Mengetahui,
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Penguji Institusi
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan.
Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin,
prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain
dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut
ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang
oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan
serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh
serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut
C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root)
serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau
laminae yang saling bertautan. Di antara lapisan dua dan tiga terbentuk
substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian,
impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur
spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract
(SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses
transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate
dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada
otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui
otak tengah dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang
yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin
merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih
mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh oleh serabut
A. Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan
respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya
(Hidayat, 2009).
4. Jenis Gangguan
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul
secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis
adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antarnya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri
psikogenik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan
jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan dari
kedua jenis nyeri ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Karakteristik Nyeri Somatis Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
membakar. nyeri terus. nyeri terus, kejang.
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, panas, Distensi, iskemia,
terlalu panas dan iskemia pergeseran spasmus, iritasi
dingin. tempat. kimiawi (tidak ada
torehan).
Reaksi Otonom Tidak Ya Ya
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi Otot
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang
lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri
psikogenik adalah nyeri nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena
salah satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri
yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur
saraf.
C. Perencanaan Keperawatan
1. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
2. Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri
yang dialami.
3. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal,
seperti memberikan analgesik sesuai dengan program yang
ditentukan.
i. Genogram
X Ny.
M
Ny.K
An.
W
laki-laki x : meninggal
a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. Y merupakan keluarga single parent yang terdiri dari
Ny. M, serta anak kandung.
b. Suku bangsa
Keluarga Tn. Y termasuk dalam suku bangsa jawa.
c. Agama
Keluarga Tn. Y semua beragama Islam. Kegiatan keagamaan yang rutin
dilakukan di masyarakat adalah yasinan mingguan laki-laki dan
perempuan.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Untuk saat ini Tn. Y tidak tinggal bersama keluarga dirumah, Tn. Y baru
saja merantau di luar jawa, disana bekerja sebagai seorang kuli bangunan.
Sebelum merantau Tn. Y bekerja sebagai seorang servis raket, sedangkan
N.y K bekerja sebagai asisten rumah tangga di salah satu tetangganya ±
sudah 5 tahun.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. M biasanya diajak Tn.Y atau Ny. K berkunjung kerumah anak
cucunya yang berada di desa sebelah, kadang juga ada yang diluar kota
Namun semenjak pandemi COVID-19 hiburan hanya menonton tv
bersama dirumah.
2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. Y sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia dewasa dan anak-anak. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah
keluarga harus mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
Adaptasi dengan perubahan kekuatan fisik dan pendapatan,
Mempertahankan keakraban dan saling merawat serta mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat
ini keluarga merasa sudah terpenuhi, walaupun terkadang ada masalah
yang timbul kadang kurang dirasakan oleh keluarga, hanya saja keluarga
merasa perlu mempertahankan apa yang sudah ada.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga tidak mempunyai riwayat kesehatan yang serius.
Tn. Y menikah dengan Ny. K dan dikarunia 2 orang anak. Anak pertama
baru saja lulus SMA, sedangkan anak kedua masih duduk dibangku
sekolah dasar kelas 6. Tn.Y tinggal bersama serumah dengan Ny.K dan
juga Ny. M. Ny.M menderita penyakit nyeri sendi sejak 5 tahun yang lalu.
Ny.M mengatakan sakitnya itu dikarenakan ia pernah jatuh dari sepeda
pada saat pulang dari sawah dan pernah jatuh diteras rumah, jika Ny.M
melakukan banyak kegiatan dirumah kadang panggulnya kambuh dan
terasa sakit dibuat berjalan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.
3. LINGKUNGAN
B T
a. Karakteristik rumah
Kamar S
Ruang tidur Musholla
mandi
R. Tidur R. Tidur
Ruang
keluarga
R. Tidur
Ruang Tamu
R. Tidur Kamar
WC
Mandi
Garasi
Rumah yang ditempati keluarga Ny.M adalah rumah milik sendiri. Rumah
Ny. M terlihat rapi dan bersih lantainya bertekel dengan adanya ruang
tamu, 5 kamar tidur, dapur yang bersebelahan dengan ruang keluarga dan
toilet 1 musholla, 2 kamar mandi dan 1 toilet. 3 kamar memiliki jendela
dan penerangan yang cukup, sedangkan 2 kamar tidak terdapat jendela. Di
belakang rumah terdapat kebun yang cukup luas. Posisi rumah berdekatan
dengan tetangga.
2) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman rumah digunakan untuk menjemur pakaian dan terdapat
beberapa tanaman hias.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya di belakang rumah. Dan
dalam mengambil air keluarga memanfaatkan sanyo.
c) Pembuangan air kotor
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga.
Selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalam
keadaan terbuka lancar untuk resapan.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih
dahulu semua sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc jongkok dengan pembuangan
langsung ke septic tank.
f) Sumber pencemaran
Tetangga Ny M mempunyai hewan peliharaannya yaitu berada di
halaman belakang rumah dan samping rumah, Terkadang bau
kotorannya tercium.
g) Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada
salah satu tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada
tetangga yang mempunyai hajat mereka akan saling bantu.
h) Mobilitas geografi keluarga
Dari awal Ny.M tetap tinggal di rumah yang sekarang. Alat
transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor
dan sepeda onthel.
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga. Anak
Ny.M yaitu Tn.Y dan Ny. K mengikuti yasinan yang ada di desa satu
minggu sekali.
j) Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga dalam keluarga Ny. M adalah keluarga
besar/saudara-saudara Ny. M yang tinggal berdekatan. Dimana
apabila keluarga Ny. M memerlukan bantuan maka keluarga yang lain
akan membantu.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Ny. M pola komunikasi yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka, dengan menggunakan bahasa jawa sopan dan santun.
Setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah
komunikasi dua arah. Dalam keluarga Ny. M mengatakan tidak pernah
terjadi suatu masalah dalam proses komunikasi, apabila terjadi hanya hal
kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan dengan
membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah
bersama. Pengambilan keputusan adalah Ny. M dibuat dengan
mempertimbangkan setiap masukan dari anggota keluarga yaitu anaknya.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Ny. M sudah tidak mempunyai suami. Suaminya meninggal sejak 5 tahun
yang lalu, kemudian KK nya ikut dengan anaknya, dan menantunya (Tn.
Y) berperan sebagai kepala kelurga.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa, keluarga mengatakan
landasan agama dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi
keutuhan keluarga. Keluarga Tn. Y juga berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya dan tidak ada nilai dan norma budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Ny. M di bantu anaknya
Tn. Y mampu menggambarkan kebutuhan keluarga nya secara rinci,
mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika
anak sakit atau orang tua, secepat mungkin memeriksakan ke jasa
pelayanan kesehatan terdekat atau membelikan obat dan jamu di warung
terdekat.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika
salah seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota,
sehingga komunikasi dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi
sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
membiarkan anaknya bersosialisasi dengan teman sebayanya di tempat
kerja dan di rumah.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara
bersama-sama.
3) Nilai anak-anak dalam keluarga
Ny. K mengatakan anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik.
4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi
etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih
banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak bersama Ny. K
5) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. M sering merasakan sakit
pada bagian panggul dan kakinya, tetapi Ny. M tetap dapat melakukan
aktivitas seperti biasa. Ny. M mengatakan karena jika timbul nyeri segera
meminum jamu yang dijual di warung.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci
rambut maksimal 2 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi. Ny. M
mandi 2 kali dalam sehari.
3) Penyakit yang sering diderita
Nyeri sendi pada Ny. M akibat jatuh dari sepeda dan di teras depan rumah
sejak 5 tahun sebelumnya.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Tidak memiliki penyakit menular. Pada keluarga ini hanya Ny. M yang
memiliki penyakit osteoartritis.
6) Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga.
7) Pola makan
Pola makan baik, 3 kali sehari.
8) Pola istirahat
Pola istirahat keluarga cukup 7-8 jam/hari.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan Umum : √ baik sedang lemah
Tingkat kesadaran : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respiratory Rate : 26 x/menit
Suhu : 37°C
b. Sistem respirasi
Pola nafas irama: √ Teratur Tidak teratur
Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes
Lain-lain:
Suara nafas: √ verikuler Stridor Wheezing
Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas Ya √ Tidak
Batuk Ya √ Tidak
c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung: √ Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal √ Ya Tidak
Nyeri dada: Ya √ Tidak
Bunyi jantung: √ Normal Murmur Gallop lain-lain:
CRT: √ < 3 dt > 3 dt
Akral: √ Hangat Panas Dingin kering
Dingin basah
d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : √ Baik Menurun Frekuensi: 2 x/hari
Porsi makan : √ Habis Tidak Ket: sepucuk centong
Diet : nasi putih, sayur, lauk
Minum : ± 1 Lt/hari Jenis: air putih dan teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ Bersih Kotor Berbau
Mukosa √ Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Nyeri telan Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil Lain-lain:
Abdomen Tegang Kembung Ascites
Nyeri tekan, lokasi:
Peristaltik
Pembesaran hepar Ya √ Tidak
Pembesaran lien Ya √ Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur: √ Ya Tidak
Konsistensi: lembek Bau: khas Warna: kuning
Lain-lain:
e. Sistem musculoskeletal Sistem/integument
Kemampuan pergerakan sendi: √ Bebas Terbatas
Kekuatan otot: 5 5
4 4
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan
Pucat Hiperpigmentasi
Turgor: √ Baik Sedang Jelek
Odema: Ada √ Tidak ada Lokasi
Luka Ada √ Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka Ada √ Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Tidak terkaji
f. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata)
Pupil : √ Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:
Pendengaran/Telinga :
Gangguan pendengaran : Ya √ Tidak Jelaskan:
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √ Normal Tidak
Jelaskan:
Gangguan Penciuman : Ya √ Tidak
Jelaskan:
Lain-lain
g. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid Ya √ Tidak
Hiperglikemia Ya √ Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia Ya √ Tidak
Luka gangren Ya √ Tidak
Pus Ya √ Tidak
Lain-lain : tidak ada masalah pada system endokrin
Total score : 8
4. Status Depresi
Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat
5. Apgar Keluarga
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a. Selalu : Skore 2
b. Kadang-kadang : Skore 1
c. Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk ADAPTATION 2
membantu pada waktu sesuatu
2. menyusahkan saya.cara keluarga (teman-
Saya puas dengan
teman) saya membicarakan sesuatu dengan PARTNERSHIP
2
saya & mengungkapkan masalah dengan
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung GROWTH
keinginan saya untuk melakukan aktivitas / 1
arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek & AFFECTION
berespons terhadap emosi-emosi saya 1
seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya
& saya menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2
TOTAL 8
Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi
Diagnosa
1. Nyeri Kronis b/d kondisi kronis (osteoarthritis)
2. Defisit pengetahuan b/d penyakit kronis
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d nyeri kronis
3.4 Intervensi
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d kondisi tindakan Observasi:
kronis keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
(osteoarthritis) 3x24 jam, durasi, frekuensi, kulitas,
diharapkan tingkat intensitas nyeri
nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi factor yang
1. Keluhan nyeri memperberat dan memperingan
cukup menurun nyeri
2. Frekuensi nadi 4. Monitor efek samping
cukup membaik penggunaan analgetik
Terapeutik:
Hal 145 1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. terapi pijat, aromaterapi,
kompres hangan/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hal 201
2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
pengetahuan tindakan Observasi:
b/d penyakit keperawatan selama 1. Identiikasi kesiapan dan
kronis 3x24 jam, kemampuan menerima
diharapkan Tingkat informasi
pengetahuan 2. Identifikasi faktor-faktor yang
meningkat dengan dapat meningkatka dan
kriteria hasil: menurunkan motivasi perilaku
1. Perilaku sesuai hidup bersih dan sehat
anjuran sedang Terapeutik:
2. Verbalisasi minat 1. Sediakan materi dan media
dalam belajar pendidikan kesehatan
cukup meningkat 2. Jadwalkan pendidikan
3. Kemampuan kesehatan sesuai kesepakatan
menjelaskan 3. Berikan kesempatan untuk
pengetahuan bertanya
tentang suatu Edukasi:
topik cukup 1. Jelaskan faktor resiko yang
meningkat dapat mempengaruhi kesehatan
4. Perilaku sesuai 2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dengan dan sehat
pengetahuan 3. Ajarkan strategi yang dapat
cukup meningkat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
HAL 146
HAL 65
3. Manajemen Setelah dilakukan DUKUNGAN Keluarga
kesehatan tindakan Merencanakan Perawatan
keluarga tidak keperawatan selama Observasi:
efektif b/d 3x24 jam, 1. Identifikasi kebutuhan dan
nyeri kronis diharapkan harapan keluarga tentang
manajemen kesehatan
kesehatan keluarga 2. Identifikasi tindakan yang dapat
meningkat dengan dilakukan keluarga
kriteria hasil: Terapeutik:
1. 1. Motivasi pengembangan sikap
menjelaskan dan emosi yang mendukung
masalah upaya kesehatan
kesehatan yang Edukasi:
dialami 1. Anjurkan menggunakan fasilitas
meningkat kesehatan yang ada
2. 2. Anjurkan cara perawtan yang
mengatasi bisa dilakukan keluarga
masalah
kesehatan tepat Edukasi Kesehatan
cukup meningkat Observasi:
3. 1. Identiikasi kesiapan dan
mengurangi kemampuan menerima
faktor resiko informasi
cukup meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatka dan
HAL 63 menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
HAL 65
Masalah
No Hari, tanggal Implementasi
Keperawatan
1 Senin, Nyeri Kronis Memberikan health education tentang
27 September manajemen nyeri (kompres
2021 hangat/dingin dan terapi musik)
Pukul : 10.00
2 Selasa, Kesiapan Memberikan health education tentang
28 September Meningkatkan covid-19
2021 Manajemen Memberikan health education tentang
Pukul : 10.00 Kesehatan pemakaian masker yang benar
Angela, BM., dkk. 2013. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Jakarta:
Perdosri.
Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap
Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi
Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.
Dan, LL., Anthony, SF., Dennis, LK., Stephen, LH., Larry, J., Joseph, L. 2013.
Osteoarthritis in Horrison’s Principle of Internal Medicine 8 th Edition.
MC. Graw Hill.
Daniel, LS., Debirah, H. Radiographic Assesment of Osteoarthritis page 279-286.
America: American Family Physician.
Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis. Diakses 15 Juni
2015.
Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, R. S., Ekasari, F. M., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2012).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, W. (2017). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
Rachmah, LA. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoartritis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogayakarta.
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK
UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Rahayusalim. 2011. Kelainan Tulang pada Tulang Belakang.
Santoso, H., & Ismail, A. (2016). Memahami Krisis Lanjut Usia : Uraian Medis
& Pedagogis-Pastoral. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan
Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.
Yatim, dr Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian (Arthritis atau
Arthralgia). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap
Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
Lampiran