MODUL
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Dokumentasi Keperawatan
Yang dibina oleh Ibu Ririn Anantasari, M.Kep
Oleh :
Ica Cres Diana
(P17220194062)
1
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala Puji Bagi ALLAH SWT Tuhan Pencipta Seluruh Alam yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayahNYA, yang senantiasa memberikan kemudahan dan kelancara dalam
penyusunan modul yang berjudul “Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan” sehingga
penulis dapat menyelesaikan modul dengan tepat waktu.
Modul ini dibuat untuk memberikan informasi kepada para pembaca. Modul ini
akan membahas mengenai pengertian dokumentasi keperawatan, tujuan, prinsip, manfaat
dan pentingnya dokumentasi keperawatan, atribut dokumentasi keperawatan, dan macam-
macam pencatatan dalan dokumentasi keperawatan.
Meskipun dalam pembuatan makalah ini penulis sudah mengumpulkan banyak
referensi untuk menunjang penyusunan, namun penulis menyadari bahwah masih terdapat
banyak kesalahan-kesalahan didalam modul ini. Dalam penyusunan modul ini penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Sehingga akan
membuat modul ini menjadi lebih baik lagi.
Sekian pengantar yang dapat penulis sampaiakan dan terimakasih kepada pihak
yang telah mendukung dalam penyusunan modul ini. Apa bila ada kurang lebihnya penulis
mohon maaf yang sebesar-bearnya. Semoga modul ini bisa menambah informasi para
pembaca.
Wasalamuallaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
ii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat las. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving
yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Iyer et al., 1996). Tahap
tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam
mendefinisikan suatu tindakan perawatan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahuai pengertian dari Dokumentasi Keperawatan
2. Untuk mengetahui tujun, prinsip, manfaat, dan pentingnya Dokumentasi
Keperawatan.
3. Untuk mengetahui arti dan macam-macam Atribut Dokumentasi
Keperawatan
4. Untuk mengetahui macam-macam pencatatan Dokumentasi
Keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Prinsip-prinsi Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian proses keperawatan perlu di dokumentasikan
berdasarkan prinsi-prinsip sebagai berikut :
1. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah selesai melakukan kegiatan
keperawatan, yaitu mulai dari pengkajian pertama, diagnosa
keperawatan, rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan.
2. Bila memungkinkan, catat setiap respon klien ataupun keluarga tentang
informasi atau data yang penting tentang keadaannya.
3. Pastikan benar setiap data yang akan dicatat.
4. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat.
Dalam hal ini perawat mencatat apa yang di lihat dari respon klien pada
saat merawat pasien, mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan,
rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan.
5. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan kondisi atau
munculnya masalah baru, serta respon klien terhadap bimbingan
perawat.
6. Hindari dokumentasi yang baku, karena sifat individu atau pasien adalah
unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
7. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan
yang dicatat.
Dalam hal ini pencatatan harus sesuai dengan yang disepakati atas
kebijakan institusi setempat.
8. Data harus ditulis secara sah dengan menggunakan tinta dan jangan
menggunakan pensil, agar tidak mudah dihapus.
9. Untuk memperbaiki kesalahan dalam pencatatan atau salah tulis,
sebaiknya data yang salah di coret dan diganti dengan data yang
benarnya, kemudian ditanda tangani.
10. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu, tanda tangan,
dan nama jelas penulis.
11. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota tim kesehatan yang lain,
sebelum menulis data terakhir yang akan dicatat.
12. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas, dan lengkap (Hutahaean,
S.Kep, 2010).
4
2. Kualitas pelayanan, yaitu : member kemudahan dalam menyelesaikan
masalah pelayanan kesehatan, sehingga tercapai pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
3. Sebagai alat komunikasi, yaitu : sebagai alat perekam terhadap masalah
berkaitan dengan klien.
4. Terhadap keuangan, yaitu : sebagai acuan atau pertimbangan dalam
biaya perawatan klien.
5. Terhadap pendidikan, yaitu : sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi peserta didik.
6. Terhadap penelitian, yaitu : sebagai bahan atau objek riset dalam
pengembangan profesi keperawatan.
7. Untuk akreditasi, yaitu : sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam dalam memberikan asuhan
keperawatan (Hutahaean, S.Kep, 2010).
5
Pembayaran pihak ketiga seperti medicare, Blue Cross/Blue
Shield, dan perusahaan asuransi swasta lainnya sangat tertarik pada
pendokumentasian. Dengan perkembangannya sistem pembayaran
prospektif (prospective payment system, PPS) dan DRG, dokumentasi
menjadi semakin penting. Dokumentasi yang akurat dan menyeluruh
mempermudah penetapan DRG dan penggantian biaya dengan tepat.
Organisasi peninjau sejawat (peer review organizations, PRO)
dan komite manajemen manfaat (utilization management
committees) memantau lama rawat, pemberian layanan, dan
kelayakan perawatan. Sebagai contoh, dokumentasi membantu
menilai kebutuhan pelayanan ketika pasien menuntut pelayanan
melebihi biaya yang dibayarkan atau lama rawat ditambah untuk DRG
khusus.PRO harus memeriksa setiap item di tagihan rumah sakit,
karena itu catatan pengobatan dan dokumentasi dari item lainnya
menjadi sangat penting.
6
keperawatan tetapi lebih pada memberikan penilaian yang berkenaan
dengan kepatuhan terhadap standar.
Dokumentasi keperawatan mempunyai dua tujuan professional-
administratif dan klinis. Tujuan administratif adalah sebagai berikut :
Untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien atau kelompok.
Untuk membedakan tanggung gugat perawat dari tanggung gugat
anggota tim pelayanan kesehatan lain.
Untuk memberikan kriteria penelaahan dan pengevaluasian asuhan
(perbaikan kualitas).
Untuk memberikan kriteria klasifikasi pasien.
Untuk memberikan justifikasi terhadap reimbursemen .
Untuk memberikan data untuk tinjauan administratif dan legal.
7
d. Catatan perawat.
e. Catatan dan laporan khusus.
Formatmodel dokumentasi SOR (source-oriented record)
Tanda tangan
Sumber : P : perawat
D : Dokter
F : fisioterapi
G : ahli gigi
8
berpusat pada data klien yang didokumentasi dan disusun menurut masalah
klien :
1 (perawat yang
mengidentifikasi
masalah klien)
9
Daftar rencana awal merupakan rencana yang dapat
dikembangkan secara spesifik untuk setiap masalah.
Daftar rencana awal asuhan keperawatan terdiri dari tiga
komponen, yaitu :
Pemeriksaan diagnostic
Manajemen kasus atau desebut juga usulan terapi
(pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan, diet,
penanganan khusus dan observasi yang harus dilakukan)
Pendidikan kesehatan (sebagai tujuan jangka panjang).
d. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang
perkembangan dari keadaan klien yang didasarkan pada
setiap masalah yang ditemukan pada klien. Revisi atau
pembaharuan rencana dan tindakan mengikuti perubahan
dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi
perkembangan atau kemajuan dari setiap masalah kesehatan
klien :
Catatan perkembangan dapat digunakan dalam bentuk :
SOAP, yaitu : Subjective (data subjektif), Objektif (data
objektif), Analisist (analisis data), Planning
(perencanaan).
SOAPIER, yaitu : Subjective (data subjektif), Objektif
(data objektif), Analisist (analisis data), Planning
(perencanaan), Implementation (implementasi atau
tindakan), Evaluation (evaluasi), dan Ressessment
(penaksiran/peninjauan kembali/pengkajian ulang).
PIE, yaitu : Problem (masalah), Intervention (rencana
tindakan), Evaluation (evaluasi).
DS : 2. 1. S
DO : 2. O
Dst 3. A
10
P
11
Masalah kesehatan yang masih terjadi.
Pengobatan terakhir.
Penanganan yang masih harus diteruskan.
Kebiasaan makan dan istirahat.
Kemampuan untuk asuhan mandiri.
Jaringan dukungan.
Pola atau gaya hidup.
Agama.
Hal-hal yang diperlukan pada pencatatan pemulangan klien adalah :
o Informasi untuk profesi kesehatan yang akan melanjutkan perawatan
klien selanjutnya, mencakup :
- Uraian mengenai intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada
klien.
- Uraian informasi yang telah disampaikan kepada klien.
- Uraian mengenai keadaan klien.
- Penjelasan tentang keterlibatan keluarga dalam asuhan keperawatan.
- Uraian mengenai sumber daya yang diperlukan di rumah.
o Informasi untuk klien, mencakup :
- Penggunaan bahasa yang singkat, jelas dan mudah dipahami.
- Penjelasan prosedur tertentu sesuai dengan yang dibutuhkan klien.
- Indentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti atau
dilaksanakan klien ketika melakukan asuhan keperawatan mandiri.
- Pemeriksaan tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan klien
jika dialami klien nantinya.
- Pemberian daftar nama dan nomor telpon tenaga kesehatan yang
bisa dihubungi klien.
12
- Data yang tidak normal mudah ditandai.
- Menghemat waktu ataupun lembar pendokumentasian.
- Pendokumentasian duplikasi atau ganda dapat dikurangi.
Kerugian Model Dokumentasi CBE (charting by exeption) :
- Pendokumentasian sangat tergantung pada check list yang dibuat.
- Kemungkinan adanya kejadian yang tidak didokumentasikan.
- Pendokumentasian yang bersifat rutin sering terabaikan.
- Tidak mengakomodasikan pendokumentasian disiplin ilmu yang lain.
Pedoman penulisan Model Dokumentasi CBE (charting by exception) :
- Data dasar didokumentasikan untuk setiap klien dan disimpan sebagai
catatan yang permanen.
- Daftar diagnosis keperawatan ditulis ketika klien pertama kali masuk
Rumah sakit dan menyediakan daftar isian untuk semua diagnosis
keperawatan.
- Ringkasan pulang klien ditulis untuk setiap diagnosis.
- SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi
yang akan diberikan kepada klien.
- Data diagnosis keperawatan dan rencana tindakan dapat
dikembangkan.
13
Keuntungan Model Dokumentasi PIE :
- Memungkinkan dalam penggunaan proses keperawatan.
- Intervensi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
- Mungkin dalam pemberian asuhakan keperawatan yang kontinu.
- Perkembangan klien selama dirawat dapat diadaptasikan.
Kerugian Model Dokumentasi PIE :
- Tidak dapat dipergunakan untuk pendokumentasian semua disiplin
ilmu.
14
- Action (A) : tindakan keperawatan yang segera atau yang
akan dilakukan pada klien.
- Evaluasi (E) : evaluasi untuk melihat respon klien terhadap
tindakan medis dan tindakan keperawatan yang telah
diberikan kepada klien.
Komponen sistem dokumentasi core :
- Pengkajian.
- Flow sheet.
- Masalah keperawatan.
- Catatan keperawatan atau catatan perkembangan (DAE :
dantum, action, evaluation).
- Ringkasan (informasi mengenai diagnosis, konseling, dan
kebutuhan untuk follow up).
Keuntungan sistem dokumentasi core :
- Memfasilitasi dokumentasi untuk seluruh komponen proses
keperawatan.
- Format DAE membentuk suatu pemecahan masalah.
- DAE mengembangkan dokumentasi yang lebih efisien.
Kerugian sistem dokumentasi core :
- Dibutuhkan pemantauan yang teliti untuk jaminan mutu
layanan keperawatan.
- Pengembangan dari format membutuhkan banyak waktu.
(Hutahaean, S.Kep, 2010)
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PEMBAHSAN
Dokumentasi merupakan suatu catatan yang asli yang dapat dijadikan bukti hukum,
jika suatu saat ditemukan adanya masalah yang berhubungan dengan kejadian yang
terdapat dalam catatan tersebut. Dan sebagai bukti pencatatan dan pelaporan
perawat yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan. Dokumentasi keperawatan mencangkup pencatatn mulai
dari pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tindakan, tindak,
evaluasi.dokumentasi sangat penting karena dijadikan sebagai tanggung jawan dan
tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien.
Tujuan dari dokumentasi keperawatan adalah sebagai bukti legal
dokumentasi sebagai pertanggung jawaban perawat kepada klien, menjadi sumer
perlindungan individu, sebagai bukti aplikasi standart praktik keperawatan, sebagai
sumber informasi statistic dan riset perawat, untuk menjaga kerahasiaan informasi
klien, sebagai data sumber perencanaan pelayanan kesehatan. Adapun prinsip
dokumentasi yang harus dilakukan segera setelah selesai melakukan kegiatan
keperawatan mulai dari pengkajian petama, diagnose keperawatan, rencana,
tindakan, dan evaluasi keperawatan, bila mamungkinkan catat juga setiap respon
klien ataupun keluarga, data pasiaen harus objektif bukan penafsiran perawat,
hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang
dicatat, dalam hal ini pencatatan harus sesuai dengan yang disepakati atas kebijakan
institusi setempat. Manfaat dari Dokumentasi keperawatan adalah sebagai nilai
hukum, sebagai penunjang kualitas pelayanan, sebagai alat komunikasi, acuan
terhadap keuangan, sebagai bahan atau referensi terhadap pendidikan, sebagai
objek atau riset penelitian, sebagai acuan ntuk akreditasi untuk mengetahui sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam dalam memberikan asuhan keperawatan.
Atribut Dokumentasi tasi keperawatan secara historis perawat meyakini
bahwa apabila semakin banyak informasi yang dicatat makan akan semakin baik
pembelaan hukumya apabila nanti terjadi gugatan hokum. Dokumtasi keperawatan
harus objektif dan komprehensif dan harus akurat mencerminkan status klien dan
apa yang telah terjadi padanya.
Dokumentasi keperawatan mempunyai dua tujuan professional-administratif
dan klinis. Adapun tujuan administrative yaitu untuk mendefinisikan fokus
keperawatan bagi klien atau kelompok. Seperti untuk membedakan tanggung gugat
perawat dari tanggung gugat anggota tim pelayanan kesehatan lain, untuk
memberikan kriteria penelaahan dan pengevaluasian asuhan (perbaikan kualitas),
untuk memberikan kriteria klasifikasi pasien.
Terdapat tujuh komponen model dokumentasi keperawatan
16
Model dokumentasi SOR (source-oriented record) yang berorintasi pada sumber dan
masih terdiri dari 5 komponen yakni (lembar penerimaan berisi biodata, lembar
instruksi dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan
laporan khusus), model dokumtasi POR (problem-oriented record)yang berorintasi
pada masalah, masih terbagi menjadi 4 komponen yaitu (data dasar,daftar
masalah,daftar rencana awal, catatan perkembangan) , model dokumentasi POR
(progresss-oriented record) yang berorintasi pada perkembangan dan kemajuan
klien, model dokumtasi CBE (charting by exception) yang hanya mencatat hasil atau
penemuan yang menyimpang dari keadaan normal tubuh, model dokumentasi PIE
(problem-intervention evaluation) suatu pendekatan orintasi proses pada
dokumentasi krperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan, model
dokumentasi Process-oriented-system terfokus pada pengumpulan data
klien,diagnosis keperawatan, penyebab masalah, dan sistem dokumentasi Core.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sebagai calon tenag medis khususnya dalam bidang keperawatan
Dokumentasi Keperawatan sangatlah harus diperhatikan. Karena
dokumentasi menrupakan hal yang sangat penting karena dijadikan sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah
yang dialami klien, apabila ada kelalaian dalam pendokumentasian bisa
mengakibatkan terjadinya gugatan bahkan pidana atau penuntutan dari
keluarga klien terhadap tenaga medis yang bersangkutan. Karena di dalam
dokumentasi keperawatan mencangkup pencatatn mulai dari pengkajian,
diagnose keperawatan, rencana tindakan, tindak, dan evaluasi.
Dan di dalam pendokokumentasian keperawatan terdapat tujuh komponen
yang harus di perhatiakan saat melaksanakan pendokumentasian dan
semuanya saling berhubungan Model dokumentasi SOR (source-oriented
record), model dokumtasi POR (problem-oriented record), model
dokumentasi POR (progresss-oriented record), model dokumtasi CBE
(charting by exception), model dokumentasi PIE (problem-intervention
evaluation), model dokumentasi Process-oriented-system, sistem
dokumentasi Core.
Oleh karena itu kita sebagai tenaga medis dalam bidang kesehatan
khususnya dalam bidang keperawatan diharapkan mengerti serta tau dalam
pembutan dan pentingnya Dokumentasi Keperawatan.
4.2 SARAN
Penulis berharap kepada mahasiswa keperawatan harus belajar
memahami tentang model-model dokumentasi keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya daklam pendokumentasian keperawatan, supayab
tidak ada terjadinya kesulitan serta kesalahan dalam pendokumentasian
keperawatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
hutahaean, S.Kep, Ns. S. (2010). Konsep dan dokumentasi proses keperawatan. trans info
media jakarta.
19