Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK

PRASEKOLAH DI TK HARAPAN BANGSA KERTAPATI PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I

I. Latar Belakang
Karies gigi merupakan daerah yang membusuk didalam gigi yang terjadi akibat suatu
proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan
terus berkembang kebagian dalam gigi (hamsafir, 2010)
Usaha untuk mengatasinya sampai sejauh ini pun belum menunjukan hasil nyata bila
diukur dengan indicator kesehatan gigi yaitu prevalensi karies gigi. Penyebab karies gigi
adalah adanya interaksi dari berbagai factor , diantranya adalah factor perilaku dalam
memelihara kebersihan gigi dan mulut, factor diet atau kebiasaan makan dan factor
ketahanan dan kekuatan gigi (WHO dalam fankari, 2004). Pada umumnya anak sangat
menggemari makanan manis seperti permen, gulali dan coklat yang diketahui sebagai
substrak dan disukai oleh bakteri yang selanjutnya dapat melarutkan struktur gigi. Pola
makan makanan yang mengandung konsentrasi gula melebihi batas minimum akan
menghasilkan banyak asam patogenitas plak atau streptococcus mutans mikroorganisme
merupakan mikroorganisme yang merubah gula menjadi asam terjadi pembentukan
polisakarida ekstraseluler yang menyebabkan asam melekat pada permukaan gigi. Sedangkan
factor kebiasaan menggosok gigi juga mempengaruhi terjadinya karies gigi karena perilaku
menggosok gigi berpengaruh terhadap terjadinya karies. Hal ini berkaitan dengan proses
terjadinya karies itu sendiri, dimana apabila sukrosa tinggal dalam waktu yang lama dalam
mulut dan tidak segera dibersihkan akan menyebabkan terjadinya karies (irhama, 2012).
Penyakit karies pada anak, banyak dan sering terjadi namun kurang mendapat
perhatian dari orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan gigi tetap. Orang
tua kurang menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan sangat besar bila
tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies sejak dini pada anak. karies gigi yang
tidak ditangani dengan baik dapat membuat gigi anak nyeri sehingga anak tidak bisa
mengunyah makanan dengan baik. akibat yang lebih parah bisa terjadi malnutrisi, anak tidak
dapat belajar karena kurang berkonsentrasi sehingga akan mempengaruhi kecerdasan.
(syarifi, 2008).

1
Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi dunia WHO
cit ferdi 2009 mehnyatakan angka kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Data
SKRT (survey kesehatan rumah tangga) tahun 2007 menyatakan bahwa prevalensi karies
gigi mencapai 76,92 % yang menyerang penduduk Indonesia. Sementara itu di puskesmas-
puskesmas di sekitar kota Palembang yang mengalami karies gigi terdapat 41,6%. Dari hasil
pemeriksaan kelompok kami lakukan di taman kanak-kanak kertapati pada waktu kami
memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak-anak TK tersebut didapatkan hasil sekitar 40%
terdapat karies gigi (ferdi, 2009).
Dilihat dari data diatas penyakit Karies Gigi adalah kasus terbesar dalam kesehatan
gigi dan mulut, dalam hal ini pengetahuan tentang jenis makanan terhadap penyakit karies
Gigi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit Karies Gigi. Karena penyakit karies gigi pada umumnya menimpa
anak-anak sehingga peneliti berniat melakukan penelitian pada anak-anak. Pada taman
kanak-kanak kertapati banyak terdapat anak-anak yang terkena karies gigi. Pemilihan lokasi
penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian karena
pad ataman kanak –kanak anak-anak sudah terkumpul selain itu dengan adanya orang tua
dilingkungan taman kanak-kanak dapat menjadi sumber data (subjek wawancara) peneliti.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti Hubungan Jenis
Makanan dengan Penyakit Karies Gigi di Taman Kanak-kanak Kertapati Palembang.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah penelitian, yaitu “
Hubungan Jenis Makanan dengan Kejadian Karies Gigi pada anak-anak di TK Kertapati
Palembang”.
III. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah:
a. Bagaimana makanan kariogenik yang dikonsumsi anak-anak di TK Kertapati Palembang
pada tahun 2015?
b. Bagaimana pengetahuan ibu terhadap kejadian karies gigi pada anak-anak di TK
Kertapati Palembang?

2
c. Bagaimana hubungan makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak-anak di
TK Kertapati Palembang?
IV. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Diketahuinya hubungan makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi anak-anak di
TK Kertapati Palembang pada tahun 2015.
b. Tujuan khusus:
1) Diketahuinya jenis makanan kariogenik yang dikonsumsi anak-anak di TK Kertapati
Palembang pada tahun 2015.
2) Diketahuinya pengetahuan ibu terhadap kejadian karies gigi pada anak-anak di TK
Kertapati Palembang.
3) Diketahuinya hubungan makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak-
anak di TK Kertapati Palembang.
V. Manfaat Penelitian
a. Bagi TK Kertapati Palembang
Menambah informasi kepada pendidik, orang tua, dan anak-anak mengenai hubungan jenis
makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi.
b. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai referensi di perpustakaan institusi dan
sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti
Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian, memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan memperkaya pengetahuan
tentang karies gigi pada anak.

VI. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis makanan dengan kejadian karies
gigi di TK Kertapati Palembang pada 9 Desember 2015. Dengan menggunakan metode
survey analitik. Penelitian ini akan diambil sampel sebanyak 50 anak-anak TK. Untuk
mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi maka peneliti memberikan beberapa kuesioner

3
seputar jenis makanan kepada anak-anak TK. Analisis data penelitian ini berupa distribusi
frekuensi.

BAB II
I. Tinjauan Pustaka
A. Penyakit Karies
1. Pengertian Penyakit Karies Gigi
Penyakit Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,
dentin dan sementum, yang di sebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu
karbohidrat. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri
dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks sehingga dapat
menyebabkan rasa ngilu sampai rasa nyeri. (Soden, 2009)
Penyakit Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits,Fissure dan daerah
interproksimal) meluas ke daerah pulpa. Penyakit karies terjadi karena adanya proses
demineralisasi email dan dentin oleh bakteri organic yang bersifat asam, yaitu
lactobacillus acidophilus dan streptococcus muntans. (Moynihan, 2005)
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Karies Pada Anak
a. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gig dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi
menjadi 2 :
1) Isi makanan yang menghasilkan energy.misalnya: Karbohidrat, Protein,Lemak
,Vitamin serta mineral–mineral. Unsur–unsur tersebut diatas berpengaruh
pada masa pra-erupsi serta pasca erupsi gigi geligi. (touger, 2003)
2) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makan–makanan yang bersifat
membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya.
Sebaliknya makanan – makanan yang lunak dan melekat pada gigi dapat
merusak gigi seperti: bonbon, cokelat, biscuit dan lain sebagainya.
(Moynihan, 2007)

4
b. Susunan gigi Sulung
Gigi-gigi berjejal dan saling tumpang tindih akan mendukung timbulnya penyakit
karies karena daerah tersebut sulit dibersihkan. Susunan gigi molar sulung rapat
sedangkan gigi insisivus sulung renggang. Dari berbagai penelitian disimpulkan
bahwa anak dengan susunan gigi berjejal lebih banyak menderita penyakit karies
dari pada yang mempunyai susunan gigi baik. (Tjahja, 2010)
c. Plak
Plak terbentuk dari campuran antara bahan–bahan air ludah seperti mucin, sisa–
sisa sel jaringan mulut,leukosit,limposit dengan sisa–sisa makanan serta bakteri.
Plak ini mula–mula berbentuk agak cair yang lama kelamaan menjadi kelat,
tempat bertumbuhnya di mana bakteri. (Moynihan, 2007)
d. Saliva
Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap penyaki karies. Selain itu fungsi
saliva juga sebagai pelicin, pelindung, buffer , pembersih, anti pelarut dan anti
bakteri. Namun demikian saliva juga memegang peranan penting lain yaitu dalam
proses terbentuknya plak gigi, saliva juga merupakan media yang baik untuk
kehidupan mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan penyakit karies
gigi. (angela a, 2005)
e. Mikroorganisme
mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan penyakit karies antara
lain bermacam Streptococcus, Lactobacillus,Actinomices . Mikroorganisme ini
menempel di gigi bersama dengan plak atau debris. Plak gigi adalah media lunak
non mineral yang menempel erat di gigi. (sodden, 2009)
f. Waktu .
Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat dengan timbulnya penyakit karies
menyeluruh dalam waktu singkat. Selain itu keadaan yang dapat menyebabkan
substrat lama berada dalam mulut ialah kebiasaan anak menahan makanan
didalam mulut dimana makanan tidak cepat-cepat ditelan. (kidd am, 1992)
g. Kebiasaan menggosok gigi
Berpengaruh terhadap terjadinya karies.hal ini berkaitan dengan proses terjadinya
karies itu sendiri, dimana apabila sukrosa tinggal dalam waktu yang lama di

5
dalam mulut dan tidak dibersihkan akan menyebabkan karies. Bila seorang anak
tidak terbiasa menggosok gigi maka dari kebiasaaan tersebut dapat menyebabkan
anak yang mengalami karies. Selain itu kebiasaan minum susu menjelang tidur
dan mengulum permen juga dapat menyebabkan karies. (irhama 2012)
B. Makanan Kariogenik
1. Pengertian Makanan Kariogenik
Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat,
lengket dan mudah hancur di dalam mulut. Hubungan antara konsumsi karbohidrat
dengan terjadinya penyakit karies gigi ada kaitannya dengan pembentukan plak pada
permukaan gigi. Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan yang melekat di sela-sela gigi
dan pada plak ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah glukosa
menjadi asam sehingga pH rongga mulut menurun sampai dengan 4-5. Pada keadaan
demikian maka struktur email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi karbohidrat
yang terlalu sering menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi
sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih asam dan semakin banyak email yang
terlarut. (lame, 2006)

2. Bentuk Fisik Makanan Kariogenik


Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah
hancur di dalam mulut lebih memudahkan timbulnya karies dibanding bentuk fisik
lain, karbohidrat seperti ini misalnya kue kue, roti,es krim,susu, permen dan lain lain
. (moynihan, 2007). Buah yang mempunyai sifat sebagi pembersih alami seperti
apel,benkoang, pir,jeruk. (Pediatrics, 2001)
3. Jenis Makanan Kariogenik
karbohidrat yang berhubungan dengan proses penyakit karies adalah polisakarida,
disakarida, monosakarida dan sukrosa terutama mempunyai kemampuan yang lebih
efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain.
Sukrosa dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam. (touger,
2003)
4. Frekuensi Makanan Kariogenik

6
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula diantara jam makan dan
pada saat makan berhubungan dengan peningkatan penyakit karies yang besar. Factor
makanan yang dihubungkan dengan terjadinya penyakit karies adalah jumlah
frementasi, konsentrasi dan bentuk fisik (bantuk cair,tepung, padat) dari karbohidrat
yang dikonsumsi, frekuensi makan dan snack serta lamanya interval waktu makan.
(touger, 2003)
C. Hubungan Makanan Kariogenik Dengan Karies Gigi
Beberapa jenis karbohidrat termasuk sukrosa dan glukosa, dapat diragikan oleh
bakteri tertentu (Edwina dan Sally, 1992) penurunan pH dalam waktu tertentu akan
demineralisasi permukaan gigi yang menyebabkan terjadinya karies gigi. Menurut
Edwina dan Sally (1992) plak akan tetap bersifat asam pada waktu tertentu . untuk dapat
kembali ke pH normal. Makanan manis atau makanan kariogenik bertahan 20- 30 menit
tidak berbahanya. Akan tetapi apabila lebih dari 20 menit makanan tersebut akan bersifat
asam dan gigi akan mengalami kerusakan lebih cepat karena keadaan ini. Setelah
memakan makanan kariogenik pH plak akan menurun dengan cepat yang dapat
menghancurkan email . pH ini akan bertahan dalam waktu 30 sampai 60 menit sebelum
mencapai pH normal. Sebaiknya dalam sehari kebiasaan mengemil dibatasi 4 kali/ hari
untuk total makanan kariogenik dan 3 kali/minggu agar gigi mempunyai waktu untuk
menetralisir asam yang ada dalam mulut (Ramadhan, 2010).
Kebiasaan mengemil makanan manis diluar jam makan utama yakni makan pagi,
siang dan malam juga mempengaruhi terjadinya karies gigi. Karena pada waktu jam
makan utama, air ludah yang dihasilkan cukup banyak sehingga mambantu
membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi (Edwina dan Sally, 1992).
Mengkonsumsi permen loli juga mempunyai resiko lebih tingi terjadi karies
dibandingkan dengan mengkonsumsi coklat batangan karena adanya gula sukrosa
tersembunyi dalam permen loli serta permen loli lebih bersifat lengket dan keras
dibandingkan dengan coklat batangan (Wong, 2009

II. Kerangka Teoritis


Makanan

7
Susunan gigi sulung

Kebiasaan menggosok gigi


KARIES GIGI
Plak

Saliva

Mikroorganisme waktu

BAB III
I. Kerangka Konsep
Faktor – factor yang dapat mempengaruhi karies gigi yaitu

Kebiasaan menggosok gigi

Makanan karies gigi

Peneliti memilih variable makanan untuk diteliti karena berhubungan dengan


responden yang digunakan untuk penelitian yaitu anak-anak yang banyak menyukai berbagai
jenis makanan seperti makanan yang manis-manis (kariogenik).
Peneliti memasukan juga kebiasaan menggosok gigi diantara variable makanan
dan variable karies gigi karena dalam hal tersebut makanan tidak langsung dapat
mempengaruhi terjadinya karies gigi. Jika seorang anak sering memakan yang manis-manis
namun rajin menggosok gigi maka tidak akan terjadi karies gigi.

II. Hipotesis
Ha : ada hubungan antara jenis makanan kariogenik dengan karies gigi pada anak di TK
Kertapati, Palembang.

8
Ho : tidak ada hubungan antara jenis makanan kariogenik dengan karies gigi pada anak di
TK Kertapati, Palembang.
III. Variabel
A. Variabel independen : makanan kariogenik dan susunan gigi sulung
B. Variable dependen : karies gigi
C. Variable prakondisi : kebiasaan menggosok gigi
IV. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
No. Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
1. Makanan kariogenik Angket Kuesioner yang Baik apabila Ordinal
adalah semua makanan berisi tentang jawaban benar
yang banyak jenis makanan ≥ mean.
mengandung yang dapat Kurang apabila
karbohidrat dan dapat menyebabkan jawaban benar
menyebabkan karies karies gigi. < mean.
gigi.
2. Karies gigi adalah Observasi Checklist Karies: bila Ordinal
penyakit jaringan gigi terdapat lubang
pada anak yang ditandai pada gigi dan
dengan kerusakan menimbulkan
permukaan gigi dan ngilu.
pada ahirnya gigi Tdk karies: bila
menjadi berlubang yang tidak terdapat
menimbulkan rasa ngilu lubang dan
dan nyeri. tidak ngilu.

3. Kebiasaan menggosok Observasi Checklist Karies: bila Ordinal


gigi adalah kebiasaan terdapat lubang
yang dilakukan anak pada gigi dan
sesudah memakan yang menimbulkan
manis-manis dan ngilu.
kebiasaan menggosok Tdk karies: bila

9
gigi sesudah sarapan tidak terdapat
dan sebelum tidur. lubang dan
tidak ngilu.

V. Populasi dan sampel


A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian tau objek yang diteliti (notoatmodjo, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak di TK Harapan Bangsa Kertapati
Palembang yang berjumlah 150 anak.
Populasi dengan jenis terbatas yang bersifat homogen.
B. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Sedangkan jumlah sampling yang diambil berdasarkan
dengan rumus:
N keterangan: N = Besar populasi
n= n = besar sampel
1 + N (d2) d = tingkat kepercayaan (10 %)
CI = drajat kepercayaan ( 90 %)
150
n=
1 + 150 (0,12)

150
n =
3

n = 50 anak

C. Teknik Sampling
Menentukan anak yang digunakan sebagai sampel dengan menggunakan teknik
Nonrandom sampling yaitu purposive sampling .

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

10
I. Desain Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah longitudinal yaitu retrospective untuk mengetahui jenis
makanan dan kebiasaan menggosok gigi anak-anak sebelum terkena karies gigi yang
didasarkan pada pengakuan subjektif responden.
II. Lokasi Dan Waktu Penelitian
A. Lokasi penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di TK Harapan Bangsa Kertapati Palembang.
B. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
III. Cara Pengukuran Data
A. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data
yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner pada orang tua
atau wali murid dari anak-anak TK.
B. Instrument Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
menggunakan lembar cheklist mengenai karies gigi dan kebiasaan menggosok gigi pada
anak-anak TK, dan juga menggunakan instrument kuesioner mengenai jenis makanan
kariogenik.

PEDOMAN OBSERVASI

11

Anda mungkin juga menyukai