PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1
Kepuasan dan kinerja perawat yaitu kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Terlaksananya komunikasi yang
adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya yaitu komunikasi secara
professional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan
penentuan model.
Ada berbagai jenis model keperawatan, akan tetapi pada tugas kali ini kami akan
membahas model keperawatan yaitu “Metode Kasus” berdasarkan dasar
pertimbangan pemilihan model metode asuhan keperawatan yang sudah kami uraikan
seperti diatas.
2
IV. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Makalah ini diharapkan bermanfaat dalam berbagai proses pembelajaran.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang manajemen
keperawatan terutama mengenai metode asuhan keperawtan perfesional (MAKP).
3. Bagi pengembang ilmu
Makalh ini dapat digunakan sebagai acuan pengembangan ilmu dalam manajemen
keperawatan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Tinjauan Teori
A. Definisi
Model asuha keperawatan profesional (MAKP) adalah sebuah sistem yang
meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinnkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan
untuk menunjang asuhan keperawatan sebagai suatu model berarti sebuah ruang
rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan profesional di Rumah
Sakit (Sitorus, 2006).
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari
filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
4
B. Konsep Teori MAKP
1. Model asuhan keperawatan professional (MAKP) Kasus
Setiap perawta ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat private atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkab pendekatan holistic dari
filosofi keperawatan. Perawata bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu. (Nursalam, 2007)
5
Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan
akan didelegasikan kepada perawat asosiet (associate nurse).
6
2. Kekurangan Metode Kasus
a. Penanggung jawab tidak pasti.
b. Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh.
c. Membutuhkan banyak tenaga.
d. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
e. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.
7
D. Struktur Organisasi (Peran dan Tugas)
Kepala Perawat
8
Peran dari Pembagian Tugas Modifikasi Tim Metode Kasus:
1. Kepala Perawat
a. Memimpin rapat.
b. Menerima pasien baru.
c. Evaluasi kinerja perawat.
d. Membuat daftar dinas.
e. Menyediakan material.
f. Perencanaan, pengawasan, pengarahan.
2. Staf Perawat
a. Membuat perencanaan asuhan keperawatan.
b. Mengadakan tindakan kolaborasi.
c. Memimpin timbang terima.
d. Mendelegasikan tugas.
e. Memimpin ronde keperawatan.
f. Evaluasi pemberian asuhan keperawatan.
g. Bertanggung jawab terhadap klien.
h. Memberi petunjuk jika klien akan pulang.
i. Mengisi resume keperawatan.
9
Rumus :
Keterangan :
1. Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali
jumlah hari dalam satu satuan waktu.
2. Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31
hari, tergantung jumlah hari dalam bulan tersebut.
Rumus :
Keterangan :
1. Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar
hidup atau mati dalam satu periode waktu.
2. Jumlah pasien keluar ( hidup+ mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode tertentu.
10
Lama dirawat = Lamanya 1 orang pasien dirawat setelah pasien tersebut keluar hidup
(pulang atas izin dokter, pulang paksa, melarikan diri dan dirujuk) atau meninggal.
Rumus :
Keterangan :
Rumus :
11
Keterangan:
Rumus :
Keterangan :
Rumus :
ILUSTRASI KASUS :
“Sebuah ruang rawat inap RSUP Sanglah (Ruang Angsoka), dengan kapasitas
tempat tidur 26 tempat tidur (TT) pada tahun 2016”
12
1. Jumlah hari perawatan selama 6 bulan pada tahun 2016 di RS 4000 hari.
2. Jumlah pasien keluar (hidup+mati) =450 + 20 = 470 orang.
3. Jumlah lama rawat 2900.
4. Periode 4 bulan dari bulan januari sampai juni 2016 ( 182 hari ).
5. Jumlah pasien mati >48 jam = 15 orang.
6. Jumlah pasien mati seluruhnya 20 orang.
1. Perhitungan BOR
= 4000 x 100%
26x182
=4000 x 100%
4732
=84,53 %
2. Perhitungan ALOS
2900
=
450+20
2900
= = 6 hari
470
13
3. Perhitungan TOI
732
=
470
= 1,5 hari
4. Perhitungan BTO
450
=
26
= 18 kali
5. Perhitungan NDR
15 𝑥 1000%
=
470
1500
=
470
= 3,2 %
14
6. Perhitungan GDR (gross death rate)
20 𝑥 1000%
=
470
20.000
=
470
= 4,2 %
1. Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industry untuk melihat beban kerja yang
dipangku oleh personel pada satu unit, bidang maupun jenis tenaga
15
tertentu.Pada metode ini,dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara
lain:
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja.
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja.
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja.
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegitan
yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui teknik ini akan
didapatkan beban kerja personel dan kualitas kerjanya. Langkah-langkah dalam
melakukan ini:
3. Daily Log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work
sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang diamati.
Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini tergantung kerjasama dan
kejujuran dari personel yang diamati. Peneliti bisa menggunakan pedoman dan
16
formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan
pencatatan kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir
kepada subjek personel yang akan diteliti, tekankan pada personel yang diteliti,
yang terpenting adalah jenis kegiatan, waktu dan lama kegiatan, sedangkan
informasi personel tetap mejadi rahasia dan tidak akan dicantumkan pada
laporan penelitian.
(Sumber:Nursalam.2014.ManajemenKeperawatan.Ed.4.Jakarta:SalembaMedika)
Pernafasan sistem klasifikasi dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut:
17
6) Pengobatan perlu prosedur.
c. Kategori III : perawatan total
1) Dibantu segala sesuatunya, posisi tidur.
2) Observasi tanda vital tiap 2 jam.
3) Pemakaian selang NGT.
4) Terapi intravena.
5) Pemakaian suction.
6) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Catatan :
a. Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari.
b. Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikaasi pasien.
c. Bila hanya memenuhi 1 kriteria maka pasien dikelompokan pada klasifikasi
diatasnya.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit pelayanan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar per shift, yaitu dalam tabel.
Klasifikasi Pasien
Jumlah Minimal Parsial Total
pasien P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,51 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,211 1,08 0,90 0,60
Dst.
2. Menurut gillies
a. Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga kerja keperawatan di satu
unit perawatan adalah sebagai berikut :
Rumus :
A x B x C - F – H 18
(C – D) x E G
Keterangan :
C= jumlah hari/tahun
Rumus :
c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka jumlah
jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam
kerja/hari.
Tambahan tenaga :
Rumus :
19
Catatan :
a. Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologi dan spiritual. Berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien pada perawat maka dapat di klarifikasikan dalam empat
kelompok yaitu :
1) Self care
2) Partial care
3) Total care
4) Instensif care
20
1) Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
2) Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
3) Total care dibutuhkan 1-1 ½ x 4 jam : 4-6 jam
4) Intensif care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. Perawatan tak langsung meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan ,
memasang atau menyimak alat , konsultasi dengan anggota tim , menulis dan
membaca catatan kesehatan , melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS
Graha Detroit = 38 menit/pasien/hari , sedangkan menurut Wolfe dan Young = 60
menit/pasien dan penelitian di RS John Hopkins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies,
1996)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi : aktivitas serta tindak
lanjut pengorbanan. Menurut Mayer dalam Gillies (1996) , waktu yang dibutuhkan
untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/hari
ILUSTRASI KASUS
Sebuah Ruang perawatan ruang Angsoka RSUP Sanglah adalah ruang perawatan
untuk klien dengan kapasitas tempat tidur selama 50 TT, dengan BOR 75% jumlah
pasien sebanyak 30 orang, dengan rata-rata tingkat ketergantungan :
1. Menurut Douglas
a. Kebutuhan perawat untuk hari libur atau cuti atau hari besar dan tugas non
keperawatan
= 52 + 14 + 12 x 18
287
= 1404
287
= 4 orang
2) Perawat yang mengerjakan tugas non profesi atau perawat tidak langsung (
perincian kebersihan dll)
=(∑ tenaga perawat +L.DAY) x 25%
22
= (18 + 3) x 25%
= 5 orang
ILUSTRASI KASUS :
1. Menurut Gillies
23
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang/hari
Perbandingan professional berbanding dengan vokasional = 55% : 45% = 10 : 8 orang
(Dwi Astari)
(Puspita Chandra)
24
-Yuni Anggreni
Dokter : Dwi Astari
1. Timbang Terima
a. Pengertian
Operan sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien.
b. Tujuan
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
2) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
3) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
25
c. Alur
Klien
Masalah:
1. Teratasi
2. Belum
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
d. Skenario 5.
1) PRE KONFERENS
Kepala Ruangan : Membuka dan fasilitator
Perawat Pelaksana : - Menjelaskan data pasien
- Menjelaskan implementasi yang sudah
dilakukan
- Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
- Melakukan evaluasi (soap).
Di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, pagi pukul 08.00 WITA, operan berlangsung antara karu,
staf perawat pagi dan staf perawat malam.
Karu Dayu : “Om Swastiastu, selamat pagi rekan-rekan, salam sejahtera untuk kita
semua, hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya sesuai dengan kegiatan
awal shift pagi akan didahului oleh operan antara perawat yang berjaga
26
malam kemarin dengan perawat yang shift pagi hari ini. Silahkan kepada
perawat yang shift malam melapor kondisi pasien”.
Perawat Yuni : “Terimakasih atas waktu yang telah diberikan, selamat pagi rekan-
rekan, saya hari ini akan melaporkan kondisi pasien Ny. Pt dengan
penyakit jantung rematik. Seperti yang kita tahu pasien masuk ke ruang
angsoka pada hari selasa, tanggal 25 April 2017. Observasi terakhir kami
yang berjaga kemarin malam sama seperti pada saat kami operan malam,
pasien masih mengatakan dadanya berdebar-debar, namun keluhan
sebelumnya yakni merasakan denyutan di arteri karotis sudah tidak
dirasakan pasien lagi. Secara umum kondisi pasien baik, pasien hanya
sedikit terlihat cemas, namun dari segi asupan nutrisi dan istirahat baik”.
Perawat Mirah : “Apakah Perawat Yuni sempat melakukan pengkajian kardio pada
pasien ?”
Perawat Yuni : “Iya, pada saat pasien mengeluh dadanya berdebar-debar, saya melihat
iktus kordis terlihat, saya palpasi dada pasien dan teraba thrill, dan
ketika saya aulkultasi terdengar bunyi gallop”.
Perawat Yuni : “ Karena pasiennya sendiri terlihat cemas, saya sudah melakukan
intervensi teknik relaksasi untuk mereduksi cemasnya, lalu saya telah
memberikan HE tentang pentingnya bagi pasien untuk membatas
aktivitasnya, karena pasien sendiri mengaku cepas merasa lelah”.
Perawat Mirah : “Baik, selanjutnya untuk terapi dari dokter apakah semua lanjut?”.
Perawat Yuni :” Untuk terapinya semua lanjut, pasien tetap diberikan terapi aspirin,
Ciprofloxacin, dan penicillin. Karena pasien sendiri mengalami tirah
baring, saya rasa perlu dievaluasi bagaimana BAB pasien dan jika
memang pasien tidak bisa BAB untuk beberapa hari kedepan, saya rasa
dapat diberikan intervensi pemberian huknah atau dulcolax”.
27
Perawat Mirah :” Baik, itu akan menjadi pertimbangan kita bersama kelak. Lalu untuk
hari ini apakah ada jadwal pemeriksaan diagnostic atau lab?”.
Perawat Yuni :” Ada Bu, sesuai dengan instruksi dokter untuk pemeriksaan darah
pasien memang dilakukan setiap 2 hari sekali mengingat evaluasi dari
WBC pasien perlu dilakukan. Lalu untuk hari ini juga dijadwalkan untuk
tindakan kolaborasi pemeriksaan diagnostic echocardiography, dengan
pertimbangan hasil rontgen kemarin bahwa terdapat pembesaran pada
atrium sinistra dan terjadi penebalan katup bicuspid. Jadi untuk
intervensi selanjutnya yang akan dilakukan adalah selain tindakan
mengambil sample darah, pasien juga diberikan tindakan memantau
TTV pasien dan memantau adanya tanda-tanda yang mengarah pada
sesak napas. Lalu pasien pagi ini mengeluh dadanya terasa sedikit nyeri.
Jadi toling kaji nyeri pasien secara komprehensif, dan ajarkan teknik
penangan nyeri non farmakologi”.
Karu Chandra :” Baik, untuk para PA dan PP yang berjaga pada pagi ini apakah ada
pertanyaan lain? Jika tidak mari kita lanjutkan untuk operasi selanjutnya.
Lalu mereka melajutkan operasi kepada pasien selanjutnya.”
Perawat Citra :“ Ia, pasien Ny.RD, kemarin sempat kumat sesaknya pada malam hari,
berkeringat, batuk berdahak, dan kemarin sudah diberi nebulizer jam 11
malam. Pasien juga masih menggunakan oksigen dengan nasal kanul 2
lt/m. Untuk hasil pengecekan TTV tadi pagi tensi dan nadinya normal.
TD : 100/70 mmHg, N : 68x/m, R : 30x/menit, namun suhunya agak
tinggi 380 C. Masalah keperawatan yang masih muncul pada pasien ada
bersihan jalan nafas tidak efektif dan hipertermi”.
28
tinggi, 14.000 uL. Untuk rencana tindakan hari ini ada rontgen thorax
dan cek darah lengkap, terutama untuk mengecek kadar leukositnya”.
Karu Chandra :” Ada rencana pemberian tindakan keperawatan yang lain? Untuk
kebutuhan dasar Ny. Dk apakah sudah terpenuhi dengan baik? Apa Ny.
Dk ada tanda-tanda cemas dan gelisah?”.
Perawat Vivit :” Saat saya kaji pasiennya, pasien tampak bersih dan bajunya tampak
kering. Untuk BAK dan BAB pasien bisa melakukan secara mandiri.
Saat dikaji ke pasien, ia mengatakan setiap hari di lap oleh istrinya,
hanya saja pasien tampaknya tidak oral hygiene selama beberapa hari
karena giginya tampak kuning. Mungkin nanti adik mahasiswa bisa
membantu dan meminta keluarga pasien untuk membawa sikat gigi dan
pasta gigi agar oral hygiene pasien terpenuhi. Untuk ansietas, pasien
tidamk mengeluh atau gelisah karena keluarganya selalu menemani”.
Perawat Vivit :” Jadi untuk hari ini, saya melanjutkan medikasi, mengantar pasien
untuk rontgen thorax, mengambil darah untuk cek darah lengkap, dan
membantu oral hygiene?”.
Karu Chandra :” Kalau tidak ada pertanyaan lagi mengenai Ny. Dk dan Ny. Pt, kita
lanjutkan ke pasien.”
Karu Chandra :” Nanti jika operan ke pasien sudah selesai, shift pasgi silahkan
bertugas, dan shift malam silahkan pulang. Hati-hati di jalan untuk
rekan-rekan yang pulang dari shift malam. (lalu mereka pun melanjutkan
operan ke pasien)
29
Selanjutnya semua tim melakukan operan masing-masing ruangan.
Perawat Mirah :” Selamat pagi ibu, maaf sebelumnya nama ibu siapa?”.
Perawat Mirah :” Baik ibu saya perawat Dyan, perawat yang jaga pagi hari ini yang akan
merawat ibu. Bagaimana kondisi ibu pagi ini? Apakah dadanya masih
berdebar-debar?”.
Ny. Putri :” Sudah berkurang sus tetapi masih sedikit nyeri pada bagian dada”.
Perawat Yuni :” Ibu nanti perawat jaga pagi akan mengkaji kembali penyebab nyeri dan
akan memberikan pengobatan sesuai jadwal pemberian obat. Apakah tadi
ibu sudah bisa BAB?’.
Perawat Mirah :” Oh bagus ya. Nanti ibu akan dilakukan pemeriksaan jantung, nanti saya
akan bantu persiapannya”.
Keluarga Lina :” Oh iya sus, nanti jam berapa kira-kira pemeriksaan jantungnya?”.
Perawat Mirah :” Nanti saya beritahu waktunya bu, mungkin ada yang ibu dan keluarga
tanyakan?”.
Dilain sisi, Perawat Vivit bersama Citra melakukan operan di pasien yang berbeda.
Perawat Citra :” Selamat pagi bu, maaf sebelumnya dengan ibu siapa?”.
30
Perawat Citra :” Iya bu, saya perawat Citra. Sekarang saya sudah selesai jaga ya bu dan
akan digantikan oleh suster Vivit. Nanti jika ibu membutuhkan sesuatu
bisa memanggil perawat Vivit”.
Perawat Vivit :” Bagaimana kondisi ibu hari ini? Apakah masih sesak bu?”.
Perawat Vivit :” Oh ya bu, nanti terapi oksigennya masih tetap dilakukan untuk
mengurangi sesak yang ibu rasakan dan ibu juga akan mendapatkan obat
penurun panas seperti sebelumnya”.
Ny. Riska D :” Oh iya sus, untuk hari ini, apakah ada pemeriksaan yang akan dilakukan
kepada saya?”.
Perawat Vivit :”Baik bu, untuk hari ini ibu rencananya akan dilakukan pemeriksaan
rontgen dan pengambilan darah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Nanti saya akan bantu persiapannya. Baik sebelum saya tinggalkan
mungkin ada yang ibu atau keluarga ingin tanyakan? (tersenyum kepada
pasien).
Perawat kembali ke ruang perawat untuk mendiskusikan tentang hasil validasi data.
Karu Chandra :” Baik, karena timbang terima di ruang perawatan sudah selesai
31
dilaksanakan, mungkin ada yang ingin dilaporkan dari hasil validasi data yang
disampaiakan oleh perawat jaga malam?”.
Perawat Mira : “saya rasa semua yang dilaporkan sudah sesuai dengan kondisi terakhir pasien
beserta tindak lanjut yang akan diberikan”.
Karu Candra : “oh ya mira, dari perawat Rusma mungkin ada yang data yang tidak sesuai dengan
kondisi pasien?”.
Karu Candra : “karena semua sudah selesai, sekarang silakan semua perawat yang bertugas
menenda tangani laporan timbang terima yang sudah dibuat. Terimakasih kepada
kelompok dinas malam yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Silakan
sekarang beristirahat kembali. Untuk perawat jaga pagi silakan melanjutkan
intervensi perawatan yang belum dilaksanakan. Timbang terima saya tutup doa”.
Timbang terima sudah selesai dilaksanakan, perawat jaga pagi mulai melanjutkan intervensi
yang belum dilaksanakan.
2. Discharge planning
a. Pengertian
Discharge planning ( perencanaan pulang) merupakan komponen system
perawatan berkelanjutan , pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan
dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baiki, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).
b. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stres.
32
c. Alur discharge planning
Perencanaan Pulang
Pasien
masuk
33
d. Scenario
Pada suatu hari dirumah sakit sanglah, diruang angsoka terdapat pasien
yang bernama Tn. AR, dengan diagnose medis CHF. Disaat pagi hari jam 08.30
wita, seorang perawat diruangan sedang mempersiapkan berkas-berkas, lalu
datang seorang dokter.
34
Keluarga Angga : “ya dokter, terimakasih”.
Dokter dan perawat meninggalkan ruangan pasien, dan menuju ketempat perawat
untuk menulis resep untuk pasien.
Dokter meniggalkan ruang tersebut, dan perawat mengantarkan resep obat untuk
keluarga menebus obat di apotek .
Perawat Rusma : “Baik kalau begitu saya permisi dulu untuk menyiapkan berkas –
berkasnya”.
Perawat Rusma : “Begini bu, tadi dr. Astari sudah visite, dan pasien yang bernama
Ny. Ay sudah bisa pulang hari ini”
35
Perawat Rusma : “Iya bu”.
Perawat Rusma : “Iya bu, sudah saya masukan juga di dalam mapnya bu”
Lalu perawat Rusma kembali ke ruang perawat untuk mengurus berkas yang lain
dan melihat perawat Intan dan meminta pertolongan untuk membuka infus Ny Ay.
Perawat Rusma : “Intan, bisa minta tolong? Tolong up infus ibu Ay.
Perawat Intan pergi menyiapkan alat untuk membuka infus Ny. Ayu langsung ke
ruangan ibu Ay.
36
Perawat Intan : “Benar dengan ibu Ay?”
Perawat Intan :“Ibu Ay sudah diperbolehkan pulang hari ini, saya akan melepas
infus ibu”.
Perawat Intan :“Permisi ya bu, saya akan mulai melepas infus ibu sekarang
(sambil memakai APD dan langsung melakukan tindakan). Baik
bu, saya sudah selesai membuka infus ibu, sekarang ibu bisa
menekan ini sebentar supaya darahnya tidak merembes”.
Perawat Intan : “Ibu, saya sudah selesai melakukan tindakan pelepasan infus,
sekarang saya akan kembali ke ruangan. Nanti untuk penjelasan
kontrol, berkas – berkas lab dan lainnya akan dijelaskan lebih lanjut
oleh perawat Rusma”.
Perawat Intan :“Iya rus” (sambil langsung merapikan berkas – berkas pasien)
Lalu perawat Rusma menuju ruangan pasien Ny. Ay sambil membawa berkas –
berkas (surat kontrol, lab dan lain – lain).
37
Perawat Rusma : “Ibu, ini obat yang harus diminum ibu Ay dirumah, dan ini surat
yang harus dibawa saat kontrol. Nanti kontrolnya pada tanggal 29
April 2017 untuk kontrol kembali dan ini hasil dari LAB beserta
foto Rontgen nya”.
Oh ya ibu, ibunya saat di rumah usahakan tidak kelelahan dan perbanyak istirahat
ya bu. Jadi ibu harus tetap memantau keadaan bapaknya.
Keluarga Angga :“Iya sus, oh ya sus apakah ada pantangan untuk makanannya sus
?”
Perawat Rusma :“Ada, ibunya jangan di beri makanan yang mengandung kolesterol
tinggi seperti cumi, udang, kepiting, daging yang berlemak dan
hindari makanan yang berminyak seperti santan dan semua
makanan yang di goreng”.
Keluarga Angga : “Iya sus, jadi makanan seperti itu tidak boleh di berikan”.
Perawat Rusma :“Apakah ibu sudah mengerti? Apakah ada pertanyaan lagi?”
Keluarga Angga :“Sudah sus, tidak ada yang perlu saya tanyakan lagi”. (sambil
membawa berkas administrasi)
Perawat Rusma :“Baik kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat. Nanti jika
ibu memerlukan bantuan untuk pulang, ibu bisa memanggil
perawat ke ruang perawat”.
Perawat Rusma pun kembali ke ruang peawat dan pasien Ayu beserta keluarga
bersiap – siap untuk pulang.
38
C. Struktur Sterilisasi Obat
Dokter
( Mirah Kumala )
Keluarga Pasien
( Diana Wati )
Pasien
( Astari )
39
Mirah Kumala : Dokter
Ayu Putri : Perawat 3
Rusma : Apotik
Chandra : Perawat 5
3. Sterilisasi Obat
a. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam,2002).
b. Tujuan penggelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi.
c. Alur
Dokter
Pendekatan Perawat
Klien/Keluarga
Farmasi/Apotek
Surat Persetujuan
Sentralisasi (obat dari Klien/Keluarga
perawat)
Lembar serah terima obat
Buku serah terima obat
PP/Perawat Yang
Menerima
40
Pengaturan dan
Pengelolaan oleh
Perawat
Klien/Keluarga
d. Skenario
Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat shift pagi mulai melakukan
tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selesai memeriksa TTV kemudian
perawat memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter
datang untuk melakukan visite di ruang dahlia.
Di Ruang Dahlia
Perawat 1 : Sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik atau
buruk?
41
Perawat 1 : Ibu Astari hasilnya normal ya, suhu 36,5oC , Nadi 86x/mnt, tensi 120/70
mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan )
Perawat 1 : Nanti kira – kira pukul 10.00 pagi dokter akan memeriksa Ny. Astari ya
Bu, kalau begitu saya permisi dulu.
Perawat 1 : Sama-sama Bu, permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners
Station )
Di kamar pasien
Dokter : Keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti ibu
akan diambil darahnya untuk pemeriksan laboratorium.
42
Dokter : Saya permisi dulu ya Bu (meninggalkan tempat tidur )
Di luar ruangan.
Dokter : Sus ini saya beri resep untuk Ny. Astari, nanti jika hasil Labnya keluar
tolong beri tahu saya. ( sambil menulis resep)
Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Astari
untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi
dokter untuk memberitahukan hasil labolatorium.
Petugas Lab : Hallo laboratorium terpadu dengan Yuni disini (mengangkat telfon )
Perawat 3 : Iya Yuni ini Perawat Putri dari Ruang Dahlia , Yun kesini ya ada darah
yang mau di cek.
Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek
Petugas Lab : Permisi sus mana sempel darah yang akan di cek ?
43
Perawat 3 : Ini yun ( menyerahkan sempel darah )
Petugas Lab : Iya sus saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke
laboratorium )
Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai
petugas laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang Dahlia.
Petugas Lab : Sus ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
Petugas Lab : Kalo begitu saya permisi dulu ya sus (meninggalkan Ruang Dahlia )
Perawat 2 : Hallo selamat siang Dok, ini dari perawat Intan dari Ruang Dahlia ingin
menyampaikan hasil Lab. Dari Ny. Astari tadi dok.
Perawat 2 : Iya dok hasilnya albumin Ny. Astari kurang hanya 8 mg.
Perawat 2 : Baik dok jadi Ny. Astari diberikan tambahan albumin ya dok ?
Di Ners Station
Ibu pasien : Selamat siang sus , saya ibu Ny. Astari tadi di panggil ya ?
Perawat 3 : Iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Astari yang baru Bu.
Ibu pasien : Iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
44
Ibu pasien : Iya sus, terimakasih
Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.
Ibu pasien : Permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini
Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien.
Petugas apotik : Ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati
Ibu pasien : Iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati
Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat.
Sesampai diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin
menyimpanya sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya
mahal, tetapi niat ibu tersebut ketahuan oleh perawat.
Perawat 4 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di
sentralisasi obat ?
Ibu pasien : Ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya
tertukar dengan pasien lain sus
Perawat 4 : Iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi
obat ini sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan
dosis, pemberian waktu dan kesalahan obat bu
Ibu pasien : Iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil
keuntungan dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi
rugi, ini kan obat harganya mahal
Perawat 4 : Bukan begitu Bu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan
ini.
Ibu pasien : Apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?
45
Perawat 4 : Semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat bu
Ibu pasien : Saya tetap belum bias percaya, ini obatnya mahal sus
Perawat 4 : Baik Bu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini
harus ada sentralisasi obat bu
Ibu pasien : Kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah, kalau salah, kalau perawat
teledor bagaimana sus ?
Perawat 4 : Tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju
saya akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani.
Perawat 4 : Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa
dituntut bu
Ibu pasien : Dimana saya bisa tanda tangan sus ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu
dan saya akan menuntut suster apabila ada kesalahan
Ibu pasien : Ini ya sus obatnya, hati – hati sus kalau memberikan. Jangan sampai
tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal
Perawat 4 : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan
obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa
memanggil saya di ruang perawat. Selamat istirahat bu
46
BAB III
PEMBAHASAN
47
6. GDR (Gross Death Rate = 4,2%
Rentang Normal :
1. BOR (Bed Occupacy Rate) = 80% - 85%
2. ALOS (Average Length Of Stay) = 6 – 9 hari (<12 hari)
3. TOI (Turn Over Interval) = 1 – 3 hari
4. BTO (Bed Turn Over) = 40-50 kali pemakaian
5. NDR (Net Death Rate) = < 25 per 1000 penderita keluar
6. GDR (Gross Death Rate = < 45 per 1000 penderita keluar
Dari perhitungan beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat menurut rumus
douglas perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang angsoka adalah 18
orang + 1 kepala ruangan + 2 PP +CCM +1 penanggung jawab sore +1 penanggung
jawab malam = 24 orang.
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan menurut gillies adalah 15
+ 3 = 18 orang/hari. Perbandingan professional berbanding dengan vokasional = 55% :
45% = 10 : 8 orang.
48
49
BAB IV
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan
untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat padaa saat bertugas atau
jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Dalam metode ini staf
perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada
pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.
II. SARAN
Sebaiknya dalam melakukan metode kasus adalah ahli professional yaitu
perawat specialist yang khusus di bidangnya sehingga pelayanan dapat berjalan
secara komprehensif dan optimal.
50
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, (2002). Standart Tenaga Keperawatan di rumah Sakit, Jakarta Direktorat
Pelayanan
Keperawatan Depkes RI
Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang
model praktek
Masagung
Nitisemito, A.S. (1991). Manajemen Personalia. Cetakan ke-8. Jakarta : Ghalia Indinesia.
51
Russel C. Swanbug. (1994). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Untuk Perawat Klinis, Jakarta : EGC
Siagian, S.P. (2000). Manajemen sumber daya maanusia. Cetakan 7, Jakaarta : PT Bumi
Aksara
Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktik keperawatan professional di rumah sakit,
Makalah
Soejadi, DR, DHHSA, 1996, Efisiensi Pengelola Rumah Sakit, Katiga Bina : Jakarta.
Swansburg & swanburg, (1999). Introductory Manaajemen and leaderships for nurses: An
Interactive
Wuryanto, Sis, Amd Perkes, SKM, tanpa tahun, Grafik Barber Johnson, Pormiki;
Yogyakaarta
52