
- Perawat sirkuler
- Ahli anestesi
- Perawat anestesi
2) Staf perawat operasi
- Perawat kepala kamar operasi
- Perawat pelaksana
- Tenaga lain terdiri dari: pekerja kesehatan, tata usaha, penunjang medis
DAFTAR PUSTAKA

Iyer,P, Dokumentasi Keperawatan: suatu pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGC

Oman, Kathelen S. 2008. Panduan belajar Keperawatan Emergency. Jakarta: EGC

Wijaya,S. 2010.Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar: PSIK FK

Effendy, Christine.2002. handout kuliah keperawatan medical bedah: properatif nursing.


Tidak dipublikasikan: Yogyakarta

Wibowo. Soetanto,dkk. 2001 pedoman teknik operasi OPTEK. Airlangga universyti


press: Surabaya vol. 1 EGC: jakarta

Snelzer, suzane C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah.
Brunner Suddart
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PASIEN DM DENGAN HIPERGLIKEMIA

A. Pengertian
Diabetes mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolic yang kebanyakan herediter
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di dalam
tubuh.
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang
kadar puasa normal 80 - 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 -160 mg
/100 ml darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 ).

B. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin
adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
langerhans,Faktor predisposisi herediter, obesitas,Faktor imunologi; pada penderita
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.

C. Klasifikasi

1. Hiperglikemia sedang adalah peningkatan gula dalam darah pada fase awal dimana
gula darah dalam level > 126 mg/dl untuk gula darah puasa.

2. Hiperglikemia berat adalah peningkatan kadar gula dalam darah pada level > 200
mg /dl untuk gula darah puasa setelah terjadi selama beberapa periodic tanpa adanya
hypoklikemik medication.

D. Manifestasi Klinis
- Poliuria ( Peningkatan volume urine )
- Polidipsi ( Peningkatan rasa haus )
- Polipagi ( banyak makan)

- Kelainan kulit, gatal – gatal , kulit kering


- Kelemahan Tubuh
- Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau > pada saat
berdiri)
- Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
- Penurunan berat badan

E. Patofisiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh proses
autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas
dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan
penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh
hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam
darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa
intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga
pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan
menyebabkan terjadinya thrombus.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Darah
a. Kadar glukosa darah bervariasi tiap individu
b. pH rendah (6,8 -7,3)
c. PCO2 turun (10 – 30 mmHg)
d. HCO3 turun (<15 mEg/L)
e. Keton serum positif, BUN naik
f. Kreatinin naik
g. Ht dan Hb naik
h. Leukositosis
i. Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
2. Elektrolit
a. Kalium dan Natrium dapat rendah atau tinggi sesuai jumlah cairan yang hilang
(dehidrasi).
b. Fosfor  lebih sering menurun
c. Urinalisa
d. Leukosit dalam urin
e. Glukosa dalam urin
3. EKG gelombang T naik
4. MRI atau CT-scan
5. Foto toraks

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
a. Diet rendah gula
b. Olahraga ( namun jika gula darah diatas 240 mg?dl dan ketika diperiksa terdapat
keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan
c. Terapi insulin
d. Hypoglicemic medication

H. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Komplikasi metabolik
- Ketoasidosis diabetik
- Koma hiperglikemik hiperosmoler non ketotik
- Hipoglikemia
- Asidosis laktat
b. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi vaskuler
- Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
- Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
b. Komplikasi neuropati

I. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan.

J. Intervensi

SDKI SLKI SIKI


Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan O:
kadar glukosa
keperawatan selama….x - Identifikasi penyebab
darah berhubungan
dengan 24 jam kadar gula darah heperglikemia
hiperglikemia
meningkat dengan kriteria - Monitor kadar glukosa darah
hasil :
- Monitor tanda dan gejala
- Rasa haus menurun hiperglikemia
- Keluhan lapar T:

menurun - Berikan asupan cairan oral

- Kadar gula darah - Konsultasi dengan medis jika

dalam darah tanda dan gejala hiperglikemia

membaik tetap ada atau memburuk

- Jumlah urine E:
membaik - Anjurkan monitor kadar glukos
darah secara mandiri
- Anjurkan pengelolaan diabetes (
penggunaan insulin, obat oral )

K:

- Kolaborasi pemberian insulin

Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan O:


berhubungan
keperawatan selama…… - Identifikasi status nutrisi
dengan kurangnya
asupan makanan x24 jam keadekuatan - iodentifikasi makanan yang
asupan nutrisi untuk disukai
memenuhi kebutuhan - identifikkasi kebutuhan kalori
metabolisme membaik dan jenis nutrient
dengan kriteri hasil: - monitor asupan maknan
- porsi maknan yang - monitor berat badan
dihabiskan meingkat - monitor hasil pemeriksaan
- berat badan membaik laboratorium
indek masa tubuh
T:
membaik
- Sajikan maknan yang mearik
- berikan makann tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- berikan makanan tinggi kalori
dan protein tinggi

E:
- Ajarkan diet yang diprogramkan

K:
- Kolaborasi pemberian medikasi
seelum makan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Krisanty Paula, dkk. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan Pertama, Jakarta,

Trans Info Media, 2009.

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2.

Jakarta : EGC

Sustrani Lanny Dkk. 2004. Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Timby, Barbara K & Nancy E, Smith. 2006. Introductory Medical-Surgical Nursing 9 th

Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai