KEPERAWATAN GERONTIK
“MASALAH KESEHATAN YANG BIASA DI ALAMI LANSIA”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK:
ANDI SRI RAHAYU
AQILA
NURJANNAH MS
DESAK NYOMAN PUTRIANI
DESAK PUTU INDAHYANI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan tugas
“Makalah Masalah Kesehatan Yang Biasa Di Alami Lansia ” ke dalam bentuk
makalah.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses alami yang
disertai dengan adan ya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial serta
saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara
kemunduran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu
potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu membudayakan
4
pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah-langkah tersebut dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
issue lansia.
2. Tujuan Khusus
keperawatan lansia.
b. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami peran perawat pada lansia.
lansia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama
kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005). Namun pada tahun
1976, nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi berasal dari kata
geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia
penuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia. Geriatrik adalah salah satu
cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari
usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat
tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
6
B. Peran Perawat Pada Lansia
Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam,
yaitu peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum yaitu pada
berbagai setting, seperti rumah sakit, rumah, nursing home, komunitas, dengan
menyediakan perawatan kepada individu dan keluarganya (Hess, Touhy, dan Jett,
2005).
Perawat bekerja di berbagai macam bentuk pelayanan dan bekerja sama dengan
para ahli dalam perawatan klien mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Peran
secara spesialis terbagi menjadi dua macam yaitu perawat gerontik spesialis klinis
pelaksana atau Geriatric Nurse Practitioner (GNP). Peran CNS yaitu perawat klinis
klien lansia dan keluarganya pada setting rumah sakit, fasilitas perawatan jangka
klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik ambulatori, fasilitas
Hal ini sedikit berbeda dengan peran perawat gerontik spesialis klinis. Perawat
1. Provider of care
7
Perawat klinis melakukan perawatan langsung kepada klien, baik di rumah
sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas perawatan jangka
panjang. Lansia biasanya memiliki gejala yang tidak lazim yang membuat
tentang proses penyakit dan sindrom yang biasanya muncul di usia lanjut
termasuk faktor resiko, tanda dan gejala, terapi medikasi, rehabilitasi, dan
2. Peneliti
yang dapat dipercaya dan valid. Sedangkan perawat yang berada pada level
3. Manajer Perawat
Sebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat dan memiliki jiwa
khusus dan protokol untuk orang tua di rumah sakit. Perawat gerontik
8
mendorong perawat menerapkan perubahan inovatif dalam pemberian asuhan
4. Advokat
Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya ageism yang sering terjadi
tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai layanan masyarakat
bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat keputusan untuk lansia, tetapi
5. Edukator
konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua. Perawat harus
keterlibatan beberapa jenis kegiatan fisik seperti latihan dan manajemen stres
juga harus mendidik lansia tentang cara dan sarana untuk mengurangi risiko
bahkan kanker.
9
6. Motivator
7. Manajer kasus
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa
yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat berthan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
10
3. incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar),
5. Infection (infeksi),
8. Isolation (depresi),
Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu
dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan
lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan
pembuluh darah.
2. Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal
yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua,
11
penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti
obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering dari terjatuh
pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan
rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat
terjatuh
kedalam tempat mandi. Selain daripada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut
3. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering
didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan
kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak
merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia,
walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut
maupun sosial, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia
tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan
kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih. Beser bak
sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan
gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan
mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5 % lansia yang
12
berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia
setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang
5. Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia,
karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang
menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia
mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang
sangat berkurang. Selain dari pada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn
terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah
sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan
lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus
menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan
13
kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa
satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering sekali gejala
muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal
ataupun tidak khas. gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak
bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan
tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat
badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan
menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau
bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul
depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit
9. Kurang gizi: kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan
memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat) terutama
14
terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan
10. Tidak punya uang: dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik
sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua
yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu : memiliki uang
yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
masa tuanya.
11. Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia adalah
menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih
banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu
12. Gangguan tidur: dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan
manusia adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan tetapi
karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan proses itu dan baru setelah
adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka kita ingat akan pentingnya
kedua keadaan ini. Jadi dalam keadaan normal (sehat) maka pada umumnya
manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak. Berbagai keluhan
gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia, yakni sulit untuk masuk
15
dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, tidurnya banyak
mimpi, jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah
13. Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan tubuh yang menurun pada lansia
merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur
seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi
dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita
(menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat,
keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain.
yang terjadi paling sedikit 3 bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study
(MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun yang
disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin
karena proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos
yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin
16
D. Mitos Pada Lansia
b) Depresi
c) Kekhawatiran
d) Paranoid
e) Masalah psikotik
a) Konservatif
b) Tidak kreatif
c) Menolak inovasi
g) Susah berubah
h) Keras kepala
i) Cerewet
3. Mitos berpenyakitan
17
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai
4. Mitos semilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian
otak.
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis tidak ada atau
sudah berkurang.
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, hubungan seksual itu menurun, minat,
7. Mitos ketidakproduktifan
1. Pendekatan fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui
semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang
masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang dapat dicegah atau
progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas
18
a. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya
perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan
2. Pendekatan psikis
pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk
keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip
Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar
3. Pendekatan social
19
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya
mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa
orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia
terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan
B. Saran
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga lansia
Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara-cara asuhan pada
lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan nyaman.
21
DAFTAR PUSTAKA
doc-d189511678
Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta: Sagung Seto
22