i
Laporan Pendahuluan Gerontik
Dengan Hipertensi
1. Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi
stres fisiologis.Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup
serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
A. Batasan lansia
Departemen Kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2006) membagi lansia sebagai
berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usi a lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagai senium
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang
mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua
(very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama (fase
inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase
presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age): >
65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi
tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old
( > 80 tahun) (Efendi, 2009).
2) Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos tidak begitu terpengaruh.
3) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac output, berkurangnya
heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan, arteria termasuk aorta, intima
bertambah tebal, fibrosis.
4) Sistem perkemiha
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan urin, BJ urin menurun,
proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah,
frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria
akibatnya retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75% usia di atas 65
tahun), bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood
flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal menurun.
5) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg,
berkurangnya maximal oxygen uptake, berkurangnya reflek batuk.
6) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung menurun,
peristaltik melemah sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan
absorbsi menurun, produksi saliva menurun, produksi HCL dan pepsin
menurun pada lambung.
7) Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
8) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang (berkurangnya luas pandangan, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna yaitu menurunnya daya membedakan warna hijau
atau biru pada skala dan depth perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia, membran timpani
menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan serumen sehingga
mengeras karena meningkatnya keratin, perubahan degeneratif osikel,
bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.
10) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikol, reaksi
menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas sel
T, hantaran neuron motorik melemah, kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya ATCH, TSH, FSH
dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal metabolisme menurun,
menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads yaitu
progesteron, estrogen dan aldosteron. Bertambahnya insulin, norefinefrin,
parathormon.
12) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan uterus,
atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun adanya
penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia
70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat
menopause.
13) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan pembauan,
sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula, garam, mentega, asam,
setelah usia 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak berguna lagi.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu:
1) Perubahan fisik, terutama organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8) Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak
diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup
beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk pensiun dengan menciptakan
minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa pensiun memberikan
kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi banyak pekerja pensiun
berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan
untuk duduk-duduk di rumah. Perubahan psikososial yang lain adalah merasakan
atau sadar akan kematian, kesepian akibat pengasingan diri lingkungan sosial,
kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan
ketegangan fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila
tidak ada penyakit.
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: universalizing, perkembangan
yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh
cara mencintai dan keadilan
2. Hipertensi
A. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian dalam arteri
saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah tidak pernah konstan.
Tekana n darah dapat berubah drastis dalam hitungan detik dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan pada saat itu (Herbert Benson,dkk,2012). Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan
tekanan darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan
hampir tidak konstan pada arteri.Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik
baik diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara terus-menerus (Sutanto,2010).
B. Klasifikasi Hipertensi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of Hypertension)
mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
Kategori Tekanan darah Tekanan darah
sistol (mmHg) diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
Sumber: (Suparto, 2010)
C. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang tidak
jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja jantung
akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi
termasuk dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktor
genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
sistemik lain
yaitu, seperti renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidism,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).
D. Gejala Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung berdebar-debar,
sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas, mudah lelah, wajah memerah,
telinga berdenging, vertigo, pandangan kabur. Pada orang yang mempunyai riwayat
hipertensi kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat ataupun
kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer yang akan
menyebabkan terjadinya hipertensi temporer (Kaplan N.M, 2010).
E. Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui 2 cara yaitu peningkatan
volume cairan (preload) dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas
jantung.
F. Pathway Hipertensi
Penyumbatan pembuluh
darah
vasokonstriksi
Gangguan
sirkulasi
otak
Nyeri tengkuk/kepala
G. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan darah.
b. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksik dan kematian.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna.
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh susunan
saraf pusat (Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
I. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat di akibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
J. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan penghambat
konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah,
dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot tegang akan meningkatkan
keseimbangan dan koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.
5) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2015).
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Pengkajian
I. Identitas
A. Nama : Ny.A
B. Umur :76 Tahun
C. Alamat : jl.nibung , lampung timur
D. Pendidikan : SD
E. Tanggal masuk panti: -
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Lampung
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Kawin
Keterangan :
: Perempuan X : Meninggal
a.Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
2) GCS :E:4,M:6,V:5
3) TTV : TD : 150/95 mmHg
S : 36.5℃
N : 98 x/menit
RR : 18x/menit
4) BB/TB : BB : 45 kg, TB : 150 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
Tegap
Bungkuk
Kifosis
Skoliosis
Lordosis
Klasifikasi nilai :
a) Kurang : < 18.5
b) Normal : 18.5 – 24.9
c) Berlebih : 25 – 29.9
d) Obesitas : > 30
c.Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : kotor/bersih
b) Kerontokan rambut: ya/tidak
c) Keluhan : ya/tidak
d) Jika ya, jelaskan
: ...................................................................................................................
........................................................................................
2) Mata
a) Konjungtiva : anemis/tidak
b) Sklera : ikterik/tidak
c) Stabismus : ya/tidak
d) Penglihatan : kabur/tidak
e) Peradangan : ya/tidak
f) Katarak : ya/tidak
g) Penggunaan kacamata : ya/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Penciuman : terganggu/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Mukosa : kering/lembab
c) Peradangan : ya/tidak
d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak
e) Radang gusi : ya/tidak
f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak
g) Keluhan lain : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : gigi belakang Ibu A ompong dibagian graham
belakang
Telinga
a) Kebersihan : bersih/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Pendengaran : terganggu/tidak
d) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………….
5) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : baik/tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) :ya/tidak
c) Kaku kuduk : ya/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
………………………………………………………………………………
……………..
………………………………………………………………………………
…………………..
6) Dada
a) Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/pigeon chest
b) Payudara : ya/tidak
c) Retraksi dinding dada :ya/tidak
d) Suara nafas : vesikuler/tidak
e) Wheezing : ya/tidak
f) Ronchi : ya/tidak
g) Suara jantung tambahan : ada/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
……………………………………………………………………………………
………………
……………………………………………………………………………………
………………
7) Abdomen
a) Bentuk : distended/flat/lainnya
b) Nyeri takan : ya/tidak
c) Kembung : ya/tidak
d) Supel : ya/tidak
e) Bising Usus : ada/tidak , frekuensi : 10 x/menit
f) Massa : ya/tidak , regio
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
……………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………
……………………,
8) Genetalia
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Frekuensi BAK : 5-6 x/hari
c) Frekuensi BAB : 2 x/hari
d) Haemoroid : ya/tidak
e) Hernia : ya/tidak
f) Keluhan : ya/tidak
g) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
……………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………
……………………,
9) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5555 5555
Ket :5 5 5 5 5 5 5 5 4444 5555
1 = Lumpuh
2 = Ada Kontraksi
3 = Melawan gravitasi dengan sokongan
4 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
5 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
6 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
10) Integumen
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Warna : pucat/tidak
c) Kelembapan : kering/lembab
d) Lesi/Luka : ya/tidak
e) Perubahan tekstur : ya/tidak
f) Gangguan pada kulit : ya/tidak
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
……………………………………………………………………………………
…………………….
…………………………………………………………………………………
……………………….
Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia anggap mampu.
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129 : Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care
3
Score =
Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :
Orientasi.
Registrasi.
Perhatian.
Kalkulasi.
Mengingat kembali.
Bahasa.
Total :22
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Keterangan :
Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak Resiko 0 – 24 Perawatan dasar
Resiko Rendah 25 – 30 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar.
Resiko Tinggi >31 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi.
Nama : Ny A
Usia :76 Tahun
Jenia Kelamin : Perempuan
Ruangan : JL.NIBUNG,LAMPUNG TIMUR
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda pada pertanyaan dibawah ini :
No Pertanyaan Tidak
Ya
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
Ya Tidak
Ya Tidak
7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu?
Ya Tidak
8 Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putusasa?
14 Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat ini? Ya Tidak
15 Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang lebih
Ya Tidak
baik dari pada anda?
B. Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif
1. Klien mengatakan memiliki penyakit 1. Klien tampak tidak tidur di waktu siang
hipertensi atau tekanan darah tinggi. hari.
2. Saat ini Ny. A masih mengkonsumsi obat 2. TD : 150/80 mmHg
antihipertensi secara rutin. N : 80x/menit
3. Klien mengatakan sering terbangun pada RR : 20x/menit
malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali. S : 36,7C
4. Klien mengatakan tidak pernah tidur 3. Wajah klien tampak meringis saat
siang, karena tidak bisa tidur pada saat menahan nyeri.
siang hari. 4. Wajah klien tampak pucat
5. Klien mengatakan mengalami susah tidur, 5. Klien terlihat memegangi tengkuk bagian
gelisah, tetapi tidak banyak pikiran. belakang
6. Klien mengatakan sering pusing, masuk 6. Klien tampak gemetar saat memegang
angin dan merasa sakit pada bagian gelas berisi susu yang mau dipindahkan
tengkuknya. ke kamar.
7. Klien mengatakan rasa nyeri yang 7. Pada saat diminta berdiri dan mengangkat
dirasakan terkadang mengganggu satu kaki klien hanya melakukan sebentar
aktivitasnya. dan kembali duduk
8. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat 8. Terlihat klien berjalan dengan perlahan-
terlalu banyak melakukan aktivitas (P) lahandan sesekali berpegangan
9. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q) 9.Klien tampak menunjukan kedua lutut yang
10. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R) sakit
11. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S) 10.Klien terlihat menahan sakit saat bangun
12. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T) dari duduk/ berjalan
13. Klien mengatakan kakinya terkadang 11.GDS = 116 mg/dl asam urat = 7,1mg/dl
gemetar saat berjalan. kolesterol : 154 mg/dl
14. Klien mengatakan sedikit susah untuk 12.klien terlihat mendengarkan saat dijelaskan
berjalan bila melakukan aktifitas tentang asam urat
15.Klien mengatakan sakit pada lutut 13.Barthel Indeks 130 (ketergantungan
sebagian)
16.Klien mengatakan saat berjalan atau duduk 14.SPMSQ = 0 Score (fungsi intelektual utuh)
terlalu lama lutut sakit. 15.Morse Fall Scale = 45 intervensi
17.Klien mengatakan kadang susah tidur Pelaksanaan pencegahan jatuh standar.
karena lutut sakit
18.Klien mengatakan lutut sakit saat dibawa
aktivitas
P = Sakit timbul saat beraktifitas
Q = Seperti di tusuk-tusuk
R = Sakit pada lutut kanan dan kiri
S = Skala 5
T = Dirasakan pagi dan malam hari
C. Analisa Data
DO :
1. Klien tampak tidak tidur
di waktu siang hari.
2. TD 150/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7C
D. Diagnosa Keperawatan(Sesuai Prioritas)
1.Mengukur TTV
2. Hasil : TD: 110/80 mmHg, Nadi: 84x/menit,, RR :
20x/menit, suhu : 36,5oC
2.Memberikan penjelasan tentang lingkungan yang aman dan
apa saja yang dapat meningkatkan resiko jatuh. Dan
mengedukasi keluarga untuk memasang pegangan di sekitar
rumah
Hasil : klien dan keluarga mengatakan mengerti dan akan
mencoba memodifikasi lingkungan
3.Mengajarkan klien tentang latihan keseimbangan.
Hasil : Klien mengatakan senang diajarkan tentang latihan
keseimbangan, Klien tampak mampu mempraktekkan
latihan keseimbangan
4.Menganjurkan untuk memakai alat bantu jalan (jika
membutuhkan)
Hasil : klien mengatakan jika sakit kaki semakin parah dia
akat menggunakan alat bantu
G. Evaluasi
No Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama
D Jelas
K.
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor TTV
2. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
3. Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan
P : lanjutkan intervensi
25-06-2020
S : klien mengatakan tidak tau penyebab terjadinya sakit
dibagian kaki
P : lanjutkan intervensi
26-06-2020
S : klien mengatakan sudah mengerti dan paham tentang
penyakit asam urat
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi