Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup
berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,
siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase
hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004).
2. Proses menua
Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan
bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses
menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak
lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status
penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya
tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi
metabolik dan stuktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif
seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan
menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang
dramatik seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker
dan sebagainya ( Martono & Darmojo,edisi ke-3 2004).
3. Batasan Lanjut Usia
Menurut Organiai Kesehatan Dunia (WHO), Batasan lanut usia
meliputi :

1
2

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun


b. Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia antara 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006).
4. Teori Penuaan
Para perencana dan pengambil keputusan menaruh perhatian pada
aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang
panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan
menggangu aktifitas sehari-hari lansia. Dengan indeks aktifitas sehari-hari
menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu
masyarakat. Dari berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional
aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga
dengan penyakit. Keterbatasan gerak merupakan penyebab utama
gangguan aktifitas hidup keseharian (activity of daily living – ADL) dan
IADL (ADL Instrumen) (Guraalnik, dkk dalam Tamher, 2009).
5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Maryam Siti, R. dkk, (2008), perubahan yang terjadi pada
lanjut usia adalah :
a. Perubahan fisik
1) Sel
Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukuranya,
berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan tubuh
dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein
di otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi,
beratnya berkurang 5 – 10%.

2) System persarafan
Berat otak menurun 10 – 20% (setiap orang berkurang sel
saraf otaknya dalam setiap harinya), cepatnya menurun hubungan
3

persyarafan, lambat dalam responden waktu untuk bereaksi,


khususnya dengan stres, mengecilnya syaraf panca indra
(berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin), kurang sensitif
terhadap sentuhan.
3) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada–nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata–kata, 50% terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun, membrane timpani menjadi atrofi
menyebabkan otot seklerosis, terjadinya pengumpulan serumen
dapat mengeras karena meningkatnya keratin, pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau stres.
4) System penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar kornea lebih terbentuk sferis (bola), lensa lebih
suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak menyebabkan
gangguan penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar,
daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat
dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya
lapang pandang (berkurang luas pandang), menurunya daya
membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5) System kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal
dan menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun seudah berumur 20 tahun, hal ini menyebkan
merunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
4

berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65


mmHg (mengakibatkan pusing mendadak ± 170 mmHg, diastolis
normal ± 90 mmHg).
6) System pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu,
kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Sebagai akibat sering ditemui temperatur tubuh menurun
(hipotermia) secara fisiologik ± 35°C ini akibat metabolisme
yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktifitas otot.
7) System respirasi
Otot–otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku menurunya aktifitas dari sillia, paru–paru kehilangan
elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan
jumlahnya berkurang, O² pada arteri menurun menjadi 75
mmHg, CO² pada arteri tidak terganti, kemampuan pegas dinding
dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
8) System gastrointestinal
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal
diase yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain
meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera
pengecap menurun adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indra pengecap (±80%) hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap dilidah terutama rasa manis dan asin, hiangnya
sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit,
esophagus melebar, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar
5

menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan


menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi,
fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu), liver (hati)
makin mengecil dan merunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
9) System reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada laki–
laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur–angsur, dorongan seksual
menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan
baik) yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa
lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena
merupakan perubahan alami, selaput lendir vagina menurun,
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan–perubahan warna.
10) Sisem gastourinaria
Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh, melalui urine darah ke ginjal, disaring oleh
satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glomerulus), kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus
akibatnya berkurannya kemampuan mengkonsentrasikan urin,
berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya +1), BUN (Blood
Urea Nitrogen) meningkatkan sampai 21 mg%, nilai ambang
ginjal terhadap glukosa meningkat, vesika urinaria (kandung
kemih) ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai
200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat,
vesika urinaria sudah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
mengakibatkan meningkatkan retensi urin, pembesaran prostat
±75 % dialami oleh pria usia di atas 65 tahun, atrovi vulva dan
6

vagina, orang–orang yang makin menua sexual intercourse


cenderung secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
11) System endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi
paratiroid dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormon
ada tetapi tidak rendah dan hanya ada didalam pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH,
menurunya aktifitas tiroid, menurunnya BMR (basal metabolic
rate), dan menurunnya daya pertukaran zat, menurunnya
produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin,
misalnya progesteron, estrogen, dan testeron.
12) Sistem kulit (integumentary system)
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan
proses kratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk–bentuk sel
epidermis), menurunya respon terhadap trauma, mekanisme
proteksi kulit menurun yaitu produksi serum menurun,
gangguan pegmentasi kulit, kulit kepala dan rambut menipis
berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telingga menebal,
bekurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuha kuku lebih lambat, kuku jari menjadi
lebiih keras dan rapuh, kuku kaki bertumbuh secara berlebihan
dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
13) System muskuluskeletal (musculoskeletal system)
Dewasa lansia yang melakukan aktifitas secara teratur
tidak kehilangan massa atau tonus otot dan tulang sebanyak
lansia yang tidak aktif. Serat otot berkurang ukuranya. Dan
kekuatan otot berkurang sebanding penurunan massa otot.
Penurunan massa dan kekuatan otot, demeneralisasi tulang,
7

pemendekan fosa akibat penyempitan rongga intravertebral,


penurunan mobilitas sendi, tonjolan tulang lebih meninggi
(terlihat). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh,
kifosis pinggang, pergerakan lutut dan jari–jari pergelangan
terbatas, discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
(tingginya berkurang), persendian membesar dan menjadi
rapuh, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atrofin
serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot–otot kram menjadi tremor, otot–otot polos tidak begitu
berpengaruh.
b. Perubahan mental
Faktor–faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu
perubahan fisik khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat
pendidikan, keturunan (hereditas), dan lingkungan.
Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang
(berjam–jam sampai berhari–hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan),dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit,
kenangan buruk).
I.Q. (Intellegentian Quantion ) tidak berubah dengan informasi
matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi
dan ketrampilan psikomotor (terjadinya perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan–teanan dari faktor waktu).
Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan
struktural dan fisiologis, begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan
karena fungsi neuron di otak secara progresif. Kehilangan fungsi ini
akibat menurunnya aliran darah ke otak, lapisan otak terlihat berkabut
dan metabolisme di otak lambat. Selanjutnya sangat sedikit yang di
ketahui tentang pengaruhnya terhadap perubahan fungsi kognitif pada
lanjut usia. Perubahan kognitif yang di alami lanjut usia adalah
demensia, dan delirium.
c. Perubahan psikologis
8

Lanjut usia akan mengalami perubahan–perubahan psikososial


seperti :
1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur produktifitasnya,
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang
mengalami pensiun akan mengalami rangkaian kehilangan yaitu
finansial (income berkurang), status (dulu mempunyai jabatan
posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala faselitasnya),
teman/kenalan atau relasi, dan pekerjaan atau kegiatan.
a) Merasakan atau sadar akan kematian (sence of awareness of
mortality)
b) Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah
perawatan, bergerak lebih sempit.
c) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic
derivation) meningkatkan biaya hidup pada penghasilan yang
sulit, bertambahnya biaya pengobatan.
d) Penyakit kronis dan ketidak mampuan.
e) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social.
f) Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian.
g) Gangguan gizi akibat kehilangan penghasila atau jabatan.
h) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan
dengan teman teman dan famili serta pasangan.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri.
6. Permasalahan dari Aspek Fisiologis Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman
persepsi lansia tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang
akurat dan untuk pengembangan intervensi yang relevan secara klinis.
Konsep lansia tentang kesehatan umumnya bergantung pada persepsi
pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karna itu, lansia yang terlibat
dalam aktifitas kehidupan sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat,
9

sedangkan mereka yang aktifitasnya terbatas karena kerusakan fisik,


emosional atau sosial mungkin merasa dirinya sakit (Potter, 2005).
Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan
fisiologis umum yang diantisipasi pada lansia. Perubahan fisiologis ini
bukan proses patologi. Perubahan ini terjadi pada semua orang tetapi pada
kecepatan yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan.
Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan
terlihat dalam jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan
keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau
menyeluruh, pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya
penciuman berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis
yang berakibat badan menjadi bungkuk, tulang keropos, masanya dan
kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas
menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut,dinding
pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung
bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada
wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria, serta
seksualitas tidak terlalu menurun.
7. Kebutuhan Hidup Lanjut Usia
Seseorang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga
memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera.
Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang
sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan–kebutuhan
sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia,
sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak
berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk
kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar
dapat mandiri. Kebutuhan manusia meliputi 1) kebutuhan fisik
(physiological needs ) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan,
10

sandang, papan, dan seks. 2) kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah


kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun
batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, dan
kemandirian. 3) kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk
bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui
panuyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, dan kesamaan hobi. 4)
kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri
untuk diakui akan keberadaannya. 5) kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs) adalah kebutuhan untuk untuk mengungkapkan
kemampuan fisik rohani maupun daya pikir berdasar pengalaman masing-
masing bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.

B. Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada lansia


1. Pengertian Kemampuan Aktifitas
Menurut kamus bahasa Indonesia kemampuan adalah
kesanggupan untuk melakukan sesuatu. Aktifitas adalah suatu usaha
energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup, Aktifitas didefinisikan suatu aksi energetik
atau keadaan bergerak semua manusia memerlukan kemampuan untuk
bergerak (Potter, 2005).
Penilaian aktifitas sehari-hari sangat penting dalam menentukan
tingkat bantuan yang diperlukan setiap hari, dan penilaian ini sangat
membantu dalam perencanaan perawatan jangka panjang untuk lansia.
Demikian pula, evaluasi aktifitas sehari-hari penting dalam menentukan
tingkat bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang di independen dari
bantuan yang dibutuhkan oleh orang-orang dalam pengaturan
independen atau semi-independen (Miller, 1995)
Aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktifitas yang
biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal. Aktifitas tersebut
mencakup ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan
berhias (Potter, 2005).
11

Salah satu tujuan dari penilaian dalam situasi penyalah gunaan


adalah untuk menentukan perlunya intervensi hukum ketika selansia
beresiko. Oleh karena itu, potensi penilaian seorang perawat kepada
orang tersebut berfungsi baik dan sangat penting dalam aktifitas hidup
sehari-hari (Miller, 1995).
Aktifitas merupakan salah satu penilaian dalam kehidupan
sehari-hari orang tua dalam melakukan tindakan yang perlu dilakukan
secara benar. Aktifitas dan kegiatan produktif dapat meningkatkan
kualitas dan usia hidup seseorang. Mereka yang lebih aktif secara sosial
taryata lebih sedikit yang meninggal lebih dini ketimbang mereka yang
kurang aktif (Miller,1995).
2. Manfaat Kemampuan Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia
b. Kulit tidak cepat keriput atau menghambat proses penuaan
c. Meningkatkan keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah patah
d. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau mengurangi
kecepatan penurunan kekuatan otot (Darmojo, 1999).
3. Macam-macam Aktifitas Sehari-hari Pada Lansia
Menurut Leukenotte (1998), aktifitas sehari-hari terdiri dari:
a. Mandi (spon, pancuran, atau bak)
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi
sendiri jika mandi dengan menjadi kebiasaan), menerima bantuan
untuk mandi hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki),
menerima bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak
dimandikan)
b. Berpakaian
Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa
bantuan, mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa
bantuan kecuali mengikat sepatu, menerima bantuan dalam memakai
baju, atau membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.
c. Ke kamar kecil
12

Pergi kekamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju


tanpa bantuan (dapat mengunakan objek untuk menyokong seperti
tongkat, walker, atau kursi roda, dan dapat mengatur bedpan malam
hari atau bedpan pengosongan pada pagi hari, menerima bantuan
kekamar kecil membersihkan diri, atau dalam merapikan pakaian
setelah eliminasi, atau mengunakan bedpan atau pispot pada malam
hari, tidak ke kamar kecil untuk proses eliminasi.
d. Berpindah
Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ked an
dari kursi tanpa bantuan (mungkin mengunakan alat/objek untuk
mendukung seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ked an
dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun
dari tempat tidur.
e. Kontinen
Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh
diri sendiri, kadang-kadang mengalami ketidak mampuan untuk
mengontrol perkemihan dan defekasi, pengawasan membantu
mempertahankan control urin atau defekasi, kateter digunakan atau
kontnensa.
f. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan, Makan sendiri kecuali
mendapatkan bantuan dalam mengambil makanan sendiri, menerima
bantuan dalam makan sebagian atau sepenuhnya dengan
menggunakan selang atau cairan intravena.

Menurut Miller (1995) Aktifitas sehari-sehari terdiri dari:


1) Mandi
13

Skore :
5 : Tidak dapat membantu dengan cara apapun
4 : Mampu bekerja sama tetapi tidak dapat membantu
3 : Bisa untuk mencuci tangan, wajah, dan dada dengan
pengawasan; memerlukan bantuan dengan melengkapi
kamar mandi
2 : Dapat mencuci muka, dada, lengan, dan kaki bagian atas;
memerlukan bantuan dengan melengkapi kamar mandi
1 : Mandi sendiri tetapi memerlukan perangkat (misalnya
spons panjang) berendam sendiri
0 : Mandi sendiri (tanpa bantuan)
2) Ambulasi
Skore :
5 : Benar-benar tidak bisa berjalan
4 : Berjalan dengan bantuan dari tiga orang
3 : Berjalan dengan bantuan dua orang
2 : Berjalan dengan bantuan satu orang
1 : Berjalan secara independen
0 : Berjalan secara independen dengan perangkat (misalnya
walker)
3) Aktivitas Di Tempat
Tidur Skore
5 : Tidak bisa bergerak di tempat tidur
4 : Independen bergerak di tempat tidur
3 : Membutuhkan bantuan dari satu orang
2 : Membutuhkan bantuan dari dua orang
1 : Perlu didorong dan diawasi
0 : Bergerak secara mandiri dengan perangkat (misalnya
menggunakan rel samping atau tali)
4) Berpakaian
14

Skore :
5 : Kebutuhan total bantuan
4 : Perlu pengawasan total, tetapi mampu berpakaian sendiri
jika pakaian diri diberikan satu per satu atau diatur dalam
urutan mereka dibutuhkan
3 : Mengingatkan kebutuhan dan dorongan dan
beberapa bantuan dengan pemilihan pakaian, tapi bisa
dengan sedikit pengawasan.
2 : Berpakaian diri dengan menggunakan alat bantu
(seperti penarik ritsleting, bergagang panjang sendok
1 : sepatu)
Berapakaian memerlukan bantuan dengan
kegiatan yang memerlukan keterampilan motorik halus
0 : (misalnya ritsleting, tali sepatu)
Berpakaian sendiri tanpa bantuan
5) Perawatan Mulut
Skore
5 : Tidak dapat melakukan kebersihan mulut, tetapi
mensyaratkan bahwa hal itu dapat dilakukan oleh orang
lain
4 : Perlu pengawasan total; butuh pasta gigi dengan sikat.
3 : Melakukan oral higiene sendiri
2 : Harus diingatakan namun harus dilakukan sendiri
1 : Melakukan kebersihan mulut dengan menggunakan alat
(misalnya sikat gigi denganpegangannya)
0 : Melakukan kebersihan mulut sendiri
15

6) Perawatan Rambut
Skore
5 : Tidak dapat melakukan perawatan rambut, hal itu
membutuhkan bantuan yang dilakukan oleh orang lain
4 : Perlu pengawasan total, perlu pasta gigi ditaruh diatas
3 : Membutuhkan bantuan dalam perawatan sehari-hari
2 : Melakukan perawatan secara mandiri, tetapi
membutuhkan bantuan dengan mencuci rambut
1 : Melakukan semua perawatan rambut (termasuk cuci)
sendiri
0 : Melakukan perawatan rambut dengan menggunakan alat
(contoh sisir rambut yang ada pegangannya)
7) Mental Status
Skore
5 : Memiliki fungsi memori yang sangat terbatas; tidak dapat
mengikuti petunjuk; memiliki kemampuan minimal
untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan kebutuhan;
memerlukan lingkungan yang sama sekali terstruktur
4 : Memiliki penurunan memori jelas yang mengganggu
kehidupan sehari-hari; memiliki pertimbangan buruk dan
mungkin menyadari dan akibatnya defisit menjadi cemas
atau tertekan; dapat berpartisipasi dalam rutinitas sehari-
hari tetapi membutuhkan pengawasan;
3 : Membutuhkan orientasi yang kuat dan program
pengingat
2 : Berfluktuasi antara tingkat dua dan empat, dapat
diprediksi secara rutin, membutuhkan pemantauan dan
beberapa pengawasan; mungkin terlibat dalam perilaku
berisiko pada waktu
1 : Ada penurunan ingatan, tidak ada kerusakan kognitif atau
psikososial yang mengganggu kegiatan sehari-hari
16

0 : Tergantung pada pengingat diri dimulai dan isyarat untuk


kegiatan sehari-hari minimal memori jangka pendek rugi;
tugas sehari-hari yang paling mampu melakukan dengan
hanya sedikit mengingatkan atau pengawasan; telah baik
untuk penilaian yang adil dan kadang-kadang
membutuhkan bantuan, tetapi tidak terlibat dalam
perilaku beresiko.
8) BAK dan BAB
Skore
5 : Secara konsisten
4 : Perlu pengawasan dan bantuan secara teratur
3 : Perlu diingatkan secara teratur
2 : Umumnya kontrol eliminasi; tidak lebih dari sekali
seminggu
1 : Mempertahankan kontrol eliminasi dengan perangkat
0 : sepenuhnya tanpa bantuan apapun
9) Asupan Makanan
Skore :
5 : Tidak dapat menyiapkan atau mendapatkan makanan;
tidak bisa memberi makan diri; pakan nutrisi diri;
persyaratan gizi tidak akan terpenuhi tanpa bantuan total
4 : Kebutuhan bantuan dalam mendapatkan dan menyiapkan
makanan; perlu pengawasan total dengan makan, tetapi
dapat makan sendiri; persyaratan gizi tidak akan
terpenuhi secara memadai tanpa bantuan
3 : Memerlukan bantuan dengan mendapatkan dan
menyiapkan makanan, tetapi makan independen; akan
mempertahankan gizi yang memadai dengan sedikit
dorongan atau bantuan
2 : Kebutuhan perangkat bantu untuk persiapan makanan
dan konsumsi (misalnya sendok piring pisau).; memadai
17

mempertahankan kebutuhan gizi


1 : Membutuhkan bantuan dalam tugas-tugas yang
melibatkan keterampilan yang kompleks (misalnya
memotong daging, membuka paket, penyusunan dan
mendapatkan makanan), kebutuhan gizi akan terpenuhi
sebagian tanpa bantuan.
0 : Tidak memerlukan bantuan
10) Aktivitas bergerak
Skore :
5 : Tidak dapat bergerak kecuali dengan dipaksakan
4 : Membutuhkan bantuan dari tiga orang untuk bergerak,
3 : atau dua orang dan perangkat mengangkat
2 : Membutuhkan bantuan dari dua orang
Membutuhkan bantuan dari satu orang
1 : Transfer mandiri dengan perangkat (misalnya sliding
board)
0 : Bergerak sendiri tanpa bantuan
11) Menyiapkan makan
Skore :
5 : Tidak dapat menyiapkan makanan
4 : Dapat membantu dengan persiapan makanan
3 : Menyiapkan makan, tetapi tidak dapat memperoleh
bahan makanan
2 : Menyiapkan makanan dengan pengawasan
1 : Menyiapkan makanan dan berisi untuk menggunakan
sumber-sumber (misalnya, peralatan khusus)
0 : Independen dalam memperoleh dan menyiapkan
makanan
18

12) Berbelanja
Skore :
5 : Tidak dapat berpartisipasi dalam berbelanja
4 : Bisa ditemani orang lain dan membantu memilihan
makanan
3 : Bisa berbelanja dan memilih makanan yang sesuai
dengan beberapa pengawasan
2 : Bisa berbelanja, namun memiliki kesulitan mendapatkan
transportasi
1 : Mampu mengatur bantuan yang diperlukan dengan
belanja.
0 : Dapat berbelanja sendiri
13) Telepon
Skore :
5 : Tidak dapat memanggil atau menjawab panggilan
telepon, atau menggunakan berbicara di telepon,
4 : Tidak dapat berbicara ditelepon tapi tapi dapat
memanggil dan menjawabnya
3 : Tergantung pada perangkat adaptif untuk kegiatan
telepon (misalnya telepon otomatis panggilan pembicara)
2 : Dapat menggunakan telepon dengan bantuan (misalnya
membantu dalam panggilan)
1 : Menggunakan telepon dengan pengawasan
0 : dapat mengunakan telepon berhubungan dengan
aktifitasnya
14) Transportasi
Skore :
5 : Tidak meninggalkan rumah, bahkan untuk perawatan
medis
4 : Meninggalkan rumah hanya untuk perawatan medis
19

3 : Mebutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi dan


kebutuhan akomodasi khusus (misal, angkat kursi roda)
2 : membutuhkan bantuan dalam mengatur transportasi tapi
bila masuk dan keluar dari mobil sedikit atau tanpa
bantuan
1 : menyuruh perjalanan sendiri tetapi tergantung perjalanan
yang lain
0 : Dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain
(misalnya drive mobil) sendiri

15) Pengobatan
Skore :
5 : Tidak dapat memperoleh atau mengambil obat tanpa
bantuan atau pengawasan lengkap
4 : Tidak dapat memperoleh obat, tetapi dapat membawa
mereka dengan bantuan atau pengawasan
3 : Dapat memperoleh dan mengambil obat dengan
pengingat dari selain atau dengan sistem diatur oleh
orang lain
2 : dapat memperoleh dan mengambil obat
1 : memakai dengan aman dan menyiapkan semua
pengobatan
0 : tidak mengunakan pengobatan
16) Merawat rumah
Skore :
5 : Tidak dapat melakukan tugas-tugas rutin rumah tangga
4 : Dapat membantu dalam tugas rumah tangga
3 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diawasi
selama keigiatan
2 : Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga jika diajurkan
untuk melakukannya
20

1 : melakukan pekerjaan rumah tanpa bantuan


0 : Dapat melakukan pekerjaan rumah sendiri
17) Mencuci
Skore :
5 : tidak dapat melakukan tugas-tugas cuci
4 : dapat membantu dengan melipat pakaian; tidak bisa
mencuci pakaian atau besi dengan bantuan, melakukan
tugas-tugas cuci memadai
3 : dapat melakukan tugas-tugas cuci dengan pengawasan
dan mengingatkan
2 : mengatur untuk cucian yang harus dilakukan
1 : menyelesaikan semua tugas mandiri cucian
0 :
18) Pengelolaan uang
Skore :
5 : tidak mampu mengelola setiap aspek
4 : dapat menangani transaksi tunai yang sederhana, tetapi
tidak ada transaksi keuangan lainnya (misalnya cek
menulis)
3 : menjaga buku cek, membayar tagihan secara tepat dan
mengerti pertukaran mata uang tetapi dengan bantuan
orang lain
2 : dapat menulis cek dengan pengawasan atau bantuan;
tidak dapat menangani transaksi yang lebih tinggi
(misalnya penarikan bank)
1 : menyuruhnya orang lain untuk menjaga uangnya
0 : memegang keuangan secara mandiri
21

a. Tingkat aktifitas sehari-hari pada lanjut usia


Menurut leukenotte (1998) tingkatan aktifitas shari-hari
Tingkatan 1 : Mandiri, berarti tanpa pengawasan , pengarahan, atau
bantuan pribadi secara aktif kecuali jika disebutkan
secara spesifik sebelumnya. Seseorang yang menolak
untuk melaksanakan suatu fungsi dicatat sebagai tidak
melakukan fungsi tersebut walaupun dianggap mampu.
Tingkatan 2 : Memerlukan bantuan ketergantungan terhadap lebih dari
satu bagian tubuhnya.
Dari kemampuan melaksanakan 18 aktifitas dasar tersebut,
kemudian diklasifikasikan menjadi 6 tahapan menurut Miller, (1995)
adalah sebagai berikut :
Skor 0: Aktivitas Mandiri
Skor 1: Aktivitas dengan menggunakan bantuan alat
Skor 2: Aktivitas dengan bantuan sebagian
Skor 3: Aktivitas dengan bantuan 1 orang
Skor 4: Aktivitas dengan bantuan 2 orang
Skor 5: Aktivitas dengan bantuan total

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas sehari-hari pada lansia


Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-
hari pada lansia adalah sebagian berikut :
1. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri
a. Umur

Kemampuan aktifitas sehari-hari pada lanjut usia


dipengaruhi dengan umur lanjut usia itu sendiri. Semakin tua
ketergantungannya semakin besar. Umur seseorang
menunjukkan tanda kemauan dan kemampuan, ataupun
bagaimana seseorang bereaksi terhadap ketidak mampuan
melaksanakan aktifitas sehari-hari (Potter, 2005).
22

b. Kesehatan fisiologis
Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi
kemampuan partisipasi dalam aktifitas sehari-hari, sebagai
contoh sistem nervous menggumpulkan dan menghantarkan,
dan mengelola informasi dari lingkungan. Sistem
muskuluskoletal mengkoordinasikan dengan sistem nervous
sehingga seseorang dapat merespon sensori yang masuk
dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem ini
misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
mengganggu pemenuhan aktifitas sehari-hari.
c. Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi
rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi,
persepsi dan memperhatikan (Keliat,1995). Tingkat fungsi
kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Fungi kognitif menunjukkan
proses menerima, mengorganisasikan dan menginterpestasikan
sensor stimulus untuk berfikir dan menyelesaikan masalah.
Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif
yang meliputi perhatian memori, dan kecerdasan. Gangguan
pada aspek-aspek dari fungsi kognitif dapat mengganggu dalam
berfikir logis dan menghambat kemandirian dalam
melaksanakan aktifitas sehari-hari.
d. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang
untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan
informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi
interaksi yang komplek antara perilaku interpersonal dan
interpersonal. Kebutuhan psikologis berhubungan dengan
kehidupan emosional seseorang. Meskipun seseorang sudah
terpenuhi kebutuhan materialnya, tetapi bila kebutuhan
23

psikologisnya tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan


dirinya merasa tidak senang dengan kehidupanya, sehingga
kebutuhan psikologi harus terpenuhi agar kehidupan
emosionalnya menjadi stabil (Tamher, 2009).
e. Tingkat stres
Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap
berbagai macam kebutuhan. Faktor yang menyebabkan stres
disebut stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan
dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stres dibutuhkan
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Stres dapat
mempunyai efek negatif atau positif pada kemampuan
seseorang memenuhi aktifitas sehari-hari (Miller, 1995).
2. Faktor-faktor dari luar meliputi :
a. Lingkungan keluarga
Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang
paling disukai para lanjut usia. Lanjut usia merupakan
kelompok lansia yang rentan masalah, baik masalah ekonomi,
sosial, budaya, kesehatan maupun psikologis, oleh karenanya
agar lansia tetap sehat, sejahtera dan bermanfaat, perlu didukug
oleh lingkungan yang konduktif seperti keluarga.
b. Lingkungan tempat kerja
Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka
bekerja, karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia
memasuki situasi lingkungan tempat yang ia kerjakan. Tempat
yang nyaman akan membawa seseorang mendorong untuk
bekerja dengan senang dan giat.
c. Ritme biologi
Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang
mempengaruhi fungsi hidup manusia. Irama biologi membantu
mahluk hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya.
Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama sakardia
24

diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap.


Serta cuaca yang mempengaruhi aktifitas sehar-hari. Faktor-
faktor ini menetapkan jatah perkiraan untuk makan, bekerja.

C. Dukungan Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga termasuk dalam program kesehatan masyarakat yang
berperan dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan seseorang,
dimana dukungan keluarga dalam bentuk perhatian, waktu, empati
sangat berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang yang
sedang mengalami masalah, upaya dukungan keluarga muncul dalam
beragam dukungan, misalnya dari suami, orang tua, teman, anak,
lingkungan tempat tinggal. Dukungan keluarga merupakan suatu strategi
interven premitif yang paling baik dalam membantu anggota keluarga
mengakses dukungan sosial yang belum digali untuk suatu strategi
bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan kelurga yang
adekuat. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan yang dipandang
oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses misalnya
dukungan bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan bantuan
jika diperlukan (Friedman, 1998)
Keluarga merupakan tempat yang paling nyaman bagi para
lansia. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam
membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan,
rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi
masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher, 2009).
Bagi keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai
sistem pendukung bagi anggotanya. Keluarga merupakan pelaku aktif
dalam berkomunikasi hubungan personal untuk mencapai suatu keadaan
yang lebih baik, berbagai bentuk kehidupan keluarga sekarang
menunjukkan berbagai kemampuan untuk menyediakan dukungan yang
25

diperlukan selama masa-masa dimana permintaanya besar (Friedman,


1998).
2. Pengertian Dukungan
Dukungan bagi lansia sangat diperlukan selama lansia sendiri
masih mampu memahami makna dukungan tersebut sebagai penyokong
atau penopang kehidupannya. Namun dalam kehidupan lansia seringkali
ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami adanya dukungan
dari orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima dukungan tetapi
masih saja menunjukkan adanya ketidak puasan, yang ditampilkan
dengan cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya (Kuntjoro,
2002).
3. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan salah satu jenis dari dukungan
sosial. Interaksi timbal balik antara individu atau anggota keluarga dapat
menimbulkan hubungan ketergantungan satu sama lain. Dukungan
keluarga dapat berupa informasi atau nasehat verbal dan nonverbal,
bantuan nyata, tindakan yang diberikan oleh keakrapan sosial atau
adanya perasaan bahwa kehadiran orang lain mempunyai manfaat
emosional atau mempunyai peran terhadap perilaku bagi pihak penerima
dukungan sosial. Pemberian bantuan berupa tingkah laku atau materi
atau hubungan sosial yang akrab sehingga individu merasa diperhatikan,
bernilai dan dicintai. (Friedman,1998)
Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang
diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan
berada dalam lingkungan keluarga tertentu yang dapat membuat
penerima merasa diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan
keluarga meliputi tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang
diterima individu bahkan kehidupan akan terpenuhi. Dukungan keluarga
merupakan dukungan natural yang memiliki makna penting dalam
kehidupan seseorang sehingga individu tersebut dapat menerima
26

dukungan sesuai dengan situasi dan keinginan khusus yang tidak


didapatkan dari lingkungan luar.
4. Bentuk dukungan keluarga
Dukungan keluarga terdiri dari empat dimensi dukungan menurut
Friedman (1998) antara lain :
a. Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai
untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi yang meliputi ungkapan empati kepedulian, perhatian
terhadap anggota keluarga yang sakit misalnya umpan balik atau
penegasan.
b. Dukungan penghargaan
Penilaian positif atau pemberian penghargaan atas usaha yang
telah dilakukan, memperkuat dan meninggikan, perasaan, harga diri
dan kepercayaan akan kemampuan individu. Seseorang yang
diberikan dukungan jenis ini, cenderung mempunyai harga diri dan
mempunyai kecemasan yang rendah.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
kongkrit. Mencangkup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang,
peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan
pekerjaan waktu saat mengalami setres.
d. Dukungan informative
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan desiminator
(penyebar) informasi tentang dunia yang mencakup dengan memberi
nasehat, petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik. Bentuk dukungan
yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat pemberian
nasehat atau mengawasi tentang aktifitas sehari-hari yang dilakukan.
Dukugan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat
perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat.
27

5. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat


Kemampuan Aktifitas Sehari-Hari Pada Lanjut Usia
Lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik
lansia mengalami penurunan pendengaran dan penglihatan, lansia yang
sehat secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktifitas sehari-hari,
punya arti dalam hidup seperti melakukan aktifitas sehari-hari. Apabila
kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbulah angan-angan untuk
berfikir dan berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi
kebutuhan tersebut misalnya makan, pakaian, tempat tinggal dan
kesehatan. Lansia bukanlah untuk mengembalikan peran mereka sebagai
pencari nafkah, melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk
dapat menikmati ruas akhir dari kehidupannya dengan kemandirian yang
maksimal. Bila kemandirian menolong diri sendiri tanpa bantuan telah
tercapai, maka masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang
masih dapat digali dan dimunculkan. Eratnya ikatan kekeluargaan
diantara anggota keluarga dan lingkungan sosial disekitarnya,
memungkinkan seseorang usia lanjut selalu sibuk. Mulai dari menjaga
cucu, mengikuti kegiatan keagamaan, mengembangkan hobi, aktif
kegiatan sosial dan rumah tangga hingga usaha berdagang ataupun usaha
lain menghasilkan tambahan penghasilan (Soejono dkk, 2000).
Di Negara-negara maju penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyebab kematian utama, sedangkan negara yang
berkembang angka kematian terutama karena penyakit infeksi. Menurut
survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 1992,ditemukan urutan sebagai
berikut: TBC,penyakit yang tidak jelas, trauama, penyakit infeksi lainnya
serta bronkitis, episema dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun
penyakit infeki juga masih menonjol pada pola penyakit lansia di
ndonesia, namun penyakit berbeda dengan dinegara belanda. Misalnya,
TBC yang ternyata pada urutan teratas diindonesia, tidak terdapat
28

dinegeri belanda, hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan staus


sosial ekonomi dan lingkungan fisik maupun biologik.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dirumah sakit
maupun dimasyarakat, ternyata pola penyakit lansia dirumah sakit sedikit
berbeda dengan apa yang ditemukan pada penelitian dimasyarakat seperti
yang dilakukan boedi darmojo et al (1991), kartini (1993), dan kamso et
al (1993).(Nugroho ,2002)
Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang
diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupanya dan
berada dalam lingungan keluarga tertentu yang dapat membuat penerima
merasa diperhatikan dan dihargai. Lansia dalam melakukan aktifitas
sehari-hari merupakan suatu dorongan diri untuk mendapatkan kepuasan.
Lansia yang melakukan kegiatan yang tujuannya untuk mendapatkan
kepuasan dalam dirinya. Faktor-faktor yang mendorong lansia dalam
melakukan aktifitas yaitu didalam diri sendiri seperti kebanggaan akan
dirinya dapat melakukan sesuatu pekerjaan dan minat yang besar terhadap
pekerjaan yang dilakukan selama ini dan yang mendorong dari luar yaitu
mereka mendapatkan keuntungan diwaktu senggangnya
29

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor dari dalam


diri sendiri :
1. Umur
2. Kesehatan fisiologi
3. Fungsi kognitif
4. Fungsi psikologis
5. Tingkat stres
Kemampuan Aktifitas
Sehari –hari

Faktor-faktor dari luar :

Dukungan keluarga Lansia


Dukungan emosional
Dukungan penghargaan
Dukungan instrumental
Dukungan informatif
Lingkungan tempat kerja
Ritme biologi

Skema 2.1 Kerangka Teori


[Sumber; Memodifikasi : Friedman, (1998) Pender (2001) Tamher (2009)]
30

E. Kerangka konsep

Dukungan keluarga Kemampuan aktifitas

Sehari-hari pada lansia

Skema : 2.2 kerangka konsep

F. Variable Penelitian
1. Variable independent
Variabel independent pada penelitian ini adalah dukungan keluarga.
2. Variabel dependent
Variabel dependent pada penelitian ini adalah kemampuan aktifitas
bekerja sehari-hari pada lanjut usia.

G. Hipotesis
Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kemampuan aktifitas sehari-hari pada lanjut usia di Desa
Gaji Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Anda mungkin juga menyukai