Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ilham Saepul Akbar

Nim : 020319651
Bagaimana SIM Keperawatan Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen
pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses
menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan
bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan
atau komponen pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat
dan bermutu (Hafizurachman, 2000).
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika
dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan sistem informasi
manajemen keperawatan adalah  meningkatkan kualitas dokumentasi, meningkatkan kualitas
asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan komunikasi antara tim kesehatan,
memudahkan dalam mengakses informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat
memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital
Cost,  menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy (Kerangkapan
Informasi).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi
pengambil kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support system dan Executive
information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi
manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur,
BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada
keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem informasi
asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara
khusus dan riset kesehatan pada umumnya.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan SIM Keperawatan di Indonesia


Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pelaksanan
SIM di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa faktor pendukung dalam
pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu
·     Saat ini sudah mulai ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang
menawarkan produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit.
Sekalipun memiliki harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung
pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk
membeli produk tersebut.
·        Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi
yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas
dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.
·        Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini semaksimal
mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja
yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.
   
Aspek yang menjadi kendala dalam penerapan SIM di Indonesia. 
1. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam
sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen
harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi  keperawatan di Indonesia,
sebagai contoh  pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali
keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan
lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil kebijakan. Pihak manajemen rumah sakit
masih banyak yang mempertanyakan apakah SIM keperawatan ini akan berdampak langsung
terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
2. Ketidaksiapan SDM keperawatan
kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan
kesehatan yang belum siap menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena
ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang sedang
berkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan.
3. Faktor sumber dana.
Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan
yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya
sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga
seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. Aspek
keempat adalah kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung. Pelaksanaan SIM
keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.

Trend/Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang SIM Keperawatan Di


Indonesia

1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem
teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan
yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan selama ini hanya
menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu perawat bersama
pasien. Sangat tepat apabila SIM keperawatan bisa diaplikaskan.
2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja
secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh
perawat di Indonesia.
3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen
keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat
bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan
menggunakan SIM.
5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak
sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara
profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit

Isu SIM Keperawatan Di Indonesia

Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini adalah :

1. Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program SIM
keperawatan
2. Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indonesia berdampak terhadap semakin
tingginya  beban kerja perawat. Sehingga perawat berharap pihak manajemen RS  segera
mengaplikasikan program SIM keperawatan.
3. Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah Sistem
Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
4. Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian keperawatan
secara manual .
5. Pihak manajemen rumah sakit masih memandang  SIM keperawatan belum menjadi
suatu prioritas utama untuk diaplikasikan karena salah satu penyebabnya adalah
membutuhkan biaya yang cukup besar, masih belum memilki pemahaman yang baik tentang
dampak apabila program ini diberlakukan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan
rumah sakit secara  umum, adanya pemikiran bahwa pekerjaan perawat tidak memerlukan
bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak manajemen juga masih khawatir tentang
kemampuan SDM keperawatan dalam pemanfaatan tekonolgi ini.
6. Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Kondisi ini karena sangat bervariasinya tingkat
pendidikan keperawatan.
7. Belum adanya aspek legal/UU tentang praktek keperawatan.

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di RS


Pihak manajemen rumah sakit masih memandang  SIM keperawatan belum menjadi
suatuprioritas
utama untuk diaplikasikan karena salah satu penyebabnya adalah membutuhkan biaya yang cukup
besar, masih belum memilki pemahaman yang baik tentang dampak apabila program ini
diberlakukan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan rumah sakit secara  umum, adanya
pemikiran bahwa pekerjaan perawat tidak memerlukan bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak
manajemen juga masih khawatir tentang kemampuan SDM keperawatan dalam pemanfaatan
tekonolgi ini.  Selain itu, masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi
manajemen keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Kondisi ini karena sangat bervariasinya
tingkat pendidikan keperawatan.

Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan di Indonesia


Ada beberapa alternatif pemecahan masalah dalam penerapan SIM keperawatan di Indonesia
diantaranya;
1. Perlu adanya pemahaman yang sama diantara pihak manajemen rumah sakit dengan
tim keperawatan tentang pentingnya pelaksanaan SIM keperawatan di rumah sakit yang
diwujudkan dalam bentuk pengalokasian dana yang memadai untuk implementasi SIM
keperawatan, pemberian pelatihan bagi perawat tentang pelaksanaan SIM keperawatan,
pengadaan fasilitas informasi teknologi yang memadai.
2. Perlu adanya integrasi program SIM dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
3. Peningkatan standarisasi tingkat pendidikan perawat agar memiliki pemahaman yang
tepat tentang teknologi informasi dalam keperawatan.
4. Adanya aspek legal berupa Undang-undang praktek keperawatan
5. Perlu adanya penelitian yang lebih jauh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan aplikasi SIM di Indonesia.

Daftar Pustaka
http://bkulpenprofil.blogspot.com/2013/10/sistem-informasi-manajemen-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai