Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK

DOSEN PENGAMPU:
Nurbani, S.kep.M,kep

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. ADE SEFTIA ANANDA (19110102)
2. FARHATUL AULIA LUTFA(191101025)
3. IMAM MUCHLIS (191101033)
4. NUR FITRIANI (191101048)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

kami panjatkan puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah konsep keperawatan gerontik

kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang
positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu
keperawatan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan .

Singkawang, 08 september 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan masalah..........................................................................................5
C. Tujuan masalah.............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. Pengertian keperawatan gerontik................................................................8
B. Tujuan keperawatan gerontik......................................................................9
C. Fungsi keperawatan gerontik.....................................................................10
D. Sifat pelayanan gerontik.............................................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................14
C. Daftar pustaka...................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial
serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia
secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan
(disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan
proses kemunduran. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan
lansia, yaitu pelayanan konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi.
Pelayanan ini tidak lain untuk meningkatkan taraf kesejahteraan lansia,
mewuujudkan kemandirian usaha sosial ekonomi lansia. Mengingat proyeksi
penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,37% penduduk &
Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki potensi kerja yang cukup besar
di masa mendatang. Perawat perlu membudayakan kegiatan penelitian dan
pemanfaatan hasil'hasilnya dalam praktik klinik keperawatan untuk
mempersiapkan pelayanan yang prima. Praktik yang bersifat evidence'based
harus dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris pelayanan
kesehatan pada semua tingkatan agar langkah'langkah tersebut dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan tersebut. Budaya
ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik, justifikasi
tindakan keperawatan, dan bahan pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan gerontik?
2. Apa tujuan keperawatan gerontik?
3. Apa fungsi keperawatan gerontik?
4. Bagaimana sifat pelayanan gerontik?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian keperawatan gerontik.
2. Memahami tujuan keperawatan gerontik.
3. Memahami fungsi keperawatan gerontik.
4. Memahami sifat pelayanan gerontik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Gerontik


Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk
pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005). Namun,
pada tahun 1976, nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi
berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu.
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-
masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis,
psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific
approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan
(Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut Miller (2004), gerontologi merupakan
cabang ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi
pada lansia. Geriatrik adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang
mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi
promotof, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan
badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat (Tamher&Noorkasiani, 2009).
Sedangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh
Laurie Gunter dan Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang
ini. Namun istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di literature
(Ebersole et al, 2005). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni,
merawat, dan menghibur. Istilah ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa
orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut Nugroho (2006), gerontik
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala
permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para ahli,
istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah
gerontological nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang
penyakit. Menurut Kozier (1987), keperawatan gerontik adalah praktek
perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua. Menurut
Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang
perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
B. Tujuan Keperawatan Gerontik
Adapun tujuan dari gerontologi adalah (Maryam, 2008):
1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya
berkaitan dengan proses penuaan.
2. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut
usia baik jasmani, rohani, maupun social secara optimal
3. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia
4. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari
5. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
6. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit
7. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan
keberadaannya dalam masyarakat

Tujuan dari geriatrik menurut Maryam (2008) adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-
tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan akticitas fisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal)
5. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah
sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberi
bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir
hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang).
Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,
mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi kematian
dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik
(Maryam, 2008).

C. Fungsi Keperawatan Gerontik


Perawat memiliki banyak fungsi dalam memberikan pelayanan prima dalam
bidang gerontik. Menurut Eliopoulus (2005), fungsi dari perawat gerontologi
adalah :
1. Guide persons of all ages toward a healthy aging process(membimbing
orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
2. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same(menghormati
hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang
sama)
4. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan
mendorong kualitas pelayanan)
5. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta
menguragi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
6. Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan
kesehatan)
7. Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk
pertumbuhan selanjutnya)
8. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan)
9. Offer optimism, encouragement and hope (memberikan semangat,
dukungan, dan harapan)
10. Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan,
mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)
11. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan
restorative dan rehabilitative)
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic
maner (mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each
other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethicalconcern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya
bekerja)
18. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote selfcare and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

D. Sifat Pelayanan Gerontik


1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)
Artinya: asuhan keperawatan dilakukan secara mandiri oleh profesi
keperawatan dalam membantu lansia dalam pemenuhan kebutuhan dasar
lansia.
2. Dependent atau kolaboratif
Artinya: saling menunjang dengan disiplin dalam mengatasi masalah
kesehatan lansia.
3. Humanistik (secara manusiawi)
Artinya: didasarkan pada nilai-nilai kemanusian dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap lansia.
4. Holistik (secara keseluruhan)
Lansia merupakan bagian masyarakat dan keluarga, sehingga asuhan
keperawatan gerontic harus memperhatikan aspek social budaya keluarga
dan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan,
implementasi serta evaluasi.
Keperawatan gerontik bertujuan memberikan asuhan keperawatan yang
efektif terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien
mendapatkan kenyamanan dalam hidup.
Peran perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan
dan
membantu klien dalam mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi
kebutuhan yang tidak bias dipenuhi sendiri oleh klien.

B. Saran
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui
asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga
lansia merasa tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif.
Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara'cara asuhan
pada lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi SKM. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC

Sumsum, Ahmad. 2011. Keperawatan Gerontik. Diakses pada tanggal 6 September


2021 dari https://www.scribd.com/document/57506594/Makalah-Keperawatan-
Gerontik-i

Anda mungkin juga menyukai