SASARAN KOMUNITAS
Oleh :
Kelompok 10
Kelas 2.4
i
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu
menyelesaikan tugas “Promosi Kesehatan” dengan membahas tentang
“Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Komunitas” dalam bentuk
makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak selaku pembimbing yang telah memberikan penulis tugas,
serta petunjuk kepada penulis. Sehingga penulis termotivasi untuk
menyelesaikan tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Sekian dan terima kasih.
“Om Santi, Santi, Santi Om”
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
1. Konsep-Konsep Kunci ..…...………..…...……………………...…. 1
2. Petunjuk …….…………….………………………...…...…...……. 1
3. Tujuan ……..…………………………………………..……..……. 2
Tujuan Umum Pembelajaran ….......……………………….…….... 2
Tujuan Khusus Pembelajaran .......………………………………… 2
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ………....…..………...............… 3
2. Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Komunitas ……...…….. 3
3. Pengkajian Sasaran Komunitas ……………………...……..……... 6
4. Diagnosis Sasaran Komunitas …….………..……....……………. 13
5. Perencanaan Tindakan Keperawatan dengan Sasaran Komunitas 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
A. PENDAHULUAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat akan dihadapi
pada berbagai pertanyaan mengenai masalah kesehatan. Maka dari itu
perawat harus bisa memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya untuk meningkatan derajat
kesehatan (kesejahteraan) menurunkan ketergantungan dan
memberikan kesempatan pada individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas untuk mengaktualisasikan dirinya dalam mempertahankan
keadaan sehat yang optimal.
Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri keperawatan
dalam membantu klien (individu, kelompok, masyarakat) dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat sebagai pendidik. Perawat mengalihkan
pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap selama
pembelajaran yang berfokus pada pasien. Pendidikan kesehatan bukan
hanya berhubungan dengan komunikasi informasi, tetapi juga
berhubungan dengan adopsi motivasi, keterampilan, dan kepercayaan
diri untuk melakukan tindakan memperbaiki kesehatan.
1. Konsep-Konsep Kunci
a. Pengertian strategi pembelajaran?
b. Rancangan pembelajaran dengan sasaran komunitas?
c. Pengkajian dengan sasaran komunitas?
d. Diagnosis keperawatan dengan sasaran komunitas?
e. Perencanaan tindakan keperawatan dengan sasaran komunitas?
2. Petunjuk
Dalam mempelajari materi ini ada beberapa kunci yang
nantinya digunakan sebagai petunjuk memahami materi ini yaitu:
1
a. Pelajari materi Bab 1 mengenai Rancangan Pembelajaran
dengan Sasaran Komunitas dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep
kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum,
tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan,
rangkuman, dan soal-soal akhir materi yang disertai dengan
kunci jawaban
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat
menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar
bagian demi bagian
d. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat mengetahui tentang rancangan
pembelajaran dengan sasaran komunitas
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami Konsep – konsep Kunci
dengan Topik Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran
Komunitas dalam Mata Kuliah Promosi Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1) Mampu memahami Pengertian Strategi Pembelajaran
2) Mampu memahami Rancangan Pembelajaran dengan
Sasaran Komunitas
3) Mampu memahami Pengkajian dengan Sasaran Komunitas
4) Mampu memahami Diagnosis Keperawatan dengan
Sasaran Komunitas
5) Mampu memahami Perencanaan Tindakan Keperawatan
dengan Sasaran Komunitas
2
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pada dasarnya berarti taktik atau politik. Sedangkan
pembelajaran pada dasarnya berasal dari kata belajar. Jadi penulis
akan menjelaskan arti belajar terlebih dahulu sebelum menjelaskan
arti pembelajaran dan strategi pembelajaran. Soemanto
berpendapat bahwa belajar adalah mencari ilmu atau menuntut
ilmu. Ada lagi yang secara khusus mengartikan belajar adalah
menyerap pengetahuan. Ini berarti, bahwa orang harus
mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya.
Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theoris of
Learning mengemukakan “Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
tertentu.
3
yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, dan ibu
hamil.
a) Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu
hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular
(TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
b) Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko
tinggi (high risk group), dengan prioritas:
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum
mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai
masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan.
c) Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus
yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang
terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu
institusi antara lain posyandu, kelompok balita, kelompok
4
ibu hamil, kelompok usia lanjut, kelompok penderita
penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu
institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan,
panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
d) Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan pada :
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa)
yang mempunyai :
a. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan
daerah lain
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria,
diare, demam berdarah, dll).
3) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana
atau akibat lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara
lain daerah terpencil, daerah perbatasan
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan
transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
5
3. Pengkajian dengan Sasaran Komunitas
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi
program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja
yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.
Sasaran dari sosialisasi inimeliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun informal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap
elemen di masyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Setelah
itu, kegiatan dianjurkan dengan dilakukannya Survei Mawas Diri
(SMD) yang diikuti dengan kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD).
Survei Mawas Diri adalah kegiatan perkenalan, pengumpulan,
dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan
kader setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan atau
perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei Mawas diri
adalah sebagai berikut.
a) Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji
masalah kesehatan yang ada di desa
b) Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah
kesehatan dan pentingnya permasalahan tersebut untuk
diatasi
Survei Mawas Diri dilaksanakan di desa terpilih dengan
memilih lokasi tertentu yang dapat menggambarkan keadaan desa
pada umumnya. SMD dilaksanakan oleh kader masyarakat yang
telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa. Informasi tentang
masalah-masalah kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak
mungkin dari kepala keluarga yang bermukim di lokasi terpilih
tersebut. Waktu pelaksanaan SMD dilaksanakan sesuai dengan
hasil kesepakatan pertemuan desa. Cara pelaksanaan Survei
Mawas Diri adalah sebagai berikut.
6
a) Perawat komunitas dan kader yang ditugaskan untuk
melakukan survei mawas diri meliputi :
1. Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun lokasinya.
2. Penentuan jenis informasi masalah kesehatan yang akan
dikumpulkan dalam mengenal masalah kesehatan.
3. Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan,
misalnya apakah akan mempergunakan cara pengamatan
atau wawancara. Cara memperoleh informasi dapat
dilakukan dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau
melalui pertemuan kelompok sasaran.
4. Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh
informasi kesehatan. Misalnya dengan menyusun daftar
pertanyaan (kuesioner) yang akan dipergunakan dalam
wawancara atau membuat daftar hal-hal yang akan
dipergunakan dalam pengamatan.
5. Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat
di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan
sesuai dengan yang direncanakan.
6. Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat
di desa mengolah informasi masalah kesehatan yang telah
dikumpulkan sehingga dapat diperoleh perumusan
masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di
wilayahnya.
7
pendidikan, keamanan, dan transportasi, politik dan pemerintah,
layanan kesehatan dan sosial, komunitas, ekonomi, dan rekreasi.
Komponen lingkungan fisik yang dikaji meliputi lingkungan
sekolah dan tempat tinggal yang mampu mepengaruhi kesehatan,
batasan wilayah, luas daerah, denah atau peta wilayah, iklim,
jumlah dan kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, dan
kegiatan penduduk sehari-hari. Lingkungan fisik juga dapat dikaji
melalui wienshield.
Data yang dikaji dari subsistem layanan kesehatan dan sosial
meliputi fasilitas di dalam komunitas dan di luar komunitas.
Layanan kesehatan meliputi ketersediaan layanan kesehatan,
bentuk layanan, jenis layanan, sumber daya, karaktersirtik
konsumen, statistik, pembayaran, waktu pelayanan, kemanfaatan,
keterjangkuan, keberlangsungan, dan keberterimaan layanan
komunitas. Layanan sosial dapat meliputi layanan konseling, panti
wreda bagi lansia, pusat perbelanjaan, dan lain-lain yang
merupakan sistem pendukung bagi komunitas dalam
menyelesaikan masalah kesehatan. Pengkajiaan pelayanan
kesehatan dan sosial juga meliputi kebijakan dari pemerintah
setempat terhadap kedua layanan tersebut.
Pada subsistem ekonomi dikaji pendapatan penduduk, rata-rata
penghasilan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, sumber penghasilan,
jumlah penduduk miskin, keberadaan indrustri, toko/pusat
pembelanjaan, dan tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana
untuk pemeliharaan kesehatan. Komponen ini mempermudah
komunitas memproleh bahan makanan dan sebagainya. Sementara
itu pada komponen politik dan pemerintah dikaji situasi politik dan
pemerintahan di komunitas, peraturan dan kebijakan pemerintah
daerah terkait kesehatan komunitas, dan adaya program kesehatan
yang ditunjukan pada penigkatan kesehatan komunitas.
8
Pengkajian subsistem komunikasi meliputi media informasi
yang dimanfaatkan, bagaimana komunikasi sering dimanfaatkan
masyarakat, orang-orang yang berpengaruh, keikutsertaan dalam
pendidikan kesehatan, bagaimana biasanya komunitas memproleh
informasi tentang kesehatan, adakah perkumpulan atau wadah bagi
komunitas sebagai sarana untuk mendapatkan informasi, dari siapa
komunitas memproleh banyak informasi tentang kesehatan, dan
adakah sarana komunikasi formal dan informal dalam komunitas.
Komponen pendidikan meliputi status pendidikan masyarakat,
ketersediaan dan keterjangkauan sarana pendidikan, fasilitas
pendidikan yang ada di komunitas, jenis pendidikan, tingkat
pendidikan, komunitas yang buta huruf. Pengkajian subsistem
rekreasi diarahkan pada kebiasaan komunitas berekreasi, aktivitas
di luar rumah termasuk dalam mengisi waktu luang dan jenis
rekreasi yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas, dan sarana
penyaluran bakat komunitas.
9
Instrument yang perlu dikembangkan untuk melakukan
pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat
membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan
kontak yang lama dengan komunitas. Perawat juga harus
menyertakan lembar persetujuan (informed consent)
komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan
melakukan tindakan yang membutuhkan persetujuan
komonitas. Informed consent juga mencantumkan jaminan
kerahasian terhadap isi persetujuan dan dapat yang telah
disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key informant
atau tokoh yang menguasai program.
c) Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu
diobservasi. Tentukan berapa lama observasi akan dilakukan,
apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan di
observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan
format observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan
penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting
diperoleh menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan
yang ditemukan di komunitas. Observasi dilakukan terhadap
kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan proses
pemecahan masalah di komunitas.
d) Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam
tentang perasaan dan pikiran mengenai satu topik melaui
proses diskusi kelompok, berdasarkan pengalaman subjektif
10
kelompok sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu
FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi
terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak
mencari consensus serta tidak mengambil keputusan
menganai tindaka yang harus dilakukan. Peserta FGD terdiri
dari 6-12 orang dan harus homogen, dikelompokkan
berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar belakang
social ekonomi (pendidikan,suku, status perkawinan, dsb).
Lama diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus
memberikan situasi yang aman dan nyaman sehingga
menjamin narasumber berbicara terbuka dan wajar FGD
menggunakan diskusi yang terfokus sehingga membutuhkan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka,
fasilitator, moderato, notulen, dan observer.
Fasilitator dapat menggunakan petunjuk diskusi agar
diskusi terfokus. Peran fasilitator menjelaskan diskusi,
mengarahkan kelompok, mendorong peserta untuk
berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik,
fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan,
dan kurangnya partisipasi. Perekam jalannya diskusi yang
paling utama adalah pengamat merangkap pencatat (observer
dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi,
waktu diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta,
tingkat partisipasi peserta, gangguan selama proses diskusi,
pendapat peserta apa yang membuat peserta menolak
menjawab atau membaut peserta tertawa, kesimpulan
diskusi, dan sebagainya. Pengguanaan alat perekam saat
SGD berlangsung harus mendapat izin dari responden
terlebih dahulu. Sebelum membuat instrument pengkajian
keperawatan komunitas seperti kuisioner, pedoman
11
wawancara, pedomanobservasi, atau windshield survei, kisi-
kisi instrument pengkajian sebaiknya dibuat terlebih dahulu,
agar data yang akan ditanyakan dan dikaji kepada komunitas
tidak tumpang tindih sehingga waktu yang digunakan lebih
efektif dan efisian.
Item
No Variabel Sub-variabel Sumber data strategi
pertanyaan
2 Lingkungan fisik
3 Pendidikan
4 Komunikasi
5 Layanan kesehatan
dan sosial
6 Kemampuan dan
transportasi
7 Ekonomi
8 Politik dan
pemerintah
9 Rekreasi
12
4. Diagnosis Keperawatan dengan Sasaran Komunitas
Selain data primer, data sekunder yang diperoleh melalui
laporan/dokumen yang sudah dibuat di desa/kelurahan puskesmas,
kecamatan, atau dinas kesehatan, misalnya laporan tahunan
puskesmas, monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu
dikumpulkan dari komunitas. Setelah dikumpulkan melalui
pengkajian, data selanjutnya dianalisis, sehingga perumusan
diagnosis keperawatan dapat dilakukan. Diagnosis dirumuskan
terkait garis pertahanan yang mengalami kondisi terancam.
Ancaman terhadap garis pertahanan fleksibel memunculkan
diagnosis potensial; terhadap garis normal memunculkan diagnosis
resik; dan terhadap garis pertahanan resisten memunculkan
diagnosis aktual/gangguan. Analisis data dibuat dalam bentuk
matriks.
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis
diagnosis sebagai berikut :
1) Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera (wellness) digunakan bila komunitas
mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas
potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja,
tanpa komponen etiologi (e).
13
2) Diagnosis ancaman (risiko)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan
masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data
maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri
atas problem (p) dan etiologi (e).
Contoh diagnosis risiko:
- Risiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05,
RW 01 desa x kecamatan A yang berhubungan dengan
koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan
pernah terjadi perkelahian antar-RT, kegiatan gotong
royong, dan silaturahmi, rutin RW jarang dilakukan,
penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum
pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan
melakukan kegiatan yang tidak positif seperti berjudi.
3) Diagnosis aktual (gangguan)
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul
gangguan/masalah kesehatan di komunitas, yang didukung
oleh beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas actual terdiri atas problem (p),
etiologi (e), dan symptom/sign (s).
Contoh diagnosis aktual:
- Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat
remaja yang berhubungan dengan kurangnya kebiasaan
hygiene personal, ditandai dengan 92% remaja
mengatakan mengalami keputihan patologis, upaya yang
dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan 80%
didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah
memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas
kesehatan.
14
- Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X
yang berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan
fasilitas layanan kesehatan untuk penanggulangan diare,
keterbatasan, dan kualitas sarana pelayanan diare.
15
Resiko
meningkatnya
kejadian
3 3 3 9
infertilitas
pada agregat
remaja
Kurangnya
kebiasaan
3 2 2 7
hygiene
personal
Masalah
A B C D F G H TOTAL
keperawatan
Resiko 2 3 2 5 3 2 2 21
meningkatnya
kejadian
infertilitas pada
agregat remaja
Kurangnya 3 4 3 3 3 3 3 25
kebiasaan
hygiene
personal
Keterangan:
16
d) Waktu 4. Tinggi
e) Dana 5. Sangat tinggi
f) Fasilitas
g) Sumber daya
h) Tempat
17
2) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri
melalui curah pendapat dengan mempergunakan alat peraga,
poster, dan lain-lain dengan dipimpin oleh ibu desa.
3) Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD.
4) Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas
dasar pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan
dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa
atau perawat komunitas.
5) Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan
dengan dipimpin oleh kepala desa.
6) Penutup
18
C. TUGAS DAN LATIHAN
1) Strategi pembelajaran adalah ….
a. Rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertentu
b. Perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
c. Perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi
tertentu
d. Mengumpulkan data-data sebanyaknya
e. Taktik atau politik
19
4) Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi
program perawatan kesehatan komunitas tersebut. Sasaran dari
sosialisasi ini meliputi ….
a. Kepala desa, RT, RW, Ibu-ibu PKK
b. Tokoh masyarakat baik formal maupun informal, kader
masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di
masyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya)
c. Kader masyarakat, RT, RW, Ibu-ibu PKK, karang taruna
d. Tokoh masyarakat saja
e. Kelompok orang-orang yang berisiko terhadap penyakit
tersebut.
20
7) Manakah di bawah ini yang bukan merupakan inti komunitas …
a. Kondisi penduduk
b. Riwayat komunitas
c. Vital statistik
d. Interview
e. Sejarah komunitas
21
d. MMD dilaksanakan dengan lambat setelah SMD
dilaksanakan
e. MMD dilaksanakan dengan hati-hati
22
e. Semua benar
23
D. PENUTUP
1. Rangkuman
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Strategi pembelajaran dengan sasaran komunitas adalah
seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok
yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita, dan ibu hamil. Dalam suatu strategi
pembelajaran terdapat pengkajian, diagnosis dan perencanaan
tindakan.
24
2) Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kelompok
masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara
lain ….
a. Posyandu, puskesmas, sekolah
b. Puskesmas, kelompok penderita penyakit tertentu,
sekolah
c. Posyandu, kelompok balita, kelompok ibu hamil
d. Sekolah, kelompok balita, panti asuhan
e. Panti asuhan, pesantren, lembaga pemasyarakatan (lapas)
25
e. Jumlah bayi meninggal lebih rendah dibandingkan daerah
lain
26
7) Yang termasuk dua bagian utama pengkajian keperawatan
komunitas adalah …
a. Inti komunitas dan delapan subsistem yang
melengkapinya
b. Penjabaran komunitas dan delapan subsistem yang
melengkapinya
c. Penjabaran komunitas dan subsistem komunikasi
d. Subsistem komunikasi dan pendidikan
e. Inti komunitas dan subsistem pendidikan
27
DAFTAR PUSTAKA
28