Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH HIPERGLIKEMI
PADA PASIEN DIABETES MILLETUS DI RUANG AL MA’UN
RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Pembelajaran Praktek Profesi Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

AGUS ISTIKMAL

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022/2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan
Masalah Keperawatan Utama Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Hiperglikemi Pada Pasien
Diabetes Milletus Di Ruang Al Ma’un RS PKU Muhammadiyah Sruweng”

Di Susun Oleh :
AGUS ISTIKMAL
NIM:

Telah disetujui pada tanggal 10 September 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hendri Tamara Yuda, M.Kep H. Bisri Samsuri, S.Kep.Ns

2
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian ............................................................................................................. 4
2. Etiologi .................................................................................................................. 4
3. Batasan Karakteristik ............................................................................................. 4
4. Fokus Pengkajian .................................................................................................... 5
5. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan .............................................................. 6
6. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul ........................................................... 7
7. Intervensi Keperawatan ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN KASUS ................................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 25
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Ketidakstabilan kadar glukosa darah hiperglikemi adalah variasi glukosa darah naik
dari rentang normal (PPNI, 2017).
Diabeted Milletus adalah kondisi kronis yang terjadi bila ada peningkatan kadar
glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau menggunakan insulin
secara efektif. Insulin adalah hormon penting yang diproduksi di pankreas kelenjar tubuh, yang
merupakan transports glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh di mana glukosa diubah
menjadi energi. Kurangnya insulin atau ketidakmampuan sel untuk merespons insulin
menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, atau hiperglikemia, yang merupakan ciri khas DM.
Hiperglikemi, jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan
pada berbagai organ tubuh, yang menyebabkan perkembangan komplikasi kesehatan yang
melumpuhkan dan mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular, neuropati, nefropati dan
penyakit mata, yang menyebabkan retinopati dan kebutaan (IDF, 2017).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa darah hiperglikemi
adalah :
a. Difungsi pankreas
b. Resistensi insulin
c. Gangguan toleransi glukosa darah
d. Gangguan glukosa darah puasa (PPNI, 2017)
3. Batasan Karakteristik
Tanda dan gejala ketidakstabilan kadar glukosa darah hiperglikemi adalah :
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : hiperglikemia
 Lemah atau lesu
Objektif :
 Kadar glukosa dalam darah/urine tinggi
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : Hiperglikemi
 Mulut kering
4
 Haus meningkat
Objektif :
 Jumlah urine meningkat
4. Fokus Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan
pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut :
a. PENGKAJIAN PRIMER
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain :
Airway + cervical control
1) Airway Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/ darah pada rongga
mulut
2) Cervical Control: -
Breathing + Oxygenation
1) Breathing: Ekspos dada, Evaluasi pernafasan
- KAD : Pernafasan kussmaul
- HONK : Tidak ada pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam)
2) Oxygenation : Kanula, tube, mask
Circulation + Hemorrhage control
1) Circulation:-Tanda dan gejala schok-Resusitasi: kristaloid, koloid, akses vena.
2) Hemorrhage control: -
Disability: pemeriksaan neurologis è GCS
A : Allert :sadar penuh, respon bagus
V :Voice Respon :kesadaran menurun, berespon thd suaran Respons :kesadaran menurun, tdk berespon thd
suara,
M : berespon thd rangsangan nyeri responsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara,
tdk bersespon thd nyeri.
b. PENGKAJIAN SEKUNDER
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penengananpada pemeriksaan primer.Pemeriksaan sekunder meliputi :
1) AMPLE :alergi, medication, past illness, last meal, event
2) Pemeriksaan seluruh tubuh :Head to toe
3) Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang

5
Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya, tes ini
dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah
kondisistress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton
5. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
a. Patofisiologi
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang terdapat di pancreas.
Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah akan berfluktuasi tergantung kadar gula
dalam darah. Fungsi utama insulin yaitu mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam
darah ke seluruh tubuh untuk dimetabolisme untuk menghasilkan energi (Anies,2018:73-
74). Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang terdapat dalam darah dan perangsang
atau stimulator utama pelepasan insulin dari sel beta (Bilous dkk, 2014). Pada resistensi
insulin, terjadi peningkatan produksi glukosa dan penurunan penggunaan glukosa sehingga
mengakibatkan hiperglikemia (Wahyuningsih, 2013). Gula yang berlebihan sebagai hasil
8 dari pengambilan oleh sel tidak dapat disimpan di jaringan otot akan tertahan di aliran
darah, sehingga terjadilah kenaikan gula darah (Sustrani dkk, 2006.
Hiperglikemi akan mengakibatkan seseorang mengalami glukosuria, yang
menyebabkan osmotik diuresis. Osmotik diuresis akan menimbulkan sesuatu keadaan di
mana ginjal tidak dapat meningkatkan glukosa yang difiltrasi. Ginjal tidak mengikat
glukosa yang difiltrasi akan mengakibatkan cairan diikat oleh glukosa, sehingga cairan
dalam tubuh akan berlebihan yang akan dimanifestasikan dengan banyak mengeluarkan
urin (Susetyo, 2012)

6
b. Pathway

6. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul


a. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
b. Resiko defeisit nutrisi (D.0032)
c. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
d. Nyeri akut (D.0077)
e. Intoleransi aktivitas (D.0056)
f. Gangguan integritas kulit (D.0139)

7
7. Intervensi Keperawatan
Kode Kode Kode
Diagnosa Hasil Intervensi
SDKI SLI SIKI
D.0027 Ketidaksetabilan L.08063 Kesetabilan kadar I.03115 Klien mampu mengontrol kadar glukosa dalam darah
kadar glukosa glukosa dalam darah Managemen Hiperglikemia
darah Setelah dilakukan Observasi
Penyebab : tindakan keperawatan  identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
Hiperglikemia selama 3 x 24 jam  identifikasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
 Difungsi maka kadar glukosa meningkat ( mis. penyakit kambuhan)
pankreas darah membaik  monitor glukosa darah,jika perlu
 Resistensi insulin dengan KH :  monitor tanda dan gejala hiperglikemi (mis.
 Gangguan  Mengantuk menurun poliuria,polidispsia,polifagia,kelemahan,malaese,pandangan
toleransi glukosa  Pusing menurun kabur,sakit kepala)
darah  Rasa lapar menurun  monitor intake dan output cairan
 Gangguan  Rasa haus menurun  monitor keton urin,kadar analisa gas
glukosa darah  Kadar glukosa darah darah,elektrolit,tekanan darah ortostatik dan fruekeuensi
puasa membaik nadi
Gejala dan tanda Terapeutik
mayor  berikan asupan cairan oral
Subjektif :  konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
 Lemah atau lesu  fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Objektif : Edukasi
 Kadar glukosa  anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
dalam lebih dari 250 mg/dl
darah/urine tinggi  anjurkan kontrol kadar gula dalam darah secara mandiri
Gejala dan tanda  anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
minor  ajarkan pengelolaaan diabetes (mis. penggunaan
Subjektif : insulin,obat oral,monitor asupan cairan,pengganti
Hiperglikemi karbohidrat,dan bantuan personal kesehatan.
 Mulut kering Kolaborasi
 Haus meningkat  Kolaborasi pemberian insulin,jika perlu
Objektif :  Kolaborasi pemberian cairan IV,jika perlu

9
 Jumlah urine  Kolaborasi pemberian kalium,jika perlu
meningkat

D.0032 Resiko defisit L.03030 Status Nutrisi I.03119 Manajemen Nutrisi


nutrisi Setelah dilakukan Tindakan
Penyebab : tindakan keperawatan Observasi
 Ketidak selama 3 x 24 jam  identifikasi ststus nutrisi
mampuan maka nutrisi psien  identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menelan membaik dengan KH :  identifikasi makanan yang disukai
 Ketidakmampuan  Porsi makan yang  Monitor asupan makanan
mencerna dihabiskan  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
makanan meningkat Terapeutik
 Ketidakmampuan  Pengetahuan tentang  Fasilitasi menentukan pedoman diit
mengabsorbsi pilihan makanan  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
nutrien yang sehat  Berikan makann rendah gula
 Peningkatan meningkat Edukasi
kebutuhan  Pengetahuan tentang  Anjurkan diet yang diprogramkan.
metabolisme minum yang sehat Kolaborasi
 Faktor ekonomi meningkat  Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
 Faktor psikologis  Pengetahuan jenis nutrien yang dibutuhkan
tentangstandar
asupan nutrisi ynag
tepat meningkat
 Berat badan
membaik

10
BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 6 September 2022 Jam 13.00 WIB


Tanggal pengkajian : 8 September 2022 Jam 14.00 WIB
Ruang : Al Ma’un
Pengkaji : Agus Istikmal

A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 66 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karangmojo 3/1 Karanggayam
NIK : 3305211811550xxx
No. RM : 00060731
Diagnosa Medis : Ulkus Diabetes Milletus
b. Keluhan utama
Klien mengatakan kaki kirinnya nyeri, ada luka dibawah lutut kiri dan paha kiri
bengkak sudah 1 minggu
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan terdapat luka di bawah lutut kiri, paha bengkak dan sakit
dengan skala nyeri 5, pasien mengatakan lemes dan pusing 1 mgg. banyak
makan dan minum tapi lemes dan haus, sering keringat dingin, pasien
mengatakan memiliki riwayat penyakit gula, 3 hari yang lalu periksa gula
400 mg/dl, saat di IGD gulanya 313 mg/dl
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit gula sudah 28 tahun. Pasien
tahu penyakitnya ketika mengalami keluhan sering BAK, sering lemes dan

11
mengantuk kemudia diperiksa gula darahnya di puskesmas ternyata gulana
tinggi sampai 400 mg/dl
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah tahu kalua keluarganya ada yang menderita
kencing manis karena orangtuanya jauh tinggal di Aceh
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1) Pola Oksigenasi
- Sebelum sakit :
Pasien tidak mengalami gangguan nafas, tidak mengalami sesak nafas,
tidak menggunakan alat bantu nafas.
- Saat dikaji :
Pasien tidak menggunakan alat bantu nafas, nafas pasien normal 20
x/menit.
2) Pola Nutrisi
- Sebelum sakit :
Pasien tidak mengalami gangguan pola makan dan minum. Makan 3x
sehari dengan komposisi nasi lauk dengan porsi 1 piring habis, minum 8
gelas/hari air putih kadang-kadang minum kopi, klien sering ngemil
makanan, berat badan sebelum menderita diabetes 55 Kg
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan sering lapar dan haus makan kadang 4 x/hr dengan
porsi nasi, lauk dengan porsi 1 piring habis dan terkadang nambah, dan
sering ngemil, klien minum 12 gelas /hr air putih. Klien mengatakan
banyak makan tapi berat badan menurun dengan BB : 50 Kg.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 x/hr dengan konsistensi lembek, warna
kuning dengan bau yang khas. BAK 10 x/hr warna kuning, dengan bau
yang khas
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan selama di RS belum BAB, pasien sering BAK dalam
sehari bisa 10 kali

12
4) Pola Aktivitas
- Sebelum sakit :
Pasien melakukan aktivitas seperti biasa, dilakukan secara mandiri, klien
jarang berolahraga
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan lemes dan kaki kirinya sakit buat berjalan, klien
tampak meringis kesakitan saat menggerakkan kakinya dengan skala
nyeri 5. aktivitas klien hanya ditempat tidur kecuali jika ke kamar mandi
pasien jalan dengan dibantu istrinya
5) Pola Istirahat Dan Tidur
- Sebelum sakit :
Pasien dapat tidur malam kurang lebih 7 jam sehari, waktu istirahat dan
tidurnya cukup.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan sering tidung karena terasa ngantuk, tapi kalau
malam sering bangun untuk BAK
6) Pola Personal Hygiene
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan mandi sendiri 2x/hari dengan menggunakan sabun
dan gosok gigi mengunakan pasta gigi.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan mandi dengan diseka oleh istrinya karena kakinya
sakit untuk berjalan
7) Pola Rasa Aman Dan Nyaman
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelumnya merasa lebih baik dan nyaman saat
berktivitas.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan kalua lemes hanya tiduran
8) Pola Pertahanan Suhu Tubuh
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami perubahan tubuh dan tidak
demam.

13
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan tidak berpengaruh pada
suhu tubuh.
9) Pola Berpakaian
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dapat memakai pakaian sendiri tanpa bantuan
orang lain.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan memakai pakaian sendiri tanpa dibantu.
10) Pola Komunikasi
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah menanyakan
keluhannya ke tenaga medis terdekat.
- Saat dikaji :
Pasien dapat melakukan komunikasi dengan baik, pasien kooperatif
dan menyampaikan seluruh keluhannya
11) Pola Belajar
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelumnya sudah kalau menderita kencing manis
tapi tidak pernah diit rendah gula dan tidak minum obtgula secara teratur
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan sudah mengetahui menderita kencing manis tapi
belum tahu bagaimana cara penatalaksanaannya
12) Pola Bekerja
- Sebelum sakit :
Pasien dapat bekerja sebagai wiraswasta tanpa hambatan.
- Saat dikaji :
Pasien tidak dapat bekerja karena lemes dan kakiknya sakit untuk
berjalan
13) Pola Hiburan
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa mengisi waktu luang dengan berkumpul
dengan keluarga.

14
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan selama merasakan keluhannya hanya di rumah saja.
14) Pola Ibadah
- Sebelum sakit :
Pasien rutin beribadah sholat 5 waktu.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan dapat beribadah solat 5 waktu.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum (KU) : Cukup
2) Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)
3) TD : 120/70 mmHg.
4) N : 88 x/m.
5) S : 36 °C.
6) RR : 20 x/m.
7) TB : 160 cm
8) BB : 50 Kg
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Mesochepal, rambut lurus beruban.
2) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, isokor, reflek pupil 2/2,
reflek cahaya +/+.
3) Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada perdarahan dan tidak ada
tanda-tanda infeksi.
4) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada lesi.
5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
6) Leher : Baik, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7) Dada
a) Jantung
- Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi ictus cordis.
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS ke 5 MCL
- Perkusi : Terdengar bunyi pekak.
- Auskultasi : Terdengar bunyi S1-S2 tunggal
15
b) Paru
- Inspeksi : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan
otot bantu pernapasan, dan pernapasan dada.
- Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris.
- Perkusi : Terdengar bunyi sonor.
- Auskultasi : Terdengar vesikuler dikedua paru-paru.
8) Abdomen
- Inspeksi : Simetis kanan dan kiri
- Auskultasi : Bising usus 9 x/mnt.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan abdomen
- Perkusi : Terdengar bunyi tympani.
9) Ekstremitas
1) Atas : Kekuatan otot 5/5, CRT ˂ 2 detik, tidak ada luka dan tidak ada
edema.
2) Bawah : Kekuatan otot 5/5, CRT ˂ 2 detik, ada luka dibawah lutut kiri
dan paha kiri bengkak kemerahan dan nyeri dan meringis kesakitan bila
bergerak dengan sekala nyeri 5
10) Genitalia
Bersih, tidak ada lesi
c. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Darah rutin
Hemoglobin 13,5 L g/dl 14.0-17,5
Leukosit 20.200 H /UL 4.500-11.000
Trombosit 354.000 /UL /UL 150.000-450.000
Hematokrit 40 % % 40.00-54.00
Eritrosit 4,5 Juta/UL Juta/UL
Golongan Darah O
Kimia Klinik
SGOT 17 U/L U/L <35
SGPT 25 U/L U/L <45
GDS 313 mg/d mg/dl 60-120

d. Terapi
No Obat Dosis Waktu Pemberian Indikasi
1 IUVD NaCl 20 tpm/mnt
2 OMZ 40 mg 1x1 6

16
3 Ketorolak 2 mg 2x1 6 18
4 Ondan 2 mg 2x1 6 18
5 Metronidazol 500 mg 3x1 6 14 22
6 Ceftriaxon 1gr 2x1 6 18
7 Ezelyn 10 IU 0-0-10 18

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Tgl/ Diagnosa
Data Fokus Masalah Penyebab
No Keperawatan
06/09/2022 - Ds : Ketidakstabilan Disfungsi (D.0027)
1 pasien kadar glukosa pankreas Ketidakstabilan
mengatakan darah kadar glukosa
lemes, hiperglikemi darah b.d
banyak disfungsi
makan dan pankreas
minum tapi
lemes, punya
Riwayat
kencing
manis 28 th
yang lalu,
makan 3 x/hr
minum 10
gelas/hr
- Do :
KU cukup,
mulut kering,
TD: 120/70
mmHg, N: 88
x/mnt
GDS : 313
mg/dl
06/09/2022 - Ds : Infeksi Penyakit kronis (D.0124)
2 pasien Infeksi d.d
mengatakan penyakit kronis
terdapat luka DM
dibawah lutut
kiri dan nyeri
buat gerak
klien
menderita
kencing
manis sudah
28 th
- Do :

17
Terdapat luka
di bawah
lutut kiri,
paha kanan
bengkak
kemerahan
06/09/2022 - Ds : Nyeri akut Agen cidera (D.0077)
3 pasien fisiologis Nyeri akut b.d
mengatakan agen cidera
terdapat luka fisiologis
dibawah lutut
kiri dan nyeri
buat gerak
dengan skala
nyeri 5
- Do :
Terdapat luka
di bawah
lutut kiri,
paha kanan
bengkak
kemerahan
06/09/2022 - DS : Resiko defisit Ketidakmampuan (D.0032)
4 Pasien nutrisi mengabsorbsi Resiko defisit
mengatakan nutrien nutrisi b.d
makan 4 x/hr Ketidakmampuan
dengan mengabsorbsi
komposisi nutrien
nasi, lauk,
porsi 1 piring
dan kadang
nambah tapi
BB menurun.
Klien
mengatakan
tidak diit
rendah gula
DO :
Makan 4
x/hr, minum
10 gelas/hr,
TB : 160 cm,
BB : 50 Kg

18
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx/
SDKI SLKI SIKI / INTERVENSI
Tgl
1 (D.0027) Kestabilan kadar glukosa Manajemen hiperglikemia (I.03115)
06/09/2022 Ketidakstabilan kadar darah (L.03022) Observasi
glukosa darah b.d disfungsi Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
pankreas d.d keperawatan 2 x 24 jam 2. identifikasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
- Ds : diharapkan kestabilan ( mis. penyakit kambuhan)
pasien mengatakan lemes, kadar glukosa darah pasien 3. monitor glukosa darah,jika perlu
banyak makan dan minum dengan meningkat kriteria 4. monitor tanda dan gejala hiperglikemi (mis.
tapi lemes, punya Riwayat hasil: poliuria,polidispsia,polifagia,kelemahan,malaese,pandangan
kencing manis 28 th yang 1. Tingkat kesadaran kabur,sakit kepala)
lalu, makan 3 x/hr minum meningkat 5. monitor intake dan output cairan
10 gelas/hr 2. Mengantuk menurun 6. monitor keton urin,kadar analisa gas darah,elektrolit,tekanan
- Do : 3. Pusing menurun darah ortostatik dan fruekeuensi nadi
KU cukup, mulut kering, 4. Rasa lapar menurun Terapeutik
TD: 120/70 mmHg, N: 88 5. Kadar glukosa darah 1. berikan asupan cairan oral
x/mnt membaik 2. konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
GDS : 313 mg/dl tetap ada atau memburuk
3. fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
1. anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dari 250 mg/dl
2. anjurkan kontrol kadar gula dalam darah secara mandiri
3. anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
4. ajarkan pengelolaaan diabetes (mis. penggunaan insulin,obat
oral,monitor asupan cairan,pengganti karbohidrat,dan
bantuan personal kesehatan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin,jika perlu
2 (D.0124) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
06/09/2022 Infeksi d.d penyakit kronis Setelah dilakukan tindakan Tindakan
DM d.d keperawatan 2 x 24 jam Observasi :

19
- Ds : infeksi pasien menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
pasien mengatakan dengan kriteria hasil : Terapeutik :
terdapat luka dibawah 1. Kebersihan badan 1. Berikan perawatan luka
lutut kiri dan nyeri buat meningkat 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
gerak 2. Kemerahan menurun lingkung pasien
klien menderita kencing 3. Nyeri menurun 3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
manis sudah 28 th 4. Bengkak menurun Edukasi :
- Do : 5. Cairan berbau busuk 1. Jelaskan tanda-tanda infeksi
Terdapat luka di bawah lutut menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
kiri, paha kanan bengkak 3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi
kemerahan 4. Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Ajarkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu

3 (D.0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)


06/09/2022 Nyeri akut b.d agen cidera Setelah dilakukan tindakan Tindakan
fisiologis d.d keperawatan selama 2 x 24 Observasi :
- Ds : jam tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
pasien mengatakan dengan kriteria hasil: dan intensitas nyer
terdapat luka dibawah 1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
lutut kiri dan nyeri buat 2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
gerak dengan skala nyeri 5 3. Kesulitan tidur 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Do : menurun 5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Terdapat luka di bawah lutut 4. Nadi membaik 6. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
kiri, paha kanan bengkak 7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
kemerahan, TD: 120/70 diberikan
mmHg, N: 88 x/mnt 8. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

20
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4 (D.0032) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)


06/09/2022 Resiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan tindakan Tindakan
Ketidakmampuan keperawatan selama 2 x 24 Observasi
mengabsorbsi nutrien jam maka nutrisi psien 1. identifikasi ststus nutrisi
- DS : membaik dengan KH : 2. identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Pasien mengatakan makan  Porsi makan yang 3. identifikasi makanan yang disukai
4 x/hr dengan komposisi dihabiskan meningkat 4. Monitor asupan makanan
nasi, lauk, porsi 1 piring  Pengetahuan tentang 5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
dan kadang nambah tapi pilihan makanan yang Terapeutik
BB menurun. Klien sehat meningkat 1. Fasilitasi menentukan pedoman diit
mengatakan tidak diit  Pengetahuan tentang 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
rendah gula minum yang sehat 3. Berikan makann rendah gula
DO : meningkat Edukasi
Makan 4 x/hr, minum 10  Pengetahuan 1. Anjurkan diet yang diprogramkan.
gelas/hr, TB : 160 cm, BB : tentangstandar asupan Kolaborasi
50 Kg nutrisi ynag tepat 1. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
meningkat jenis nutrien yang dibutuhkan
 Berat badan membaik

21
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tgl Nama/
Implementasi Respon
Keperawatan Jam ttd
1 Ketidakstabilan 6/09/2022 - Mengidentifikasi kemungkinan - Psien mengatakan makan tidak Agus
kadar glukosa darah 13.30 penyebab hiperglikemia mematuhi diit hiperglikemi Istikmal
b.d disfungsi 13.45 - Memonitor tanda dan gejala - KU lemah, GDS 313
pankreas hiperglikemia - Pasien makan porsi rumah sakit
13.50 - Memonitor intake dan output cairan - Pasien menghbiskan makan
- Memberikan asupan cairan oral - Pasien mengatakan akan mematuhi
14.00 - Menganjurkan kepatuhan terhadap diit anjuran perawat
dan olah raga - Pasien mengerti pengelolaan
14.10 - Mengajarkan pengelolaan diabetes diabetes
2 Infeksi d.d penyakit 6/09/2022 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal - Luka basak, sekitar luka kemerahan, Agus
kronis DM 14.30 dan sistemik paha kiri bengkak Istikmal
14.45 - Memberikan perawatan luka - Pasien mengatakan lukanya nyaman
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah - Mengurangi resiko infeksi
kontak dengan pasien dan lingkung
pasien - Pasien mengetahui tanda infeksi
15.00 - Menjelaskan tanda-tanda infeksi - Pasien tahu cara mencuci tangan
- Mengajarkan cara mencuci tangan
dengan benar - Pasien mengatakan akan mematuhi
- Menganjurkan meningkatkan asupan diet rumah sakit
nutrisi rendah gula - Pasien mendapat infus NaCl
- Menganjurkan meningkatkan asupan
cairan - Ceftriaxon 2 x 1 gr
- Mengkolaborasikan pemberian
Antibiotik
3 Nyeri akut b.d agen 6/09/2022 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Lokasi nyeri pada luka di kaki kiri Agus
cidera fisiologis 15.00 durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri sedang, nyeri saat digerakkan Istikmal
nyeri
15.05 - Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 5

22
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal - Meringis kesakitn saat gerak
- Mengidentifikasi faktor yang - Nyeri bertambah saat gerak
memperberat dan memperingan nyeri
15.20 - Memonitor efek samping penggunaan - Tidak efek samping obat analgetik
analgetik
15.30 - Memberikan teknik nonfarmakologis - Pasien mengerti teknik relaksasi
untuk mengurangi rasa nyeri
15.40 - Menjelaskan penyebab, periode dan - Pasien mengatakan mengerti
pemicu nyeri penyebab dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengkolaborasikan pemberian analgetik - Ketorolak 2 mg 2 x 1
4 Resiko defisit 6/09/2022 - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi - Pasien mengatakan tidak memiliki Agus
nutrisi d.d 16.00 makanan alergi makanan Istikmal
Ketidakmampuan - Mengidentifikasi makanan yang disukai - Pasien suka makanan yang hangat
mengabsorbsi 16.30 - Memonitor asupan makanan - Pasien menghabiskan porsi RS
nutrien 16.35 - Memonitor hasil pemeriksaan - GDS 313 mg/dl
laboratorium
- Menyajikan makanan secara menarik dan - Pasien mnyukai menu RS
suhu yang sesuai
- Memberikan makan rendah gula - Pasien mnyukai menu RS
16.45 - Menganjurkan diet yang diprogramkan. - Pasien siap untuk mengikuti diet RS
- Mengkolaborasikan dengan ahli gizi - Diet rendah gula
untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
5 Ketidakstabilan 7/09/2022 - Memonitor kadar glukosa darah - GDS 250 mg/dl Agus
kadar glukosa darah 14.00 - Memonitor tanda dan gejala - KU sedang GDS membaik Istikmal
b.d disfungsi hiperglikemia - Pasien menghabiskan menu RS
pankreas 14.10 - Memonitor intake dan output cairan - Infus NaCl
- Memberikan asupan cairan oral - Pasien akan patuh program RS
14.30 - Menganjurkan kepatuhan terhadap diit
dan olah raga
6 Infeksi d.d penyakit 7/09/2022 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal - Luka bersih, paha bengkak dan Agus
kronis DM 15.00 dan sistemik kemerahan Istikmal

23
15.20 - Memberikan perawatan luka - Luka bersih
15.25 - Menganjurkan meningkatkan asupan - Pasien menghabiskan porsi RS
nutrisi
7 Nyeri akut b.d agen 7/09/2022 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Lokasi nyeri pada luka di kaki kiri Agus
cidera fisiologis 15.30 durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri sedang, nyeri saat digerakkan Istikmal
nyeri
15.45 - Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 5
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal - Meringis kesakitan saat gerak
- Memberikan teknik nonfarmakologis - Pasien mengerti teknik relaksasi
untuk mengurangi rasa nyeri
8 Resiko defisit 7/09/2022 - Memonitor asupan makanan - Pasien menghabiskan porsi RS Agus
nutrisi d.d 16.00 - Memonitor hasil pemeriksaan - GDS 313 mg/dl Istikmal
Ketidakmampuan laboratorium
mengabsorbsi - Menyajikan makanan secara menarik dan - Pasien menyukai menu RS
nutrien suhu yang sesuai
- Memberikan makann rendah gula - Pasien mnyukai menu RS
16.30 - Menganjurkan diet yang diprogramkan. - Pasien siap untuk mengikuti diet RS

24
E. EVALUASI KEPERAWATAN

No Dx/
Nama/
Tgl/ Evaluasi
ttd
Jam
1 S : Pasien mengatakan lemes berkurang, Agus
8/09/2022 O : KU membaik, pasien tampak lebih segar, ma/mi sesuai anjuran, Istikmal
13.00 TD : 130/80 mmHg, N : 84 x/mnt, GDS : 205 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 S : Pasien mengatakan lukanya terasa nyaman setelah dirawat, Agus
8/09/2022 O : Luka bersih, paha kiri bengkak kemerahan Istikmal
13.00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, advis dokter bedah jika GDS < 200 mg/dl
rencanakan debridement
3 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang dan lukanya terasa lebih Agus
8/09/2022 nyama setelah dirawat, pahanya masih nyeri buat bergerak Istikmal
13.00 O : Luka bersih, paha kiri bengkak kemerahan, skala nyeri 3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3 S : Paasien mengatakan makan sesuai porsi rumah sakit Agus
8/09/2022 O : Makan porsi rumah sakit habis, GDS 198 mg/dl Istikmal
13.00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

25
BAB III
PEMBAHASAN

Jurnal yang kami angkat pada kasus ini adalah hasil penelitian Dwi Nur Ariqoh at al 2022
dengn judul “Manajemen Hiperglikemia Untuk Mengatasi Masalah Risiko Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah Penderita DMT2)”.
Pada kasus yang saya ambil adalah seorang Laki- laki berumur 66 tahun dengan riwayat
diabetes milletus. Di riwayatnya pasien sudah mengetahui bahwa dia menderita diabetes milletus
sejak 28 tahun yang lalu dan pasien tidak tahu apakah memiliki riwayat keturunan diabetes
milletus karena jauh dari keluarganya yang tinggal di Aceh. Pasien tidak melakukan diit
hiperglikemi dan minum obat tidak teratur. Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita DM.
Indonesia menduduki peringkat ke- 3 Asia dengan prevalensi sebesar 11, 3% pada permasalahan
DM (Dipiro et.al., 2020; Mohit et al., 2011; Su et al., 2021). Provinsi Jawa Tengah tahun 2018
mengalami peningkatan pada permasalahan DM mencapai 496.181 permasalahan serta mengalami
kenaikan sebanyak 652.822 permasalahan pada tahun 2019 (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Tengah, 2020; Febrinasari et al., 2020).
Hasil penelitiaan yang dilkukan oleh Dwi Nur Ariqoh at al 2022 mengatakah pasen dengan
diabetes milletus yang dilakukan intervensi sesuai dengan manajemen hiperglikemi sesuai dengan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) setelah dievaluasi selama 3 hari masalah
ketidakstabilan glukosa darah sudah teratasi.
Asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi pasien yang saya tangani juga
menggunakan pedoman Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan
menerapkan manajemen hiperglikemi dengan hasil masalah ketidakstabilan gula darah sudah
mulai membaik di hari kedua perawatan.
Berdasarkan kasus dan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tindakan
manajemen hiperglikemi dalam penanganan masalah ketidakstabilan glukosa dalam darah.
Diharapkan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk menerapkan standar
yang sudah dubuat oleh PPNI.

26
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik, edisi 4, volume 2. Jakarta : ECG
Budiono, H. (2015). Konsep Dasar Keperawatan, Bandung : Bumi Medika Ganesha
PPNI (2016) : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indicator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) : Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Dwi Nur Ariqoh, Dwi Novitasari, Prasanti Adriani, Nur Arifah Kurniasih (2022) : Manajemen
Hiperglikemia Untuk Mengatasi Masalah Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penderita DMT2, Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 378-386. Jawa Tengah : Jurnal Altifani

27

Anda mungkin juga menyukai