UJI KOMPOTENSI
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Trend Dan Issue Keperawatan
Disusun oleh :
1. Dini Apriliani
2. Firman Saepulahudin
3. Lusi Kustini
4. Rakheyan Bagas
5. Rida Dinniyah
6. Siti Nurhanifah
7. Wildania Sity M
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang trend dan issue
keperawatan. Kami berterima kasih kepada Ibu Meilati Suryani,S.Kp.,M.Kep selaku dosen Trend
dan issue keperawatan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut
“apa itu uji kompetensi keperawatan”?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu uji kompetensi keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Landasan Teori
Uji kompetensi perawat
a. Pengertian
Uji kompetensi merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sesuai dengan standar profesi guna menawarkan jaminan
bahwa Perawat bisa melaksanakan tugas profesinya secara kondusif dan efektif di
masyarakat.
Uji kompetensi juga sanggup didefinisikan sebagai suatu proses untuk
mendapat pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga
kesehatan dalam menjalankan profesinya dengan cara mengukur pengetahuan,
keterampilan dan perilaku tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya.
Berdasarkan pengertian diatas maka, uji Kompetensi Keperawatan merupakan
proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat, untuk
mendapat pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki sesuai dengan standar
keperawatan.
b. Tujuan
Tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional
(entry level national examination) berdasarkan DIKTI (2014) antara lain:
1) Menegakkan akuntabilitas profesional perawat dalam menjalankan peran
profesinya.
2) Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktik.
3) Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan.
4) Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.
c. Dasar hukum penyelenggaraan
1) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, perihal Kesehatan;
2) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional;
3) Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 perihal Tenaga Kesehatan;
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 perihal Ijin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
5) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012, perihal Pendidikan Tinggi;
6) Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012, perihal Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2013 perihal Registrasi Tenaga
Kesehatan;
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 perihal
Registrasi Tenaga Kesehatan;
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor317/MENKES/PER/III/
2010 perihal Pendayagunaan Tenaga KesehatanWarga Negara Asing di
Indonesia;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 perihal Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637).
d. Prinsip pelaksanaan uji kompetensi
Menurut Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) Ada 4 Prinsip Uji
Kompetensi, diantaranya sebagai berikut:
1) Terstandar, yaitu Pelaksanaan uji kompetensi harus memakai standar nasional,
yang terdiri dari penguji, materi, lokasi uji kompetensi, evaluasi hasil, dan
penetapan hasil.
2) Adil, yakni Semua akseptor uji kompetensi harus diperlakukan sama dan dilarang
ada diskriminasi.
3) Valid, yaitu Uji kompetensi memakai perangkat Uji yang sudah diuji validitasnya
serta hasil uji harus valid.
4) Reliable, yakni Kompetensi yang diujikan harus sesuai standar dan
memperhatikan kesesuaian antara materi dengan profesi yang diuji.
e. Peserta Uji Kompetensi
Menurut Permenkes Nomor 161/MENKES/PER/I/2010 perihal Registrasi
Tenaga Kesehatan, akseptor uji kompetensi terdiri dari akseptor yang telah
menuntaskan pendidikan tenaga kesehatan atau akseptor yang akan melaksanakan uji
kompetensi ulang.
Uji kompetensi juga wajib diikuti oleh tenaga kesehatan warga negara abnormal
(TK-WNA) dan /atau lulusan luar negeri yang akan bekerja diwilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengikuti uji kompetensi, tenaga kesehatan
harus mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan, mencakup :
1) Fotocopy ijazah yang dilegalisir (atau keterangan sudah menuntaskan
pendidikan)
2) Memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai izin praktek
3) Pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar
f. Penguji Kompetensi
Masih Menurut Permenkes Nomor 161/Menkes/PER/I/2010, dijelaskan bahwa
untuk melaksanakan uji kompetensi, MTKP membentuk tim penguji. Tim penguji
terdiri dari sekelompok orang yang telah mengikuti training menguji dan teruji
kompetensinya, serta telah mempunyai akta dari MTKI atas nama Menteri.
Penugasan tenaga penguji untuk melaksanakan uji kompetensi dilakukan oleh divisi
uji MTKP. Ketentuan penguji akan diatur dalam aliran penguji uji kompetensi.
Persyaratan Penguji/ Asesor Uji Kompetensi
1) Penguji yaitu berasal anggota profesi
2) Berpendidikan satu tingkat diatas atau sejajar dengan tenaga kesehatan yang diuji
3) Pengalaman minimal 5 (lima) tahun berturut-turut dibidang profesinya bagi yang
pendidikannya setara dengan akseptor uji, sedangkan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun bagi penguji yang mempunyai pendidikan minimal satu tingkat di
atas akseptor uji
4) Memiliki Sertifikat Penguji dari MTKI atas nama Menteri
5) Memiliki Surat Penunjukkan dari MTKP
g. Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Uji kompetensi dilakukan di institusi pendidikan tenaga kesehatan yang
terakreditasi oleh forum yang berwenang, dan atau tempat lain yang ditunjuk oleh
MTKP dan ditetapkan oleh MTKI. Masa berlaku penetapan sebagai TUK yaitu 3
tahun, yang berikutnya sanggup ditetapkan kembali sesuai aturan yang berlaku. Masa
berlaku sanggup dicabut bila tidak sesuai dengan kondisi awal penilaian.
h. Jadwal Uji Kompetensi
Waktu pelaksanaan Uji Kompetensi diadaptasi dengan jadwal uji kompetensi
nasional dan tempat Uji Kompetensi yang tersedia di setiap kawasan yang ditetapkan
oleh MTKI
i. Biaya uji kompetensi
Biaya uji kompetensi sanggup bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
(APBD). Besarnya biaya uji kompetensi akan dirumuskan sesuai dengan kebutuhan
j. Penetapan standar kelulusan
Standar kelulusan ditetapkan bersama oleh tim andal bidang keperawatandari
MTKI, LPUK, PPNI, AIPNI dan AIPDIKI melalui diskusi dananalisis terhadap
tingkat kesulitan soal dengan memakai metodeyang telah disepakati
k. Sertifikat Kompetensi dan Surat Tanda Registrasi (STR)
Sertifikat Kompetensi dan STR disiapkan oleh MTKI (dicetak) dan telah
ditandatangani oleh ketua MTKI. Sertifikat kompetensi dan STR diserahkan kepada
MTKP sesuai jumlah dan nama tenaga kesehatan yang telah dinyatakan lulus uji
kompetensi dan diberikan oleh MTKP kepada akseptor uji yang kompeten. Sertifikat
Kompetensi dan STR berlaku selama 5 tahun. Sertifikat Kompetensi dan STR akan
diperpanjang dan diperbaharui sesudah 5 tahun berlaku melalui prosedur yang
berlaku.
Kompetensi Ners
a. Pengertian
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar individu yang
memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,
efektif atau berpenampilan superior di tempat kerja pada situasi tertentu (Nursalam,
2008). Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI Indonesia, 2005) menguraikan
kompetensi sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan didasari oleh pengetahuam, ketrampilan dan sikap sesuai dengan petunjuk
kerja yang di tetapkan serta dapat terobservasi.
Seorang perawat profesional, harus melewati dua tahap pendidikan yaitu tahap
pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar S.Kep. dan tahap pendidikan
profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners (Ns). Kedua tahap pendidikan
keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya merupakan tahapan pendidikan yang
terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Tahap akademik
mahasiswa mendapatkan teori-teori dan konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini
terbagi menjadi kelompok mata kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah penunjang
seperti mata kuliah medis yang secara tidak langsung menunjang mata kuliah
keperawatan dan mata kuliah keahlian berupa mata kuliah keperawatan, sedangkan
pada tahap profesi mahasiswa mengaplikasikan teori-teori dan konsep-konsep yang
telah didapat selama tahap akademik yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya selama pada tahap
akademik (Nursalam 2008).
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi Ners
adalah sesuatu yang terlihat secara menyeluruh oleh seseorang Ners dalam
memberikan pelayanan profesional kepada klien, mencakup pengetahuan,
ketrampilan, dan pertimbangan yang dipersyaratkan dalam situasi praktik.
b. Capaian kompetensi Ners
Capaian Pembelajaran Program Studi Profesi Ners berdasarkan kesepakatan tim
inti bidang keperawatan PPNI dan AIPNI dalam HPEQ Project 2014, adalah:
1) Sikap
(a) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
(b) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika;
(c) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
(d) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
(e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
(f) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
(g) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
(h) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
(i) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
(j) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri.
(k) Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan
menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional
sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan
hukum/peraturan perundangan;
(l) Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka
budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
(m) Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung
jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik
yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.
2) Penguasaan pengetahuan
(a) Menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual
model dan middle range theories;
(b) Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik;
(c) Menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values);
(d) Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, pada bidang
keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak,
keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas, serta keperawatan
bencana;
(e) Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
(f) Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
(g) Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
(h) Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support)
dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/BTCLS) pada
kondisi kegawatdaruratan dan bencana;
(i) Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;
(j) Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan
dan kesehatan.
(k) Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners, keselamatan
pasien dan perawatan berpusat atau berfokus pada pasien
(l) Menguasai metode penelitian ilmiah.
3) Keterampilan khusus
(a) Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan
keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum
tersedia;
(b) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi
(keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas,
keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan
keluarga dan keperawatan gerontik)) sesuai dengan delegasi dari ners spesialis
(c) Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic
trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/ bencana
sesuai standar dan kewenangannya;
(d) Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;
(e) Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai
sumber untuk
(f) Menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
(g) Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang
peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien
individu, keluarga dan masyarakat;
(h) Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien
yang tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan
tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
(i) Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/ atau tanpa tim kesehatan lain;
(j) Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan atau keluarga/ pendamping/ penasehat
utnuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya;
(k) Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis,
dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang
dilaksanakannya;
(l) Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
(m) Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik
asuhan keperawatan;
(n) Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat
dalam lingkup tanggungjawabnya;
(o) Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan
langkah-langkah pengembangan strategis organisasi;
(p) Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi
kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta
kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya
hidup dan lingkungan yang sehat.
4) Keterampilan umum
(a) Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan
memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi
kerja profesinya;
(b) Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
(c) Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
(d) Mengomunikasikan pemikiran/ argumen atau karya inovasi yang bermanfaat
bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
(e) Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
(f) Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
profesinya;
(g) Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;
(h) Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya;
(i) Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan bidang profesinya;
(j) Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi
dan kliennya;
(k) Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
(l) Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
c. Upaya pencapaian kompetensi mahasiswa ners
Sanjaya (2009) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pencapaian kurikulum
ideal adalah kelengkapan sarana dan prasarana, kemampuan pendidik dan kebijakan
institusi pendidikan. Pendapat Dunkin dan Bidle bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa adalah variable proses
pembelajaran, variable pendidik dan lingkungan akademik.
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi khususnya mengenai Kurikulum, Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN
DIKTI), maka perguruan tinggi pengelola berbagai jenis pendidikan mengupayakan
penyusunan kurikulum yang merujuk pada SN DIKTI dan KKNI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dinyatakan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
program studi. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 49 tahun 2014 Tentang Standar nasional pendidikan tinggi. Peraturan Menteri
ini yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar
yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Penjabaran SN-
DIKTI dalam pendidikan ners adalah tentang:
1) Standar kompetensi lulusan
2) Standar isi pembelajaran
3) Standar proses pembelajaran
4) Standar penilaian pembelajaran
5) Standar pendidik dan tenaga pendidikan
6) Standar sarana dan prasarana
7) Standar pengelolaan pembelajaran
8) Standar pembiayaan pembelajaran
PENUTUP
KESIMPULAN
Uji kompetensi merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai dengan standar profesi guna memberikan jaminan bahwa mereka mampu
melaksanakan peran profesinya secara aman dan efektif di masyarakat, atau uji kompetensi
merupakan suatu proses penapisan untuk menjamin perawat yang teregister memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan.
Adapun tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional (entry
level national examination) berdasarkan DIKTI (2014) antara lain:
1. Menegakkan akuntabilitas profesional perawat dalam menjalankan peran profesinya.
2. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktik.
3. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan.
4. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.
SARAN
Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan agar lebih banyak membaca untuk menambah
pengetahuan serta wawasan dan melatih keterampilannya sebagai seorang perawat guna untuk
mempersiapkan uji kompetisi, karena uji kompetensi merupakan syarat untuk menjadi seorang
perawat yang kompeten.
DAFTAR PUSTAKA
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view
&typ=html&id=96344&ftyp=potongan&potongan=S1-2016-311725-introduction.pdf diakses
https://medianers.blogspot.com/2017/05/tentang-uji-kompetensi-perawat.html, diambil
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10964/BAB%20II.pdf?sequence
http://ilmukeperawatkita.blogpot.com/2018/06/tentang-uji-kompetensi-