BIBIR SUMBING
DosenPengampu:
Ns. Andika Sulistiawan, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh
Kelompok 1:
Tri Gumay Khayrupan G1B119069
Fina Sintia G1B120007
Dewi Anggi Saputri G1B120008
Memy Lorentika G1B120009
Muly Okti Viana G1B120010
Reren Gianovanza G1B120011
Gusmarta G1B120034
Dwita Rahmadani Passela G1B120035
Fadila Khayriyah G1B120036
Vebyola Viona G1B120037
Leni Putri G1B120067
Makalah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan &kirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami sampaikan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain
yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
sebagai sarana perbaikan makalah yanglebih baik.
Semoga makalah tentang “Bibir Sumbing” ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
perhatiannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar….......................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
A. Definisi Bibir Sumbing..........................................................................................................5
B. Klasifikasi Bibir Sumbing..................................................................................................6
C. Gejala..................................................................................................................................7
D. Proses Terjadinya Bibir Sumbing........................................................................................8
E. Faktor Terjadinya Bibir Sumbing........................................................................................9
F. Diagnosis Bibir Sumbing..................................................................................................10
G. Pengobatan Bibir Sumbing...............................................................................................10
H. Pencegahan Bibir Sumbing...............................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cleft Lip atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi
masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama penduduk dengan status sosial
ekonomi yang lemah. Akibatnya operasi dilakukan terlambat dan malah dibiarkan
sampai dewasa.
Bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit, merupakan kelainan yang
paling umum pada kepala dan leher di dunia. Untuk pencegahan terjadinya bibir
sumbing masih sedikit namun teknik bedah untuk mengobatinya banyak dilakukan.
Selain faktor genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing adalah usia ibu waktu melahirkan,
perkawinan antara penderita bibir sumbing, waktu hamil dan defisiensi vitamin B6.
Bayi yang terlahir dengan cleft lip selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing,
masih ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara,
gigi-geligi dan psikososial.
4
C. Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini, penulis merumusakan tujuan penuisan sebagai berikut:
1. Untuk menambah cakrawala pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Cleft Lip
(Bibir Sumbing).
2. Untuk memberi informasi kepada para pembaca bahwa bibir sumbing itu dapat dicegah
dan dapat diobati apabila hal ini telah terjadi.
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
2. Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengetahui tentang penyebab dan pencegahan untuk Bibir
Sumbing.
3. Tenaga Kesehatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hipocrates pada tahun 400 SM dan Galen pada tahun 150 M menjelaskan bahwa bibir
sumbing adalah celah pada bibir (Stewart, 1991). Sedangkan menurut Bartoshesky
(2008) mengatakan bahwa, bibir sumbing adalah cacat pada kelahiran dimana sel-sel
pada mulut atau bibir tidak berkembang dengan baik selama perkembangan janin.
Celah bibir (Cleft Lips) atau bibir sumbing (cheiloschisis) atau suatu kelainan
bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas, kelainan ini adalah suatu
ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi
tepat dibawah hidung. Kelainan ini adalah jenis cacat bawaan yang disebabkan oleh
gangguan pembentukan oragan tubuh wajah selama kehamilan.
Bibir sumbing adalah kelainan bawaan yang menyebabkan banyak masalah dan
merupakan tantangan khusus untuk komunitas medis. Beberapa tahap- tahap
perkembangan penting yang mungkin berpengaruh adalah seperti makanan,
pertumbuhan rahang atas, dan pertumbuhan gigi.
Dasar genetik bibir sumbing kemungkinan besar heterogen dan multifactorial.2
resesif autosom, dominan autosom, dan X-pola pewarisan terkait telah dideskripsikan.
Untuk semua orangtua, kemungkinan memiliki anak yang sumbing adalah 1 dalam 800
anak. Dalam keluarga di mana tidak ada kerabat tingkat pertama yang terpengaruh,
tingkat pengulangan untuk bibir sumbing di anak-anak berikutnya adalah 2,5%. Ketika
salah satu kerabat tingkat pertama dipengaruhi, tingkat kekambuhan adalah 10%.
Serupa tingkat kekambuhan (10-12%) terjadi pada keturunan dari orang-orang yang
lahir dengan cacat sumbing. Jika sumbing merupakan bagian dari sindrom autosomal
dominan, tingkat pengulangan dapat setinggi 50%. Sebuah cacat sumbing dikaitkan
dengan sindrom dalam 30% kasus. Lebih dari 400 sindrom dengan cacat sumbing
sebagai salah satu ciri telah dideskripsikan.
6
Gambar 2.1 Anak-anak yang Menderita Bibir Sumbing
Sumbing perbaikan pada usia 4-5 tahun mungkin melibatkan faring penutup.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal dapat memainkan peran.
Relatif sedikit dari sekian banyak diakui menyebabkan sumbing teratogen selera.
Konsumsi alkohol dalam periode tidak embriologik mengakibatkan banyak bayi dengan
cleft. Teratogen lain yang terkait dengan selera terbelah termasuk fenitoin, retinoid, dan
obat-obatan terlarang (misalnya, kokain). Mekanis disebabkan clefts dapat terjadi in
utero dengan cara pelampiasan langsung pada embrio.
1. Unilateral Incomplete :
Pada jenis ini, celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke hidung.
2. Unilateral Complete :
Pada jenis ini, celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan
memanjang hinggake hidung.
3. Bilateral Complete :
Pada jenis ini, celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung.
7
Gambar 2.2 Klasifikasi Bibir Sumbing
C. Gejala
Gejalanya berupa:
1) pemisahan bibir
3) distorsi hidung
4) gangguan bicara
5) berat badan tidak bertambah dan regurgitasi nasal ketika menyusu (air susu
keluar dari lubang hidung).
Merupakan masalah yang terjadi pada bayi penderita bibir sumbing. Adanya bibir
sumbing memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu
atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan bibir sumbing mungkin dapat
meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah
reflex hisap dan reflek menelan pada bayi dengan bibir sumbing tidak sebaik bayi
normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang
bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi.
Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga dapat membantu.
1. infeksi telinga berulang
Anak dengan bibir sumbing lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena
terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol
pembukaan dan penutupan tuba eustachius.
8
2. masalah Dental
Anak yang lahir dengan bibir sumbing mungkin mempunyai masalah tertentu
yang berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi
pada arean dari celah bibir yang terbentuk.
Langit-langit mulut sekunder, yang dibentuk oleh proses palatal lateral, dimulai pada
foramen tajam dan berisi bagian tulang dan bagian otot. Proses tulang langit-langit
lateral muncul di sekitar minggu keenam kehamilan. Mereka terdiri dari bagian-bagian
dalam menonjol berkenaan dgn rahang atas yang membentuk 2 struktur horizontal atau
palatal rak, yang akhirnya adalah turunan dari lengkungan branchial pertama. Rak-rak
9
ini awalnya di kedua sisi lidah. Ketika lidah bergerak ke bawah dalam minggu ketujuh
kehamilan, proses tumbuh lateral medial. Fusion dari langit-langit keras dimulai
anterior dan posterior berlanjut di minggu kedelapan usia kehamilan.
Kematian sel terprogram di tepi bebas dan produksi dari lapisan lengket glikoprotein
dan ideal desmosomes ikatan menyediakan antarmuka permukaan. Sisi kiri cenderung
tertinggal dari sisi kanan, mengarah pada kecenderungan untuk clefts sisi kiri. Septum
hidung kemudian tumbuh ke bawah ke langit-langit yang baru dibentuk. Proses selesai
antara 9 dan 12 minggu kehamilan.
b. Kelainan kromosom
10
wajah dapat didiagnosis oleh tim spesialis medis segera setelah lahir. Jarang, sebagian
atau “submukus” sumbing mungkin tidak terdiagnosis selama beberapa bulan atau
bahkan bertahun-tahun.
Celah bibir kadang-kadang berhubungan dengan kondisi medis lainnya. Dokter
harus dapat memberitahu apakah ada atau tidak clefting pada anak adalah bagian dari
sindrom. Beberapa sindrom mungkin memerlukan perawatan di samping merawat bibir
sumbing.
Prenatal diagnosis (diagnosis sebelum kelahiran) juga dapat dilakukan dengan
pemeriksaan USG. Sumbing bibir lebih mudah didiagnosis melalui ultrasound
kehamilan. Diagnosis dapat dibuat pada awal kehamilan 18 minggu. Prenatal diagnosis
memberikan orangtua dan tim medis keuntungan dari perencanaan lanjutan untuk
perawatan bayi.
Dasar diagnosis molekuler CLP (Cleft Lip and Cleft Palate) sama dengan diagnosis
penyakit genetik yang lain, yaitu dengan:
1. Amniocentesis, dilakukan pada kehamilan 14-16 minggu.
11
4. Speech therapist untuk membantu penderita agar dapat berbicara dengan normal
5. Psikolog/Psikiater untuk menangani masalah psikologis yang timbul terutama rasa
rendah diri.
Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun-tahun dan mungkin perlu
dilakukan beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan), tetapi
kebanyakan anak akan memiliki penampilan yang normal serta berbicara dan makan
secara normal pula. Beberapa diantara mereka mungkin tetap memiliki gangguan
berbicara.
Ada tiga tahap penatalaksaan bibir sumbing, yaitu :
Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi
menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat
badan yang dicapai dan usia yang memadai.
Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi berat badan lebih dari 10
pounds atau sekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr % dan usia lebihdari 10 minggu, jika
bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa nasehat yang harusdiberikan pada orang
tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah. Misalnya
memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu dapat
memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar
sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga. Membuat asupan gizi
menjadi tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia
bayi cukup diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah
duduk.
Selain itu celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus
nonalergenik untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat
proses tumbuh kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi kearah depan (protrusio
premaxilla) akibat dorongan lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan
koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang
didapat tidak sempurna. Plester nonalergenik tadi harus tetap direkatkan sampai waktu
operasi tiba.
2. Tahap sewaktu operasi
Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang diperhatikan adalah
soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan
12
oleh seorang ahli bedah. Usia optimal untuk operasi bibir sumbing (labioplasty) adalah
usia 3 bulan. Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia 5-6
bulan, sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka pengucapan huruf
bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi pengucapan huruf bibir
tetap menjadi kurang sempurna.
Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech
teraphy karena jika tidak, setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi
karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah, sudah ada mekanisme
kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah. Bila gusi juga terbelah
(gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk gusi
dilakukan pada saat usia 8±9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.
Gambar 2.4 Proses Operasi Bibir Sumbing
fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi
beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speechteraphy pun tidak banyak
bermanfaat.
13
Gambar 2.5 Jahitan pada Pengobatan Bibir Sumbing
14
menekan risiko hingga 25% saja.
Vitamin A pada saat hamil dapat mencegah memiliki bayi dengan bibir sumbing.
Penelitian ini sudah diakui kebenarannya dan dimasukan kedalam jurnal kesehatan
American Journal of Epidemiology.Vitamin A banyak terdapat pada daging ayam, hati
serta telur ayam. Selain itu vitamin A banyak terdapat di sayuran dan buah-buahan yang
berwarna hijau, kuning dan merah. Dianjurkan untuk ibu hamil mengkonsumsi vitamin
A sebanyak 3 mg perhari untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin A bagi janin dan
sang ibu sendiri
Selain itu juga dengan mengkonsumsi vitamin B6 memiliki peran vital dalam
metabolisme asam amino dan dan juga mengkonsumsi zink secara cukup juga dapat
mengurangi resiko bayi terlahir dengan bibir sumbing, serta ibu yang sedang hamil
harus dijaga keseimbangan tubuhnya supaya tidak terjatuh saat berjalan dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan kerasyang dapat menjadi factor penyebab bayi lahir dengan
bibir sumbing.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bibir sumbing memiliki 2 pandangan ada yang mengatakan celah pada bibir
dan mengatakan bahwa bibir sumbing cacat pada kelahiran dalam sel-sel tidak
berkembang dengan baik. Cleft lips adalah cacat bawaan yang disebabkan oleh
gangguan pembentukan organ tubuh wajah selama masa kehamilan. Dasar genetik
bibir sumbing kemungkinan besat heterogen dan multifaktorial 2 resesif autosom,
dominan autosom dan x pola pewarisan Bibir sumbing dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
celah sumbing hanya terjadi pada salah satu bibir tidak memanjang sampai hidung
(unilateral incomplete), terjadi di salah satu bibir dan memanjang sampai ke hidung
(unilateral complete), dan terjadi di kedua sisi dan memanjang ke hidung (bilateral
complete).
Bibir sumbing bisa terjadi karena pada masa kehamilan janin kekurangan zink,
asam folat, vitamin B6, vitamin A atau mengalami radiasi terentu yang menyebabkan
pembelahan sel (sel di bibir) tidak sempurna. Bibir sumbing disebabkan oleh
kegagalan perkembangan dan penyatuan processus palatum
Fakor terjadinya bibir sumbing terbagi menjadi 2 yaitu: factor herediter atau
bawaan hal ini meliputi mutasi gen dan kelainan kromosom dan factor eksternal yang
meliputi factor usia ibu, radiasi dll. Diagnosis bibir sumbing bisa dilakukan pada saat
bayi baru lahir namun bisa terjadi tidak terdiagnosis selama beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun. Prenatal diagnosis (diagnosis sebelum kelahiran) juga dapat
dilakukan dengan pemeriksaan USG. Sumbing bibir lebih mudah di diagnosis melalui
ultrasound kehamilan. Prenatal diagnosis memberi keuntungan pada orangtua dan tim
medis untuk memberi perawatan bagi bayi
Pengobatan bibir sumbing hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Namun
bibir sumbing dapat dicegah dengan cara saat ibu sedang mengandung seorang ibu
hamil harus mengonsumsi asam folat. Asam folat yang digunakan pada awal
kehamilan diduga dapat menekan resiko terjadinya bibir sumbing. Selain asam folat
yang tidak kalah penting adalah vitamin A, vitamin B6 dan juga zink secara cukup.
B. Saran
16
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan para mahasiswa
mengenai kasus bibir sumbing. Serta mahasiswa diharapkan banyak membaca,
mencari informasi terbaru dari berbagai buku, internet, dan media lain. Sehingga
para pembaca mendapat pengetahuan yang benar.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, masyarakat mengetahui kasus bibir
sumbing dikehidupan sehari-hari.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan, Makalah ini dapat meningkatkan pelayanan Kesehatan, dengan
disertainya Makalah Bibir Sumbing ini dapat memberikan referensi yang berguna
untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi para medis serta
mahasiswa keperawatan untuk menumbuhkan jiwa perawat yang professional.
17
DAFTAR PUSTAKA
5. Habel A, Sell D, Mars M. Management of cleft lip and palate. Arch Dis Child.
Apr 1996;74(4):360-6.
6. Kapetansky DI, Millard DR. Techniques in Cleft Lip, Nose, and Palate
Reconstruction. Philadelphia, Pa:. Lippincott-Raven;1987.
8. Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 1999. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi
Indonesia. Jakarta : Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia.
9. Rahmalia. 2011. Kasus Log Book Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
10. W. Slander, T. 2009. Langman Embriologi Kedokteran Edisi ke-10. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
18