Anda di halaman 1dari 21

Filosofi dan Peran

Dokter Gigi
Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes

IG : andrri.yulianto
Tujuan Pembelajaran
• Setelah Mengikuti Proses Pelaksanaan Pembelajaran, maka diharapkan
peserta didik mampu memahami dan menjelaskan tentang Filosofi dan
peran dokter gigi.
Metode pembelajaran
• Small group discussion merupakan proses pembelajaran dengan
melakukan diskusi kelompok kecil
• tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan
masalah terkait materi dan terdapat proses interaksi melalui
tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau
pemecahan masalah.
Pendahuluan
• Seorang dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
membutuhkan sarana kesehatan sebagai tempat untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, antara lain berupa rumah sakit.
• Dokter di rumah sakit seringkali tidak bekerja sendirian, dalam menjalankan
kewajibannya dokter dibantu oleh tenaga para medis, seperti bidan, perawat, penata
rontgen dan analis kimia.
• Pasal 45 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
menentukan bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien, harus mendapat persetujuan
• Persetujuan tersebut diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara
lengkap mencakup :
• 1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
• 2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
• 3. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
• 4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
• 5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Sejarah
• Sebelum Tahun 1928, Indonesia Tidak Memiliki Institusi Pendidikan Dikter Gigi. Tenaga
Dokter gigi didatangkan dari Eropa Misal : Belanda. Dn jumlah Dokter Gigi sangatlah Terbatas
dan umumnya hnya melayani orang Eropa yang tinggal di Indonesia.
• Ditahun 1928, Dr. Lonkhuizen (Kepapa Departemen Kesehatan Masyarakat) mengusulkan Kpd
Direktur Kedokteran NIAS (Nederland Indische Artsen School) Agar Membuka Sekolah
Kedokteran Gigi.
• Institusi Pendidikan Dokter Gigi  Dengan Nama : STOVIT (School Tot Opleiding Van
Indische Tandartsen Didirikan di SURABAYA. Dengan Jumlah Murid pertama : 21 Mahasiswa.
• Kurikulum Pendidikan Pada saat itu diselesaikan dlm waktu 5 tahun.
• Pada masa Penjajahan Jepang  STOVIT sempat dibekaukan selama 1
tahun.
• Tahun 1943, Jeoang Membuka Institusi Pendidikan Kedokteran : Ika
Daigaku (Sekolah Kedokteran) di Jakarta & Ika Daigaku SenMebu Sika
(Kedokteran Gigi) di Surabaya.
• Tahun 1946, Pemerintah Indonesia Mendirikan Pendidikan Tinggi Gajah
Mada. Di tahun 1949 menjadi : UGM.
Kedokteran Gigi
• Adalah ilmu mengenai pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan
pada gigi dan mulut melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan.
• Seseorang yang mempraktikkan ilmu kedokteran gigi disebut sebagai 
dokter gigi
• Dokter gigi adalah dokter yang bertanggung jawab menangani Kesehatan
gigi dan mulut.
• Praktik kedokteran gigi umum meliputi tindakan preventif, promotif, 
kuratif, dan rehabilitatif terhadap kondisi gigi dan mulut individu ataupun
masyarakat.
• Tindakan perawatan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi umum
antara lain penambalan gigi berlubang, pembersihan karang gigi,
pencabutan gigi, pembuatan gigi tiruan, dan merapikan gigi 
• Dokter gigi di tingkat keluarga memelihara Kesehatan gigi dan mulut.
• Dalam memberikan pelayanan : bekerjasama dengan perawat gigi dan
tenaga Kesehatan lainnya.
• Dalam pemeriksaan dokter gigi melihat : tanda2 adanya masa,
pembengkakan, dislokasi, ulserasi, atau abnormalitas.
Pendidikan Dokter Gigi
• Di Indonesia, seorang calon dokter gigi mengikuti pendidikan khusus di
fakultas kedokteran gigi selama 4 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran Gigi (S.K.G.).
• Masa magang atau kepaniteraan (ko-ass) di rumah sakit atau sarana
kesehatan lainnya selama 2 tahun untuk mendapatkan gelar dokter gigi
(drg). 
Konsil Kedokteran
• Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, telah dibentuk untuk melindungi masyarakat penerima jasa
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter
gigi, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
• KKI bertanggung jawab kepada Presiden dan berkedudukan di Ibu kota Negara Republik
Indonesia.
• KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan
dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis.
• Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan
Konsil ditetapkan bersama oleh :
Konsil Kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran,
Kolegium kedokteran gigi,
Asosiasi institusi pendidikan kedokteran,
Asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi,
Dan Asosiasi rumah sakit pendidikan.
KKI mempunyai wewenang:
1. Menyetujui Dan Menolak Permohonan Registrasi Dokter Dan Dokter Gigi,
2. Menerbitkan Dan Mencabut Surat Tanda Registrasi Dokter Dan Dokter Gigi,
3. Mengesahkan Standar Kompetensi Dokter Dan Dokter Gigi,
4. Melakukan Pengujian Terhadap Persyaratan Registrasi Dokter Dan Dokter Gigi,
5. Mengesahkan Penerapan Cabang Ilmu Kedokteran Dan Kedokteran Gigi,
6. Melakukan Pembinaan Bersama Terhadap Dokter Dan Dokter Gigi Mengenai Pelaksanaan Etika Profesi
Yang Ditetapkan Oleh Organisasi Profesi,
7. Melakukan Pencatatan Terhadap Dokter Dan Dokter Gigi Yang Dikenakan Sanksi Oleh organisasi profesi,
atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.
Susunan organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas:
Konsil Kedokteran
Konsil Kedokteran Gigi.
JUMLAH Anggota Konsil Kedokteran Indonesia berjumlah 17 orang yang terdiri dari :
1. Organisasi Profesi Kedokteran 2 orang,
2. Organisasi Profesi Kedokteran Gigi 2 orang,
3. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran 1 orang,
4. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedoktan Gigi 1 orang,
5. Kolegium Kedokteran 1 orang,
6. Kolegium Kedokteran Gigi 1 orang,
7. Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan 2 orang,
8. Tokoh Masyarakat 3 orang,
9. Departemen Kesehatan 2 orang,
10. Departemen Pendidikan Nasional 2 orang.
Spesialisasi
Spesialisasi dalam kedokteran gigi antara lain:
Bedah Mulut dan Maksilofasial (oral and maxillofacial surgery) dengan gelar Sp.BM
Konservasi Gigi (endodonsia) dengan gelar Sp.KG
Penyakit Mulut (oral medicine) dengan gelar Sp.PM
Ortodonsia dengan Gelar Sp.Ort
Kedokteran Gigi Anak (pedodonsia) dengan gelar Sp.KGA
Periodonsia (jaringan gusi dan penyangga gigi) dengan gelar Sp.Perio
Prostodonsia (restorasi rongga mulut) dengan gelar Sp.Pros
Radiologi Kedokteran Gigi dengan gelar Sp.RKG
Odontologi Forensik dengan gelar Sp.OF
Patologi Mulut dan Maksilofasial dengan gelar Sp.PMM
Standar Kompetensi Dokter Gigi
• Profesionalisme
• Penguasaan ilmu pengetahuan kedokteran dan kedokteran gigi
• Pemeriksaan fisik secara umum
• Pemulihan fungsi system stomatognatik
• Kesehatan gigi mulut masyarakat
Peran Dokter gigi
1. Dokter gigi menjaring pasien dengan kelainan sistemik & memberikan rujukan
resiprokal terhadap tenaga Kesehatan lain.
2. Dokter gigi berperan memonitor tanda Kesehatan dalam pelayanan dasar.
3. Dokter Gigi dapat berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain dan memperhatikan efek
samping obat serta tanda dan gejala di rongga mulut
4. Dokter gigi dapat berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan untuk memberikan edukasi
yang terpadu
5. Integrasi perawatan Kesehatan gigi & mulut dg bidang lainnya agar dpt meningkatkan
keberhasilan suatu intervensi pencegahan.
Diskusi Kelompok
• Pesrta didik membuat 5 kelompok. (Lihat Dislide 19 : Peran Dokter Gigi)
• Setiap Kelompok Mendeskripsikan Kajian / Masalah. ( Kajian : Peran
Dokter Gigi )
• Mencari dan mengembangkan Kajian tersebut.
• Waktu diskusi 45 menit
• Hasil diskusi di buat dalam bentuk Word. Dan dikumpulkan melalui email
: andriyulianto@umpri.ac.id
Referensi
• Diantha Soemantri, Santi Purna Sari, Dian Ayubi, 2019. Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan.
Jakarta. CV.Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai