Anda di halaman 1dari 2

5.

Uraikan Peran Pemimpin Dalam Pengelolaan Model Praktek Keperawatan


Professional

Dari kasus diatas didapatkan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan yaitu gaya
kepemimpinan Delegatif dimana gaya kepemimpinan ini juga disebut dengan laisezz-faire
yaitu pemimpin memberi kebebasan secara mutlak kepada para tenaga keperawatan untuk
melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan
keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat kerja tim
pada umumnya menjadi rendah hal ini dapat dilihat dari bagaimana tidak adanya
pelaksanaan nursing handover (serah terima keperawatan diruangan tersebut), dalam etika
keperawatan secara tidak langsung melanggar etika keperawatan yaitu Autonomi & Justice
dimana perawat tidak memberitahukan pada klien mengenai keadaan dan kondisinya, dan
perawat tidak memperhatikan keadaan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku
contohnya: ketika perawat tidak melakukan operan dinas antar shif di rumah sakit dan belum
melakukan orientasi mengenai kondisi pasien shingga tampak tidak memprioritaskan patient
safety, sedangkan prioritas pelayanan keperawatan pada umumnya Patient Safety. Transfer
informasi pada saat pergantian shif (hand over) penting dilakukan karna bertujuan untuk
menyamoaikan informasi dari setiap pergantian shif untuk memastikan efektifitas dan
keamanan dalam perawatan pasien. Karena nursing handover juga dapat memberi pengaruhi
mutu pelayanan keperawatan. Hal ini juga dapat menjadi perhatian atau masukkan bagi
supervisi (audit) untuk lebih meningkatkan lagi pengawasan dalam proses mutu pelayanan
keperawatan diruangan abednego. Dalam pengelolaan model praktek keperawatan
professional maka gaya kepemimpinan (peran pemimpin), kepala ruangan harus mengikuti
gaya kepemimpinan partisipatif.
Peran pemimpin dalam pengelolaan model praktek keperawatan profesional yaitu :
a. Peran kepala ruangan (KARU)
1) Sebelum melakukan sharing dan operan pagi, karu melakukan ronde keperawatan
kepada pasien yang dirawat meliputi : menanyakan keadaan pasien dan
kebutuhannya serta mengobeservasi keadaan infus, tetesan infus, dan bila ada obat
yang belum di minum oleh pasien segera diberikan dengan memberikan motivasi
kepada pasien tentang kegunaan obat.
2) Memimpin sharing pagi
3) Memimpin operan pagi
4) Memastikan pembagian tugas perawat yang telah dibuat oleh kepala tim dalam
pemberian asuhan keperawatan pada hari itu (serah terima keperawatan).
5) Memastikan seluruh pelayanan pasien terpenuhi dengan baik
6) Memastikan ketersediaan fasilitas dan saran sesuai dengan kebutuhan
7) Mengelolah dan menjelaskan komplen dan konflik yang terjadi diarea tanggung
jawabnya
8) Melaporkan kejadian luar biasa kepada mananger

6. Uraikan intervensi untuk penyelesaian masalah pada kasus diatas?


Intervensi yang digunakan yaitu :
a. Coaching
1) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ Shift tentang pelaksanaan nursing
handover diruangan
2) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ Shift tentang proses handover antara
perawat dan pasien diruangan abednego
3) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ Shift tentang pengoptimalan pada
pasien transfer datang atau pindah diruangan abednego

b. Desiminasi
1) Desiminasi mengenai penerapan pedoman nursing handover di ruangan abednego
c. Simulasi (Role Play)
1) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ Shift tentang simulasi (role play)
proses handover pasien di ruangan Abednego
2) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ Shift tentang simulasi (role play)
transfer pasien datang atau pindah oleh perawat di Abednego
d. Mini Seminar
1) Koordinasi dengan kepala ruangan, CI, dan PJ shift dalam melakukan seminar terkait
penerapan pedoman nursing handover di ruangan abednego.

Anda mungkin juga menyukai