Anda di halaman 1dari 12

`

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN HOMECARE

Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem
dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang
yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

B. TUJUAN KEPERAWATAN HOMECARE


Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya,
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan,
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

C. JENIS - JENIS TINDAKAN KEPERAWATAN HOMECARE


Berdasarkan SK Dirjen, Dirjen YAN MED NO HK.00.06.5.1.311 terdapat 23 tindakan
keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain yaitu :
1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka dekubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan O2
9. Penyuntikan (IV, IM, IC, SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
`

11. Pengambilan preparat


12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Transportasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostik
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus terminal
18. Konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyiapkan menu makanan
21. Membersihkan tempat tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien

D. PERSYARATAN HOMECARE
Adapun Syarat-Syarat Pengadaan Home Care yaitu :
1. Ketenagaan
a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi :
Minimal D.III
Pemegang sertifikat pelatihan home care
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
Memiliki SIP,SIK,SIPP
b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
Minimal D.III
Pemegang sertifikat pelatihan home care
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Perijinan Home Care
a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )
b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan :
Rekomendasi PPNI
Ijin prakik perawat ( SIP, SIK, SIPP )
Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi
Ijin lokasi bangunan
Ijin lingkungan
Ijin usaha
Persyaratan tata ruang bangunan
3. Alat-alat yang dibutuhkan pada home care :
Adapun Standar Alat Home Care yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Alat kesehatan
Tas/ kit
Pemeriksaan fisik
1 Set perawatan luka
1 Set emergency
1 Set pemasangan selang lambung
1 Set huknah
`

1 Set memandikan
1 Set pengambilan preparat
1 Set pemeriksaan lab. Sederhana
Set infus/ injeksi
1 Sterilisator
1 Pot/ urinal
Tiang infus
Tempat tidur khusus orang sakit
1 Pengisap lendir
Perlengkapan oxigen
1 Kursi roda
Tongkat/ tripot
Perlak/ alat tenun
b. Alat habis pakai
Obat emergency
Perawatan luka
Suntik/ pengambilan darah
Set infus
NGT dengan berbagai ukuran
Huknah
Kateter
Sarung tangan, masker
c. Sarana lain
Alat dan media pendidikan kesehatan
Ruangan beserta perlengkapannya
Kendaraan
Alat komunikasi
Dokumentasi

D.
biaya
sama
klien
care
dari
telah
yang Manfaat
Keluarga
(HC)
meringankan
inap
karena
wanita
diluar
tugas
sakit
untuk
2. dapat
yang
transportasi
konsumsi
selalu
situasi
klien,
akan
3.
pasien
lebih
adanya akomodasi
keluarga,
tetap dan
pendidikan
kepuasan baik,
dan
dengan Home
:lingkungannya
membantu
makin
kerja
meningkat.
Rumah
terkenal
pelayananbiaya
dan
keluarga
berdekatan
karena
lingkungan
dilakukannya.
segi
anggoa
sendirisakit
yang
terhambat
itu pelayanan
dilakukan
mempromosikan
tersebut
masyaraka
saat berada
yang
merawat
rumah,
kehadiran
Bagi
sehingga
dengan
gkungan
Manfaat
E.
lin
Homeoleh kepada
keluargaCare
sehingga
kesehatan
kondisi
begitu rawat
mahal,
pasien,
dapat
:pada
yang
rumah
perawat
Sakit
menjadi
denganhome
sehingga
orang
perawat :
yang
rumah
dirumah
bekerja
karena
menggantikannya
lingkungan Perawat
kerja,
tidak
yang jenuh
tetap
Care ada
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HOME CARE
1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana

F. MANFAAT HOME CARE


1. Bagi Klien dan Keluarga :
`

a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap
yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien,
transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggoa keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu
kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya
pelayanan home care yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat.

G. PERAN PERAWAT HOMECARE


Adapun Peran dan Fungi Perawat Home Care yaitu :
1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
a.Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c.Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan
fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
`

i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Secara garis besar peran perawat dalam memberikan tindakan keperawatan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan melalui interaksi langsung (direct care) antara perawat
dengan klien yang meliputi kegiatan pengkajian fisik sampai intervensi keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada
pelayanan perawatan di rumah :
a. Pengukuran tanda-tanda vital
b. Pemasangan atau penggantian selang lambung (nasogatrik tube)
c. Pemasangan atau penggantian kateter
d. Perawatan luka dekubitus
e. Penghisapan lendir atau mukus
2. Perawatan tidak langsung
Perawatan ini dilakukan ketika klien tidak melakukan interaksi langsung (Indirect
care) dengan perawat. Perawatan tidak langsung cenderung ke arah kegiatan
konsultasi maupun konseling.

H. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa
perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di
rawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,
mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke,
hpertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan paa anak.

I. ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM HOMECARE


Fungsi hukum dalam praktik perawat adalah :
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
hukum.
`

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.


3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatanmandiri.
Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan hukum praktek perawat adalah :
1. UU Kes. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dandaerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.
4. UU No. 29 tentang praktik kedokteran.
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktikperawat.
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraanpuskesmas.
8. SK Menpan No. 94 /KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonalperawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
10. Permenkes No. 920 tahun 1966 tentang pelayanan medik swasta.
Secara legal perawat data melakukan aktivitas keperawatan mandiri
berdasakan pendidikan dan pengalaman yang di miliki.Perawat dapat mengevaluasi
klien untuk mendapatkan pelayanan perawatan dirumah tanpa program medis tetapi
perawatan tersebut harus diberikan dibawah petunjk rencana tindakan tertulis yang
ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan drumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.
Pasal krusial dalam keputusan menteri kesehatan (kepmenkes) 1239/2001
tentang praktik keperawatan antara lain melakukan asuhan keperawatan meliputi:
pengkajian, penetapan diagnosa keprawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
dan evaluasi. Pelayanan tindakan medic hanya dapat dilakukan atas permintaan
tertulis dokter dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien.
2. Merujuk kasus yang tidak tepat ditangani.
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan; perundangan yang berlaku.
4. Memberikan informasi.
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik.
Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang, perawat
berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukanuntuk
penyelamatan jiwa.Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktik (sedang dalam prosesamandemen). Perawat yang memiliki
SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentukkunjungan rumah.
`

Etik moral dalam perawatan mandiri :


1. Membedakan apa yang baik dengan yang buruk nilai benar dan salah-yanglayak
dan tidak layak
2. Hak dan kewajiban moral (akhlak) nilai yang berhubungan dengan akhlak.
3. Etik & moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip
yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusanuntuk
melindungi hak hak klien
Perawat dalam melaksanakan praktik berwenang untuk :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,penetapan di
agnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan sebagaiaman dimaksud ayat (1)
meliputi: terapi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.
2. Tindakan medik sesuai permintaan tertulis dari dokter pelaporan dan registrasi
perawat harus melaporakan dan diregistrasi terlebih dahulu untukmendapatkan
SIP
Pendekatan Perilaku Etis Profesional
Pendekatan Prinsip :
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaanterhadap
kapasitas otonomi setiap orang.
2. Menghindari berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaatdengan segala
konsekuensinya.
4. Keadilan; menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi.
Pendekatan Berdasar Asuhan :
1. Berpusat pada hubungan dalam asuhan.
2. Meningkatkan penghormatan/ penghargaan martabat klien sebagai manusia.
3. Mau mendengarkan dan mengolah saran dari orang lain sebagai tanggung jawab
professional.
4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan
seperti:kebaikan, kepedulian, empati, peran kasih sayang dan menerima
kenyataan.
J. PEMBIAYAAN HOMECARE

Sesuai dengan KEPMENKES RI NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang pola


tarif perjan rumah sakit menteri kesehatan republik indonesia, pelayanan yang dikenakan
tarif diataur dalam pasal 4 tercantum bahwa rawat rumah (Homecare)dapat dikenakan
`

tarif yang kemudian diatur kembali pada pasal 7 bahwa tarif rawat rumah (Homecare)
ditetapkan sama dengan tarif perawatan kelas II.

K. SISTEM RUJUKAN
Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit
yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.
1. Macam Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni :
a. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health service).
Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana,
dan operasional (Azwar, 1996). Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam
pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu
dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional (Syafrudin,
2009).
b. Rujukan Medik.
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku
untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan (Azwar, 1996). Menurut
Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
Transfer of patient.
`

Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan,


tindakan operatif dan lain lain.
Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
Transfer of knowledge / personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan setempat.
2. Manfaat Rujukan
Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari
unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut :
a. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan
(policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu
penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan
kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan
kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan
yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek
perencanaan.
b. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health
consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya
pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-
ulang dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
c. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas
jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti
semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan
dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan dan
atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas
`

dan kewajiban tertentu.


3. Tata Laksana Rujukan
Menurut Syafrudin (2009), tatalaksana rujukan diantaranya adalah internal
antar-petugas di satu rumah; antara puskesmas pembantu dan puskesmas; antara
masyarakat dan puskesmas; antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya; antara
puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit; antar rumah sakit,
laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit.
4. Kegiatan Rujukan
Menurut Syafrudin (2009), kegiatan rujukan terbagi menjadi tiga macam yaitu
rujukan pelayanan kebidanan, pelimpahan pengetahuan dan keterampilan, rujukan
informasi medis :
a. Rujukan Pelayanan Kebidanan
Kegiatan ini antara lain berupa pengiriman orang sakit dari unit kesehatan
kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap; rujukan kasus-kasus patologik
pada kehamilan, persalinan, dan nifas; pengiriman kasus masalah reproduksi
manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang
memerlukan penanganan spesialis; pengiriman bahan laboratorium; dan jika
penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan
kirimkan ke unit semula, jika perlu diserta dengan keterangan yang lengkap
(surat balasan).
b. Pelimpahan Pengetahuan dan Keterampilan
Kegiatan ini antara lain :
Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan
demonstrasi operasi.
Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap
atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis
dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan dengan tingkat provinsi
atau institusi pendidikan.
c. Rujukan Informasi Medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
`

advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.


Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan
kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan prenatal. Hal ini
sangat berguna untuk memperoleh angka secara regional dan nasional.
5. Sistem Informasi Rujukan
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan di
catat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang
berisikan antara lain:nomor surat, tanggal dan jam pengiriman, status pasien
pemegang kartu Jaminan Kesehatan atau umum, tujuan rujukan penerima, nama dan
identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnose, tindakan
dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang, kemajuan
pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu. Tidak ada bentuk baku
dalam penulisan sistem informasi rujukan, namun pada dasarnya sistem informasi
rujukan bertujuan untuk emudahkan komunikasi antara pengirim dan penerima
rujukan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes
RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370. Diakses tanggal 02
Oktober 2011
Mahyuddin.2006.Revitalisasi Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat.
Sumatra Selatan
`

Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta


Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Pujawayan. 2011. Home Care.http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/13/home- care/ di
akses tanggal 02 Oktober 2011
Wijayanto, W. T. 2010. Home Care Ala Mitra Medical
Service http://mitramedical.blogspot.com/2010/03/home-care-ala-mitra-medical-
service.html di akses tanggal 02 Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai