Anda di halaman 1dari 24

KOLABORASI DALAM SYSTEM

KESEHATAN NASIONAL
INDONESIA
Ns. Andri Yulianto, S.Kep.M.Kes
• Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim pelayanan kesehatan.
• Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan
berjalan dengan baik bila setiap anggota tim memberikan kontribusi yang
baik.
• Kolaborasi dapat berjalan baik jika setiap anggota saling memahami peran
dan tanggung jawab masing-masing profesi memiliki tujuan yang sama,
mengakui keahlian masing-masing profesi, saling bertukar informasi dengan
terbuka, memiliki kemampuan untuk mengelola dan melaksanakan tugas
baik secara individu maupun bersama kelompok.

• Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu


adanya saling percaya dan menghormati, saling memahami dan menerima
keilmuan masingmasing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan
professional yang setara yang timbul dari pendidikan dan pengalaman,
mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, keinginan untuk bernegoisasi
SISTEM KESEHATAN
• Menurut WHO :
Suatu jaringan pelayanan kesehatan di setiap wilayah. Sebuah sistem
kesehatan terdiri masyarakat dan tindakan yang tujuan utamanya
memperbaiki kesehatan
• Menurut Peraturan Presiden RI no 72 tahun 2012 :
Sistem Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
Komponen Pengelola Kesehatan dalam
SKN
1. Subsistem upaya kesehatan
2. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Subsistem pembiayaan kesehatan
4. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan
5. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
6. Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Subsistem pemberdayaan masyarakat
Diskusi Kelompok
Buat 7 Kelompok
Setiap Kelompok Mendeskripsikan
Masing2 Kelompok Membahas kajian Dibawah
ini :
Kajian / Masalah.
1. Subsistem upaya kesehatan Mencari dan mengembangkan
2. Subsistem penelitian dan pengembangan Kajian tersebut.
kesehatan
3. Subsistem pembiayaan kesehatan
Waktu diskusi 60 menit
4. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan Hasil diskusi di buat dalam bentuk
5. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Word. Dan dikumpulkan melalui
makanan email : andriyulianto@umpri.ac.id
6. Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi (Kumpul Hari Ini juga)
kesehatan
7. Subsistem pemberdayaan masyarakat
Tujuan Pelayanan Kesehatan
1. Preventif primer: program pendidikan seperti imunisasi, penyediaan
nutrisi yang baik dan kesegaran jasmani.
2. Preventif sekunder: pengobatan penyakit tahap dini untuk membatasi
kecacatan dengan cara menghindari akibat yang timbul dari
perkembangan penyakit.
3. Preventif tersier: pembuatan diagnosis ditujukan untuk melaksanakan
tindakan rehabilitasi.
Sub Sistem SKN
1. Upaya kesehatan
2. Pembiayaan kesehatan
3. Sumber daya manusia kesehatan
4. Obat dan perbekalan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Manajemen kesehatan
Upaya Kesehatan dalam Per.Pres
• Adalah Pengelolaan upaya Kesehatan terpadu, kesinambungan, paripurna,
dan berkualitas meliputi : upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat
Kesehatan yan setinggi2nya.

• Upaya Kesehatan meliputi : kesehatan fisik, mental, intelegensia, dan social.


Upaya Kesehatan
 Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu melalui upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

 Adalah Pengelolaan upaya Kesehatan terpadu, kesinambungan, paripurna, dan


berkualitas meliputi : upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan yang
diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat Kesehatan yan setinggi2nya.

 Upaya Kesehatan meliputi : kesehatan fisik, mental, intelegensia, dan social

 Dibagi menjadi 3 :
1. Primary Health Service
2. Secondary Health Service
3. Tertiary Health Service
• Primary Health Service :
Upaya kesehatan yang terjadi pada kontak pertama pelayanan kesehatan
• Seconday Health Service :
Upaya kesehatan sekunder yang berupa rujukan lanjutan dari pelayanan
kesehatan primer
• Tertiary Health Service :
Upaya kesehatan yang menerima rujukan unggulan kesehatan dari pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder
Pembiayaan Kesehatan
Subsistem pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai
upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan sumber daya keuangan
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya
Sumber daya manusia kesehatan
• Subsistem yang terfokus kepada pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat
• Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung.
Manajemen kesehatan
• Peranan manajemen kesehatan untuk mengkoordinasi, integrasi, regulasi,
sinkronisasi dan hamonisasi berbagai subsistem SKN agar efektif, efisien,
dan transparansi dalam penyelenggaraan SKN.
Membangun & Mempertahankan
Kolaborasi TIM Kesehatan
• Menurut PP No 72 Thn 2012 upaya Kesehatan mengacu pada sejumlah
prinsip salah satunya adalah bekerja dalam tim scr cepat dan tepat.

• Pelayanan Kesehatan diberikan dg melibatkan semua pihak yg kompeten


serta dilakukan dengan kecepatn dan ketepatan.

• Upaya pelayanan Kesehatan harus didukung oleh pengembangan dan


pemberdayaan sumber daya manusia Kesehatan berdasarkan tanggung
jawab, wewenang, kompetensi dan keterampilan masing2 sumber daya
Kesehatan
• Berdasarkan PerPres Tersebut  Pelayanan Kesehatan harus
diselenggarakan scr kolaboratif & terpadu pada setiap tingkat pelayanan
Kesehatan.
• Dengan demikian  kolaborasi dan Kerjasama tim Kesehatan tidak hanya
terbukti manfaatnya melalui berbagai penelitian ilmiah tetapi dipayungi scr
hukum sehingga setiap fasilitas pelayanan Kesehatan baik primer, sekunder,
tersier, harus dapat memfasilitasi terjadinya Kerjasama yang efektif antar
profesi Kesehatan agar pelayanan dpt diselenggarakan sesuai dg prinsip yg
berlaku dan memberikan manfaat yg diharapkan .
• Menurut SNARS, asuhan pasien diberikan oleh profesi Kesehatan sbg Profesional Pemberian
Asuhan (PPA) yang bekerja dlm TIM interdisiplin dg kolaborasi interprofesi & Dokter
Penanggung Jawab Pelyanan (DPJP) berperan sbg ketua TIM dlm asuhan pasien.

• Asuhan pasien di RS diselenggarakan dengan berpusat pada pasien dan bersifat terintegrasi
termasuk melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga.

• Salah satu kebutuhan untuk berkolaborasi dlm pemberian pelayanan di RS adalah proses analisis
masalah & data pasien serta penyusunan rencana tindak lanjut bersama2.

• Asuhan pasien yg disusun & disepakati Bersama oleh seluruh PPA yg terlibat akan mengurangi
kebingungan pasien, memastikan tidak ada tumpeng tindih pemeriksaan atu terapi, dan
memungkinkan untuk pemberian pelayanan yg lebih aman.
Faktor2 yg berpengaruh terhadap
kolaborasi & Kerjasama tim Kesehatan.
• Model Pengelolaan Tugas & Pekerjaan
• Protokol Kerja Terstruktur
F.Dukungan • Standar operasional baku diketahui Bersama dan remunerasi.
Institusi

• Startegi Komunikasi
• Kebijakan Manajemen Konflik
F.Kultur • Dialog rutin
Kerja • Sistem Informasi Terstruktur

• Fasilitas dan Desain Area Kerja yang memungkinkan tenaga Kesehatan


sering bertemu berinteraksi dan berdiskusi.
F.Lingkungan
Telaah Penelitian
• Penelitian MacNaughton Et,all (2013)
• Otonomi berperan penting dalam berfungsinya sebuah tim pelayanan
Kesehatan. Seorang profesi Kesehatan dengan peran otonomi yg jelas dan
relevan akan dapat berkontribusi dalam tim dengan lebih baik. Sebaliknya,
saling bertukar peran antar profesi Kesehatan mungkin dapat mengurangi
beban kerja namun dapat meningkatkan potensi perebutan kekuasaan
karena peran profesi menjadi terdiferensiasi.
• Dengan demikian, factor kepemimpinan berpern penting dlm memahami
dan mengambil manfaat yg optimal dari berbagai bentuk interaksi dan
distribusi peran antarprofesi Kesehatan disuatu unit pelayana Kesehatan
selain tentunya kesadaran diri masing2 profesi Kesehatan yg terlibat.
Telaah Penelitian
• Setiadi et,al. 2017
• Peneliti menemukan bahwa kolaborasi interprofesi di fasilitas pelayanan Kesehatan
primer yaitu puskesmas, dipengaruhi oleh berbagai factor pada tingkatan yang berbeda-
beda antara lain : level system Kesehatan, level organisasi, dan level personal.
• Level system Kesehatan adalah kebijakan & regulasi pemerintah. Adanya kebijakan
pemerintah yg mengharuskan profesi Kesehatan bekerja sama akan mendorong praktik
kolaborasi interprofesi.
• Level organisasi : mencakup mekanisme komunikasi, koordinasi, kultur kerja yg positif,
budaya tidak saling menyalahkan dan budaya belajar sepanjang hayat akan mendukung
terjadinya kolaborasi.
• Level personal : pemahaman yang kurang terhdp peran masing2 profesi serta hirarki
antarprofesi merupakan factor yg teridentifikasi menjadi penghambat interaksi
interprofesi.
Telaah Penelitian
• Findyartini et,al.
• mengkonfirmasi bahwa hirarki / perbedaan kekuasaan antar profesi
Kesehatan merupakan factor yang mempengaruhi berjalannya kolaborasi.
Semakin sempit perbedaan kekuasaan antar profess, kolaborasi akan
semakin mudah terwujud.
• Selain itu didalam konteks RS pendidikan (soemantri, et al 2019)
mengidentifikasi kebutuhan adanya panduan yang jelas dan tertulis dalam
proses kolaborasi khususnya mengenai peran masing2 profesi. Panduan yang
jelas akan membuat masing2 profesi mengetahui tugasnya dan
meminimalisir tumpeng tindih pekerjaan, atau lebih buruknya adanya
pekerjaan yang akhir nya tidak terselesaikan krn tdk ada yg menganggap
bahwa pekerjaan tersebut adalah tanggung jawabnya.
• Interaksi interpersonal dan interprofesi serta kepemimpinan juga merupakan factor
yang signifikan berpengaruh dlm kolaborasi. Hubungan interpersonal yg baik antar
individu akan berkontribusi positif terhadap kelancaran Kerjasama.

• Upaya pelayanan Kesehatan mulai dari primer s.d tersier baik terhdp perorangan
maupun masyarakat mmerlukan Kerjasama dan kolaborasi antar profesi Kesehatan
untuk terlibat dlm upaya pelayana Kesehatan.

• Dua rujukan penting dlm penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di Indonesia


yaitu : Peraturan Presiden Mengenai system Kesehatan nasional & Standar Nsional
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS)  MENGURAIKAN PENTINGNYA KERJASAMA
TIM INTERPROFESI KESEHATAN.

Anda mungkin juga menyukai