Anda di halaman 1dari 40

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUHAN DAN


ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
DALAM KELUARGA

Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan


gerontik pada Ny.M di Dsn. Papungan Rt 04 Rw 07 Kec. Kanigoro Kab.
Blitar
Nama : Herlina Binti Mahmudah
NIM : 1711017
Hari : Rabu
Tanggal : 06 Oktober 2021

Mengetahui,
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Penguji Institusi

(Anita Rahmawati, M.Kep.) (Ns. RR. Dewi Rahmawaty Aktyani,


S.Kep., MNS)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Lanjut Usia
1.1.1 Definisi Lanjut Usia
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2, 3, 4 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan telah mengalami perubahan anatomis,
fisiologis dan biokomia pada tubuh sehingga berdampak pada fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, S., dkk., 2008)
1.1.2 Klasifikasi Lanjut Usia
Klasifikasi berikut menurut Depkes RI (2015)
a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun
b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.
1.1.3 Karakteristik Lanjut Usia
Menurut Budi Anna Keliat (1999). Lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang Kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dari kebutuhan biopsikososial sampe spiritual, serta dari kondisi adaptif
hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang berfariasi Proses Penuaan Pada Lansia.
1.1.4 Batasan Umur Lanjut Usia
Menurut WHO (2018) batasan umur lanjut usia dibagi menjadi 4 tahap :
1. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) : 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun
1.1.5 Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia
Menurut Mujahidullah (2012), beberapa perubahan yang akan terjadi pada
lanjut usia diantaranya adalah perubahan fisik, intelektual, dan keagamaan.
1. Perubahan fisik
a. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar sehingga
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proporsi protein di otak,
otot, ginjal, darah dan hati berkurang.
b. Sistem persyarafan, keadaan sistem persyarafan pada lanjut usia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada
indra pendengaran akan terjadi gangguan pendengaran seperti hilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga. Pada indra penglihatan akan
terjadi seperti kekeruhan pada kornea, hilangnya daya akomodasi dan
menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi seperti
respon terhadap nyeri menurun dan kelenjar keringat berkurang. Pada
indra pembau akan terjadi seperti menurunnya kekuatan otot pernafasan,
sehingga kemampuan membau juga berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunnya selera
makan, seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur
(saliva) dan gerak peristaltic usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan
sehingga aliran darah ke ginjal menurun.
e. Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan dan
makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, pesendian kaku dan
tendon mengerut.
f. Sistem kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa darah
yang menurun, ukuran jantung secara keseluruhan menurun dengan
tidaknya penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada
lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan
darah sistolik meningkat pada lansia karena hilangnya distenbility arteri.
Tekanan darah diastolik tetap sama atau meningkat.
2. Perubahan intelektual
Menurut Hochanadel dan Kaplan dalam Mujahidullah (2012), akibat
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak seperti
perubahan Intelegenita Quantion (IQ) yaitu fungsi otak kanan mengalami
penurunan sehingga lansia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
nonverbal, pemecahan masalah, konsentrasi dan kesulitan mengenal wajah
seseorang. Perubahan yang lain adalah perubahan ingatan, karena penurunan
kemampuan otak maka seorang lansia akan kesulitan untuk menerima
rangsangan yang diberikan kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat
pada lansia juga menurun.
3. Perubahan keagamaan
Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012), pada umumnya lansia
akan semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal tersebut
bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan meninggalkan kehidupan
dunia.
1.1.6 Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia
Menurut Havighurst dalam Stanley dan Beare (2007), tugas perkembangan
adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan suatu individu.
Ada beberapa tahapan perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu:
1. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik
2. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan
3. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya
4. Pembentukan gabungan (pengelompokan) yang sesuai dengannya
5. Pemenuhan kewajiban sosial dan kewarganegaraan
6. Pembentukan kepuasan pengaturan dalam kehidupan
2.1 Konsep Dasar Nyeri Kronis
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Hidayat,
2009)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri
adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak yang
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional.

2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan.
Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin,
prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain
dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut
ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang
oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan
serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh
serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut
C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root)
serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau
laminae yang saling bertautan. Di antara lapisan dua dan tiga terbentuk
substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian,
impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur
spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract
(SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses
transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate
dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada
otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui
otak tengah dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang
yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin
merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih
mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh oleh serabut
A. Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan
respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya
(Hidayat, 2009).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri


Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya adalah :
a. Arti nyeri.
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,
merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor,seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi nyeri.
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat sbjektif tempatnya
pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
c. Toleransi nyeri.
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol,
obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang
menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri.
Merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti
ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa
fator, seperti arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu,
nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut dan
cemas, usia dan lain-lain.

4. Jenis Gangguan
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul
secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis
adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antarnya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri
psikogenik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan
jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan dari
kedua jenis nyeri ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Karakteristik Nyeri Somatis Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
membakar. nyeri terus. nyeri terus, kejang.
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, panas, Distensi, iskemia,
terlalu panas dan iskemia pergeseran spasmus, iritasi
dingin. tempat. kimiawi (tidak ada
torehan).
Reaksi Otonom Tidak Ya Ya
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi Otot

Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang
lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri
psikogenik adalah nyeri nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena
salah satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri
yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur
saraf.

5. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Nyeri


A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara
PQRST :
1. P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri,
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau
tersayat,
3. R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
4. S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
5. T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala
nyeri berikut:
B. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,
di antaranya :
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis, kimia, fisik atau psikologis.
2. Nyeri kronis.
3. Gangguan mobilitas b.d nyeri pada ekstremitas.
4. Kurangnya perawatan diri b.d ketidakmampuan menggerakkan
tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian.
5. Cemas b.d ancaman peningkatan nyeri.

C. Perencanaan Keperawatan
1. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
2. Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri
yang dialami.
3. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal,
seperti memberikan analgesik sesuai dengan program yang
ditentukan.

D. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan


1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya
ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan
kebosanan.
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti :
a. Teknik latihan pengalihan
1) Menonton televisi.
2) Berbincang-bincang dengan orang lain.
3) Mendengarkan musik.
b. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi
paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta
mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hinga
didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.
c. Stimulasi kulit
1) Menggosok dengan halus daerah nyeri.
2) Menggosok punggung.
3) Menggunakan air hangat dan dingin.
4) Memijat dengan air mengalir.
3. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan
cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. (Hidayat, 2009)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala: nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan yang memburuk dengan
stress pada sendi, kekakuan sendi pada pagi hari.
Tanda: malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
Gejala: fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala: faktor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial, keputusasaan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri
missal ketergantungan pada orang lain dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4. Makanan/cairan
Gejala: ketidakmampuan untukmengahsilkan atau mengonsumsi makanan
atau cairan adekuat, anoreksia dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: penurunan berat badan dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda: pembengkakan sendi asimetri.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala: fase akkut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi), rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
8. Keamanan
Gejala: kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam,
rringan menetap, kekeringan pada mata dan membrane mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi dengan keluarga/ornag lain, perubahan peran,
isolasi.
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis b/d kondisi kronis (osteoarthritis)
2. Defisit Pengetahuan b/d penyakit kronis
2.3 Intervensi Keperawatan
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d kondisi tindakan keperawatan Observasi:
kronis selama 3x24 jam, 1. Identifikasi lokasi,
(osteoarthritis) diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan kriteria frekuensi, kulitas, intensitas
hasil: nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi factor yang
2. Meringis menurun memperberat dan
3. Sikap protektif memperingan nyeri
menurun 4. Monitor efek samping
4. Gelisah menurun penggunaan analgetik
5. Kesulitan tidur Terapeutik:
menurun 1. Berikan teknik
6. Frekuensi nadi cukup nonfarmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri (mis.
Akupresur, terapi pijat,
aromaterapi, kompres
hangan/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
pengetahuan tindakan keperawatan Observasi:
b/d penyakit selama 3x24 jam, 1. Identiikasi kesiapan dan
kronis diharapkan Tingkat kemampuan menerima
pengetahuan meningkat infformasi
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor-faktor
1. Perilaku sesuai yang dapat meningkatka
anjuran meningkat dan menurunkan motivasi
2. Verbalisasi minat perilaku hidup bersih dan
dalam belajar sehat
meningkat Terapeutik:
3. Kemampuan 1. Sediakan materi dan media
menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang 2. Jadwalkan pendidikan
suatu topik meningkat kesehatan sesuai
4. Kemampuan kesepakatan
menggambarkan 3. Berikan kesempatan untuk
pengalaman bertanya
sebelumnya yang Edukasi:
sesuai dengan topik 1. Jelaskan faktor resiko yang
meningkat dapt mempengaruhi
5. Perilaku sesuai kesehatan
dengan pengetahuan 2. Ajarkan perilaku hidup
meningkat bersih dan sehat
6. Pertanyaan tentang 3. Ajarkan strategi yang dapat
masalah yang digunakan untuk
dihadapi menurun meningkatkan perilaku
7. Persepsi yang keliru hidup bersih dan sehat
terhadap masalah
menurun
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Hari, tanggal : Minggu, 26 September 2021 Jam : 10.00 WIB
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Y
b. Umur KK : 46 Tahun
c. Alamat dan telepon : Dsn. Papungan Rt 04 Rw 07 Kec. Kanigoro
Kab. Blitar
d. Pekerjaan KK : Swasta
e. Pendidikan KK : SMA
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub. Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
dg Terakhir
KK
Tn. Y Laki-laki Suami 46 th SMA Islam Swasta
Ny. K Perempu Istri 41 th SD Islam ART
an
Sdr. R Laki-laki Anak 18 th SMA Islam -
An. Perempu Anak 13 th SD Islam Pelajar
W an
Ny. M Perempu Ibu 76 th SD Islam IRT
an

i. Genogram

X Ny.
M
Ny.K

An.
W

laki-laki x : meninggal

perempuan : tinggal serumah

a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. Y merupakan keluarga single parent yang terdiri dari
Ny. M, serta anak kandung.
b. Suku bangsa
Keluarga Tn. Y termasuk dalam suku bangsa jawa.
c. Agama
Keluarga Tn. Y semua beragama Islam. Kegiatan keagamaan yang rutin
dilakukan di masyarakat adalah yasinan mingguan laki-laki dan
perempuan.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Untuk saat ini Tn. Y tidak tinggal bersama keluarga dirumah, Tn. Y baru
saja merantau di luar jawa, disana bekerja sebagai seorang kuli bangunan.
Sebelum merantau Tn. Y bekerja sebagai seorang servis raket, sedangkan
N.y K bekerja sebagai asisten rumah tangga di salah satu tetangganya ±
sudah 5 tahun.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. M biasanya diajak Tn.Y atau Ny. K berkunjung kerumah anak
cucunya yang berada di desa sebelah, kadang juga ada yang diluar kota
Namun semenjak pandemi COVID-19 hiburan hanya menonton tv
bersama dirumah.
2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. Y sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia dewasa dan anak-anak. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah
keluarga harus mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
Adaptasi dengan perubahan kekuatan fisik dan pendapatan,
Mempertahankan keakraban dan saling merawat serta mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat
ini keluarga merasa sudah terpenuhi, walaupun terkadang ada masalah
yang timbul kadang kurang dirasakan oleh keluarga, hanya saja keluarga
merasa perlu mempertahankan apa yang sudah ada.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga tidak mempunyai riwayat kesehatan yang serius.
Tn. Y menikah dengan Ny. K dan dikarunia 2 orang anak. Anak pertama
baru saja lulus SMA, sedangkan anak kedua masih duduk dibangku
sekolah dasar kelas 6. Tn.Y tinggal bersama serumah dengan Ny.K dan
juga Ny. M. Ny.M menderita penyakit nyeri sendi sejak 5 tahun yang lalu.
Ny.M mengatakan sakitnya itu dikarenakan ia pernah jatuh dari sepeda
pada saat pulang dari sawah dan pernah jatuh diteras rumah, jika Ny.M
melakukan banyak kegiatan dirumah kadang panggulnya kambuh dan
terasa sakit dibuat berjalan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.

3. LINGKUNGAN
B T
a. Karakteristik rumah

Kamar S
Ruang tidur Musholla
mandi

R. Tidur R. Tidur
Ruang
keluarga
R. Tidur

Ruang Tamu
R. Tidur Kamar
WC
Mandi

Halaman rumah Dapur

Garasi

1) Keadaan lingkungan dalam rumah

Rumah yang ditempati keluarga Ny.M adalah rumah milik sendiri. Rumah
Ny. M terlihat rapi dan bersih lantainya bertekel dengan adanya ruang
tamu, 5 kamar tidur, dapur yang bersebelahan dengan ruang keluarga dan
toilet 1 musholla, 2 kamar mandi dan 1 toilet. 3 kamar memiliki jendela
dan penerangan yang cukup, sedangkan 2 kamar tidak terdapat jendela. Di
belakang rumah terdapat kebun yang cukup luas. Posisi rumah berdekatan
dengan tetangga.
2) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman rumah digunakan untuk menjemur pakaian dan terdapat
beberapa tanaman hias.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya di belakang rumah. Dan
dalam mengambil air keluarga memanfaatkan sanyo.
c) Pembuangan air kotor
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga.
Selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalam
keadaan terbuka lancar untuk resapan.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih
dahulu semua sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc jongkok dengan pembuangan
langsung ke septic tank.
f) Sumber pencemaran
Tetangga Ny M mempunyai hewan peliharaannya yaitu berada di
halaman belakang rumah dan samping rumah, Terkadang bau
kotorannya tercium.
g) Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada
salah satu tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada
tetangga yang mempunyai hajat mereka akan saling bantu.
h) Mobilitas geografi keluarga
Dari awal Ny.M tetap tinggal di rumah yang sekarang. Alat
transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor
dan sepeda onthel.
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga. Anak
Ny.M yaitu Tn.Y dan Ny. K mengikuti yasinan yang ada di desa satu
minggu sekali.
j) Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga dalam keluarga Ny. M adalah keluarga
besar/saudara-saudara Ny. M yang tinggal berdekatan. Dimana
apabila keluarga Ny. M memerlukan bantuan maka keluarga yang lain
akan membantu.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Ny. M pola komunikasi yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka, dengan menggunakan bahasa jawa sopan dan santun.
Setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah
komunikasi dua arah. Dalam keluarga Ny. M mengatakan tidak pernah
terjadi suatu masalah dalam proses komunikasi, apabila terjadi hanya hal
kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan dengan
membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah
bersama. Pengambilan keputusan adalah Ny. M dibuat dengan
mempertimbangkan setiap masukan dari anggota keluarga yaitu anaknya.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Ny. M sudah tidak mempunyai suami. Suaminya meninggal sejak 5 tahun
yang lalu, kemudian KK nya ikut dengan anaknya, dan menantunya (Tn.
Y) berperan sebagai kepala kelurga.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa, keluarga mengatakan
landasan agama dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi
keutuhan keluarga. Keluarga Tn. Y juga berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya dan tidak ada nilai dan norma budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Ny. M di bantu anaknya
Tn. Y mampu menggambarkan kebutuhan keluarga nya secara rinci,
mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, dan kesehatan.

2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika
anak sakit atau orang tua, secepat mungkin memeriksakan ke jasa
pelayanan kesehatan terdekat atau membelikan obat dan jamu di warung
terdekat.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika
salah seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota,
sehingga komunikasi dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi
sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
membiarkan anaknya bersosialisasi dengan teman sebayanya di tempat
kerja dan di rumah.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara
bersama-sama.
3) Nilai anak-anak dalam keluarga
Ny. K mengatakan anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik.
4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi
etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih
banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak bersama Ny. K
5) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. M sering merasakan sakit
pada bagian panggul dan kakinya, tetapi Ny. M tetap dapat melakukan
aktivitas seperti biasa. Ny. M mengatakan karena jika timbul nyeri segera
meminum jamu yang dijual di warung.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci
rambut maksimal 2 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi. Ny. M
mandi 2 kali dalam sehari.
3) Penyakit yang sering diderita
Nyeri sendi pada Ny. M akibat jatuh dari sepeda dan di teras depan rumah
sejak 5 tahun sebelumnya.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Tidak memiliki penyakit menular. Pada keluarga ini hanya Ny. M yang
memiliki penyakit osteoartritis.
6) Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga.
7) Pola makan
Pola makan baik, 3 kali sehari.
8) Pola istirahat
Pola istirahat keluarga cukup 7-8 jam/hari.

9) Ketergantungan obat atau bahan


Anggota keluarga tidak ada yang memiliki ketergantungan pada obat.
10) Mencari pelayanan kesehatan
Anggota keluarga mencari pelayanan kesehatan terdekat yaitu perawat
praktik.
11) Fungsi reproduksi
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan dalam
waktu kurang dari enam bulan ini. Semua dirasakan oleh keluarga baik-
baik saja. Ny. K mengatakan merasa agak repot merawat Ny. M ketika
penyakitnya sedang kambuh, karena harus membagi waktu antara bekerja
dan merawat Ny. M yang sakit.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Ny. K mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersama
kemudian dicari jalan keluar yang terbaik.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding
bersama untuk memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang
lebih tahu. Apabila terdapat keluarga yang sakit dan pada waktu itu tidak
mempunyai uang keluarga mempergunakan uang tabungan yang disimpan
di bank.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : Minggu, 26 September 2021
TB BB LLA TD N R S Keterangan
No Nama
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’ ºC keluhan
1 Tn. Y 168 - - - - - - Tidak ada
keluhan
2 Ny. K 141 55 30 100/70 82 18 36 Tidak ada
keluhan
3. Sdr. R 166 50 24 110/70 90 18 36.7 Tidak ada
keluhan
4. An. W 143 35 18 - 98 20 36.5 Tidak ada
keluhan
5. Ny. M 136 45 27 140/80 96 24 37 Ny. M
mengatakan
nyeri pada
panggul dan
kakinya saat
kambuh dan
dibuat gerak
terasa seperti
tertusuk
jarum.

1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan Umum : √ baik  sedang  lemah
Tingkat kesadaran : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respiratory Rate : 26 x/menit
Suhu : 37°C

b. Sistem respirasi
Pola nafas irama: √ Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes
Lain-lain:
Suara nafas: √ verikuler  Stridor  Wheezing
 Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas  Ya √ Tidak
Batuk  Ya √ Tidak

c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung: √ Reguler  Ireguler
S1/S2 tunggal √ Ya  Tidak
Nyeri dada:  Ya √ Tidak
Bunyi jantung: √ Normal  Murmur Gallop lain-lain:
CRT: √ < 3 dt  > 3 dt
Akral: √ Hangat  Panas Dingin kering
 Dingin basah

d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : √ Baik  Menurun Frekuensi: 2 x/hari
Porsi makan : √ Habis  Tidak Ket: sepucuk centong
Diet : nasi putih, sayur, lauk
Minum : ± 1 Lt/hari Jenis: air putih dan teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa √ Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain:
Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites
 Nyeri tekan, lokasi:
Peristaltik
Pembesaran hepar  Ya √ Tidak
Pembesaran lien  Ya √ Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur: √ Ya  Tidak
Konsistensi: lembek Bau: khas Warna: kuning
Lain-lain:
e. Sistem musculoskeletal Sistem/integument
Kemampuan pergerakan sendi: √ Bebas  Terbatas
Kekuatan otot: 5 5
4 4
Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan
 Pucat  Hiperpigmentasi
Turgor: √ Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada √ Tidak ada Lokasi
Luka  Ada √ Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada √ Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Tidak terkaji

f. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata)
Pupil : √ Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Pendengaran/Telinga :
Gangguan pendengaran :  Ya √ Tidak Jelaskan:
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √ Normal  Tidak
Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya √ Tidak
Jelaskan:
Lain-lain

g. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid  Ya √ Tidak
Hiperglikemia  Ya √ Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia  Ya √ Tidak
Luka gangren  Ya √ Tidak
Pus  Ya √ Tidak
Lain-lain : tidak ada masalah pada system endokrin

Identifikasi masalah emosional :


Pertanyaan tahap I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Ya √ Tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah
 Ya √ Tidak

 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?


 Ya √ Tidak

 Apakah klien sering was-was atau khawatir ?


 Ya √ Tidak

Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada


tahap I
Pertanyaan tahap II
 Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
√ Ya  Tidak

 Ada masalah atau banyak pikiran ?


Klien mengatakan tidak ada masalah

 Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?


 Ya √ Tidak

 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?


 Ya √ Tidak

 Cenderung mengurung diri ?


 Ya √ Tidak

2. Pengkajian Fungsional Klien


a. Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia ya
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan semua fungsi di atas
H. Lain-lain

3. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 25
√ 2 Hari apa sekarang ? Rabu
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Sebutkan nama ibu anda ?
√ 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun

Total score : 8

Kesimpulan : total skor keseluruhan 8 = fungsi intelektal pada klien utuh

Jadi klien mengalami :


Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10

4. Status Depresi
Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat

Kesimplan : total skor keseluruhan 2 = depresi tidak ada/minimal

5. Apgar Keluarga
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a. Selalu : Skore 2
b. Kadang-kadang : Skore 1
c. Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk ADAPTATION 2
membantu pada waktu sesuatu
2. menyusahkan saya.cara keluarga (teman-
Saya puas dengan
teman) saya membicarakan sesuatu dengan PARTNERSHIP
2
saya & mengungkapkan masalah dengan
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung GROWTH
keinginan saya untuk melakukan aktivitas / 1
arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek & AFFECTION
berespons terhadap emosi-emosi saya 1
seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya
& saya menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2

TOTAL 8

Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi

Kesimpulan : Total skor keseluruhan 8 = tidak terjadi disfngsi sosial

Diagnosa
1. Nyeri Kronis b/d kondisi kronis (osteoarthritis)
2. Defisit pengetahuan b/d penyakit kronis
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d nyeri kronis

3.3 Analisa Data


No Etiologi
Data Masalah Keperawatan
.
1. Ds : Perubahan fungsi Nyeri Kronis
1. Klien mengatakan sendi
nyeri pada kaki dan
pinggang Hipertrofi
Do :
1. Nadi 96x/menit Distensi cairan
2. TD 140/80 mmHg
3. RR 26x/menit Nyeri kronis
4. P = nyeri kaki dan
pinggang
5. Q = nyeri seperti di
remas-remas
6. R = nyeri pada kaki
bawah sampai ke
pinggang
S = skala 3
T = hilang timbul
2. Ds : Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
1. Klien mengatakan inormasi mengenai
kurang mengerti kesehatan
tentang penyakitnya
Do : Kurang tahu
1. Menunjukkan mengenai penyakit
perilaku tidak sesuai yang diderita
anjuran
2. Menunjukkan Deficit pengetahuan
persepsi yang keliru
terhadap masalah
3. Ds : Tidak konsultasi ke Manajemen kesehatan
1. pelayanan kesehatan keluarga tidak efektif
tidak memahami
masalah kesehatan Kurang tahu
yang diderita oleh mengenai penyakit
ibunya yang diderita
Do :
1. Manajemen kesehatan
semakin memberat keluarga tidak efektif
2.
mengatasi masalah
kesehatan tidak tepat

3.4 Intervensi
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d kondisi tindakan Observasi:
kronis keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
(osteoarthritis) 3x24 jam, durasi, frekuensi, kulitas,
diharapkan tingkat intensitas nyeri
nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi factor yang
1. Keluhan nyeri memperberat dan memperingan
cukup menurun nyeri
2. Frekuensi nadi 4. Monitor efek samping
cukup membaik penggunaan analgetik
Terapeutik:
Hal 145 1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. terapi pijat, aromaterapi,
kompres hangan/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

Hal 201
2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
pengetahuan tindakan Observasi:
b/d penyakit keperawatan selama 1. Identiikasi kesiapan dan
kronis 3x24 jam, kemampuan menerima
diharapkan Tingkat informasi
pengetahuan 2. Identifikasi faktor-faktor yang
meningkat dengan dapat meningkatka dan
kriteria hasil: menurunkan motivasi perilaku
1. Perilaku sesuai hidup bersih dan sehat
anjuran sedang Terapeutik:
2. Verbalisasi minat 1. Sediakan materi dan media
dalam belajar pendidikan kesehatan
cukup meningkat 2. Jadwalkan pendidikan
3. Kemampuan kesehatan sesuai kesepakatan
menjelaskan 3. Berikan kesempatan untuk
pengetahuan bertanya
tentang suatu Edukasi:
topik cukup 1. Jelaskan faktor resiko yang
meningkat dapat mempengaruhi kesehatan
4. Perilaku sesuai 2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dengan dan sehat
pengetahuan 3. Ajarkan strategi yang dapat
cukup meningkat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
HAL 146
HAL 65
3. Manajemen Setelah dilakukan DUKUNGAN Keluarga
kesehatan tindakan Merencanakan Perawatan
keluarga tidak keperawatan selama Observasi:
efektif b/d 3x24 jam, 1. Identifikasi kebutuhan dan
nyeri kronis diharapkan harapan keluarga tentang
manajemen kesehatan
kesehatan keluarga 2. Identifikasi tindakan yang dapat
meningkat dengan dilakukan keluarga
kriteria hasil: Terapeutik:
1. 1. Motivasi pengembangan sikap
menjelaskan dan emosi yang mendukung
masalah upaya kesehatan
kesehatan yang Edukasi:
dialami 1. Anjurkan menggunakan fasilitas
meningkat kesehatan yang ada
2. 2. Anjurkan cara perawtan yang
mengatasi bisa dilakukan keluarga
masalah
kesehatan tepat Edukasi Kesehatan
cukup meningkat Observasi:
3. 1. Identiikasi kesiapan dan
mengurangi kemampuan menerima
faktor resiko informasi
cukup meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatka dan
HAL 63 menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

HAL 65

3.5 Implementasi Keperawatan

Masalah
No Hari, tanggal Implementasi
Keperawatan
1 Senin, Nyeri Kronis Memberikan health education tentang
27 September manajemen nyeri (kompres
2021 hangat/dingin dan terapi musik)
Pukul : 10.00
2 Selasa, Kesiapan Memberikan health education tentang
28 September Meningkatkan covid-19
2021 Manajemen Memberikan health education tentang
Pukul : 10.00 Kesehatan pemakaian masker yang benar

3.6 Evaluasi Keperawatan

No Hari, tanggal Masalah Evaluasi Keperawatan


Keperawatan
1 Rabu, Nyeri Kronis S : Pasien mengatakan sudah
28 September memahami tentang
2021 manajemen nyeri (kompres
Pukul : 10.00 hangat)
O : Pasien mampu
mempraktikkan manajemen
nyeri (kompres hangat)
A : Masalah teratasi
P : Melanjutkan apabila nyeri
terasa lagi
2 Kamis, Kesiapan S : Keluarga mengatakan
29 September Meningkatkan mengerti tentang covid-19 dan
2021 Manajemen pemakaian masker yang benar
Pukul : 10.00 Kesehatan O : Keluarga bisa menjelaskan
tentang covid-19 dan mampu
mempraktikkan pemakaian
masker yang benar
A : Masalah teratasi
P : Melanjutkan dengan
menerapkan pencegahan
covid-19 dan memakai masker
yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Angela, BM., dkk. 2013. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Jakarta:
Perdosri.
Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap
Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi
Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.
Dan, LL., Anthony, SF., Dennis, LK., Stephen, LH., Larry, J., Joseph, L. 2013.
Osteoarthritis in Horrison’s Principle of Internal Medicine 8 th Edition.
MC. Graw Hill.
Daniel, LS., Debirah, H. Radiographic Assesment of Osteoarthritis page 279-286.
America: American Family Physician.
Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis. Diakses 15 Juni
2015.
Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, R. S., Ekasari, F. M., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2012).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, W. (2017). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
Rachmah, LA. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoartritis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogayakarta.
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK
UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Rahayusalim. 2011. Kelainan Tulang pada Tulang Belakang.
Santoso, H., & Ismail, A. (2016). Memahami Krisis Lanjut Usia : Uraian Medis
& Pedagogis-Pastoral. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan
Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.
Yatim, dr Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian (Arthritis atau
Arthralgia). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap
Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai