TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP GERIATRI
1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. World Health Organization(WHO),
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun atas (Azizah 2011).
Lansia merupakan tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi
dan perubahan peran, yang dapat menyebabkan stress psikososialPotter &
Perry (2010).
2. Klasifikasi
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia menurut Maryam,
dkk (2008).
a. Pra Usia Lanjut (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Usia Lanjut Resiko Tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Usia Lanjut Potensi
Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang dan jasa.
e. Usia Lanjut Tidak Potensial
Usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
3. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Nugroho (2015) perubahan fisik dan fungsi akibat proses menua sebagai
berikut:
a. Perubahan fisik
1) Sel
Perubahan yang terjadi pada sel, akibat proses penuaan pada lansia
adalah antara lain:
a) Jumlah sel menurun/lebih sedikit
b) Ukuran sel lebih besar
c) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang
d) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun
e) Jumlah sel otak menurun
f) Mekanisme perbaikan sel terganggu
g) Otak menjadi artofi, beratnya berkurang 5-10%
h) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar
2) Sistem saraf
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Menurun hubungan persarafan
b) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang
setiap harinya)
c) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap
stres.
d) Saraf panca indra mengecil.
e) Penglihatan berkurang, pendnegaran menghilang, saraf penciuman
dan perasa mengecil, lebaih sensitifterhadap perubahan suhu, dan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
f) Kurang sensitif terhadap sentuhan
g) Defisit memori
3) Sistem pendengaran.
Perubahan yang terjadi pada sistem pendengaran akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Gangguan pendnegaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%terjadi pada usia di
atas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadi pengumpulan serumen, dapat menegeras karena
meningkatnya keratin.
d) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan / stres.
e) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau
rendah, bisa terus-menerus atau intermiten).
f) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau
berputar).
4) Sistem penglihatan
Perubahan yang terjadi pada sistem penglihatan akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar
menghilang
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat.
e) Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi
presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi
berkurangnya elastisitas lensa.
f) Lapang pandang menurun: luas pandnagan berkuarang.
g) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau
pada skala.
5) Sistem kardiovaskular
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akibat proses
penuaan pada lansia adalah antara lain:
a) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
b) Elastisitas dinding aorta menurun.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan
volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal = 200-umur)
d) Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun).
e) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
f) Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan
perdarahan.
g) Tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer
meningkat. Sistole normal ±170 mmHg, diastole ±95 mmHg.
7) Sistem pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan akibat proses penuaan
pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan
kekuatan, dan menjadi kaku.
b) Aktivitas silia menurun.
c) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
napas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dengan
kedalaman bernafas menurun.
d) Ukuran alveoli melebar (membesar secara progesif) dan jumlah
berkurang.
e) Berkurangnya elastisitas bronkus.
f) Oksigen pada erteri menurun menjadi 75 mmHg.
g) Karbon dioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas
terganggu.
h) Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.
i) Sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.
j) Sering terjadi emfisema senilis.
k) Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan
menurun seiring pertambahan usia.
8) Sistem pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan akibat proses penuaan
pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi dan gizi buruk.
b) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendiri yang kronis,
atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap
terhadap asiaan, asam, dan pahit.
c) Esofagus melebar.
d) Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun.
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama
karbohidrat)
g) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran
darah berkurang.
9) Sistem reproduksi
a) Perubahan pada Wanita
Vagina megalami kontraktur dan mengecil, ovari menciut, uterus
mengalami atrofi, atrofi payudara, atrofi vulva,selaput lendiri
vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang,
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.
b) Perubahan pada Pria
Tesis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada
penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seksual menetap
sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik.
10) Sistem genitourinaria
Keseimbangan eletrolit dan asam lebih mudah terganggu bila
dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow (RPF) dan
glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun secara
linier sejak usia 30 tahun menurut Cox Jr.dkk dalam (Nugroho, 2008).
Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.
c. Perubahan psikososial
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup
aspek psikis dan sosial atau sebaliknya.Perubahan psikososial pada lansia
meliputi :
1) Kehilangan
Nugroho (2015), nilai seseorang sering di ukur melalui
produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas), seseorang akan
mengalami kehilangan antara lain:
a) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)
c) Kehilangan teman
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan merasakan atau sadar terhadap
kematian.
2) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup
(memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit)
3) Kemampuan ekonomiakibat pengasingan dari lingkungan sosial
4) Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan ketulian.
5) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
6) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman &
famili.
7) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan ter-hadap
gambaran diri, perubahan konsep diri).
d. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan (Maryam, dkk 2008).
Penyesuaian diri lansia juga sulit karena ketidak inginan lansia untuk
berinteraksi dengan lingkungan ataupun pemberian batasan untuk dapat
berinteraksi (Hurlock, 1995).
e. Perkembangan Spiritual
1) Agama / kepercayaan semakin terintgrasi dalam kehidupan (Maslow,
1970).
2) Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari (Murray dan Zentner,
1970).
3) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan
keadilan.
B. Care Giver
1. Pengertian Caregiver
Defenisi caregiver dalam Merriam-Webster Dictionary (2012) adalah orang
yang memberikan perawatan langsung pada anak atau orang dewasa yang
menderita penyakit kronis. Elsivier (2009) menyatakan caregiver sebagai
seseorang yang memberikan bantuan medis, social, ekonomi, atau sumber
daya lingkungan kepada seseorang individu yang mengalami ketergantungan
baik sebagian atau sepenuhnya karena kondisi sakit yang dihadapi individu
tersebut. Defenisi caregiver dari literature Bahasa Indonesia, dikemukakan
oleh Subroto (2012) sebagai “seseorang yang bertugas untuk membantu
orang-orang yang ada hambatan untuk melakukan kegiatan fisi sehari-hari
baik yang bersifat kegiatan harian personal (Personal activity daily living)
seperti makan, minum, berjalan, atau kegiatan harian yang bersifat efektif
instrumental (Instrumental daily living) seperti memakai pakaian, mandi,
menelpon atau belanja.
2. Tugas Caregiver
Tugas – tugas yang dilaksana oleh caregiver salah satunya adalah membantu
penderita dalam aktivitas sehari-hari (ADL), yaitu mandi, makan, mobilisasi,
dan membantu manajemen pengobatan serta perawatan penyakitnya (Spillman
et al, 2014). Kegiatan ADL dilakukan lansia mengalami keterbatasan atau
sudah tidak mampu lagi melakukan secara mandiri.
b. Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson,
1955) mengcangkup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson
(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya.dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan, dan pengetahuan yang
di butuhkan . dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan
kembali kemadiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan (Henderson, 1966):
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum cukup
3) Eliminasi
4) Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5) Istirahat dan tidur
6) Memilih cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
7) Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9) Menghindari bahaya dari lingkungan
10) Berkomukasi dengan orang lain
11) Beribadah menurut keyakinan
12) Bekerja yang menjajikan prestasi
13) Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
14) Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu
pada perkembangan dan kesehatan normal.
c. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988)
berupaya untuk mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson
1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan
serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan
proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat
yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan
yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan
klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain
itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada
klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh
faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada klien ( Watson, 1987).
d. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi
terhadap situasi, orang dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang
berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu
dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan
berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan dasar
manusiadi bagi menjadi tigayaitu :
1) Kebutuhan akan informasi kesehatan
2) Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3) Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
e. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat
dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan
limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam proses
kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya
masing- masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan
yang lain. Konsep Martha E. Rogers ini di kenal dengan konsep manusia
manusia sebagai unit.
f. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan
pendekatan sistem perilaku.Dalam pendekatan ini, individu di pandang
sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan
stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap
pengaruh yang timbul.