Mengetahui,
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Penguji Institusi
B. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagosis yang berhubungan dengan masalah nyeri, di
antaranya :
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis, kimia, fisik atau psikologis.
2. Nyeri kronis.
3. Gangguan mobilitas b.d nyeri pada ekstremitas.
4. Kurangnya perawatan diri b.d ketidakmampuan menggerakkan tangan
yang disebabkan oleh nyeri persendian.
5. Cemas b.d ancaman peningkatan nyeri.
C. Perencanaan Keperawatan
1. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
2. Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang
dialami.
3. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
D. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya
ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:
a. Teknik latihan pengalihan
1) Menonton televisi.
2) Berbincang-bincang dengan orang lain.
3) Mendengarkan musik.
b. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-
paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta
mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hinga didapat
rasa nyaman, tenang dan rileks.
c. Stimulasi kulit
1) Menggosok dengan halus daerah nyeri.
2) Menggosok punggung.
3) Menggunakan air hangat dan dingin.
4) Memijat dengan air mengalir.
3. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikal terhadap nyeri. (Hidayat, 2009)
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluara berinteraksi satu sama lain dan masing- masing
mempunyai peranan social: suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan, yaitu:
5. Menciptakan dan mempertahankan budaya
6. Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota
keluarga.
C. Peranan Ibu
D. Peranan Anak
E. Nilai Keluarga
1. Tradisional
a. The Nuclear Family
Keluarga inti (terdiri dari ayah, ibu, dan anak)
b. The Dyad Family
Terdiri dari ayah dan ibu (tanpa anak)
c. The Childless Family
Terdiri dari ayah dan ibu (tidak memiliki anak)
d. The Extended Family
Terdiri dari keluarga besar (3 generasi)
e. Single Parent Family
Terdiri dari satu orangtua yaitu ayah atau ibu dengan anak
2. Non Tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother
Terdiri dari ibu dan anak tanpa pernikahan
b. The Stepparent Family
Terdiri dari anak dan orangtua tiri
c. Commune Family
Terdiri dari beerapa keluarga inti tanpa ada hubungan saudara
d. The Non Matrial Heterosexual Cohibiting
Terdiri dari keluarga yang berganti pasangan tanpa adanya
pernikahan
e. Gay and Lesbian Families
f. Co Habitating Couple
Terdiri dari wanita dan pria yang tinggal bersama tanpa adanya
pernikahan
g. Group Network Family
Terdiri dari keluarga inti yang hiup berdekatan
h. Homeless Family
Kelurga yang tidak memiliki rumah
3.1.4 Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu
dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan/ Pemeliharaan Kesehatan
Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
2. Advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan,hak atas informasi penyakit,hak privasi dll.
3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dengan meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan , merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien
5. Kolabolator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter,fisioteraphis,ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan
7. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan,kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala: nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan yang memburuk dengan
stress pada sendi, kekakuan sendi pada pagi hari.
Tanda: malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
Gejala: fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala: faktor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial, keputusasaan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri
missal ketergantungan pada orang lain dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4. Makanan/cairan
Gejala: ketidakmampuan untukmengahsilkan atau mengonsumsi makanan
atau cairan adekuat, anoreksia dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: penurunan berat badan dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda: pembengkakan sendi asimetri.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala: fase akkut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi), rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
8. Keamanan
Gejala: kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam,
rringan menetap, kekeringan pada mata dan membrane mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi dengan keluarga/ornag lain, perubahan peran,
isolasi.
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis b/d kondisi kronis
2. Defisit Pengetahuan b/d penyakit kronis
2.3 Intervensi Keperawatan
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d kondisi tindakan keperawatan Observasi:
kronis selama 3x24 jam, 1. Identifikasi lokasi,
(osteoarthritis) diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan kriteria frekuensi, kulitas, intensitas
hasil: nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi factor yang
2. Meringis menurun memperberat dan
3. Sikap protektif memperingan nyeri
menurun 4. Monitor efek samping
4. Gelisah menurun penggunaan analgetik
5. Kesulitan tidur Terapeutik:
menurun 1. Berikan teknik
6. Frekuensi nadi cukup nonfarmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri (mis.
Akupresur, terapi pijat,
aromaterapi, kompres
hangan/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
pengetahuan tindakan keperawatan Observasi:
b/d penyakit selama 3x24 jam, 1. Identiikasi kesiapan dan
kronis diharapkan Tingkat kemampuan menerima
pengetahuan meningkat infformasi
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor-faktor
1. Perilaku sesuai yang dapat meningkatka
anjuran meningkat dan menurunkan motivasi
2. Verbalisasi minat perilaku hidup bersih dan
dalam belajar sehat
meningkat Terapeutik:
3. Kemampuan 1. Sediakan materi dan media
menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang 2. Jadwalkan pendidikan
suatu topik meningkat kesehatan sesuai
4. Kemampuan kesepakatan
menggambarkan 3. Berikan kesempatan untuk
pengalaman bertanya
sebelumnya yang Edukasi:
sesuai dengan topik 1. Jelaskan faktor resiko yang
meningkat dapt mempengaruhi
5. Perilaku sesuai kesehatan
dengan pengetahuan 2. Ajarkan perilaku hidup
meningkat bersih dan sehat
6. Pertanyaan tentang 3. Ajarkan strategi yang dapat
masalah yang digunakan untuk
dihadapi menurun meningkatkan perilaku
7. Persepsi yang keliru hidup bersih dan sehat
terhadap masalah
menurun
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
i. Genogram
X Ny.
M
Ny.
Tn. Y
K
Sdr.r An.
W
laki-laki x : meninggal
a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. Y merupakan keluarga multigenerasi yang terdiri dari
Ny. M, serta anak kandung.
b. Suku bangsa
Keluarga Tn. Y termasuk dalam suku bangsa jawa.
c. Agama
Keluarga Tn. Y semua beragama Islam. Kegiatan keagamaan yang rutin
dilakukan di masyarakat adalah yasinan mingguan laki-laki dan
perempuan.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Untuk saat ini Tn. Y tidak tinggal bersama keluarga dirumah, Tn. Y baru
saja merantau di luar jawa, disana bekerja sebagai seorang kuli bangunan.
Sebelum merantau Tn. Y bekerja sebagai seorang servis raket, sedangkan
N.y K bekerja sebagai asisten rumah tangga di salah satu tetangganya ±
sudah 5 tahun.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. M biasanya diajak Tn.Y atau Ny. K berkunjung kerumah anak
cucunya yang berada di desa sebelah, kadang juga ada yang diluar kota
Namun semenjak pandemi COVID-19 hiburan hanya menonton tv
bersama dirumah.
Kamar S
Ruang tidur Musholla
mandi
R. Tidur R. Tidur
Ruang keluarga Dapur
dapur
R. Tidur
Ruang Tamu
R. Tidur Garasi Kamar
WC
Mandi
Teras
Rumah yang ditempati keluarga Ny.M adalah rumah milik sendiri. Rumah
Ny. M terlihat rapi dan bersih lantainya bertekel dengan adanya ruang
tamu, 5 kamar tidur, dapur yang bersebelahan dengan ruang keluarga dan
toilet 1 musholla, 2 kamar mandi dan 1 toilet. 3 kamar memiliki jendela
dan penerangan yang cukup, sedangkan 2 kamar tidak terdapat jendela. Di
belakang rumah terdapat kebun yang cukup luas. Posisi rumah berdekatan
dengan tetangga.
2) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman rumah digunakan untuk menjemur pakaian dan terdapat
beberapa tanaman hias.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya di belakang rumah. Dan
dalam mengambil air keluarga memanfaatkan sanyo.
c) Pembuangan air kotor
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga.
Selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalam
keadaan terbuka lancar untuk resapan.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih
dahulu semua sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc jongkok dengan pembuangan
langsung ke septic tank.
f) Sumber pencemaran
Tetangga Ny M mempunyai hewan peliharaannya yaitu berada di
halaman belakang rumah dan samping rumah, Terkadang bau
kotorannya tercium.
g) Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada
salah satu tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada
tetangga yang mempunyai hajat mereka akan saling bantu.
h) Mobilitas geografi keluarga
Dari awal Ny.M tetap tinggal di rumah yang sekarang. Alat
transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor
dan sepeda onthel.
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga. Anak
Ny.M yaitu Tn.Y dan Ny. K mengikuti yasinan yang ada di desa satu
minggu sekali.
j) Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga dalam keluarga Ny. M adalah keluarga
besar/saudara-saudara Ny. M yang tinggal berdekatan. Dimana
apabila keluarga Ny. M memerlukan bantuan maka keluarga yang lain
akan membantu.
Kerja Belanja
Tn. Y
yasinan Sosialisasi
Ny. Ny.
M K
Bidan Sdr./
An./
Dokter R
W
Sekolah
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Ny. M pola komunikasi yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka, dengan menggunakan bahasa jawa sopan dan santun.
Setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah
komunikasi dua arah. Dalam keluarga Ny. M mengatakan tidak pernah
terjadi suatu masalah dalam proses komunikasi, apabila terjadi hanya hal
kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan dengan
membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah
bersama. Pengambilan keputusan adalah Ny. M dibuat dengan
mempertimbangkan setiap masukan dari anggota keluarga yaitu anaknya.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Ny. M sudah tidak mempunyai suami. Suaminya meninggal sejak 5 tahun
yang lalu, kemudian KK nya ikut dengan anaknya, dan menantunya (Tn.
Y) berperan sebagai kepala kelurga.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa, keluarga mengatakan
landasan agama dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi
keutuhan keluarga. Keluarga Tn. Y juga berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya dan tidak ada nilai dan norma budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Ny. M di bantu anaknya
Tn. Y mampu menggambarkan kebutuhan keluarga nya secara rinci,
mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika
anak sakit atau orang tua, secepat mungkin memeriksakan ke jasa
pelayanan kesehatan terdekat atau membelikan obat dan jamu di warung
terdekat.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika
salah seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota,
sehingga komunikasi dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi
sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
membiarkan anaknya bersosialisasi dengan teman sebayanya di tempat
kerja dan di rumah.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara
bersama-sama.
3) Nilai anak-anak dalam keluarga
Ny. K mengatakan anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik.
4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi
etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih
banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak bersama Ny. K
5) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. M sering merasakan sakit
pada bagian panggul dan kakinya, tetapi Ny. M tetap dapat melakukan
aktivitas seperti biasa. Ny. M mengatakan karena jika timbul nyeri segera
meminum jamu yang dijual di warung.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci
rambut maksimal 2 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi. Ny. M
mandi 2 kali dalam sehari.
3) Penyakit yang sering diderita
Nyeri sendi pada Ny. M akibat jatuh dari sepeda dan di teras depan rumah
sejak 5 tahun sebelumnya.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Tidak memiliki penyakit menular. Pada keluarga ini hanya Ny. M yang
memiliki penyakit osteoartritis.
6) Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga.
7) Pola makan
Pola makan baik, 3 kali sehari.
8) Pola istirahat
Pola istirahat keluarga cukup 7-8 jam/hari.
Tn. Y dan Ny. K tidak memiliki masalah terkat reproduksi selama ini.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan dalam
waktu kurang dari enam bulan ini. Semua dirasakan oleh keluarga baik-
baik saja. Ny. K mengatakan merasa agak repot merawat Ny. M ketika
penyakitnya sedang kambuh, karena harus membagi waktu antara bekerja
dan merawat Ny. M yang sakit.
Stressor Jangka Pendek : kekhawatiran terkait dengan adanya penularan
covid19 saat ini, karena keluarga pasien ada yang bekerja diluar kota saat
ini, dan pada waktu keluarga pulang khawatir jika membawa virus.
Stressor Jangka Panjang : kekhawatiran akan kekambuhan penyakit pasien
dikarenakan sampai sekarang pasien masih sering mengkonsumsi makanan
yang bisa menyebabkan nyeri.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga Tn. Y selalu memusyawarahkan semua masalah keluarga yang
dialami dengan anggota keluarga sehingga satu sama lain saling
memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : Minggu, 26 September 2021
TB BB LLA TD N R S Keterangan
No Nama
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’ ºC keluhan
1 Tn. Y 168 - - - - - - Tidak ada
keluhan
2 Ny. K 141 55 30 100/70 82 18 36 Tidak ada
keluhan
3. Sdr. R 166 50 24 110/70 90 18 36.7 Tidak ada
keluhan
4. An. W 143 35 18 - 98 20 36.5 Tidak ada
keluhan
5. Ny. M 136 45 27 140/80 96 24 37 Ny. M
mengatakan
nyeri pada
panggul dan
kakinya saat
kambuh dan
dibuat gerak
terasa seperti
tertusuk
jarum.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan Umum : √ baik sedang lemah
Tingkat kesadaran : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respiratory Rate : 26 x/menit
Suhu : 37°C
b. Sistem respirasi
Pola nafas irama: √ Teratur Tidak teratur
Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes
Lain-lain:
Suara nafas: √ verikuler Stridor Wheezing
Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas Ya √ Tidak
Batuk Ya √ Tidak
c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung: √ Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal √ Ya Tidak
Nyeri dada: Ya √ Tidak
Bunyi jantung: √ Normal Murmur Gallop lain-lain:
CRT: √ < 3 dt > 3 dt
Akral: √ Hangat Panas Dingin kering
Dingin basah
d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : √ Baik Menurun Frekuensi: 2 x/hari
Porsi makan : √ Habis Tidak Ket: sepucuk centong
Diet : nasi putih, sayur, lauk
Minum : ± 1 Lt/hari Jenis: air putih dan teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ Bersih Kotor Berbau
Mukosa √ Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Nyeri telan Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil Lain-lain:
Abdomen Tegang Kembung Ascites
Nyeri tekan, lokasi:
Peristaltik
Pembesaran hepar Ya √ Tidak
Pembesaran lien Ya √ Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur: √ Ya Tidak
Konsistensi: lembek Bau: khas Warna: kuning
Lain-lain:
e. Sistem musculoskeletal Sistem/integument
Kemampuan pergerakan sendi: √ Bebas Terbatas
Kekuatan otot: 5 5
4 4
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan
Pucat Hiperpigmentasi
Turgor: √ Baik Sedang Jelek
Odema: Ada √ Tidak ada Lokasi
Luka Ada √ Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka Ada √ Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Tidak terkaji
f. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata)
Pupil : √ Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:
Pendengaran/Telinga :
Gangguan pendengaran : Ya √ Tidak Jelaskan:
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √ Normal Tidak
Jelaskan:
Gangguan Penciuman : Ya √ Tidak
Jelaskan:
Lain-lain
g. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid Ya √ Tidak
Hiperglikemia Ya √ Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia Ya √ Tidak
Luka gangren Ya √ Tidak
Pus Ya √ Tidak
Lain-lain : tidak ada masalah pada system endokrin
Total score : 8
4. Status Depresi
Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat
TOTAL 8
Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi
Analisa Data
No Etiologi Masalah
Data
. Keperawatan
1. Ds : Perubahan fungsi Nyeri Kronis
1. Klien mengatakan nyeri sendi
pada kaki dan pinggang
Do : Hipertrofi
1. Nadi 96x/menit
2. TD 140/80 mmHg Distensi cairan
3. RR 26x/menit
4. P = nyeri kaki dan Nyeri kronis
pinggang
5. Q = nyeri seperti di remas-
remas
6. R = nyeri pada kaki bawah
sampai ke pinggang
S = skala 3
T = hilang timbul
2. Ds : Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
1. Klien mengatakan kurang inormasi mengenai
mengerti tentang kesehatan
penyakitnya
Do : Kurang tahu
1. Menunjukkan perilaku mengenai penyakit
tidak sesuai anjuran yang diderita
2. Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap Deficit
masalah pengetahuan
Skoring
Diagnosa 1: nyeri kronis
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
.
1. Sifat masalah 3/3 1 2 Actual
2. Kemungkinan 2/2 2 1 Mudah
masalah dapat
diubah
3. Potensial masalah 3/3 1 2 Cukup
untuk dicegah
4. Menonjolnya 2/2 1 2 Segera
masalah
Jumlah 7
Prioritas Keperawatan
1. Nyeri Kronis b/d kondisi kronis d.d mengeluh nyeri
2. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi d.d menunjukkan perilaku
yang tidak sesuai dengan anjuran
Intervensi
No.
SLKI SIKI
dx
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 1x24 Observasi:
jam, diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
nyeri menurun dengan frekuensi, kulitas, intensitas nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri cukup 3. Identifikasi factor yang memperberat dan
menurun memperingan nyeri
2. Tekanan darah cukup 4. Monitor efek samping penggunaan
membaik analgetik
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. terapi pijat,
aromaterapi, kompres hangan/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
keperawatan selama 1x24 Observasi:
jam, diharapkan Tingkat 1. Identiikasi kesiapan dan kemampuan
pengetahuan meningkat menerima informasi
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
1. Perilaku sesuai anjuran meningkatka dan menurunkan motivasi
sedang perilaku hidup bersih dan sehat
2. Verbalisasi minat Terapeutik:
dalam belajar cukup 1. Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat kesehatan
3. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
menjelaskan kesepakatan
pengetahuan tentang 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
suatu topik cukup Edukasi:
meningkat 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
4. Perilaku sesuai dengan mempengaruhi kesehatan
pengetahuan cukup 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Implementasi Keperawatan
No
. Hari, tanggal jam Implementasi Evaluasi
Dx
1 Senin, 10.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
27 September frekuensi, kulitas, intensitas nyeri - Px mengatakan skala nyerinya masih 3
2021 10.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri O:
10.05 3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan - Px masih terlihat meringis menahan nyeri di
memperingan nyeri kakinya
10.12 4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk - Px terlihat memegangi kakinya
mengurangi rasa nyeri (kompres hangan/dingin) - Px terlihat tidak banyak melakukan
10.17 5. Menjelaskan strategi untuk meredakan nyeri pergerakan
10.23 6. Menganjurkan untuk memonitor nyeri secara - Perilaku pasien masih cenderung untuk
mandiri berhati2 dalam menggerakkan kakinya
10.25 7. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk A:
mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi nafas - Masalah belum teratasi
dalam) P:
- Tingkatkan intervensi
- Ajarkan kompres hangat untuk mengurangi
nyeri
2 Selasa, 10.32 1. Melakukan kontrak waktu dengan px untuk S:
28 September memberikan pendidikan kesehatan mengenai - Px mengatakan siap untuk menerima
2021 nyeri pada sendi pendidikan kesehatan
10.32 2. Menyediakan media pendidikan kesehatan O:
berupa leaflet - Px bisa memahami dan melakukan terapi
10.35 3. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan kompres hangat dengan benar dan mandiri
menerima informasi A:
10.38 4. Melakukan pendidikan kesehatan pada klien - Masalah keperawatan teratasi sebagian
mengenai nyeri sendi dengan metode ceramah P:
dan diskusi dengan menggunakan media leaflet - Pertahankan intervensi
10.43 5. Memberikan kesempatan pada px untuk
bertanya
10.50 6. Menjelaskan pada px mengenai faktor risiko
yang dapat mempengaruhi nyeri
10.55 7. Mengajarkan pada px untuk melakukan terapi
kompres hangat/dingin yang benar
11.00 8. Mengajarkan pada px mengenai manajemen
nyeri
Evaluasi Catatan Perkembangan
Angela, BM., dkk. 2013. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Jakarta:
Perdosri.
Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap
Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi
Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.
Dan, LL., Anthony, SF., Dennis, LK., Stephen, LH., Larry, J., Joseph, L. 2013.
Osteoarthritis in Horrison’s Principle of Internal Medicine 8 th Edition.
MC. Graw Hill.
Daniel, LS., Debirah, H. Radiographic Assesment of Osteoarthritis page 279-286.
America: American Family Physician.
Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis. Diakses 15 Juni
2015.
Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, R. S., Ekasari, F. M., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2012).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, W. (2017). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
Rachmah, LA. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoartritis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogayakarta.
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK
UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Rahayusalim. 2011. Kelainan Tulang pada Tulang Belakang.
Santoso, H., & Ismail, A. (2016). Memahami Krisis Lanjut Usia : Uraian Medis
& Pedagogis-Pastoral. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan
Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.
Yatim, dr Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian (Arthritis atau
Arthralgia). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap
Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA
KEPERAWATAN KELUARGA
Oleh :
Herlina Binti Mahmudah
1711017
PENDIDIKAN NERS
STIKES PATRIA HUSADA BLITAR
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2017).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional (Alimul, 2017).
B. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari
beberapa detik hingga enam bulan.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.
C. Tanda dan Gejala Nyeri
1. Suara
a. menangis
b. merintih
c. menarik/ menghembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. meringis
b. menggigt lidah , mengatupkan gigi
c. tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. menggigit bibir
3. Pergerakan Tubuh
a. kegelisahan
b. mondar-mandir
c. gerakan menggosok atau berirama
d. bergerak melindungi tubuh
e. otot tegang
4. Interaksi Sosial
a. menghindari percakapan dan kontak sosial
b. berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. disorientasi waktu
2. Nyeri kronik
Nyeri konstan atau menetap sepanjang Cara Mengurangi Rasa Nyeri
suatu periode waktu. Nyeri kronik 1. Distraksi
merupakan nyeri yang dirasakan selama 2. Relaksasi
PENDIDIKAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU lebih dari 6 bulan.
KESEHATAN PATRIA HUSADA
BLITAR
2021 Tanda dan Gejala
1. Suara Kompres dingin, digunakan untuk
2. Ekspresi Wajah jika sendi yang sakit mengalami
bengkak dengan warna kemerahan, Bahan :
caranya: basahi handuk kecil atau Sambiloto 10 gram kering/20 gram segar
waslap dengan air es lalu diperas Daun kumis kucing 15 gram kering/30
dan ditempelkan pada sendi gram segar
tersebut. Temu lawak 30 gram
Kompres hangat, digunakan jika Jahe merah 20 gram
sendi yang sakit mengalami
bengkak tanpa warna kemerahan, Cara pemakaian :
caranya basahi handuk kecil atau Semua bahan dicuci bersih dan direbus
waslap dengan air hangat lalu peras dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,
dan tempelkan pada sendi tersebut. disaring, tambahkan madu secukupnya,
Bisa juga dengan menggunakan lalu diminum 2 kali sehari.
minyak gosok.
Istirahat
Pengobatan Tradisional
TERIM
AKASI
2. Pemberian edukasi