RS IMMANUEL
Makalah ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas mata kuliah Nursing
Practice Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
Laporan Ini Telah Di Perikasa dan Dikoreksi Serta Di Setujui Oleh Pembimbing
Program Studi Nursing Practice Stase Kepemimpina dan Manajemen
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
PEMBIMBING MENGETAHUI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada penyusun sehingga penyusun
berhasil menyelesaikan laporan ini. Alhamdulilah tepat pada waktunya yang
berjudul “LAPORAN PENGELOLAAN RUANGAN DI RUANG LCA RS
IMMANUEL”. Tujuan penyusun membuat makalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Nursing Practice 5 Stase Kepemimpinan dan Manajemen
Perawat. Laporan ini berisikan tentang kajian situasi yang disertai dengan analisa
SWOT ,analisa fishbone perumusan masalah dan prioritas, penyusunan metode
solusi penyelesaian masalah, penyusunan standar prosedur oprasional dan
penyusunan POA dalam menyelesaikan kasus yang ada.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu Kelompok menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR SKEMA................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................8
A. LATAR BELAKANG..................................................................................8
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................9
C. TUJUAN.......................................................................................................9
D. MANFAAT.................................................................................................10
E. METODE PENGUMPULAN DATA.........................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................12
A. KONSEP KEPEMIMPINAN.....................................................................12
B. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN............................................16
C. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL.........................17
D. PENDEKATAN MANAJEMEN (MANAGEMENT APPROACH)
DALAM MPKP.................................................................................................17
E. PRINSIP–PRINSIP YANG MENDASARI MANAJEMEN
KEPERAWATAN..............................................................................................21
F. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN............................................22
G. ANALISA SWOT.......................................................................................23
H. KONSEP PERHITUNGAN BOR, LOS DAN PENETAPAN JUMLAH
TENAGA KEPERAWATAN............................................................................30
I. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH..............................................33
J. PENYELESAIAN MASALAH..................................................................34
K. FISH BONE ANALISIS.............................................................................35
L. PLANNING OF ACTION..........................................................................36
M. INTERVENSI MANAJEMEN KEPERAWATAN....................................37
iii
N. TINJAUAN TEORI TENTANG PERAWATAN INFUS..........................40
O. TEORI ENAM BENAR PEMBERIAN OBAT...........................................43
P. KONSEP PENERIMAAN PASIEN BARU...............................................44
BAB III URAIAN KEGIATAN............................................................................46
A. KAJIAN SITUASI MANAJEMEN RUANG RAWAT LCA....................46
B. PERHITUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA.......................................55
C. ANALISA SWOT.......................................................................................56
D. ANALISA FISHBONE...............................................................................67
E. PERUMUSAN MASALAH.......................................................................70
F. PRIORITAS MASALAH...........................................................................70
G. SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH..................................................71
H. PLANNING OF ACTION.........................................................................73
BAB IV PEMBAHASAN KEGIATAN................................................................75
A. PEMBAHASAN.........................................................................................75
B. SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH...................................................75
BAB V PENUTUP.................................................................................................82
A. KESIMPULAN...........................................................................................82
B. SARAN.......................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84
LAMPIRAN...........................................................................................................86
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.6 Matriks IFE dan EFE
DAFTAR SKEMA
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakyat. Pelayanan kesehatan
adalah upaya yang di selengarakan sendiri atau secara bersama-sama Dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,mencegah,dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga,kelompok, atau masyarakyat. (Depkes RI
2010 )
7
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas maka perumusan
masalah yang diangkat adalah bagaimana pelaksanaan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam keperawatan di ruangan LCA Rumah Sakit
Immanuel Bandung.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan kajian situasi di ruangan LCA Rumah Sakit
Immanuel diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengimplementasikan konsep dari manajemen keperawatan sesuai dengan
masalah yang ada di ruangan LCA dan mahasiswa mampu menyusun
planning of action untuk menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan
prioritas masalah.
9
2. Tujuan Khusus
Setiap mahasiswa mampu :
D. MANFAAT
Makalah ini diharapkan akan menjadi salah satu bahan untuk tujuan
referensi atau sumber informasi dan hasil makalah ini diharapkan dapat
memperluas kajian tentang kepemimpinan dan manajemen keperawatan
yang sesuai dengan kondisi rumah sakit
2. Wawancara
10
3. Study dokumentasi
Study dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
dokumnentasi proses keperawatan dan penerapan SOP tindakan
keperawatan.
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain dalam
mencapai tujuan (Huber, 2010 dalam Kurnadi, 2016). Menurut La Monica
(2012 dalam Kurnadi, 2016) menyimpulkan dari Fleishman (1973) dan
Hersey & Blanchard (2011), kepemimpinan adalah “penggunan proses
komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau
kelompok kea rah pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam situasi
yang unik dan tertentu”. Definisi dari para ahli yang lain, kepemimpinan
adalah suatu kegiatan mempengaruhi individu atau sekelompok orang agar
mau melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan organisasi secara sukarela
(Gibson, Ivanecevich, Donally, 2011; Hersey, Blanchard & Johnson,
2011; Huber, 2010 dalam Kurnadi, 2016).
Istilah manajemen dan kepemimpinan memang sering dipertukarkan.
Hal ini terjadi karena aktivitas manajemen, yang mencakup perencanaan
(planning), pengarahan (leading), pengorganisasian (organizing), dan
pengendalian (controlling), dianggap tidak berbeda dengan aktivitas
kepemimpinan. Namun John Kotter, dari Harvard Business School
mengemukakan pendapatnya bahwa manajemen berkenaan dengan
mengatasi kerumitan, sedangkan kepemimpinan berkenaan dengan
mengatasi perubahan. Hal tersebut dapat dipertegas lagi bahwa
kepemimpinan berkaitan dengan visi terhadap masa depan, sedangkan
manajemen berkaitan dengan mengimplementasikan visi dan strategi yang
disajikan oleh para pemimpin. Perbedaan kedua istilah tersebut
11
dikemukakan juga oleh Robert House dari Wharton School pada
University of Pennsyulvania. Yudiaatmaja.F.(2013).
2. Teori dan Gaya Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
meno njolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
Gaya kepemimpinan merupakan gaya yang disebut dengan
Leadership Dilemmas: grid solution atau gaya kepemimpinan dan
management styles atau gaya manajemen. Kedua istilah tersebut
dipakai dengan konotasi pengertian yang sama yaitu pola prilaku
kepemimpinan atau pola prilaku manajemen. (Wirawan, 2014).
Menurut Gillies (2004), gaya kepemimpinan berkembang
menjadi beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya adalah sebagian
berikut :
a. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang
memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi; mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi; menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat.
b. Tipe Militeristis
12
pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih-
lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan,
sukar menerima kritikan dari bawahannya, menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c. Tipe Paternalistis
d. Tipe Karismatik
13
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai
kriteria untuk karisma. Misalkan, Gandhi bukanlah seorang
yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik
sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang
memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu
terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
e. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia: selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya: senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya: selalu berusaha mengutamakan
kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan: ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang
sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain:
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya dan berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
14
15
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan atau (directing) adalah suatu usaha untuk penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi pengarahan bertujuan agar
perawat atau staf mampu melaksanakan tugas sesuai dengan
diharapkan. Dalam melakukan pengarahan, kegiatan yang dilakukan
kepala ruangan diantaranya adalah saling memberi motivasi,
membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian melakukan
19
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui
orang lain, maka tahap implementasi di dalam proses manajemen terdiri
dari bagaimana memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
telah direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini manajemen akan
memberikan nilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan tugasnya dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.
G. ANALISA SWOT
1. Definisi analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisi ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Treath). (Dumilah Ayuningtias,2015)
2. Matriks SWOT
Matriks SWOT mempunyai 9 sel, terdiri dari 4 sel untuk key success
factors, 4 sel untuk strategi, dan 1 sel yang selalu kosong (terletak di sebelah
kiri atas). Keempat sel strategi berlabelkan SO, WO, ST dan WT yang
dikembangkan melalui key success factors pada sel yang bertuliskan S,W,O,
dan T.
a. Formula Gillies
A x B x 365
Tenaga Perawat¿
( 365−C ) x Jam kerja/hari
Keterangan:
A : Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan
klien)
B : Sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
C : Jumlah hari libur 78 hari (libur hari minggu = 52 hari, cuti
tahunan = 12 hari, libur Nasional = 14 hari)
365 hari: Jumlah hari kerja setahun
6 jam: Jam kerja perhari
41 (Mg) x 40 Jam / Mg
= 285 / 7
c. Metode Iilyas
TP = A x B x 365
31
Keterangan :
B= Sensus harian
{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
32
J. PENYELESAIAN MASALAH
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-5.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
5= sangat mampu
4=mampu
34
3=cukup mampu
2=kurang mampu
1=tidak mampu
4. Langkah Penyusunan
a. Menggambar sebuah kotak pada ujung kanan tengah. Di dalam kotak
ditulis masalah yang ingin diatasi
b. Menggambar sebuah panah horizontal yg menunjuk pada kotak tsb.
35
L. PLANNING OF ACTION
Planning of action merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian
tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih
lanjut, action planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau
cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah
maupun jangka pendek.
36
4. COACHING
a. Pengertian
Coaching adalah proses Melatih, mengajar, menginstruksikan,
memberikan saran kepada tim atau seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Coaching sangat diperlukan sebagai salah satu teknik dalam proses training
& development karyawan. Kelebihan coaching adalah peran coach yang
39
secara intensif melatih dan memantau kehidupan dan kinerja coachee (yang di
coach), sehingga dapat menguasai keterampilan atau keahliannya.
b. Tujuan
Beberapa tujuan coaching:
1) Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual.
2) Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan profesional
peserta.
3) Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ
tubuh manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan
sejenis subtansi yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan,
penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan
tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat dengan
proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pengertia Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IRD,
n pindahan dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat
Inap.
KAJIAN SITUASI
Visi
Misi
45
Falsafah keperawatan Rumah Sakit Immanuel yakni EMPATI artinya
melakukan tindakan nyata untuk mengatasi penderitaan atau kesulitan orang
lain yang dijabarkan sebagai berikut.
46
47
Keterangan :
s = ruangan spuulhooke
u= taman mini
tabel 3.2
Analisa tabel 3.3 menunjukan bahwa kualifikasi pendidikan perawatan di ruang Lca
yaitu S1 Ners yang berjumlah 80% dan Amd,.Kep berjumlah 20%
tabel 3.3
Analisa tabel 3.2 distribusi tenaga keperawatan yang berjumlah 18 orang,1 orang
perawat sebagai kepala ruangan,dan 1 orang inventaris , dan 16 orang perawat
sebagai perawat pelaksana.masa kerja paling lama adalah 12,9 tahun dan masa kerja
yang baru yaitu ,0,3 bulan.
Fasilitas Ruangan
Counter perawat
1. Salib 1 buah
2. Pesawat telepon 2 buah
3. Kipas angin 1 buah
4. White boartd 1 buah
5. Televisi 1 buah
6. Tempat tissu 1 buah
7. Jam dinding 1 buah
8. Lemari kayu
9. Monitor 1 buah
10. Meja konter 2 buah
11. Keyboard 1 buah
12. Mouse 1 buah
13. Barcode 1 buah
14. Bell sistem 7 buah
15. Lemari formulir
16. Figura visi misi 1 buah
17. Meja tulis besar 1 buah
18. Meja komputer 1 buah
19. Printer canon 1 buah
20. CPU 1 buah
21. Kursi bulat kaki besi 9 buah
22. Kursi kayu 4 buah
23. Tempat sampah 2 buah
24. Rak plastik 4 susun
25. Kakulator 3 buah
26. Trolley 2 tahap
27. Emergency trolley
28. Lukisan
29. Hecter
30. Dispenser selotip
Alat medis
1. Matras dekubitus 2 buah
2. Stetoskop 3 buah
3. Tensimeter 2 buah
4. Timbangan 1 buah
5. Alat EKG + trolley 1 buah
6. Okymetri
7. Termometer 2 buah
8. Nebulier 2 buah
9. Suction pump
53
{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
A X B X 365
TP =
255 X jam kerja
5 X (70 % x 20) X 365
=
255 X 7
25550
=
1785
=14,3 14 Tenaga perawat
b. Gillies
keterangan :
A: Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien)
B: Sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
C: Jumlah hari libur 80 hari (libur hari minggu = 52 hari, cuti
tahunan = 12 hari, libur Nasional = 16 hari)
365 hari: Jumlah hari kerja setahun
6 jam: Jam kerja perhari
A x B x 365 5 x (70 % x 20) x 365
T P¿ =
( 365−C ) x Jam kerja/hari ( 365−80 ) x 7
25550
¿
1995
= 12,8 13 tenaga perawat
c. PPNI
A = Jumlah jam perawatan / 24 jam
B= Sensus harian (BOR X TT)
41 Mg = 365 – 52 (Hr Ming.) - 16 hr libur nasional - 12 hr cuti
= 285 / 7
25480.25
=
1640
= 15.53 16 tenaga perawat
Dapat disimpulkan tenaga perawat di ruangan LCA sudah mencukupi yaitu dengan
14 – 16 Tenaga perawat.
C. ANALISA SWOT
b. Weakness
56
c. Opportunity
d. Threaths
0.2 3 0.6
4) Adanya petugas farmasi dalam
pemberian obat dan petugas gizi
dalam memberikan edukasi nutrisi
kepada pasien 0.1 2 0.2
5) Perawat telah menerapkan 3S
(Senyum, Sapa, Salam) kepada
pasien
0.1 3 0.3
6) Perawat telah melakukan
komunikasi yang efektif
61
TOTAL 1 5,9
62
2) Adanya program
pelatihan untuk meningkatkan 0.4 4 1.2
kompetensi perawat
yang profesional
3) Bebasnya pers dan teknologi yang
semakin canggih sehingga mudah
menyebarkan informasi mengenai
kesehatan dengan cepat
TOTAL 1 5.7
63
3. Diagram Kartesius
D. ANALISA FISHBONE
E. PERUMUSAN MASALAH
1. Belum optimalnya perawatan infus kepada pasien
2. Belum optimalnya penerapan 6B dalam pemberian obat kepada
pasien
3. Kurang efektifnya penerimaan pasien baru
F. PRIORITAS MASALAH
Rentang Nilai :
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-5. Kriteria
CARL tersebut mempunyai arti:
3 =cukup mampu
70
H. PLANNING OF ACTION
PEMBAHASAN KEGIATAN
A. PEMBAHASAN
Ruangan LCA (Lions Club A) adalah ruang rawat inap, pelayanan multi
dengan bebagai penyakit, didalamnya terdapat pelayanan dengan penyakit
dalam dan bedah. Ruangan ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan
lulusan S.Kep, Ners yang sudah memiliki pengalaman kerja lebih 12.4 tahun
dan sudah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit
Immanuel. Ruangan LCA memiliki 11 kamar yang terdiri dari ruangan kelas
VIP yang memiliki 5 kamar , kelas 1 yang memiliki 3 kamar dengan masing-
masing kamar terdiri dari 2 bed, dan kelas 2 memiliki 3 kamar yang masing
masing terdiri dari 3 bed. Ruangan LCA memiliki jumlah tenaga kerja
keseluruhan yaitu 17 orang perawat dan 1 orang inventaris ruangan.
72
73
pasien yaitu benar obat, benar dosis, benar pasien, benar cara pemberian,
benar waktu dan benar dokumentasi.
Dari masalah yang di temukan, kelompok mendapatkan solusi
penyelesaian masalah diatas yaitu dengan adanya Kolaborasi kepala
ruangan dengan PJ shift untuk resosialisasi tentang 6 Benar dalam
pemberian obat kepada pasien harus sesuai dengan SOP. Evaluasi dapat
dilakukan minimal 1 bulan sekali
Tindakan-tindakan dalam komponen prinsip ‘enam tepat’menurut
(Kuntarti, 2005):
Tepat Obat
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Menanyakan ada tidaknya alergi obat
c. Menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat
d. Mengecek label obat 3 kali (saat melihat kemasan, sebelum
menuangkan, dan setelah menuangkan obat) sebelum
e. memberikan obat
f. Mengetahui interaksi obat
g. Mengetahui efek samping obat
h. Hanya memberikan obat yang disiapkan diri sendiri
Tepat dosis
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mengecek hasil hitungan dosis dengan perawat laian (double
check)
c. Mencampur/ mengoplos obat sesuai petunjuk pada label/ kemasan
obat
Tepat waktu
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mengecek tanggal kadaluarsa obat
75
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari masalah yang berada diruang LCA, ada tiga masalah
yaitu, Belum optimalnya perawatan infus pada pasien,Belum optimalnya
pelaksanaan 6 benar pemberian obat (benar pasien), Belum optimalnya, dan
Belum optimalnya edukasi oleh perawat kepada pasien baru.
Dan dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang sudah dilakukan
diruang LCA tidak kekurangan tenaga perawat atau tenaga perawat di ruangan
LCA cukup.
Dari hasil analisa swot didapatkan bahwa diruang rawat inap LCA ada pada
kuadran I ( agresif ) dan strategi yang dapat dilakukan yaitu,
79
Strategi atau rencana yang akan dilakukan dalam meningkatkan mutu
pelayanan perlu didukung dengan kebijakan yang ada.
80
81
B. SARAN
Dewi. P.K.2015.Analisis Alur Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
“X” Tahun dengan Pendekatan Lean Hospital Jurnal Administrasi
Rumah Sakit Volume 2 Nomor 1
Kuntarti. 2005. Tingkat Penerapan Prinsip ‘Enam Tepat’ Dalam Pemberian Obat
Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 9, No.1, Maret 2005; 19-25
82
Nursalam.2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan pengalaman.
EGC: Jakarta
Wahyu Rizky. 2016. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Phlebitis
pada Pasien yang Terpasang Kateter Intravena di Ruang Bedah
Rumah Sakit Ar. Bunda Prabumulih. JNKI, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016,
102-108
83
LAMPIRAN 1
Matriks Wawancara
84
2. Ns.D 1. Bagaimana penerapan 1. Ronde keperawatan di Ronde
Ronde keperawatan di ruang LCA hanya di keperawatan
ruangaan ? lakukan 2x dalam sehari
2. Bagaimana penerapan yaitu di pergantian shift
hands over ? Apakah sudah dari malam ke pagi dan
efektiif dilalukannya ? dari pagi ke sore sajah
malam tidak dilakuakan
karna pasien sedang
istirahat (tidur)
2. Hands over di Hand over
ruangan mengunakan
metode face to face dan
itu yang paling efektif
karna tidak memakan
waktu banyak
3. Ns. R 1. Apakah ada spo tentang 1. Untuk spo perawatan SPO perawatan
perawatan infuse ? infuse ada. infuse.
2. Apakah perawat R tau 2. Untuk spo perawatan
spo tentang perawatan infuse saya tau.
infuse? 3. Dalam penerapan
3. Apakah perawat R sudah perawatan infuse itu
menerapkan spo perawatan belum sepenuhnya
infuse kepada pasien ? 4. Karena beberapa Beban kerja
4. Mengapa perawat R factor yang dapat perawat
belum menerapkan spo menyebabkan
perawatan infuse ? kurangnya dalam
penerapan infuse seperti
beban kerja yang tinggi
contonya : Beban kerja
85
dirasakan meningkat bila
ada berapa perawat tidak
masuk kerja seperti ijin,
dan sakit secara
mendadak.
5. Apakah perawat R tau
5. Iya saya tau jika tidak
akibat dari tidak Flebitis
dilakukanya perawatan
dilakukanya penerapan spo
infuse maka akan terjadi
perawatan kemerahan,bengkak,nyeri
infuse kepada pasien? Peradangan bahkan
6. Jika sudah terjadinya sampai terjadinya flebitis.
peradangan/flebitis apakah 6. Jika pasien merasakan
anda langsung melakukan nyeri dan ada peradangan
perawatan infuse atau maka saya langsug
86
untuk di dorong? label infuse pasien.
5. Kalo mau oplos obat Pergantian cairan
menggunakan spluit infuse
sebaiknya sebelum
dimasukkan cairan buang
dahulu udara yang di
dalam spull itu. Karena
spull yang baru pasti ada
udara di dalam nya.
Ns. M 1. Apakah perawat M tau 1. Untuk perawatan Sop perawatan
tentang perawatan infuse? infuse saya tau infuse
2. Apakah perawat M 2. Dalam penerapan
sudah menerapkan perawatan infuse itu
perawatan infuse kepada belum sepenuhnya.
pasien ? 3. Biasanya terjadi
3. Apakah perawat M tau macet dalam teteasan
jika tidak dilakukanya infuse dan menyebabkan
perawatan infuse resiko peradangan/
apa aja yang akan terjadi? pembengkakan
4.jika terjadi macet dalam 4. Harusnya dilakukan
tetesan infuse apa yang pergantian selang infuse
dilakukan? yang baru tapi jika
dilakukan pergantian
selang terus menerus
makan akan dikenakan
biaya tinggi kepada
pasien, biasanya jika
terjadi macet pada
tetesan infuse kamu
melakukan spooling
87
karena efektif waktu dan
5. Apakah perawat M tau mudah dilakukan
jika dilakukan spooling 5. Iya saya tahu jika
akan terjadi peradangan terjadi peradangan atau
dan bahkan sampai flebitis maka dilakukan Flebitis
terjadinya flebitis? kompres menggunakan
air NACL dan Kassa.
LAMPIRAN 2
1 Ns.M
2 Ns.K
3 Ns.D
4 Ns.Y
5 Ns.J
6 Ns.M
7 Ns.H
8 Ns.R
9 Ns.D
10 Ns.K
11 Ns.S
12 Ns.G
13 Ns.A
14 Ns.S
88
15 Ns.R
16 Ns.E
89