BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN HOMECARE
Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem
dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang
yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
D. PERSYARATAN HOMECARE
Adapun Syarat-Syarat Pengadaan Home Care yaitu :
1. Ketenagaan
a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi :
Minimal D.III
Pemegang sertifikat pelatihan home care
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
Memiliki SIP,SIK,SIPP
b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
Minimal D.III
Pemegang sertifikat pelatihan home care
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Perijinan Home Care
a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )
b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan :
Rekomendasi PPNI
Ijin prakik perawat ( SIP, SIK, SIPP )
Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi
Ijin lokasi bangunan
Ijin lingkungan
Ijin usaha
Persyaratan tata ruang bangunan
3. Alat-alat yang dibutuhkan pada home care :
Adapun Standar Alat Home Care yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Alat kesehatan
Tas/ kit
Pemeriksaan fisik
1 Set perawatan luka
1 Set emergency
1 Set pemasangan selang lambung
1 Set huknah
`
1 Set memandikan
1 Set pengambilan preparat
1 Set pemeriksaan lab. Sederhana
Set infus/ injeksi
1 Sterilisator
1 Pot/ urinal
Tiang infus
Tempat tidur khusus orang sakit
1 Pengisap lendir
Perlengkapan oxigen
1 Kursi roda
Tongkat/ tripot
Perlak/ alat tenun
b. Alat habis pakai
Obat emergency
Perawatan luka
Suntik/ pengambilan darah
Set infus
NGT dengan berbagai ukuran
Huknah
Kateter
Sarung tangan, masker
c. Sarana lain
Alat dan media pendidikan kesehatan
Ruangan beserta perlengkapannya
Kendaraan
Alat komunikasi
Dokumentasi
D.
biaya
sama
klien
care
dari
telah
yang Manfaat
Keluarga
(HC)
meringankan
inap
karena
wanita
diluar
tugas
sakit
untuk
2. dapat
yang
transportasi
konsumsi
selalu
situasi
klien,
akan
3.
pasien
lebih
adanya akomodasi
keluarga,
tetap dan
pendidikan
kepuasan baik,
dan
dengan Home
:lingkungannya
membantu
makin
kerja
meningkat.
Rumah
terkenal
pelayananbiaya
dan
keluarga
berdekatan
karena
lingkungan
dilakukannya.
segi
anggoa
sendirisakit
yang
terhambat
itu pelayanan
dilakukan
mempromosikan
tersebut
masyaraka
saat berada
yang
merawat
rumah,
kehadiran
Bagi
sehingga
dengan
gkungan
Manfaat
E.
lin
Homeoleh kepada
keluargaCare
sehingga
kesehatan
kondisi
begitu rawat
mahal,
pasien,
dapat
:pada
yang
rumah
perawat
Sakit
menjadi
denganhome
sehingga
orang
perawat :
yang
rumah
dirumah
bekerja
karena
menggantikannya
lingkungan Perawat
kerja,
tidak
yang jenuh
tetap
Care ada
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HOME CARE
1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap
yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien,
transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggoa keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu
kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya
pelayanan home care yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat.
Secara garis besar peran perawat dalam memberikan tindakan keperawatan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan melalui interaksi langsung (direct care) antara perawat
dengan klien yang meliputi kegiatan pengkajian fisik sampai intervensi keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada
pelayanan perawatan di rumah :
a. Pengukuran tanda-tanda vital
b. Pemasangan atau penggantian selang lambung (nasogatrik tube)
c. Pemasangan atau penggantian kateter
d. Perawatan luka dekubitus
e. Penghisapan lendir atau mukus
2. Perawatan tidak langsung
Perawatan ini dilakukan ketika klien tidak melakukan interaksi langsung (Indirect
care) dengan perawat. Perawatan tidak langsung cenderung ke arah kegiatan
konsultasi maupun konseling.
tarif yang kemudian diatur kembali pada pasal 7 bahwa tarif rawat rumah (Homecare)
ditetapkan sama dengan tarif perawatan kelas II.
K. SISTEM RUJUKAN
Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit
yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.
1. Macam Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni :
a. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health service).
Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana,
dan operasional (Azwar, 1996). Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam
pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu
dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional (Syafrudin,
2009).
b. Rujukan Medik.
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku
untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan (Azwar, 1996). Menurut
Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
Transfer of patient.
`
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes
RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370. Diakses tanggal 02
Oktober 2011
Mahyuddin.2006.Revitalisasi Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat.
Sumatra Selatan
`