Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP & MODEL-MODEL TRIASE BENCANA

OLEH :

KELOMPOK 3

1. EVI WIWI FRANSISKA


2. NOVITRI ANGGRAINI. T
3. NORMA
4. ULFA ADISTIASARI
5. SYARMILA
6. RAFLY J.Y

STIKES BATARA GURU SOROAKO


S1 KEPERAWATAN
T/A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep dan Model-Model Triase
Bencana  ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan Bencana Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................. 5
1.3 TUJUAN ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI TRIAGE ........................................................................... 6
2.2 TUJUAN ............................................................................................ 6
2.3 PRINSIP TRIAGE ............................................................................. 7
2.4 KALSIFIKASI TRIAGE ................................................................... 7
2.5 SISTEM DALAM PENANGANAN TRIAGE ................................. 9
2.6 ASPEK LEGAL DALAM PELAKSANAAN TRIAGE ................... 10
2.7 MODEL TRIAGE DALAM BENCANA ......................................... 11
BAB III PENUTUP

ii
3.1 KESIMPULAN ................................................................................. 14
3.2 SARAN .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata Triase berasal dari bahasa Prancis Trier yang berarti memisahkan,
memilah dan memilih. Triase atau Triage adalah proses seleksi korban untuk
menentukan prioritas penanganan berdasarkan pada kriteria tertentu, sedang
penanganan pra-rumah sakit adalah tahap penanganan yang dilakukan sebelum
korban mencapai rumah sakit. Berbeda dengan fase pra-rumah sakit yang
mengutamakan tindakan resusitasi dan stabilisasi, pada fase rumah sakit juga
direncanakan penanaganan sampai tahap defenitif. Ketiga proses tersebut, triase-
penanganan pra-rumah sakit-penaganan intra rumah sakit, merupakan proses yang
berurutan, sehingga memerlukan konsep dan koordinasi yang baik dari para
petugasnya. Sesuai dengan situasi yang dihadapi dan sumber daya yang tersedia,
maka proses triase dapat dilakukan dalam beberapa metode, yang kesemuanya
berdasar filisofi yang sama, yaitu memilih tindakan yang akan memberikan manfaat
bagi kelompok terbesar korban. Walaupun demikian, setelah triase dilakukan, prinsip-
prinsip penanganan korban sebagai individu tetap harus dijalankan. Penanganan pra-
rumah sakit meliputi penanganan ditempat kejadian dan selama transportasi. Ditempat
kejadian, pertolongan dimulai dari tindakan penyelamatan (rescue) dan evakuasi
korban dari tempat kejadian, misalnya gedung yang runtuh, yang umumnya dilakukan
oleh petugas penyelamat dan bukan oleh petugas medis. Setelah itu baru dilakukan
proses triase oleh petugas medis, sebelum dilakukan tindakan lebh lanjut. Jadi selain
rumah sakit, triase juga dilakukan di tempat kejadian, sehingga diperlukan kerja sama
yang baik antara petugas penyelamat dan petugas medis.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan Triase bencana ?


B. Apa tujuan dari Triase ?
C. Apa prinsip dari Triase ?
D. Apa saja sistem dalam penanganan Triase ?
E. Apa saja model Triase dalam bencana ?

1.3 TUJUAN

A. Untuk mengetahui defenisi dari triase bencana


B. Untuk mengetahui tujuan dari triase
C. Untuk mengetahui prinsip dari triase
D. Untuk mengetahui sistem dalam penanganan triase
E. Untuk mengetahui model triase dalam bencana

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI TRIAGE

Triage berasal dari kata Perancis yaitu “Trier” yang berarti membagi dalam 3
group. Pertama kali dikenalkan pada awal 1800-an yang ditujukan untuk

5
memprioritaskan pasien dan memberikan perawatan segera kepada korban yang
terluka parah.

Baron Dominique Jean Larrey, seorang ahli bedah pada pasukan Napoleon,
merancang suatu metode evaluasi dan kategorisasi yang cepat pada pasukan yang
terluka di medan pertempuran dan kemudian mengevakuasi mereka secepatnya.

Pada tahun 1950-1960 triage digunakan diruang gawat darurat karena 2 alasan
yaitu : meningkatkan kunjungan, meningkatkan penggunaan untuk non urgen.

Triase merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi


korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas
untuk dirawat dan di evakuasi ke fasilitas kesehatan.

Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada
pasien yang tidak mendapatkan perawatan medis. Proses khusus memilah pasien
berdasarkan beratnya cedera atau penyakit : menentukan jenis perawatan gawat
darurat serta transportasi.

Triase adalah proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan. Triase


inisia dilakukan petugas pertama yang tiba. Nilai ulang terus menerus karena status
dapat berubah. Trise adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat
ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.

2.2 TUJUAN

Tujuan Triase adalah :

 Bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban


sebanyak mungkin
 Untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan.
 Agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat
kegawatannya, dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat
sesuai dengan sumber daya yang ada.

Dengan Triase tenaga kesehatan akan mampu :

 Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tept kepada pasien
 Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan

6
 Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.

2.3 PRINSIP TRIAGE

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The
Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik
untuk jumlah terbanyak”dengan seleksi korban berdasarkan :

 Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit


 Dapat mati dalam hitungan jam
 Trauma ringan
 Sudah meninggal

2.4 KLASIFIKASI TRIAGE

1) Klasifikasi berdasarkan pada :

 Pengetahuan
 Data yang tersedia
 Situasi yang berlangsung

2) Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adaun


klasifikasinya sebagai berikut :

a) Prioritas 1 atau Emergensi

 Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi


dan intervensi segera
 Pasien dibawa keruang resusitasi
 Waktu tunggu 0 (nol)

b) Prioritas 2 atau Urgent

 Pasien dengan penyakit yang akut


 Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki
 Waktu tunggu 30 menit
 Area Critical Care

7
c) Prioritas 3 atau Non Urgent

 Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang


minimal
 Luka lama
 Kondisi yang timbul sudah lama
 Area ambulatory / ruang P3

d) Prioritas 0 atau 4 Kasus Kematian

 Tidak ada respon pada segala rangsangan


 Tidak ada respirasi spontan
 Tidak ada bukti aktivitas jantung
 Hilangnya respon pupil terhadap cahaya

e) 3 Kategori Sistem Triage :

Format asli dari Triage adalah :

 Prioritas tertinggi
 Prioritas kedua
 Priorotas terendah

f) 4 Kategori Sistem Triage :

 Prioritas tertinggi : segera, kelas 1, berat, emergency


 Prioritas tinggi : sekunder, kelas 2, sedang dan urgent
 Prioritas rendah : dapat ditunda, kelas 3, ringan, non urgent
 Meningggal : mungkin meninggal, kelas 4, kelas 0

g) Kode Warna International Dalam Triage :

 Warna Hitam : Priority 0 (Dead)


 Warna Merah : Priority 1
 Warna Jingga : Priority 2
 Warna Hijau : Priority 3

2.5 SISTEM DALAM PENANGANAN TRIAGE

8
1) Non Disaster : Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap
individu pasien
2) Disaster : Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien
dalam jumlah banyak.

2.6 ASPEK LEGAL DALAM PELAKSANAAN TRIAGE

Triage adalah sesuatu yang menarik, tantangan subspesialis dari perawatan


emergensi.

1) Perawat yang memimpin triage :

 Merupakan kewenangan perawat untuk mentriage pasien secara


independen
 Perawat triage membuat keputusan akhir dari triage
 Hanya perawat yang memiliki pendidikan khusus yang di ijinkan
melakukan triage

2) Pengkajian Triage

 Melibatkan teknik pertanyaan yang benar untuk mendapatkan data


subyektif yang cukup dari pasien
 Memiliki arti sebuah pengkajian yang hati-hati dalam menilai data
obyektif
 Membutuhkan perawat yang mampu berpikir kritis dalam menentukan
prioritas berdasarkan keakutannya.

3) Legal Concem

 Catatan triage harus cukup lengkap untuk kebenaran keputusan triage


 Rekam medik merupakan dokumen yang legal
 Hal ini menyediakan urutan kejadian

4) Dokumentasi Triage

 Tujuan :

Untuk mendukung keputusan triage


Untuk komunikasi informasi dasar untuk petugas lain
Untuk kebutuhan medical legal

9
 Apa Yang Harus Di Dokumentasikan ?

Waktu triage
Keluhan utama & gejala yang menyertai
Riwayat medis yang lalu
Riwayat alergi
Tanda-tanda vital
Pengkajian subyektif & obyektif
Kategori keakutan

 Apa Yang Harus Di Dokumentasikan Lagi ?

Tes diagnostik yang dilakukan


Intervensi yang telah diberikan
Disposisi
Re-evaluasi & perubahan kondisi pasien

2.7 MODEL TRIAGE DALAM BENCANA

1) Single Triage

Digunakan untuk keadaan dimana pasien datang satu persatu, seperti misalnya
instalasi atau Unit Gawat Darurat sehari-hari, atau pada MCI (mass casualty
incident/bencana dimana fase akut telah terlewati (setelah 5-10 hari).

2) Simple Triage

Pada keadaan bencana massal (MCI) awal-awal, dimana sarana transportasi


belum ada, atau ada tapi terbatas, dan terutama sekali, belum ada tim medis
atau paramedis yang kompeten. Pemilahan atau pemilihan pasien terutama
ditujukan untuk prioritas transportasi pasien yang kemudian tingkat keparahan
penyakitnya. Biasanya, digunakan triage tag/kartu triase.

3) S.T.A.R.T. (Simple Triage And Rapid Treatment)

Prinsip dari START adalah START bertujuan untuk mengatasi ancaman hidup
yang utama, yaitu sumbatan jalan nafas dan perdarahan arteri yang hebat.
Pengkajian diarahkan pda pemeriksaan : status respirasi, sirkulasi (pengisian
kapiler, dan status mental.

Kategori warna kode :

10
a. Warna hijau, yang merupakan “walking waunded”, korban cedera yang
masih bisa berjalan dengan para korban dari kategori yang lain.
b. Warna merah (immediate) korban yang bernapas spontan hanya setelah
reposisi jalan napas dilakukan. Korban yang memiliki pola napas lebih dari
30 kali per menit, atau dengan pengisian kapiler yang lambat (lebih dari 2
detik). Korban memiliki pola napas kurang dari 30 kali per menit, dengan
pegisian kapiler yang normal (kurang dari atau sama dengan 2 detik),
tetapi tidak dapat mengikuti perintah sederhana.
c. Warna kuning (delayed) para korban yang tidak cocok untuk
dikelompokkan ke dalam kategori immediate maupun kategori ringan.
d. Warna hitam (deceased/unsalvageable) korban yang tidak bernapas
walaupun jalan napas sudah dibebaskan

4) Secondary Assesment to Victim Endpoint (SAVE)

Pada keadaan dimana terdapat korban dalam jumlah yang sangat banyak, yang
jauh melampaui kapasitas penolong, maka harus dilakukan triase secara cepat
dengan tujuan menyelamatkan banyak korban sebanyak-banyaknya. Untuk itu,
pada triase dengan metode SAVE, korban dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Kelompok korban yang diperkirakan akan meninggal, apapun tindakan


yang akan diberikan
b. Kelompok korban yang diperkirakan akan mampu bertahan hidup, apapun
tindakan yang diberikan (termasuk tidak dilakukan pertolongan)
c. Kelompok yang tidak termasuk dalam 2 kategori diatas, yang berarti
korban pada kelompok ini keselamatannya sangat tergantung pada
intervensi yang akan diberikan. Kelompok inilah yang harus mendapat
prioritas penanganan.

 Key Points

Menggambarkan keluhan utama seakurat mungkin. Gunakan kata-


kata yang bisa dimengerti pasien
Dokumentasikan harapan-harapan pasien
Dokumentasikan hal-hal yang mempersulit pencarian data, seperti
hambatan bahasa
Dokumentasikan bila ada konflik antara data subyektif & obyektif

11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sesuai dengan situasi yang dihadapi dan sumber daya yang tersedia, maka proses
triase dapat dilakukan dalam beberapa metode, yang kesemuanya berdasar filisofi yang
sama, yaitu memilih tindakan yang akan memberikan manfaat bagi kelompok terbesar
korban.

Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada
pasien yang tidak mendapatkan perawatan medis. Proses khusus memilah pasien
berdasarkan beratnya cedera atau penyakit : menentukan jenis perawatan gawat
darurat serta transportasi.

3.2 SARAN
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, semoga pembaca dapat
mempelajari dan mengetahui prinsip dasar pananggulangan bencana. Dengan
demikian pembaca dapatturut serta dalam pengendalian dini bencana yang akan
terjadi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/resource/work/38131597

https://id.scribd.com/document/408844367/Konsep-Dan-Model-Bencana

13

Anda mungkin juga menyukai