Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIBIR SUMBING

DosenPengampu:
Ns. Andika Sulistiawan, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh
Kelompok 1:
Tri Gumay Khayrupan G1B119069
Fina Sintia G1B120007
Dewi Anggi Saputri G1B120008
Memy Lorentika G1B120009
Muly Okti Viana G1B120010
Reren Gianovanza G1B120011
Gusmarta G1B120034
Dwita Rahmadani Passela G1B120035
Fadila Khayriyah G1B120036
Vebyola Viona G1B120037
Leni Putri G1B120067

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah-SWT yang Maha-Pengasih lagi Maha-Panyayang,


segala puji bagi Allah Tuhan semesta-alam. Sehingga makalah “Bibir Sumbing” yang kami
buat ini dapat selesai tanpa halangan yang berarti.

Makalah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan &kirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami sampaikan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan
makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain
yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
sebagai sarana perbaikan makalah yanglebih baik.

Semoga makalah tentang “Bibir Sumbing” ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
perhatiannya.

Jambi, 15 Mei 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar….......................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
A. Definisi Bibir Sumbing..........................................................................................................5
B. Klasifikasi Bibir Sumbing..................................................................................................6
C. Gejala..................................................................................................................................7
D. Proses Terjadinya Bibir Sumbing........................................................................................8
E. Faktor Terjadinya Bibir Sumbing........................................................................................9
F. Diagnosis Bibir Sumbing..................................................................................................10
G. Pengobatan Bibir Sumbing...............................................................................................10
H. Pencegahan Bibir Sumbing...............................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Cleft Lip atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi
masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama penduduk dengan status sosial
ekonomi yang lemah. Akibatnya operasi dilakukan terlambat dan malah dibiarkan
sampai dewasa.

Bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit, merupakan kelainan yang
paling umum pada kepala dan leher di dunia. Untuk pencegahan terjadinya bibir
sumbing masih sedikit namun teknik bedah untuk mengobatinya banyak dilakukan.

Selain faktor genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing adalah usia ibu waktu melahirkan,
perkawinan antara penderita bibir sumbing, waktu hamil dan defisiensi vitamin B6.
Bayi yang terlahir dengan cleft lip selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing,
masih ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara,
gigi-geligi dan psikososial.

Masalah-masalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi anatomis, dan pada


akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi yang dikerjakan juga dipengaruhi
oleh masalah- masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan
menjelaskan cleft plate atau yang lazim didengar bibir sumbing yang biasa terjadi di
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari bibir sumbing?
2. Apa saja klasifikasi dari bibir sumbing?
3. Apa saja gejala dari bibir sumbing?
4. Bagaimana proses terjadinya bibir sumbing?
5. Apa saja factor yng menyebabkan terjadinya bibir sumbing?
6. Bagaimana diagnosis dari bibir sumbing?
7. Apa pengobatan yang dapat dilakukan pleh penderita bibir sumbing?
8. Bagaimana cara pencegahan dari bibir sumbing?

4
C. Tujuan Penulisan

Dari penulisan makalah ini, penulis merumusakan tujuan penuisan sebagai berikut:
1. Untuk menambah cakrawala pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Cleft Lip
(Bibir Sumbing).
2. Untuk memberi informasi kepada para pembaca bahwa bibir sumbing itu dapat dicegah
dan dapat diobati apabila hal ini telah terjadi.

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa

Agar mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dapat mampu memahami serta


mengembangkan pengetahuannya tentang Bibir Sumbing.

2. Masyarakat

Agar masyarakat dapat mengetahui tentang penyebab dan pencegahan untuk Bibir
Sumbing.

3. Tenaga Kesehatan

Agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan tentang Bibir Sumbing.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bibir Sumbing

Hipocrates pada tahun 400 SM dan Galen pada tahun 150 M menjelaskan bahwa bibir
sumbing adalah celah pada bibir (Stewart, 1991). Sedangkan menurut Bartoshesky
(2008) mengatakan bahwa, bibir sumbing adalah cacat pada kelahiran dimana sel-sel
pada mulut atau bibir tidak berkembang dengan baik selama perkembangan janin.

Celah bibir (Cleft Lips) atau bibir sumbing (cheiloschisis) atau suatu kelainan
bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas, kelainan ini adalah suatu
ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi
tepat dibawah hidung. Kelainan ini adalah jenis cacat bawaan yang disebabkan oleh
gangguan pembentukan oragan tubuh wajah selama kehamilan.

Bibir sumbing adalah kelainan bawaan yang menyebabkan banyak masalah dan
merupakan tantangan khusus untuk komunitas medis. Beberapa tahap- tahap
perkembangan penting yang mungkin berpengaruh adalah seperti makanan,
pertumbuhan rahang atas, dan pertumbuhan gigi.
Dasar genetik bibir sumbing kemungkinan besar heterogen dan multifactorial.2
resesif autosom, dominan autosom, dan X-pola pewarisan terkait telah dideskripsikan.
Untuk semua orangtua, kemungkinan memiliki anak yang sumbing adalah 1 dalam 800
anak. Dalam keluarga di mana tidak ada kerabat tingkat pertama yang terpengaruh,
tingkat pengulangan untuk bibir sumbing di anak-anak berikutnya adalah 2,5%. Ketika
salah satu kerabat tingkat pertama dipengaruhi, tingkat kekambuhan adalah 10%.
Serupa tingkat kekambuhan (10-12%) terjadi pada keturunan dari orang-orang yang
lahir dengan cacat sumbing. Jika sumbing merupakan bagian dari sindrom autosomal
dominan, tingkat pengulangan dapat setinggi 50%. Sebuah cacat sumbing dikaitkan
dengan sindrom dalam 30% kasus. Lebih dari 400 sindrom dengan cacat sumbing
sebagai salah satu ciri telah dideskripsikan.

6
Gambar 2.1 Anak-anak yang Menderita Bibir Sumbing

Sumbing perbaikan pada usia 4-5 tahun mungkin melibatkan faring penutup.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal dapat memainkan peran.
Relatif sedikit dari sekian banyak diakui menyebabkan sumbing teratogen selera.
Konsumsi alkohol dalam periode tidak embriologik mengakibatkan banyak bayi dengan
cleft. Teratogen lain yang terkait dengan selera terbelah termasuk fenitoin, retinoid, dan
obat-obatan terlarang (misalnya, kokain). Mekanis disebabkan clefts dapat terjadi in
utero dengan cara pelampiasan langsung pada embrio.

B. Klasifikasi Bibir Sumbing

Bibir sumbing dibagi menjadi 3 tipe yaitu:

1. Unilateral Incomplete :

Pada jenis ini, celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke hidung.
2. Unilateral Complete :
Pada jenis ini, celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan
memanjang hinggake hidung.
3. Bilateral Complete :
Pada jenis ini, celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung.

Contoh bibir sumbing bilateral dan unilateral :

7
Gambar 2.2 Klasifikasi Bibir Sumbing

C. Gejala

Gejalanya berupa:

1) pemisahan bibir

2) pemisahan bibir dan langit-langit

3) distorsi hidung

4) gangguan bicara

5) berat badan tidak bertambah dan regurgitasi nasal ketika menyusu (air susu
keluar dari lubang hidung).
Merupakan masalah yang terjadi pada bayi penderita bibir sumbing. Adanya bibir
sumbing memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu
atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan bibir sumbing mungkin dapat
meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah
reflex hisap dan reflek menelan pada bayi dengan bibir sumbing tidak sebaik bayi
normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang
bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi.
Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga dapat membantu.
1. infeksi telinga berulang
Anak dengan bibir sumbing lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena
terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol
pembukaan dan penutupan tuba eustachius.

8
2. masalah Dental
Anak yang lahir dengan bibir sumbing mungkin mempunyai masalah tertentu
yang berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi
pada arean dari celah bibir yang terbentuk.

D. Proses Terjadinya Bibir Sumbing


Proses terjadinya bibir sumbing dimulai pada tujuh minggu setelah pembuahan.
Pada minggu kelima hingga kedua belas mulai terjadi pembentukan mulut dan langit-
langit mulut. Pada kurun waktu ini bisa jadi janin kekurangan zat besi atau mengalami
radiasi tertentu yang menyebabkan pembelahan sel (sel di bibir) tidak sempurna.
Bibir sumbing disebabkan oleh kegagalan perkembangan dan penyatuan processus
palatum. Bibir sumbing sentral adalah deformitas lebih besar akibat dari kegagalan
kedua processus lateralis untuk menyatu dengan processus centralis.
Pada proses pembentukan kepala, terjadi penyatuan bakal tulang teliga menuju
garis tengah, ketiga unsur itu bersatu pada bagian yang berhadapan dengan gigi taring.
Kegagalan pertemuan ini menyebabkan terjadinya bibir sumbing dan proses di atas
menunjukkan mengapa bibir sumbing bisa terjadi di dekat gigi taring. Bibir sumbing
bagian tengah biasanya lebar karena bagian yang seharusnya turun membentuk bibir
atas gagal tumbuh.

Gambar 2.3 Embrio Umur 6 Minggu

Langit-langit mulut sekunder, yang dibentuk oleh proses palatal lateral, dimulai pada
foramen tajam dan berisi bagian tulang dan bagian otot. Proses tulang langit-langit
lateral muncul di sekitar minggu keenam kehamilan. Mereka terdiri dari bagian-bagian
dalam menonjol berkenaan dgn rahang atas yang membentuk 2 struktur horizontal atau
palatal rak, yang akhirnya adalah turunan dari lengkungan branchial pertama. Rak-rak

9
ini awalnya di kedua sisi lidah. Ketika lidah bergerak ke bawah dalam minggu ketujuh
kehamilan, proses tumbuh lateral medial. Fusion dari langit-langit keras dimulai
anterior dan posterior berlanjut di minggu kedelapan usia kehamilan.
Kematian sel terprogram di tepi bebas dan produksi dari lapisan lengket glikoprotein
dan ideal desmosomes ikatan menyediakan antarmuka permukaan. Sisi kiri cenderung
tertinggal dari sisi kanan, mengarah pada kecenderungan untuk clefts sisi kiri. Septum
hidung kemudian tumbuh ke bawah ke langit-langit yang baru dibentuk. Proses selesai
antara 9 dan 12 minggu kehamilan.

E. Faktor Terjadinya Bibir Sumbing

1. Faktor herediter atau bawaan :

Faktor herediter ini berarti menyangkut gen penyebab bibir sumbing


yang dibawa penderita. Hal ini dapat berupa :
a. Mutasi gen

b. Kelainan kromosom

2. Faktor eksternal atau lingkungan :


Faktor eksternal merupakan hal-hal diluar tubuh penderita selama masa
pertumbuhan dalam kandungan yang mempengaruhi atau menyebaban terjadinya
bibir sumbing yaitu :
a. Faktor usia Ibu

b. Obat-obatan, seperti asetosal, aspirin, rifampisin, fenasetin, sulfonamide,


aminoglikosid, indometasin, asam flufetamat, ibuprofen, penisilamin,
antihistamin, antineoplastic, kortikosteroid
c. Nutrisi,terutama pada ibu yang kekurangan folat dan vitamin B6, serta zink.
d. Penyakit infeksi Sifilis, virus rubell
e. Radiasi
f. Stres emosional
g. Trauma (pada trimester pertama kehamilan : biasanya karena ibu terjatuh
saat hamil)
F. Diagnosis Bibir Sumbing
Seorang dokter dapat mendiagnosa bibir sumbing atau sumbing langit-langit dengan
memeriksa bayi yang baru lahir. Seorang bayi yang baru lahir dengan sumbing oral-

10
wajah dapat didiagnosis oleh tim spesialis medis segera setelah lahir. Jarang, sebagian
atau “submukus” sumbing mungkin tidak terdiagnosis selama beberapa bulan atau
bahkan bertahun-tahun.
Celah bibir kadang-kadang berhubungan dengan kondisi medis lainnya. Dokter
harus dapat memberitahu apakah ada atau tidak clefting pada anak adalah bagian dari
sindrom. Beberapa sindrom mungkin memerlukan perawatan di samping merawat bibir
sumbing.
Prenatal diagnosis (diagnosis sebelum kelahiran) juga dapat dilakukan dengan
pemeriksaan USG. Sumbing bibir lebih mudah didiagnosis melalui ultrasound
kehamilan. Diagnosis dapat dibuat pada awal kehamilan 18 minggu. Prenatal diagnosis
memberikan orangtua dan tim medis keuntungan dari perencanaan lanjutan untuk
perawatan bayi.
Dasar diagnosis molekuler CLP (Cleft Lip and Cleft Palate) sama dengan diagnosis
penyakit genetik yang lain, yaitu dengan:
1. Amniocentesis, dilakukan pada kehamilan 14-16 minggu.

2. CVS (Chorionic Villus Sampling), dilakukan pada kehamilan 10-13 minggu.


Tingkat akurasinya 96-98% lebih rendah dari midtrisemester amniocentesis karena
keterbatasan mosaic plasenta dan kontaminasi sel saat kehamilan

G. Pengobatan Bibir Sumbing

Operasi dapat dilakukan apabila penderita memenuhi syarat dibawah ini :


1. Berat badan > 10 pon atau > 5 kg
2. Hemoglobin > 10 gr%
3. Umur > 10 minggu atau > 3 bulan
Pembedahan untuk menutup celah bibir biasanya dilakukan pada saat anak berusia 3-
6 bulan. Penanganan masalah bibir sumbing merupakan penanganan yang
multidisiplin,artinya meliputi beberapa ilmu dan tenaga ahli, diantaranya:
1. Ahli bedah 9IAS9IC untuk memperbaiki bentuk bibir sehingga normal/ mendekati
normal.
2. Ahli THT, untuk memantau dan atau memperbaiki kelainan sekitar hidung dan
telinga.
3. Dokter gigi/Orthodontist untuk memantau dan memperbaiki kelainan pertumbuhan
gigi serta melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar tidak timbul kelainan-
kelainan lain pada rongga mulut.

11
4. Speech therapist untuk membantu penderita agar dapat berbicara dengan normal
5. Psikolog/Psikiater untuk menangani masalah psikologis yang timbul terutama rasa
rendah diri.
Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun-tahun dan mungkin perlu
dilakukan beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan), tetapi
kebanyakan anak akan memiliki penampilan yang normal serta berbicara dan makan
secara normal pula. Beberapa diantara mereka mungkin tetap memiliki gangguan
berbicara.
Ada tiga tahap penatalaksaan bibir sumbing, yaitu :

1. Tahap sebelum operasi

Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi
menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat
badan yang dicapai dan usia yang memadai.
Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi berat badan lebih dari 10
pounds atau sekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr % dan usia lebihdari 10 minggu, jika
bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa nasehat yang harusdiberikan pada orang
tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah. Misalnya
memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu dapat
memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar
sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga. Membuat asupan gizi
menjadi tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia
bayi cukup diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah
duduk.
Selain itu celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus
nonalergenik untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat
proses tumbuh kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi kearah depan (protrusio
premaxilla) akibat dorongan lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan
koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang
didapat tidak sempurna. Plester nonalergenik tadi harus tetap direkatkan sampai waktu
operasi tiba.
2. Tahap sewaktu operasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang diperhatikan adalah
soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan

12
oleh seorang ahli bedah. Usia optimal untuk operasi bibir sumbing (labioplasty) adalah
usia 3 bulan. Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia 5-6
bulan, sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka pengucapan huruf
bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi pengucapan huruf bibir
tetap menjadi kurang sempurna.

Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech
teraphy karena jika tidak, setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi
karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah, sudah ada mekanisme
kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah. Bila gusi juga terbelah
(gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk gusi
dilakukan pada saat usia 8±9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.
Gambar 2.4 Proses Operasi Bibir Sumbing

3. Tahap setelah operasi.

Tahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi, penatalaksanaanya tergantung dari


tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan
memberikan instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing
luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus
untuk memberikan minum bayi. Banyaknya penderita bibir sumbing yang datang ketika
usia sudah melebihi batas usia optimal untuk operasi membuat operasi hanya untuk
keperluan kosmetika saja sedangkan secara

fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi
beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speechteraphy pun tidak banyak
bermanfaat.

13
Gambar 2.5 Jahitan pada Pengobatan Bibir Sumbing

H. Pencegahan Bibir Sumbing


Wanita yang mengkonsumsi suplemen asam folat sejak kehamilan dini dapat
menekan risiko terjadinya bibir sumbing pada bayi hingga 40%, para ahli melaporkan
25 Januari 2007. Asam folat merupakan komponen sistmetik dari vitamin B yang
banyak ditemukan pada sayuran hijau, sangat baik direkomendasikan untuk mencegah
terjadinya gangguan pada neural tube seperti spina bifida. Sedangkan bagi pencegahan
bibir sumbing memang masih terus dipelajari.
Suplemen asam folat yang digunakan pada awal kehamilan diduga dapat menekan
risiko terjadinya bibir sumbing (dengan atau tanpa celah di palatum), dikatakan Allen
Wilcox of The National Institute of Environmental Health Sciences, Durham, North
Carolina. Celah pada bibir terjadi ketika jaringan yang membentuk mulut bagian atas
tidak mau bergabung. Anak laki- laki lebih banyak terjadi bila dibandingkan dengan
anak perempuan dan kelainan tersebut cenderung lebih banyak terjadi di Asia. Tindakan
operasi dapat membantu memperbaiki kelainan tersebut.
Dalam penelitian yang dipublikasikan secara online melalui British Medical
Journal, para ahli mempelajari efek dari mengkonsumsi asam folat di Norweigia,
dimana didapatkan tingginya rata-rata kejadian bibir sumbing di Eropa. Mereka
memberikan beberapa pertanyaan kepada 573 ibu yang memiliki anak dengan bibir
sumbing dan kepada 763 wanita yang memiliki anak sehat selama kurun waktu 1996-
2000.
Para ibu tersebut ditanyakan tentang kebiasaan mengkonsumsi suplemen asam folat
saat kehamilan dini dan berapa banyak jumlah yang dikonsumsi. Setelah disingkirkan
faktor-faktor risiko lainnya seperti kebiasaan merokok, para ahli menemukan bahwa
suplemen asam folat dapat menekan risiko terjadinya bibir sumbing hingga 40%.
Makan banyak buah dan sayuran tanpa mengkonsumsi suplemen asam folat dapat

14
menekan risiko hingga 25% saja.
Vitamin A pada saat hamil dapat mencegah memiliki bayi dengan bibir sumbing.
Penelitian ini sudah diakui kebenarannya dan dimasukan kedalam jurnal kesehatan
American Journal of Epidemiology.Vitamin A banyak terdapat pada daging ayam, hati
serta telur ayam. Selain itu vitamin A banyak terdapat di sayuran dan buah-buahan yang
berwarna hijau, kuning dan merah. Dianjurkan untuk ibu hamil mengkonsumsi vitamin
A sebanyak 3 mg perhari untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin A bagi janin dan
sang ibu sendiri
Selain itu juga dengan mengkonsumsi vitamin B6 memiliki peran vital dalam
metabolisme asam amino dan dan juga mengkonsumsi zink secara cukup juga dapat
mengurangi resiko bayi terlahir dengan bibir sumbing, serta ibu yang sedang hamil
harus dijaga keseimbangan tubuhnya supaya tidak terjatuh saat berjalan dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan kerasyang dapat menjadi factor penyebab bayi lahir dengan
bibir sumbing.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bibir sumbing memiliki 2 pandangan ada yang mengatakan celah pada bibir
dan mengatakan bahwa bibir sumbing cacat pada kelahiran dalam sel-sel tidak
berkembang dengan baik. Cleft lips adalah cacat bawaan yang disebabkan oleh
gangguan pembentukan organ tubuh wajah selama masa kehamilan. Dasar genetik
bibir sumbing kemungkinan besat heterogen dan multifaktorial 2 resesif autosom,
dominan autosom dan x pola pewarisan Bibir sumbing dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
celah sumbing hanya terjadi pada salah satu bibir tidak memanjang sampai hidung
(unilateral incomplete), terjadi di salah satu bibir dan memanjang sampai ke hidung
(unilateral complete), dan terjadi di kedua sisi dan memanjang ke hidung (bilateral
complete).

Bibir sumbing bisa terjadi karena pada masa kehamilan janin kekurangan zink,
asam folat, vitamin B6, vitamin A atau mengalami radiasi terentu yang menyebabkan
pembelahan sel (sel di bibir) tidak sempurna. Bibir sumbing disebabkan oleh
kegagalan perkembangan dan penyatuan processus palatum

Fakor terjadinya bibir sumbing terbagi menjadi 2 yaitu: factor herediter atau
bawaan hal ini meliputi mutasi gen dan kelainan kromosom dan factor eksternal yang
meliputi factor usia ibu, radiasi dll. Diagnosis bibir sumbing bisa dilakukan pada saat
bayi baru lahir namun bisa terjadi tidak terdiagnosis selama beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun. Prenatal diagnosis (diagnosis sebelum kelahiran) juga dapat
dilakukan dengan pemeriksaan USG. Sumbing bibir lebih mudah di diagnosis melalui
ultrasound kehamilan. Prenatal diagnosis memberi keuntungan pada orangtua dan tim
medis untuk memberi perawatan bagi bayi

Pengobatan bibir sumbing hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Namun
bibir sumbing dapat dicegah dengan cara saat ibu sedang mengandung seorang ibu
hamil harus mengonsumsi asam folat. Asam folat yang digunakan pada awal
kehamilan diduga dapat menekan resiko terjadinya bibir sumbing. Selain asam folat
yang tidak kalah penting adalah vitamin A, vitamin B6 dan juga zink secara cukup.

B. Saran

16
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan para mahasiswa
mengenai kasus bibir sumbing. Serta mahasiswa diharapkan banyak membaca,
mencari informasi terbaru dari berbagai buku, internet, dan media lain. Sehingga
para pembaca mendapat pengetahuan yang benar.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, masyarakat mengetahui kasus bibir
sumbing dikehidupan sehari-hari.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan, Makalah ini dapat meningkatkan pelayanan Kesehatan, dengan
disertainya Makalah Bibir Sumbing ini dapat memberikan referensi yang berguna
untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi para medis serta
mahasiswa keperawatan untuk menumbuhkan jiwa perawat yang professional.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. -------. 2010. Epidemiologi Bibir Sumbing. Fakultas Kedokteran Padjajaran. Bandung.

2. Fernsebner,Billie.1996.Keperawatan Perioperatif. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

3. Gibson, John.1990.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Buku Kedokteran


EGC. Jakarta

4. H. Sperber, Georffrey. 2008. Embriologi Kraniofasial Edisi ke-4. Universitas Michigan.


Amerika Serikat

5. Habel A, Sell D, Mars M. Management of cleft lip and palate. Arch Dis Child.
Apr 1996;74(4):360-6.

6. Kapetansky DI, Millard DR. Techniques in Cleft Lip, Nose, and Palate
Reconstruction. Philadelphia, Pa:. Lippincott-Raven;1987.

7. Kurniawan, Lilik, S. Ked., dkk. 2009. Labioschisis. Fakultas Kedokteran


Universitas Riau. Riau

8. Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 1999. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi
Indonesia. Jakarta : Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia.

9. Rahmalia. 2011. Kasus Log Book Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

10. W. Slander, T. 2009. Langman Embriologi Kedokteran Edisi ke-10. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai