Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP GERIATRI
1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. World Health Organization(WHO),
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun atas (Azizah 2011).
Lansia merupakan tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi
dan perubahan peran, yang dapat menyebabkan stress psikososialPotter &
Perry (2010).
2. Klasifikasi
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia menurut Maryam,
dkk (2008).
a. Pra Usia Lanjut (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Usia Lanjut Resiko Tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Usia Lanjut Potensi
Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang dan jasa.
e. Usia Lanjut Tidak Potensial
Usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
3. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Nugroho (2015) perubahan fisik dan fungsi akibat proses menua sebagai
berikut:
a. Perubahan fisik
1) Sel
Perubahan yang terjadi pada sel, akibat proses penuaan pada lansia
adalah antara lain:
a) Jumlah sel menurun/lebih sedikit
b) Ukuran sel lebih besar
c) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang
d) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun
e) Jumlah sel otak menurun
f) Mekanisme perbaikan sel terganggu
g) Otak menjadi artofi, beratnya berkurang 5-10%
h) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar

2) Sistem saraf
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Menurun hubungan persarafan
b) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang
setiap harinya)
c) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap
stres.
d) Saraf panca indra mengecil.
e) Penglihatan berkurang, pendnegaran menghilang, saraf penciuman
dan perasa mengecil, lebaih sensitifterhadap perubahan suhu, dan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
f) Kurang sensitif terhadap sentuhan
g) Defisit memori
3) Sistem pendengaran.
Perubahan yang terjadi pada sistem pendengaran akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Gangguan pendnegaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%terjadi pada usia di
atas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadi pengumpulan serumen, dapat menegeras karena
meningkatnya keratin.
d) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan / stres.
e) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau
rendah, bisa terus-menerus atau intermiten).
f) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau
berputar).

4) Sistem penglihatan
Perubahan yang terjadi pada sistem penglihatan akibat proses penuaan
pada lansia adalah antara lain:
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar
menghilang
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat.
e) Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi
presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi
berkurangnya elastisitas lensa.
f) Lapang pandang menurun: luas pandnagan berkuarang.
g) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau
pada skala.

5) Sistem kardiovaskular
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akibat proses
penuaan pada lansia adalah antara lain:
a) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
b) Elastisitas dinding aorta menurun.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan
volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal = 200-umur)
d) Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun).
e) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
f) Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan
perdarahan.
g) Tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer
meningkat. Sistole normal ±170 mmHg, diastole ±95 mmHg.

6) Sistem pengaturan suhu tubuh


Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu.Kemunduran terjadi
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara
lain:
a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ±35̊C ini
akibat metabolisme yang menurun.
b) Pada kondisis ini, lanjut usia akan meras kedinginan dan dapat pula
menggigil, pucat, dan gelisah.
c) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

7) Sistem pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan akibat proses penuaan
pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan
kekuatan, dan menjadi kaku.
b) Aktivitas silia menurun.
c) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
napas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dengan
kedalaman bernafas menurun.
d) Ukuran alveoli melebar (membesar secara progesif) dan jumlah
berkurang.
e) Berkurangnya elastisitas bronkus.
f) Oksigen pada erteri menurun menjadi 75 mmHg.
g) Karbon dioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas
terganggu.
h) Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.
i) Sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.
j) Sering terjadi emfisema senilis.
k) Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan
menurun seiring pertambahan usia.
8) Sistem pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan akibat proses penuaan
pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi dan gizi buruk.
b) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendiri yang kronis,
atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap
terhadap asiaan, asam, dan pahit.
c) Esofagus melebar.
d) Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun.
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama
karbohidrat)
g) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran
darah berkurang.

9) Sistem reproduksi
a) Perubahan pada Wanita
Vagina megalami kontraktur dan mengecil, ovari menciut, uterus
mengalami atrofi, atrofi payudara, atrofi vulva,selaput lendiri
vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang,
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.
b) Perubahan pada Pria
Tesis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada
penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seksual menetap
sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik.
10) Sistem genitourinaria
Keseimbangan eletrolit dan asam lebih mudah terganggu bila
dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow (RPF) dan
glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun secara
linier sejak usia 30 tahun menurut Cox Jr.dkk dalam (Nugroho, 2008).
Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.

11) Sistem endokrin


Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang
memproduksi hormon.Hormon pertumbuhan berperan sangat penting
dalam pertumbuhan, pematangan, pemiliharaan, dan metabolisme
organ tubuh. Yang termasuk hormon kelamin adalah :
a) Estrogen, progesteron, dan testosteron yang memilihara alat
reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
b) Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting
dalam pengaturan gula darah).
c) Kelenjar adrenal yang memproduksi adrenalin kelenjar berkaitan
dengan hormon pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam
tubuh yang mengatur agar arus darah ke organ tertentu berjalan
dengan baik, dengan jalan mengatur vasokonstriksi pembuluh
darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini berkurang pada lanjut usia.
d) Produksi hampir semua hormon menurun
e) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
f) Hipofisis: pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya
di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH, TSH,
FSH, dan LH.
g) Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya pertukaran
zat menurun.
h) Produksi aldosteron menurun
i) Sekresi hormon kelamin

12) Sistem integument


Perubahan yang terjadi pada sistem integumen akibat proses penuaan
pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Kulit mengerut
b) Permukaaan kulit cendrung kusam, kasar, dan bersisik (karena
kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel
epidermis).
c) Timbul bercak pigmentasi akibat proses penuaan melanogenesis
yang tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik
atau noda cokelat.
d) Terjadi perubahan pada daerah sekiat mata, tumbuhnya kerut-kerut
halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis.
e) Kulit kepala dan rambut menipis dan bewarna kelabu.

13) Sistem musculoskeletal


Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal akibat proses
penuaan pada lansia adalah sebagai berikut:
a) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi
b) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,
pergelangan, dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat
pada area tulang tersebut.
c) Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
d) Gangguan gaya berjalan.
e) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
b. Perubahan mental
Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap
yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila
memiliki sesuatu. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang
ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur
panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat (Nugroho, 2015).

c. Perubahan psikososial
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup
aspek psikis dan sosial atau sebaliknya.Perubahan psikososial pada lansia
meliputi :
1) Kehilangan
Nugroho (2015), nilai seseorang sering di ukur melalui
produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas), seseorang akan
mengalami kehilangan antara lain:
a) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)
c) Kehilangan teman
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan merasakan atau sadar terhadap
kematian.
2) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup
(memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit)
3) Kemampuan ekonomiakibat pengasingan dari lingkungan sosial
4) Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan ketulian.
5) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
6) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman &
famili.
7) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan ter-hadap
gambaran diri, perubahan konsep diri).

d. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan (Maryam, dkk 2008).
Penyesuaian diri lansia juga sulit karena ketidak inginan lansia untuk
berinteraksi dengan lingkungan ataupun pemberian batasan untuk dapat
berinteraksi (Hurlock, 1995).

e. Perkembangan Spiritual
1) Agama / kepercayaan semakin terintgrasi dalam kehidupan (Maslow,
1970).
2) Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari (Murray dan Zentner,
1970).
3) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan
keadilan.

B. Care Giver
1. Pengertian Caregiver
Defenisi caregiver dalam Merriam-Webster Dictionary (2012) adalah orang
yang memberikan perawatan langsung pada anak atau orang dewasa yang
menderita penyakit kronis. Elsivier (2009) menyatakan caregiver sebagai
seseorang yang memberikan bantuan medis, social, ekonomi, atau sumber
daya lingkungan kepada seseorang individu yang mengalami ketergantungan
baik sebagian atau sepenuhnya karena kondisi sakit yang dihadapi individu
tersebut. Defenisi caregiver dari literature Bahasa Indonesia, dikemukakan
oleh Subroto (2012) sebagai “seseorang yang bertugas untuk membantu
orang-orang yang ada hambatan untuk melakukan kegiatan fisi sehari-hari
baik yang bersifat kegiatan harian personal (Personal activity daily living)
seperti makan, minum, berjalan, atau kegiatan harian yang bersifat efektif
instrumental (Instrumental daily living) seperti memakai pakaian, mandi,
menelpon atau belanja.

2. Tugas Caregiver
Tugas – tugas yang dilaksana oleh caregiver salah satunya adalah membantu
penderita dalam aktivitas sehari-hari (ADL), yaitu mandi, makan, mobilisasi,
dan membantu manajemen pengobatan serta perawatan penyakitnya (Spillman
et al, 2014). Kegiatan ADL dilakukan lansia mengalami keterbatasan atau
sudah tidak mampu lagi melakukan secara mandiri.

3. Dukungan dan Kebutuhan Caregiver


Dukungan yang diberikan oleh caregiver adalah penting untuk membantu
kesembuhan pasien baik dari segi fisik, psikososial, dan spiritual. Tujuan dari
rencana pendidikan kesehatan juga berbeda antara pasien dan caregiver.
Caregiver mungkin membutuhkan bantuan dalam mempelajari perawatan fisik
dan teknik penggunaan alat bantu perawatan. Menentukaan sumber home
care, menempatkan peralatan, menata lingkungan rumah untuk
mengakomodasi kesembuhan pasien (Lewis, et al 20110. Pasien dan caregiver
mungkin memiliki kebutuhan akan pengajaran yang berbeda. Pemberian
rencana pengajaran yang sukse disarankan untuk melihat dari kebutuhan
pasien dan kebutuhan caregiver yang merawat pasien (Leweis et al, 2011).

C. KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,
keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup
dan kesehatan.Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah
teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Hierarki
kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas.
Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis
seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan
keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk
persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual.Tingkatan yang keempat
meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya
diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri.Tingkatan yang terakhir
adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori Maslow seseorang yang
seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan sesorang
dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang
berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi
manusia.

2. Model-Model Kebutuhan Dasar Manusia


a. Abraham Maslow Hirarki
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori
kebutuhan dasar, yakni sebagai berikut :
1) Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki
Maslow. Seorang yang beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara
umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang yang kekurangan
makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan
terlebih dahulu daripada mencari cinta. Kebutuhan fisiologis hal yang
penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran
gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan
eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan
tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual.
Penting untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna
kelangsungan umat manusia.
2) Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah
keselamatan dan rasa aman dari berbagai aspek, baik fisiologis
maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan
diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa
takut dan cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi
pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
3) Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging
Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan
dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan,
persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam keluarga,
kelompok dan lingkungan sosialnya.
4) Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,
kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan
baik (mengenal dan memahami potensi diri), belajar memenuhi
kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi
yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita
perlu memahami bahwa :
 Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri
yang maksimal.
 Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik
sampai kebutuhan di bawahnya penuhi.
 Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya
akan muncul sesuatu kondisi patologis.
 Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan
tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.
 Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas.
 Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa
kebutuhan sifatnya dapat ditunda.
 Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan
homeostasis. Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit.
 Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak
memenuhinya. Ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor
eksternal dan internal.
 Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon
melalui berbagai cara.
 Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak
terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar
di bawahnya harus terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan
yang “lebih penting” yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain
dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis seseorang seperti makan,
cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin baginya
untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan
mengabaikan kebutuhan yang pertama.

b. Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson,
1955) mengcangkup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson
(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya.dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan, dan pengetahuan yang
di butuhkan . dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan
kembali kemadiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan (Henderson, 1966):
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum cukup
3) Eliminasi
4) Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5) Istirahat dan tidur
6) Memilih cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
7) Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9) Menghindari bahaya dari lingkungan
10) Berkomukasi dengan orang lain
11) Beribadah menurut keyakinan
12) Bekerja yang menjajikan prestasi
13) Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
14) Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu
pada perkembangan dan kesehatan normal.

c. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988)
berupaya untuk mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson
1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan
serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan
proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat
yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan
yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan
klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain
itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada
klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh
faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada klien ( Watson, 1987).

d. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi
terhadap situasi, orang dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang
berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu
dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan
berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan dasar
manusiadi bagi menjadi tigayaitu :
1) Kebutuhan akan informasi kesehatan
2) Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3) Kebutuhan akan perawat ketika sakit.

e. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat
dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan
limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam proses
kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya
masing- masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan
yang lain. Konsep Martha E. Rogers ini di kenal dengan konsep manusia
manusia sebagai unit.

f. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan
pendekatan sistem perilaku.Dalam pendekatan ini, individu di pandang
sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan
stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap
pengaruh yang timbul.

g. Sister Calista Roy


Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan
kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk biopsikososial, manusia
selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai keseimbangn
atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang
terjadi.Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi
konstektual dan stimulasi residual. Dalam proses penyesuaian diri,
individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai tujuan
berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan.
Dengan demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon
adaptif.Karenanya, Roy secara ringkas berpendapat bahwa individu
sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan satu kesatuan
yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap
perubahan lingkungan tersebut.

3. Karakteristik Seseorang Yang Kebutuhan Dasarnya Terpenuhi


Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika
seseorang sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa
puas dan akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang
menuju potensi kebutuhan yang lebih besar. Sebaliknya, jika proses
pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis.
Dalam konteks homeostasi, suatu persoalan atau masalah dapat dirumuskan
sebagai hal yang menghalangi terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut
lebih lanjut dapat mengancam homeostasis fisiologis maupun psikologis
seseorang.

4. Penerapan Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Praktek Kemanusian


Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dan care
giver dalam berbagai hal ; pertama, membantu perawat memahami dirinya
sendiri mereka dapat mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien. Kedua,
dengan memahami kebutuhan manusia perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik. Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar
dapat memberikan kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses
keperawatan pada tingkat individu dan keluarga. Keempat, perawat dapat
mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk mengurangi
stress. Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia
untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang contohnya care
giver.

B. INTERVENSI MANEJEMEN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai