Anda di halaman 1dari 100

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

N DENGAN
BRONKIOLITIS DI RUANG KANAK-KANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA
KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
MARLOND JORDY SINAY
NIM. 124019.01.12.425

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JAYAPURA
2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DENGAN


BRONKIOLITIS DI RUANG KANAK-KANAK
RUMAHSAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA

KARYA TULIS ILMIAH

Telah layak untuk diujikan sebagai persyaratan memperoleh


gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
MARLOND JORDY SINAY
NIM. 124019.01.12.425

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JAYAPURA
2015

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. Motto
1. Keberhasilan yang paling manis adalah ketika mencapai sesuatu yang menurut
orang lain itu tidak mungkin.
B. Persembahan
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:

1. Papaku Freddy Jerry Sinay dan Mamaku Pdt Joice Paulina Tulaseket yang aku
sayang yang selalu siang dan malam mendoakan dan memberi kasih sayang
kepada penulis agar menjadi orang yang sukses.
2. Bapak Yusuf Silimbu mama Alfrida Salu dan kakak Yurid Rosa Mustika yang selalu
memberikan perhatian dan kasih sayang bagi penulis.
3. Bapak Djufri Roward Pangemanan, Sp,M.Si , mama Irene Sumijati Done dan
Charen Marini Pangemanan yang selalu mendoakan penulis
4. Terima kasih Direktur Akademi Keperawatan Bunda Anik Sri Suryani,S.Sos M Si
beserta Dosen yang setia membimbing penulis
5. Kedua saudaraku Christanto Yusuf dan Zakarius Paarrang yang selalu
memberikan motivasi dan membantu penulis
6. Teman - teman AMPIGO FUTSAL dan Sentani Hunters Clan yang selalu
mendukung penulis didalam doa.
7. Teman-teman The Bancat Club yang selalu menjadi menghibur penulis

8. Teman - teman PAM Jemaat GKI EFATA Dosay yang selalu mendukung penulis
dalam doa
9.

Teman - teman seperjuangan Angkatan IV Akademi Keperawatan Rumah Sakit


Marthen Indey Jayapura.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis

dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan Rumah Sakit Marhen Indey
Jayapura tahun 2015.
Adapun judul dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah Asuhan Keperawatan
Pada By. N Dengan Bronkiolitis Akut di Ruang Kanak - Kanak Rumah Sakit
Umum Daerah Jayapura.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bunda Anik Sri Suryani, S.Sos, MSi selaku Direktur Akademi Keperawatan
Rumah Sakit Marthen Indey.
2. dr. Yermia Msen. MKes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Jayapura yang telah meyediakan lahan praktek guna memperdalam ilmu
keperawatan.
3. Kolonel CKM dr. Didik Catur Prasetya, selaku Kepala Rumah Sakit Tk. II
Marthen Indey.
4. Hilda N Kondoy, SST.,MPH dan Siti Patimah S.Kep, Ns selaku Pembimbing
yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
5. Murti Deasy, SE, selaku Dosen Penanggung Jawab Semester VI

6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Pengajar Akademi Keperawatan RS.Marthen


Indey.
7. Kepala Ruangan Kanak - Kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura beserta
Staf yang telah banyak membantu dalam pengambilan data.
8. Keluarga By. N yang banyak membantu dalam pengumpulan data kiranya
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Papa, Mama, dan Keluarga besarku tercinta yang selalu memberi dukungan
moral, materi dan spiritual serta motivasi yang luar biasa.
10. Teman teman Angkatan ke-IV Akademi Rumah Sakit Marthen Indey.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan dan ketulusan
hati, penulis akan menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Jayapura, 5 Juni 2015

Penulis

INTISARI

Asuhan Keperawatan Anak Pada By. N Dengan


Bronkiolitis Di Ruang Kanak-Kanak
Rumah Sakit Umum Daerah
Jayapura
1,
Marlond Jordy Sinay Siti Patimah S.Kep,Ns 2, Hilda K,S.ST,MPH 3

Latar belakang: Menurut WHO (2010), di seluruh dunia kira-kira ada 14 juta
orang menderita Bronkiolitis. Di Amerika Serikat sekitar 120.000 bayi dirawat
dengan bronkiolitis pertahun. Umumnya Bronkiolitis menyerang pada anak di
bawah umur 2 tahun dengan kejadian tersering kira-kira usia 6 bulan. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, Bronkiolitis menduduki
peringkat tujuh dengan proporsi 6,74%, penyebab kematian seluruh kalangan usia.
Dari sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit,
Bronkiolitis mendapat urutan kedelapan dengan proporsi 2,36%. Di Indonesia
sendiri daerah dengan jumlah penderita terbanyak pada tahun 2010, adalah
Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus masingmasing 51,83% dan 49,89%. Menurut data rekam medik yang diperoleh dari
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura bahwa jumlah kasus Bronkiolitis Akut pada
tahun 2014 sebanyak 19 kasus pada anak.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada By. N dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
Tujuan: Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien secara komprehensif
pada pasien dengan Bronkiolitis Akut dengan menggunakan pendekatan biologis psikologis social dan spiritual.
Metode: Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
proses keperawatan.
Hasil: Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus. Rencana tindakan sesuai
dengan masalah pada kasus ini adalah sebagai berikut: Hipertemi berhubungan
dengan reaksi inflamasi, Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
gangguan ekspansi paru, penumpukan secret, Ketidakefektifan bersihan jalan
napas berhubungan dengan atelektasis, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat, Gangguan pola tidur berhubungan dengan
batuk, sesak, Cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan,Bronkiolitis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ ii


LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
INTISARI ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN ISTILAH............................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 4
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 8
A. Konsep Dasar Bronkiolitis................................................................. 8
1. Pengertian .................................................................................. 8
2. Anatomi fisiologi ....................................................................... 9
3. Fisiologi saluran nafas ............................................................... 11

4. Etiologi ...................................................................................... 13
5. Patofisiologi ............................................................................... 13
6. Pathway ..................................................................................... 14
7.

Tanda dan Gejala........................................................................ 15

8.

Komplikasi ................................................................................. 15

9.

Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 15

10. Penatalaksanaan Medis .............................................................. 16


B. Konsep Dasar Asuhan Keperewatan ................................................. 17
1. Pengertian Asuhan Keperawatan..................................................17
2. Pengertian Proses Keperawatan....................................................17
a. Pengkajian ..............................................................................17
b. Konsep Tumbuh Kembang.....................................................19
c. Diagnosa Keperawatan.......................................................... 19
d. Perencanaan .......................................................................... 20
e. Implementasi ......................................................................... 28
f. Evaluasi ................................................................................. 28
g. Dokumentasi ..........................................................................31
BAB III LAPORAN KASUS ....................................................................... 32
A. Pengkajian........................................................................................32
1. Identitas....................................................................................... 32
2. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit ................................. 33
3. Riwayat Kesehatan .................................................................... 34
4. Pola Aktivitas Sehari-hari .......................................................... 37
5. Pola Interaksi Sosial ................................................................... 38
6. Kesehatan Sosial ....................................................................... 38
7. Keadaan Psikologi Selama Sakit/ Reaksi Hospitalisasi.............. 39
8. Pola Spiritual Sebelum Sakit .................................................... 39
9. Pemeriksaan Fisik..................................................................... 40
10.

Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 42

11.

Penatalaksanaan Medis ........................................................ 43

12.

Klasifikasi Data .................................................................... 43

13.

Analisa Data ......................................................................... 44

B. Daftar Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas Masalah ............ 45


C. Asuhan Keperawatan ...................................................................... 46
D. Catatan Perkembangan ................................................................... 56
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 64
A. Pengkajian ......................................................................................... 64
B. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 66
C. Perencanaan ...................................................................................... 67
D. Implementasi ..................................................................................... 72
E. Evaluasi ............................................................................................. 72
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 73
A. Kesimpulan ....................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................76
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

3.1 Saudara Kandung .................................................................................... 33


3.2 Pola Aktivitas Sehari-hari ....................................................................... 37
3.3 Pemeriksaan Laboraturium ..................................................................... 42
3.4 Penatalaksanaan Medis............................................................................ 43
3.5 Klasifikasi Data ....................................................................................... 43
3.6 Analisa Data ............................................................................................ 44
3.7 Asuhan Keperawatan .............................................................................. 46
3.8 Catatan Perkembangan Hari Pertama ..................................................... 56
3.9 Catatan Perkembangan Hari Kedua ........................................................ 60

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Saluran Pernapasan ................................................................... 8


3.1 Gambar Genogram.................................................................................. 36

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN ISTILAH

A
ANC
BB
BBL
BCG
BJ1
BJ2
CO2
Cm
DS
DO
DPT
D5 ns
E
GDA
Gr
HE
HCT / HT
HGB / HB
I
IV
IVFD
IWL
KCL
MCH
MCHC
MCV
MPV
Nacl
O
O2
P
PBL
PCT
PDW
PLT
R
RBC
RDW
RR
RSV
S

Analisa
Antenatal Care
Berat Badan
Berat Badan Lahir
Basillus Calmatto Guenin
Bunyi Jantung1
Bunyi Jantung2
Karbon Dioksida
Centi Meter
Data Subyektif
Data Obyektif
Diphteria Pertusis Tetanus
Dextrose 5% + Normal Saline
Evaliasi
Gas Darah Akhir
gram
Helium
Hematokrit
Hemoglobin
Intervensi
Intra Vena
Intravenous Fluid Drops
Indensible Water Loss
Kalium Klorida
Mean Corpuscular Hemoglobin
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
Mean Corpuscular Volume
Mean puscular Volume
Natrium Klorida
Obyektif
Oksigen
Plan of care
Panjang Badan Lahir
Procalcitonin
Platelet Distribution Width
Platelet
Revisi
Red Blood Cell
Red Cell Distribution Width
Respirasi
Respiratory Syncytial Virus
Subyektif

SB
SOAP
SOAPIER
TT
UGD
WBC
WHO
C

Suhu Badan
Subyektif Obyektif Analisa Plan of care
Subyektif Obyektif Analisa Plan of care Intervensi Evaluasi Revisi
Tetanus Toksoid
Unit Gawat Darurat
White Blood Cell
World Health Organization
Derajat Celcius

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi akut pada alat pernafasan terutama
pada bayi umur 2-6 bulan, menimbulkan obstruksi saluran nafas kecil,
disertai gejala batuk, wheezing, krepitasi, dan dapat mengakibatkan apnea.
Infeksi ini ditandai dengan obstruksi saluran Bronkiolitis karena terjadi
edema dan mucus berlebih (Widagdo, 2011)
Bronkiolitis sering mengenai anak usia di bawah satu tahun dengan
insiden tertinggi umur 6 bulan, Bronkiolitis yang terjadi di bawah umur satu
tahun kira-kira 12% dari seluruh kasus, sedangkan anak yang berumur 2
tahun sudah mulai menurun, yaitu sekitar setengahnya. Penyakit ini
menimbulkan morbiditas infeksi saluran pernafasan bawah terbanyak pada
anak. Penyebab yang paling banyak adalah Virus Respiratory Syncytial, kirakira 45-55% dari total kasus. Virus lain seperti Parainfluenza, Rhinovirus,
Adenovirus dan Enterovirus sekitar 20%. Bakteri dan mikroplasma sangat
jarang menyebabkan Bronkiolitis pada bayi. Sekitar 70% kasus Bronkiolitis
pada bayi terjadi gejala yang berat sehingga harus dirawat di Rumah Sakit,
sedangkan sisanya dirawat dipoliklinik.
Menurut WHO (2010), di seluruh dunia kira-kira ada 14 juta orang
menderita Bronkiolitis. Di Amerika Serikat sekitar 120.000 bayi dirawat

dengan Bronkiolitis pertahun. Umumnya Bronkiolitis menyerang pada anak


di bawah umur 2 tahun dengan kejadian tersering kira-kira usia 6 bulan.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010,
Bronkiolitis menduduki peringkat tujuh dengan proporsi 6,74%, penyebab
kematian seluruh kalangan usia. Di Indonesia sendiri daerah dengan jumlah
penderita terbanyak pada tahun 2010, adalah Provinsi Sulawesi Barat dan
Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus masing-masing 51,83% dan
49,89%. Di Propinsi Papua dengan jumlah kasus 37,65% (Dinkes, 2014)
Menurut data rekam medik yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah Jayapura bahwa jumlah kasus Bronkiolitis Akut pada tahun 2014
sebanyak 19 kasus, dan januari mei 2015 sebanyak 6 kasus.
Tingginya presentasi penyakit Bronkiolitis menyebabkan diperlunya
penanganan dan perawatan yang lebih intensif, cepat dan tepat dengan
didukung penggunaan teknologi yang lebih menitik beratkan askepnya pada
pembebasan jalan napas dari kotoran, pemberian oksigen, pemenuhan nurisi
dan hidrasi, mencegah komplikasi serta masalah-masalah yang meliputi biopsiko an spiritual denga kerjasama dengan instalasi kesehatan lain dalam
mengatasi segala masalah kesehatan klien serta menekan terjadinya akibat
yang lebih buruk. Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan
perawatan yang tepat merupakan tindakan utama dalam menghadapi pasien
Bronkiolitis untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan
pasien dapat segera sembuh kembali. Intervensi keperawatan yang utama
adalah mencegah ketidakefektifan jalan napas. Agar keperawatan berjalan

lancar maka diperlukan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainnya,
serta dengan melibatkan pasien dan keluarganya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dan latar belakang diatas
maka penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Keperawatan Pada By. N dengan Bronkiolitis Di
Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
C. Tujuan Penulisan
1.

Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien secara komprehensif
pada pasien dengan Bronkiolitis dengan menggunakan pendekatan
biologis - psikologis social dan spiritual.

2.

Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah penulis
a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif pada pasien By. N
dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum
Daerah Jayapura
b. Dapat menganalisa data serta menetapkan diagnosa keperawatan baik
aktual maupun potensial pada pasien By. N dengan Bronkiolitis Di
Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
c. Dapat merumuskan rencana keperawatan secara komprehensif pada
pasien By. N dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak Rumah
Sakit Umum Daerah Jayapura.

d.

Dapat mengimplementasikan rencana keperawatan pada pasien By.


N dengan Bronkiolitis

Di Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit

Umum Daerah Jayapura.


e.

Dapat melakukan evaluasi hasil tindakan pelaksanaan asuhan


keperawatan pada pasien By. N dengan Bronkiolitis Di Ruang
Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

f.

Mampu

mendokumentasikan

asuhan

keperawatan

secara

berkesinambungan pada pasien By. N dengan Bronkiolitis

Di

Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.


D. Manfaat Penulisan
Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
sebagai pemahaman tentang proses asuhan keperawatan khususnya pada
pasien By. N dengan Bronkiolitis, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi perkembangan
mutu dan pelayanan keperawatan, bagi instansi pendidikan Program D III
Keperawatan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
1.

Bagi Institusi Pendidikan


a. Lebih memicu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal mutu
dan kualitas pendidikan.
b. Meningkatkan

kualitas

wisudawan

dan

wisudawati

sehingga

mempunyai nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnus
alumnus perguruan tinggi yang lain.

c. Dapat menjalin hubungan kerjasama lintas program dengan instalasi


lainnya.
2.

Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura


a. Bantuan tenaga professional dari sejawat yang dapat di gunakan untuk
membantu pelaksanaan kerja.
b. Mendapatkan hasil evaluasi sehingga dapat di gunakan sebagai
motivasi untuk lebih bersemangat dalam berkompetensi.

3.

Bagi profesi Perawat


a. Sebagai penambah gairah teman sejawat dalam menulis asuhan
keperawatan secara komprehensif yang ada.
b. Meningkatkan asuhan profesi kita sebagai perawat yang professional.

4.

Bagi penulis.
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkhitis akut
b. Dapat

menuangkan

kreatifitas

melalui

penulisan

dan

dapat

membandingkan antara teori dengan kenyataan di lapangan yang di


hadapi.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah menggunakan metode Deskriptif melalui studi kasus, dan studi
kepustakaan dengan metode pendekatan asuhan keperawatan. meliputi tahap
pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi.

Dalam melakukan teknik pengumpulan data, perawat harus mempunyai


keterampilan berkomunikasi. Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan
komunikasi teraupetik yang terdiri dari empat fase, yaitu : fase pra-interaksi
dengan cara bina hubungan saling percaya, fase orientasi, fase kerja, dan fase
terminasi (Setiadi, 2012).
Adapun tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.

Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dalam Karya Tulis ini, yaitu
melakukan tanya jawab secara langsung kepada yang berkaitan dengan
kesehatan, dan proses keperawatan klien.

2.

Observasi-partisipatif
Mengamati keadaan umum, perkembangan penyakit pasien,
penatalaksanaan, dan pengobatan serta berperan serta aktif memberikan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

3.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan adalah keterampilan dasar yang digunakan dalam
melakukan pengkajian. Pemeriksaan fisik ini memungkinkan perawat
dalam mengumpulkan data fisik klien yang luas atau data dasar. Dalam
Karya Tulis ini metode yang digunakan yaitu metode head to toe
(pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari ujung kepala
hingga ujung kaki), untuk mendapatkan data obyektif berfokus pada
kemampuan fungsional pasien yang terdiri dari :

a.

Inspeksi yaitu melakukan observasi dengan menggunakan indra


penglihatan sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data berfokus
pada ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi simetris dengan
membandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan yang lainnya.

b.

Palpasi yaitu teknik yang menggunakan indra peraba untuk


mengumpulkan data, dan temperature, turgor, bentuk kelembaban,
vibrasi, dan ukuran.

c.

Perkusi

yaitu

suatu

pemeriksaan

dengan

mengetuk

untuk

membandingkan kiri, dan kanan pada setiap daerah permukaan


tubuh.
d.

Auskultasi yaitu pemeriksaan dengan mendengarkan suara yang


dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.

e.

Pendokumentasian yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

4.

Studi Literature
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan membaca, dan mempelajari
buku-buku referensi atau literatur lain tentang Bronkiolitis baik secara
umum maupun yang hanya berhubungan dengan anak.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Bronkiolitis
1.

Pengertian
Bronkiolitis adalah suatu kondisi terjadi terutama pada umur
kurang dari 6 bulan dan didahului dengan gejala pilek yang diikuti oleh
batuk iritatif serak, sukar bernafas, dan tidak mau makan. (Insley, 2005).
Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang
sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering
pada usia 6 bulan. (Ngastiyah, 2005).
Bronkiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah
yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai
edema membran mukosa yang melapisi dinding bronkioli, ditambah
infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang menimbulkan obtruksi
jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002)
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada
saluran nafas kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2
tahun dengan insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2006).

2.

Anatomi fisiologi
a. Anatomi saluran nafas

GAMBAR 2.1 ANATOMI SALURAN NAFAS

b. Organ-organ Pernafasan :
1) Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang,
dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
berfungsi untuk menyaring dan menghangatkan udara.
2) Tekak (faring)
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
terdapat didasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut
setelah depan ruang tulang leher. Terdapat epiglotis yang berfungsi
menutup laring pada waktu menekan makanan.
3) Laring (pangkal tenggorok)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
4) Trakea (batang tengkorak)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel bersilia yang
berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama udara. Percabangan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.

5) Bronkus (cabang tenggorokan)


Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada
ketinggian vertebra torakalis IV dan V.
6) Paru-Paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung hawa (alveoli). Alveoli ini terdiri dari selsel epitel yang endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya 90
meter persegi, pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara.
3.

Fisiologi Saluran Nafas


Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara yang
mengandung oksigen

dan menghembuskan

udara

yang banyak

mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun
guna dari pernafasan yaitu mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke
seluruh tubuh untuk pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari
pembakaran yang dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang,
menghangatkan dan melembabkan udara. Pada dasarnya sistem
pernafasan

terdiri

dari

suatu

rangkaian

saluran

udara

yang

menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler


alveoli. Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memasukkan udara
kedalam paru-paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi
mekanis pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut
sebagai ventilasi atau bernafas. Kemudian adanya pemindahan O2 dan
CO2 yang melintasi membran alveolus-kapiler yang disebut dengan

difusi sedangkan pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapilerkapiler dan sel-sel tubuh yang disebut dengan perfusi atau pernafasan
internal.
Proses bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu
kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Bernafas
diatur oleh otot-otot pernafasan yang terletak pada sumsum penyambung
(medulla oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah
dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Ekspirasi
terjadi pada saat otot-otot mengendor dan rongga dada mengecil. Proses
pernafasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga
pleura dan paru-paru.
Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan dan karbon dioksida dikeluarkan ke
udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama
adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar
paru-paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa
aspek yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi
eksterna) dan antara darah sistemik dengan sel-sel jaringan, distribusi
darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi
udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi kimia, fisik dari oksigen dan
karbondioksida dengan darah. Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana
metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi dan karbon dioksida yang

terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel akan dikeluarkan oleh


paru-paru. (Hidayat, 2006)
4. Etiologi
Bronkiolitis akut sebagian besar disebabkan oleh respiratory
syncytial virus (50%). Penyebab lainnya ialah para influenza virus,
mycoplasma pneumonial, adenovirus. (Mansjoer, 2006)
5.

Patofisiologi
Dengan adanya invasi virus ini, menyebabkan timbulnya suatu
peradangan sehingga terjadi edema atau pembengkakan pada mukosa,
akumulasi sekret atau lendir yang menyebabkan obstruksi saluran nafas
sehingga terjadi penyempitan lumen pada bronkiolus. Dengan adanya
obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama inspirasi
dan ekspirasi. Tetapi, karena radius saluran nafas lebih kecil selama fase
ekspirasi maka terdapat mekanisme klep, sehingga udara akan
terperangkap. Hal ini akan menyebabkan hiperinflasi pada paru yang
merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorpsi oleh karena terjadi
kontriksi dan dapat menyebabkan atelekfasis. Proses ini juga dan
ventilasi berkurang (Mansjoer, 2006).

6.

Pathway
Respiratory Syncytial Virus (RSU)

Menyerang / menginfeksi saluran pernafasan atas

Menimbulkan edema dan akumulasi sekret/lendir

Peradangan
Obstruksi
Suhu tubuh meningkat

Hipertermi

- Anoreksia
- Penurunan
BB

Batuk
Pilek
Sesak
Rhonci
Wheezing

Kontriksi pada
bronkiolus selama
ekspirasi

Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Hiperinflasi pada paru


Cairan tubuh
mengalami penguapan

Bersihan jalan
nafas tak efektif
Atelektasis

Kekurangan volume
cairan

Ansietas
Kerusakan
pertukaran gas

Hypoxsia
Sumber : Ngastiyah (2005)

Kurang
pengetahua
n
Terjadi asidosis dan
alkalosis respiratori ringan

7.

Tanda dan Gejala


Bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas disertai dengan batuk pilek untuk beberapa hari biasanya
tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya subfebris. Anak mulai
mengalami sesak nafas, makin lama makin hebat. Pernafasan dangkal
atau cepat disertai dengan serangan batuk. Terlihat juga pernafasan
cuping hidung disertai retraksi interkostal dan suprasternal, anak menjadi
gelisah dan cyanosis. Pada pemeriksaan terdapat suara perlusi
hipersonor, ekspirasi memanjang disertai dengan mengi (wheezing).
Ronchi nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akhir ekspirium
atau pada permulaan ekspirium. Pada keadaan yang berat sekali, suara
pernafasan hampir tidak terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir
total. Selain itu bronkiolus dapat menyebabkan cyanosis dan tidak dapat
makan. (Ngastiyah, 2005)

8.

Komplikasi :
Menurut Mandal (2008)
1.

Pada RSV primer, 1% kasus membutuhkan perawatan di Rumah


Sakit.

2.

Kompilasi utama adalah : gagal nafas, apnea, hipoksia dan


bronkiolitis obliteran

9.

Pemeriksaan Diagnostik (Mansjoer, 2006)


a. Foto rontgen menunjukkan hiperinflasi dan atelektasis
b. Pemeriksaan darah, Hb dan Ht meningkat

c. Analisis gas adalah hiperkarbia sebagai tanda air trapping,

asidosis

metabolik atau respiratorik.


10. Penatalaksanaan Medis (Mansjoer, 2006)
a. Pemberian oksigen 1-2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda
hipoksemia seperti : gelisah dan cyanosis.
b. Cairan intravena (IVFD), biasanya diperlukan campuran dektrose 10%
: NaCl 0,9% = 3:1 + KCL 10Meq/500 ml cairan
c. Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi :
1) Bronkiolitis community base (Ampisilin 100 mg/kg BB/ hari,
letoramfenikol 75 mg/kg BB/hari)
2) Bronkolitis hospital base (Sefatoksin 100 mg/kg BB/hari,
Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari)
d. Steroid
e. Bronkodilator (ventolin) diberikan pada kondisi sekret yang
kental.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Bronkiolitis


Konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien Bronkiolitis
1.

Pengertian Asuhan Keperawatan


Asuhan

keperawatan

adalah

bantuan,

bimbingan,

penyuluhan,

pengawasan atau perlindungan atau yang diberikan oleh seorang perawat


untuk

memenuhi

kebutuhan-kebutuhan

pasien

(Standar

Praktek

Keperawatan DEPKES, 2005).


2.

Pengertiaan Proses Keperawatan


Menurut (Nursalam,2005) proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan, hal ini bisa disebut
sebagai pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu, teknik dan
keterampilan interpersonal dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kliem/
keluarga klien.Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk
membentuk suatu kerangka konsep bedasarkan kebutuhan individu,
keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi. Proses ini di tunjukan untuk
memenuhi tujuan asuhan keperawatan yaitu untuk mempertahankan
kesehatan pasien keadaan yang normal. (Nursalam,2005).
Proses keperawatan /langka-langkah dalam asuhan keperawatan terdiri
dari 5 tahap, yaitu :
a.

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. Pengkajian adalah dasar

utama dari proses keperawatan. Pada tahap ini akan dilaksanakan


pengumpulan data, penganalisaan data, perumusan masalah dan
diagnosa keperawatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien,
Bronkiolitis adalah : tanda-tanda distres pernafasan (nafas cepat,
dyspnea, tarikan dada, cuping hidung, cyanosis) selama fase akut,
selain itu data yang bisa didapat pada pasien bronkiolitis yaitu : data
subyektif seperti : orang tua mengeluh anaknya sesak nafas, batuk,
bernafas dengan cepat (takipnea), tidak mau makan dan orang tua
mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Data obyektif didapat
data cyanosis, batuk-batuk, nafas cuping hidung, demam ringan,
bernafas dengan cepat (takipnea, wheezing, ronchi, retraksi otot dada)
pada pemeriksaan darah Hb dan Ht meningkat, fotorontgen
menunjukkan hiperinflasi dan atelektasis.
Menurut

Suryadi (2010) focus pengkajian keperawatan pada

bronkiolitis adalah :
1. Kaji tanda-tanda distess pernafasan selama face akut
2. Kaji adanya suara atau bunyi nafas tambahan
3. Kaji saturasi oksigen melalui oximeter
4. Kaji tanda-tanda dehidrasi
5. Kaji adanya batuk yang tidak efektif
6. Kaji system kardiovaskuler

Dan melakukan pula pengkajian pola fungsional menurut Gordon.


Sebagai data tambahan untuk menegakkan diagnose keperawatan.
b. Konsep Tumbuh kembang
Menurut Sigmund Freud anak usia 1 tahun 4 bulan berada pada
fase anak yaitu: pada tahap anak (usia 1 sampai 3 tahun) wilayah anak
menjadi fokus ketertarikan seksual mereka.
Menurut Sowden pertumbuhan dan perkembangan anak toddler (13 Tahun) yaitu :
a. Berat badan : berat badan toddler bertambah sebesar 2,2kg per
tahun
b. Tinggi badan : tinggi badan meningkat kira-kira 7,5 cm/tahun
c. Lingkar kepala : lingkar kepala meningkat 2,5 cm/tahun
c.

Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
aktual/potensial terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan.
Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan diagnosa
keperawatan menurut (Doengoes, 2007 dan Lynda Juall, 2005).
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan
meningkatnya produksi lendir.
2) Bersihan

jalan

nafas

tak

meningkatnya sekresi sekret.

efektif,

berhubungan

dengan

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan


yang tanpa disadari (IWL) secara berlebihan melalui ekhalasi dan
menurunnya intake.
4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan meningkatnya metabolisme anoreksia.
6) Ansietass orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang kesehatan anak.
7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
mengenai perawatan anaknya.
d. Perencanaan
Perencanaan perawatan diawali dengan menentukan prioritas
bardasarkan Ancaman kehidupan dan kesehatan menurut Griffth
Kenney Christensen (Wartonah, 2006). Maka dari itu ditemukan
prioritas yaitu :
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan
meningkatnya produksi lendir.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan meningkatnya
sekresi sekret.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan
yang tanpa disadari (IWL) secara berlebihan melalui ekhalasi dan
menurunnya intake.
4) Hipetermi berhubungan dengan proses infeksi

5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan meningkatnya metabolisme, anoreksia.
6) Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi
7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai perawatan anaknya.
Rencana perawatan adalah penetapan intervensi untuk mengurangi
menghilangkan dan mencegah masalah Keperawatan. Rencana
keperawatan

dibuat

berdasarkan

diagnose

keperawatan

(Doenges,2005)
Perencanaan perawatan diawali dengan menentukan prioritas
bardasarkan Ancaman kehidupan dan kesehatan menurut Griffth
Kenney Christensen (Wartonah, 2006). Maka dari itu ditemukan
prioritas yaitu:
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan
meningkatnya produksi lendir.
a) Auskultasi area paru
Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi
dengan cairan.
b) Auskultasi bunyi nafas (frekuensi dan kedalaman pernafasan,
penggunaan otot bantu dan pergerakan otot.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal, dispnea dan gerakan
dada

tidak

simetris

sering

terjadi

ketidaknyamanan dinding dan cairan paru.

karena

c) Observasi keabu-abuan menyeluruh dan cyanosis pada jaringan


hangat seperti daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah.
Rasional : menunjukkan hipoksemia sistemik
d) Beri posisi semi fowler/tinggikan kepala tempat tidur sesuai
kebutuhan toleransi pasien.
Rasional : Meningkatnya ekspansi dada maksimal membuat
mudah bernafas yang meningkatnya kenyamanan
pasien.
e) Kaji toleransi aktivitas
Rasional : Hipoksemia

menurunkan

kemampuan

untuk

berpartisipasi dalam aktivitas tanpa dispnea berat,


takikardia dan disritmia.
f) Observasi Vital sign terutama nadi
Rasional : Takikardi takipnea dan perubahan pada tekanan
darah terjadi dengan beratnya hipoksemia dan
asidosis.
g) Kolaborasi, awasi seri GDA/Nadi Oksimetri
Rasional : Hipoksemia ada berbagai derajat, tergantung pada
jumlah obstruksi jalan nafas, fungsi kardiopulmonal
dan ada / tidaknya syok.
h) Kolaborasi Pemberian oksigen
Rasional : memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran
gas.

2) Bersihan

Jalan

Nafas

tak

efektif

berhubungan

dengan

meningkatnya sekresi skret/lendir.


Tujuan : jalan nafas efektif
Intervensi :
a) Auskultasi area paru
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi
dengan cairan.
b) Auskultasi bunyi nafas kaji frekuensi / kedalaman pernafasan
dan pergerakan dada.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada
tidak

simetris,

sering

terjadi

karena

ketidaknyamanan dinding dada dan cairan paru.


c) Observasi vital sign terutama respirasi tiap 4 jam.
Rasional : membantu mengetahui perkembangan pasien
d) Beri posisi fowler / semi fowler sesuai kebutuhan toleransi
pasien
Rasional : memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan kuat
serta menurunkan ketidaknyamanan dada.
e) Kolaborasi dalam pemeriksaan DL tiap hari
Rasional : mengetahui perkembangan kondisi pasien

f) Berikan minuman air hangat


Rasional : air hangat memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

g) Delegatif atau kolaboratif dalam pemberian obat bronkodilator


sesuai indikasi
Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan
memobilisasi sekret.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan
Tujuan : cairan adekuat
Intervensi :
a) Kaji perubahan vital
Rasional : peningkatan

suhu/memanjangnya

demam

meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan


melalui evaporasi.
b) Observasi tanda-tanda dihidrasi yaitu tugor kulit, kelembaban
membran mukosa.
Rasional : indikator langsung keadekuatan volume cairan.
c) Memonitor intake dan output cairan
Rasional : memberikan informasi tentang keadekuatan volume
cairan dan kebutuhan penggantian.
d) Berikan cairan parenteral
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan
resiko dehidrasi.

4) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


Tujuan : temperatur tubuh dalam batas normal (36-37oC)
Intevensi :
a) Memonitori suhu tubuh tiap 6 jam.
Rasional : peningkatan

suhu/memanjangnya

demam

meningkatkan laju metabolik.


b) Tingkatan intake cairan supaya adekuat
Rasional : peningkatan

pemberian

cairan

menurunkan

peningkatan suhu tubuh.


c) Beri kompres hangat
Rasional : menurunkan suhu tubuh lewat vasodilatasi dan
pemindahan panas dari tubuh keluar tubuh.
d) Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai program
Rasional : digunakan sebagai alat penurun panas.
5) Perubahan Nutrisi berhubungan dengan anoreksia sekunder
terhadap infeksi.
Tujuan : Nutrisi anak adekuat
Intervensi :
a) Identifikasi penyebab anoreksia
Rasional : pilihan intervensi tergantung penyebab masalah.
b) Beri makanan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat
Rasional : meningkatkan masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali

c) Kaji kemampuan anak untuk makan


Rasional : mengetahui kemampuan anak dalam menghabiskan
makanan yang diberikan.
d) Observasi masukan makanan tiap hari
Rasional : mengetahui masukan kalori atau kualitas kekurangan
asupan makanan.
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi mal nukomsumsi
makanan
e) Delegatif dalam pemberian cairan IVFD
Rasional : Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
6) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang kesehatan anak
Tujuan : cemas berkurang
Intervensi :
a) Kaji tingkat kecemasan dan pengetahuan orang tua tentang
penyakit dan perawatan anaknya.
Rasional : Mempengaruhi

kemampuan

keluarga

untuk

menggunakan pengetahuan.
b) Beri HE tentang keadaan dan cara perawatan anaknya.
Rasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan
keluarga dan dapat memahami keadaan anaknya.

c) Beri motivasi atau dorongan pada keluarga


Rasional : Meningkatkan

proses

belajar,

meningkatkan

pengambilan keputusan dan mencegah ansietas


berhubungan dengan ketidaktahuan
d) Libatkan keluaraga dalam perawatan pasien
Rasional : Kelurga mengetahui cara perawatan pasien serta
keluarga kooperatif.
e) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Rasional : Informasi dapat meningkatkan koping keluarga
membantu

menurunkan

ansietas

dan

masalah

berlebihan.
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai perawatan anaknya
Tujuan

: keluarga tahu tentang penyakit anaknya

Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua, tentang penyakit dan
perawatan anak.
Rasional : mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan orang
tua mengenai penyakit dan perawatan anak.
b) Beri HE tentang keadaan cara perawatan pasien
Rasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan
keluarga dan dapat memahami keadaan anaknya.

c) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal


yang belum diketahui.
Rasional : keluarga bisa memperoleh informasi yang lebih
jelas.
d) Lakukan evaluasi setelah memberi penjelasan pada keluarga.
Rasional : mengetahui apakah keluarga sudah benar-benar
mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
e.

Implementasi
Implementasi / pelaksanaan realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon
klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru (Nikmatur, 2012).
Tahapan implementasi ada 3 yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap sesudah pelaksanaan

f.

Evaluasi
Evaluasi adalah

penilaian

dengan

cara

membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang di amati) dengan tujuan dan


kriteria hasil yang di buat pada tahap perencanaan (Nikmatur, 2012).
Tujuan Evaluasi yaitu mengakhiri rencana tindakan keperawatan
dan memodifikasi rencana tindakan keperawatan (Nikmatur, 2012).

Menurut Potter (2005) ada tiga alternatif yang dapat dicapai oleh
perawat dalam menentukan sejauh mana yang diterapkan itu tercapai:
yaitu tujuan tercapai, tujuan sebagian tercapai, tujuan tidak tercapai.
Komponen evaluasi :
a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria standar.
d. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
(Potter, 2005).
Menurut Potter (2005) tipe tipe pernyataan evaluasi :
a.

Pernyataan evaluasi formatif


Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera
pada saat / setelah dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada
catatan perawatan.

b.

Pernyataan evaluasi sumatif


Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan
perkembangan.
Menurut Potter (2005) pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap
yaitu SOAP atau SOAPIER :
S = Subyektif : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh
pasien biasanya data ini berhubungan dengan kriteria hasil

O = Obyektif : Hasil pemeriksaan terkhir yang dilakukan oleh


perawat biasanya data ini juga berhubungan dengan kriteria
hasil.
A = Analisa : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah
kebutuhan pasien telah terpenuhi atau tidak
P = Plan of Care : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan terhadap pasien.
I = Intervensi : tindakan perawat untuk mengatasi masalah yang
ada
E = Evaluasi : evaluasi terhadap tindakan keperawatan
R = Revisi
Menurut Potter (2005) hasil evaluasi :
a. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan
dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.

g.

Dokumentasi
Menurut Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan
tentang kejadian atau aktivitas yang autentik dengan membuat catatan
tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan
yang dilakukan perawat terhadap klien mulai dari pengkajian hingga
evaluasi.
Menurut Nursalam (2007) karakteristik dokumentasi :
a. Ditulis oleh perawat, rencana tindakam keperawatan disusun dan
ditulis oleh perawat profesional yang mempunyai pendidikan dasar
yang memadai.
b. Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan klien.
c. Diletakkan di tempat yang strategis / mudah didapat.
d. Informasi yang baru.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk Rumah Sakit / jam

: 07 Mei 2015 / 00.30 WIT

Pengkajian tanggal / jam

: 07 Mei 2015 / 08.00 WIT

Nomor Rekam Medik

: 407134

Ruang/Kelas

: Kanak-kanak/III

Diagnosa Masuk

: Bronkiolitis\

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Klien
Nama

: By. N

Tanggal lahir

: 13 Desember 2014

Usia

: 4 Bulan

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Anak yang ke

: Ketiga

b. Orang tua
1) Ayah
Nama

: Tn. F

Umur

: 31 Tahun

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: PNS POLRI

Agama

: Kristen Potestan

Suku/Bangsa

: Biak/Indonesia

Alamat

: APO

2) Ibu
Nama

: Ny. Y

Umur

: 30 Tahun

Pekerjaan

: IRT

Pendidikan

: SMA

Agama

: Kristen Protestan

Suku/ Bangsa

: Biak

Alamat

: APO

c. Saudara kandung
Tabel 3.1 Saudara kandung
No.

Umur/Jenis Kelamin

Pendidikan

Status Kesehatan

1.

6 tahun/ Perempuan

TK

Sehat

2.

3 tahun/Laki-Laki

Belum sekolah

Sehat

2. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit


a. Alasan MRS : batuk sudah 1 minggu, sesak, demam 3 hari yang lalu,
kemudian orang tua pasien membawa ke UGD Rumah Sakit Umum
Daerah Jayapura.
b. Data saat dikaji: pasien tampak sesak RR : 110x/menit, batuk kadangkadang, demam SB : 38,2C, mencret

c. Riwayat keluhan: Orang tua klien mengatakan klien di rumah demam,


batuk kadang-kadang, sesak, muntah 2x dan tidak nafsu makan sudah
tiga hari, dan mencret 3x sehari
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 7 Mei 2015 orang tua klien mengatakan klien di rumah
demam, batuk , sesak, muntah 2x dan tidak nafsu makan sudah tiga
hari, saat di UGD Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura klien di
diagnosa Bronkiolitis.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Orang tua klien mengatakan anaknya pernah batuk, pilek. Orang tua
klien juga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah dioperasi, tidak
memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan, obat, udara maupun alergi
debu.
1.

Prenatal care
a. Usia kehamilan

: 9 bulan

b. Kesehatan ibu pada saat hamil: Pernah batuk


c. ANC:
1. Dokter/ Bidan/ Tidak

: Bidan

2. Jumlah kunjungan

: 6x di Puskesmas Imbi

d. Imunisasi TT

: 2x

e. Tablet tambah darah

: ada

2.

Natal
a. Penolong persalinan

: Dukun

b. Apgar score

3.

1.Tangisan

: Segera menangis

2.Warna kulit

: Merah

3.Gerakan

: Aktif

4.Nilai APGAR Skor

:6/8

c. Tempat

: Rumah

d. Perdarahan

: Tidak terkaji

e. Komplikasi

: Tidak ada

Neonatal
a. Kondisi bayi
1. BBL/PBL

4.

: Tidak terkaji

b. Cara Lahir

: Spontan

c. Air ketuban

: Jernih

Riwayat Imunisasi :
a. BCG

: 1x

b. DPT

: belum

c. Polio

: belum

d. Hepatitis B : belum
e. Campak
5.

: belum

Riwayat tumbuh kembang:


a. Perkembangan pada usia anak

1) Berguling

: belum bisa

2) Tengkurap

: bisa

3) Merangkak

: belum bisa

4) Berdiri

: belum bisa

5) Berjalan

: belum bisa

6) Berbicara

: belum bisa

b. Pemberian makanan tambahan


1) Pertama kali pada usia : 2 bulan
2) Jenis makanan
3) Masalah
6.

: Pisang
: Tidak ada

Riwayat kesehatan keluarga :


Orang tua klien mengatakan bahwa penyakit yang biasanya diderita
oleh keluarganya adalah malaria dan kakek klien mengalami batukbatuk yang sudah bertahun-tahun dan belum sembuh.
Gambar 3.1 Genogram

31thn

6thn

3 thn

30thn

Keterangan gambar :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Tinggal satu rumah
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Meninggal Dunia
?

= Tidak diketahui

4. Pola Aktifitas Sehari-Hari


Tabel.3.2 Pola aktifitas sehari-hari
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
1.
2.
3.
4.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
1.
2.

Pola Nutrisi
Frekuensi makan
Waktu Makan
Jenis Makanan
Porsi
Nafsu Makan
Mual/Muntah
Masalah
Pola Cairan dan
Elektrolit
Frekuensi minum
Jumlah
Jenis Minuman
Masalah
Pola Eliminasi BAB
Frekuensi
Jumlah
Konsistensi
Warna/Bau
Darah/Lendir
Masalah
Pola Eliminasi BAK
Frekuensi
Jumlah

Sebelum Sakit
3x sehari
Pagi, siang, malam
Asi, bubur bayi
1 porsi
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
5x sehari
200 cc
Asi, susu formula
Tidak ada
Sebelum Sakit
2 - 3x sehari
Tidak terkaji
Lunak
Kuning/khas
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
12x sehari
Tidak terkaji

Selama sakit
2x sehari
Pagi,malam
Asi, Bubur bayi
porsi
Kurang baik
Ada 2x
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Selama sakit
3x sehari
Tidak terkaji
asi
Kekurangan volume cairan
Selama sakit
1x sehari
1 0ns
Cair
kecoklatan/ khas
Berlendir
Selama sakit
Tidak terkaji
Tidak terkaji

3.
4.
D.

Warna/Bau
Masalah
Pola Istirahat/Tidur

Kuning/ bau
Tidak ada

Tidak terkaji
Tidak ada

Sebelum Sakit

Selama sakit

2-4 jam

1.

Tidur siang

2.

Tidur malam

10-12 jam

Yang memudahkan Tidur


Penggunaan Obat
Masalah
Personal Hygiene
Mandi
Kebersihan Kuku
Kebersihan Gigi
Kebersihan Kulit
Masalah

Digendong
Tidak ada

1/2-2 jam sering terbangun


karena demam dan batuk
6-8 jam sering terbangun
karena demam dan batuk
Digendong
Tidak ada

Sebelum Sakit
2x Sehari
Bersih
Belum punya gigi
Bersih
Tidak ada

Selama Sakit
2x Sehari dengan lap badan
Bersih
Belum punya gigi
Bersih
Defisit personal hygiene

3.
4.
5.
E.
1.
2.
3.
4.
5.

5. Pola Interaksi Sosial


a. Dengan Orang terdekat:
Orang yang terdekat dengan pasien adalah ibu pasien
b. Dalam Keluarga:
Sebelum sakit pasien sering bermain bersama kakaknya
c. Dalam Lingkungan Masyarakat:
Orang tua pasien mengatakan pasien sering dibawa bermain bersama
anak tetangga
1. Masalah: Tidak terdapat masalah
6. Kesehatan sosial
Keadaan Rumah dan Lingkungan
a. Keadaan Rumah/Status Rumah

: Rumahnya berada di pinggir jalan

yang sangat berdebu/Rumah milik pribadi


b. Jumlah/Penghuni dalam Rumah

: 5 Orang

c. Ventilasi

: Ada

d. Ayah pasienn memiliki kebiasaan merokok, baik di dalam rumah


maupun di luar rumah
7. Keadaan Psikologi Selama Sakit / Reaksi Hospitalisasi
a. Cemas:
Orang tua tampak khawatir dengan kondisi anaknya, bertanya pada
perawat tentang penyakit anaknya, dan kapan bisa pulang ke rumah,
pasien tampak gelisah dan rewel.
b. Interaksi dengan petugas kesehatan : Baik
c. Interaksi dengan pasien lain

: Baik

d. Harapan-harapan:
Orang tua klien mengatakan berharap anaknya bisa sembuh dan pulang
berkumpul bersama keluarga kembali.
8. Keadaan Spiritual Sebelum Sakit
a. Agama yang dianut: Pasien menganut agama kristen protestan
b. Aktifitas dalam keagamaan: Orang tua pasien mengatakan sering
mendoakan pasien
c. Selama sakit: Orang tua pasien mengatakan sering mendoakan pasien
selama dirumah sakit.

9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum

: Sedang

b. Kesadaran

: Compos Mentis

c. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan

: 38,2C

2) Respirasi

: 110 kali/ menit

3) Nadi

: 120 kali/ menit

4) Lingkar Kepala

: 41 cm

5) Lingkar Dada

: 42 cm

6) Lingkar Perut

: 37 cm

7) BB Sebelum dirawat

: 6500 gr

8) Selama dirawat

: 6500 gr

c. Keadaan Kepala
1) Rambut

: Hitam dan lurus

2) Bentuk kepala

: Oval

3) Kebersihan

: Tampak bersih

4) Distribusi

: Merata

5) Kelainan

: Tidak ada

d. Hidung
1) Bentuk

: Simetris kanan dan kiri

2) Kebersihan

: Bersih

3) Haluaran

: Tidak ada

4) Fungsi pernapasan

: Tampak sesak napas ( 110x/menit)

5) Kelainan

: Tidak ada

6) Terpasang O2 Nasal 2 Liter/menit.


7) Cuping hidung

: Ada

e. Telinga
1) Bentuk

: Simetris kanan dan kiri

2) Kebersihan

: Tampak bersih

3) Haluaran

: Tidak ada

f. Mata
1) Bentuk

: Simetris kanan dan kiri

2) Kebersihan

: Tampak bersih

3) Haluaran

: Tidak ada

g. Mulut
1) Kebersihan

: Tampak bersih

2) Bibir

: Tampak pucat

3) Gigi

: Belum ada

h. Leher
1) Bentuk

: Simetris

2) Kelenjar Tiroid

: Tidak teraba

3) Kelenjar Limfe

: Tidak teraba

i. Dada
1) Bentuk

: Simetris kiri dan kanan

2) Bunyi Jantung

: BJ1, BJ2

3) Bunyi paru

: wheezing

4) Tampak menggunakan otot bantu pernapasan


j. Abdomen
1) Bentuk

: Datar

2) Peristaltik Usus

: Ada

3) Turgor

: <3 detik

4) Kelainan

: Tidak ada

k. Ekstremitas
1) Atas

: Tangan kanan terpasang IVFD D5

2) Bawah

: Tidak terdapat masalah

3) Kelainan

: Tidak ada

NS

l. Kelamin
1) Laki-laki/perempuan

: Laki-Laki

2) Kelainan

: Tidak ada

10. Pemeriksaan Penunjang


Tabel 3.3 Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 7 Mei 2015
Jenis Pemeriksaan
WBC (lekosit)
RBC (erytrosit)
HGB (hemoglobin)
HCT (hematokrit)
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT(trombosit)
MPV
PCT
PDW

Hasil
19.7
4.38
8.9
28.3
79
26.9
34.2
16.8
650
8.2
0.469
15.0

Nilai Normal
4.0-10.0
3.8-6.5
11.5-17
37-54
80-100
27-32
32-36
11-16
150-500
6-11
0.150-0.500
11.0-18.0

Satuan
x 103/mm3
x 103/mm3
g/dl
%
m
Pg
g/dl
%
x 103/ml
m3
%
%

11. Penatalaksanaan Medis


Tabel 3.4 Penatalaksanaan medis Tanggal 7 Mei 2015
Jenis Terapi
IVFD D5 NS
Ampicilin
Cefotaxime
Sanmol
Oksigen Nasal
Nebulizer

Dosis
24 Tetes/ Menit (mikro)
3 x 200 g
3 x 200 g
100 mg
2 Liter/menit
per 8 jam

Cara Pemberian

Waktu

IV
IV
Drip

08.00, 16.00, 20.00


08.00, 16.00, 20.00
Kalau panas
08.00, 16.00, 00.00

12. Klasifikasi Data


Tabel 3.5 Klasifikasi data
Data Subjektif
Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya Batuk kadang-kadang,
sesak,
muntah
- Anaknya rewel dan gelisah
- Tinggal bersama suami dan ketiga anaknya.
- Rumahnya berada di pinggir jalan yang sangat
berdebu.
- Ayah klien memiliki kebiasaan merokok, baik
di dalam rumah maupun di luar rumah.
- Keluarga ingin agar klien dirawat hingga
sembuh dan dapat berkumpul kembali
bersama keluarga yang lainnya dan bermain
bersama saudaranya
- Anaknya tidur malam 6-8 jam sering
terbangun karena demam dan batuk
- Mandi 2x Sehari dengan lap badan
- Bertanya tentang penyakit dan kondisi
anaknya

Data Objektif
Klien Tampak:
- Tanda-Tanda Vital
Suhu Badan : 38,2c
Respirasi
: 110 Kali/ Menit
Nadi : 120 Kali/ Menit
Lingkar Kepala
: 41 Cm
Lingkar Dada : 42 Cm
Lingkar Perut : 37 Cm
BB
: 6,5 Kg
- Terdengar
Wheezing
Pada
Seluruh Area Paru
- Tampak Sesak
- Tampak Mengguanakan Otor
Bantu Pernapasan
- Cuping Hidung
- Bibir Pucat
- Orang Tua Tampak Khawatir
Dengan Kondisi Anaknya,
- Bertanya Tentang Penyakit Dan
Kondisi Anaknya
- Pasien Gelisah Dan Rewel
- Pasien Terpasang :
IVFD D5 NS 24 tpm
Oksigen 2 liter/menit

13. Analisa Data


Tabel 3.6 Analisa Data
No
1

Data
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya demam
- Anaknya rewel dan gelisah
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
- Suhu badan : 38,2C
- Hasil Laboraturium pada tanggal 7
Mei 2015:
WBC: 19,0 x103/mm3
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya sesak
- Batuk kadang
- Rumahnya berada di pinggir jalan
yang sangat berdebu.Ayah klien
memiliki kebiasaan merokok, baik di
dalam rumah maupun di luar rumah.
DO: pasien tampak:
Klien tampak:
- Tanda-tanda vital:
Respirasi
: 110 kali/ menit
- Terdengar wheezing pada seluruh
area paru
- Tampak sesak
- Batuk kadang-kadang
- Tampak Mengguanakan Otot Bantu
Pernapasan
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Dipuasakan
- Muntah 1x
DO: Pasien tampak:
- Lingkar Kepala : 41 cm
Lingkar Dada : 42 cm
Lingkar Perut
: 37 cm
BB
: 6,5 Kg
- Bibir pucat
- Warna BAB coklat, bau khas dan
berlendir
- Pasien Terpasang :
IVFD D5 NS 24 tpm
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Orang tua klien mengatakan berharap
anaknya bisa sembuh dan pulang
berkumpul
bersama
keluarga
kembali.
- Bertanya tentang penyakit dan
kondisi anaknya
DO: Orang tua tampak:
- Orang tua tampak khawatir dengan
kondisi anaknya
- Bertanya tentang penyakit dan

Masalah
Hipertemi

Penyebab
Peradangan

Ketidakefektifan
bersihan jalan napas

- batuk
- pilek
- sesak
- rhonci
- wheezing

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

- Anoreksia
- Penurunan
BB

Cemas

Kuranya
paparan
informasi

kondisi anaknya
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya tidur siang 1/2-2 jam sering
terbangun karena demam dan batuk
- Anaknya tidur malam 6-8 jam sering
terbangun karena demam dan batuk
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
Respirasi
: 110 kali/ menit
- Tampak sesak
- Batuk kadang-kadang
- Cuping hidung
DS: Orang tua pasien mengatakan
anaknya:
- Batuk ka
- Sesak

Gangguan pola
tidur

- batuk
- sesak

Pola nafas tidak


efektif

- batuk
- sesak
- wheezing

DO: Pasien tampak:


- Tanda-tanda vital
Respirasi
: 110 kali/ menit
- Terdengar wheezing pada seluruh
area paru
- Tampak sesak
- Batuk kadang-kadang
- Cuping hidung

B. Daftar Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas Masalah


1. Hipertemi berhubungan dengan reaksi inflamasi
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan ekspansi paru,
penumpukan sekret
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan atelektasis
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk, sesak
6. Cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi

C. Asuhan Keperawatan
Nama

: By. N

Tanggal Masuk/Jam

: 7 Mei 2015 / 00.30 WIT

Umur

: 4 Bulan

Tanggal Pengkajian/Jam

: 7 Mei 2015 / 08.00 WIT

Jenis Kelamin : Laki-Laki

No. Rekam Medis

: 407134

Alamat

Ruangan

:Kanak-kanak

Diagnosa Medis

: Bronkiolitis

: APO

Tabel 3.7 Asuhan Keperawatan


No

Diagnosa Keperawatan

1
1

2
Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi inflamasi
yang ditandai dengan :
DS: Orang tua pasien
mengatakan:
- Anaknya demam
- Anaknya rewel dan
gelisah
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
- Suhu badan : 38,2C
- Hasil
Laboraturium
pada tanggal 7 Mei
2015:

Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
3
4
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Kompres
klien
keperawatan selama
menggunakan
air
1x 8jam peningkatan
hangat
suhu tubuh klien
dapat
tertangan
dengan kriteria hasil
:
1. Tidak panas
2. Anjurkan pada orang
2. Suhu dalam batas
tua untuk mengganti
normal:
pakaian
kering dan
36,5-37,5C
tipis, dan menyerap
3. Klien tidak rewel
keringat.
4. Akral tetap hangat

Rasional
5

Jam

Implementasi

Evaluasi

7
Kamis, 7 Mei 2015
1. Mengompres
klien
dengan menggunakan
air hangat pada dahi,
aksila dan lipatan paha.
Respon : panas klien
secara bertahap turun

8
Kamis, 7 Mei 2015
Jam : 14.00
S:
Orang
tua
klien
mengatakan
panas
anaknya masih naik
turun, klien tidak rewel

2.

O:
Klien tampak panas
berkurang, akral tetap
hangat, bibir lembab,
warna kulit merah,
suhu : 38, 9C, klien

1. Membantu dalam
proses penurunan
panas dengan cara
evaporasi melalui
kulit

09.00
WIT

2. Pakaian tipis dapat


membantu dalam
proses penurunan
panas dengan cara
evaporasi melalui
kulit
dan

10.00
WIT

Menganjurkan ibu klien


mengganti pakaian yang
basah dengan pakaian
kering dan tipis dan
mengganti pempers.
Respon :klien lebih

WBC: 19,0 x103/mm3

Ketidakefektifan
pola
nafas berhubungan dengan
gangguan
penumpukan
sekret,
yang
ditandai
dengan:
DS: Orang tua pasien
mengatakan anaknya:
- Batuk kadang-kadang
- Sesak

5. Bibir lembab

memberikan rasa
nyaman pada klien.

nyaman.

3. Pertahankan pemberian
cairan D5 Ns 500 cc,
28 tetes per menit
mikro.

3. Cairan
dapat
membantu proses
penurunan suhu

10.25
WIT

4. Lanjut
pemberian
therapi antipiretik :
- Sanmol :2 x 100 mg
antibiotik:
- Ampicilin :2 x 200
mg
- Cefotaxime :2 x
200 mg

4. Antipiretik dapat
menurunkan suhu
tubuh
dan
antibiotik
dapat
mengatasi
mikroorga-nisme
pencetus demam.

09.00
WIT

4.

Melanjutkan pemberian
antipiretik
dan
antibiotik sesuai anjuran
dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan
injeksi
intra vena
Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime 200 mg

5. Ukur tanda-tanda vital


pada klien

5. Untuk mengetahui
peningkatan suhu
tubuh klien

11.00
WIT

5.

Mengukur tanda-tanda
vital pada klien
Respon:
- Suhu: 38,2C

1. Untuk
mempertahankan
kepatenan jalan nafas
dan
mengurangi
tekanan pada rongga
dada
serta
memaksimalkan
ekspansi paru

09. 25
WIT

Setelah
dilakukan 1. Atur posisi kepala
tindakan
sedikit ekstensi dengan
keperawatan
memasang ganjalan
diharapkan
pola
kain pada bahu
nafas tidak efektif
dapat tertasi dengan
kriteria hasil:
- Pasien
tidak
sesak

3.

Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon : klien terpasang
infu D5 Ns 500 cc, 24
tetes per menit mikro.

1. Mengatur posisi kepala


klien sedikit
ekstensi
dengan
memasang
ganjalan kain pada bahu
Respon : klien tampak
lebih
nyaman
dalam
bernafas.

tampak beristirahat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi
1,2,4,dan 5

Kamis, 7 Mei 2015


Jam : 14.00
S: Orang tua pasien
mengatakan:
- Orang tua pasien
mengatakan
anaknya
sudah
tidak terlalu sesak

DO: Pasien tampak:


- Tanda-tanda vital
Respirasi
:
110
kali/ menit
- Terdengar wheezing
pada seluruh area paru
- Tampak sesak
Batuk kadang-kadang

Pasien
tidak 2. Pertahankan oksigenasi
menggunakan
1-2 liter per menit,
otot
bantu
dengan nasal kanul.
pernapasan
Pantau humidifier
Pernapfasan
dalam
batas
normal : 3040x/menit

3. Periksa posisi anak


sesering mungkin

4. Kaji ulang respirasi


pasien

2. Untuk
mensuplai
kebutuhan oksigen,
Membantu
melembabkan udara
yang diberikan

09.00
WIT

2. Mempertahankan
oksigenasi 2 liter per
menit, dengan kanal nasal.
Respon :
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah tidak terlalu sesak
sepeti sebelumnya
- Pasien tampak sesak
berkurang
- Penggunaan otot bantu
pernapasan berkurang

3. Menghindari
penekanan diafragma

09.15
WIT

3. Memeriksa
dan
mempertahankan
posisi
dengan mengganjal kain
pada daerah punggung.
Respon : klien lebih
nyaman dalam bernafas

4. Agar
mengetahui
tingkat keberhasilan
intervensi

09.20
WIT

4. Menghitung
respirasi
pasien selama 1 menit.
Respon:
- RR: 38x/ menit
- Pasien tampak sesak

sepeti sebelumnya
O: Pasien tampak:
- TTV: RR: 65x /
menit
- Pasien tampak sesak
- Penggunaan
otot
bantu
pernapasan
pasien berkurang
- Pasien tampak lebih
nyaman
bernapas
menggunakan posisi
head up 30
- Pasien
terpasang
kanul nasal dengan
konsentrasi oksigen 2
liter per menit
A: Masalah
teratasi

belum

P: Lanjutkan intervensi
2, 3, dan 4

Ketidak efektifan bersihan


jalan nafas berhubungan
akumulasi sekret yang
ditandai dengan:
DS: Orang tua pasien
mengatakan:
- Anaknya sesak
- Batuk kadang
- Rumahnya berada di
pinggir jalan yang
sangat berdebu.Ayah
klien
memiliki
kebiasaan
merokok,
baik di dalam rumah
maupun di luar rumah.
DO: pasien tampak:
Klien tampak:
- Tanda-tanda vital:
Respirasi
:
110
kali/ menit
- Terdengar wheezing
pada seluruh area paru
- Tampak sesak
Batuk kadang-kadang

Setelah dilakukan
tindakan
1. Kaji adanya sumbatan/
keperawatan selama
gangguan jalan nafas.
1 x 8 jam klien dapat
menunjukan
bersihan jalan nafas
menjadi efektif
dengan kriteria hasil
:
- Sesak hilang
- Bunyi nafas
vasikuler
- Sekret dapat
dikeluarkan
2. Bersihkan jalan nafas
- Nafas spontan
dari
secret
yang
- Tanda vital dalam
mengeras
(lubang
batas normal
hidung).
Nadi :
110- 130 x/menit
- Respirasi : 30-40
kali
3. Lanjut therapi nebulizer
tiap 8jam

1. Untuk mengetahui
adanya benda asing
yang terdapat pada
saluran nafas.

09.30
WIT

2. Untuk memberikan
kenyamanan klien
dalam bernafas

09.30
WIT

3. Pengasapan dapat
membantu
mengencerkan
dahak

11.15

Kamis, 8 Mei 2014


1. Mengkaji
adanya
sumbatan/gangguan jalan
nafas
Respon:
- Masih terdapat sekret
pada mulut dan sekret
mengeras pada lubang
hidung
- Pada
auskultasi
terdapat bunyi nafas
tambahan ronchi
2. Membersihkan lubang
hidung dari secret yang
mengeras dengan kassa
basah
Respon: lubang hidung
bersih

3. Melanjutkan
therapi
nebulizer Combivent 1
flakon
Respon:
setelah
dilakukan
Nebulizer
selama 5-10 menit sekret
dapat dikeluarkan dan
sesak berkurang.

Kamis, 7 Mei 2015


Jam : 14.00
S:
Orang
tua
klien
mengatakan anaknya
masih sesak
dan
mengeluarkan
lendir
lebih banyak dibanding
sebelumnya.
O:
Klien tampak sesak agak
berkurang, ivancer dapat
dikeluarkan, bunyi nafas
tambahan ronchi, klien
tampak istirahat tenang,
liter per menit,
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,
2, dan 3

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake inadekuat yang
ditandai dengan :
DS: Orang tua pasien
mengatakan:
- Dipuasakan
- Muntah 1x
DO: Pasien tampak:
- Lingkar Kepala : 41
cm
Lingkar Dada : 42
cm
Lingkar Perut
: 37
cm
BB
: 6,5
Kg
- Bibir pucat
- Warna BAB coklat,
bau khas dan berlendir

Setelah dilakukan
tindakan
1. Observasi berat badan
keperawatan selama
setiap hari
1 x 8 jam kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi, dengan
kriteria hasil:
- Adanya
peningkatan
berat badan klien
- Berat badan
ideal sesuai
2. Pertahankan pemberian
dengan umur
cairan D5 Ns 500 cc,
- Orang tua
28 tetes per menit
mampu
mikro.
mengidentifikasi
kebutuhan
nutrisi anaknya

3. pemberian penjelasan
kepada orang tua klien
tentang
pentingnya
nutrisi bagi klien

4. Ingatkan pada orang tua


pasien bahwa pasien

1. Untuk mengetahui
sejauh
mana
terjadinya
perubahan
berat
badan
sebagai
indikator
untuk
melaksana-kan
intervensi
selanjutnya

12.30
WIT

2. Untuk mengetahui
sejauh
mana
terjadinya
perubahan
berat
badan
sebagai
indikator
untuk
melaksana-kan
intervensi
selanjutnya.

09.00
WIT

3. Agar orang tua


klien mengerti dan
memiliki semangat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
anaknya.

12.45
WIT

4. Agar orang tua


pasien
tidak

Kamis, 8 Mei 2014


1. Menimbang berat badan
klien setiap hari.
Respon : berat badan
pasien 6500 gr

Kamis, 7 Mei 2015


Jam : 14.00

S:
Orang

tua

mengatakan

pasien
anaknya

dipuasakan
2.

Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon :
Pasien terpasang infus
D5 Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro.
Pasien dipuasakan.

O:
Klien tampak kurus
BB: 7,5 Kg
Pasien dipuasakan
Bibir pucat dan kering

A:

12.55
WIT

3.

4.

Memberikan penjelasan
tentang
pentingnya
nutrisi
bagi
masa
pertumbuhan
dan
penyembuhan anak.
Respon : Orang tua klien
mengatakan sekarang
saya mengerti akan
pentingnya nutrisi bagi
anak saya.
Mengingatkan
pada
orang tua pasien bahwa

Masalah belum teratasi

P:
Pertahankan intervensi
1,2,3

dipuasakan

Gangguan

pola

berhubungan
batuk,

sesak,

tidur

Setelah

dengan
yamg

dilakukan 1. Kaji

hal-hal

tindakan

memudahkan

keperawatan selama

tidur

jam

memberikan ASI
pada
pasien
sehingga
akan
terjadi aspirasi.

yang 1. Agar
pasien

membantu
dalam

dapat

09.50

perawat

WIT

pasien
sedang
dipuasakan.
Respon:
Orang
tua
pasien
mengatakan ingat dan
tidak akan memberikan
makan dan minum pada
pasien.
1. Mengkaji hal-hal yang
mempermudah

menentukan

intervensi

pasien

Kamis, 7 Mei 2015


Jam : 14.00

untuk tidur.

S:

Respon:

mengatakan:
- anaknya dapat tidur

ditandai dengan:

1x24

DS: Orang tua pasien


mengatakan:
- Anaknya tidur siang
1/2-2
jam
sering
terbangun
karena
demam dan batuk
- Anaknya tidur malam
6-8
jam
sering
terbangun
karena
demam dan batuk
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
Respirasi
:
110
kali/ menit
- Tampak sesak
Batuk kadang-kadang

diharapkan

selanjutnya,

dan

Orang tua mengatakan

gangguan pola tidur

membantu

agar

anaknya

dapat

teratasi

pasien dapat

tidur

tidur ketika digendong.

dengan

kriteria

dengan nyenyak

lebih

mudah

Orang

tua

nyenyak dan sudah


tidak terlalu rewel
seperti sebelumnya.

hasil:
-

Pasien
tidur

dapat 2. Rapikan tempat tidur 2. Tempat tidur yang


dengan

pasien

rapi

nyenyak

meningkatkan

Tidak terbangun

kenyamanan

pada malam hari

pasien

lagi

dapat

10.30
WIT

2.

Merapikan tempat tidur

O: Pasien tampak:

pasien

- Orang

Respon:
tidur

tua

mengikuti

tampak
anjuran

Tempat

tidur

pasien

tampak

rapi.

Pasien - Pasien tampak tidur

masih

rewel

ketika

perawat

dengan lelap

dibaringkan
O:

Masalah

belum

3. Anjurkan
untuk

orang

tua 3. Agar

menggendong

anaknya ketika ingin

menambah

kenyamanan

anak

10.35

3.

WIT

Menganjurkan orang tua


untuk

saat tidur

teratasi

menggendong

pasien, kemudian ketika

P: Lanjutkan intervensi

tidur dan ketika sudah

sudah terlelap baringkan

2, 3, 4

tidur dibaringkan ke

ke tempat tidur dengan

kasur

posisi head up 30
Respon:
Orang

tua

tampak

mengikuti

anjuran

perawat
Pasien

tampak

tidur

dengan lelap

4. Memantau

kembali 4. Agar

pola tidur pasien

mengetahui

13.15

tingkat keberhasilan

WIT

intervensi.

4.

Pantau

kembali

pola

tidur pasien
Respon:
Orang

tua

mengatakan

pasien
anaknya

dapat tidur nyenyak dan


sudah tidak terlalu rewel
seperti

sebelumnya,

tetapi sesekali terbangun

dan tidur lagi.


6

Cemas berhubungan

Setelah dilakukan

dengan kurangnya paparan

tindakan keperawatan

informasi yang ditandai

selama 1 x 2 jam

dengan:

diharapkan orang tua

DS: Orang tua pasien pasien tidak cemas,


mengatakan:
dengan kriteria hasi:
- Orang
tua
klien
mengatakan berharap - Orang tua paham
anaknya bisa sembuh
dengan kondisi
dan pulang berkumpul
bersama
keluarga
anaknya serta
kembali.
tindakan yang
- Bertanya
tentang
penyakit dan kondisi
dilakukan
anaknya
- Orang tua tampak
DO: Orang tua tampak:
- Orang tua tampak
tenang
khawatir
dengan
kondisi anaknya
Bertanya tentang penyakit
dan kondisi anaknya

1. Kaji penyebab

1. Dengan mengetahui

09.00

kecemasan pada orang

penyebab cemas

WIT

tua

1. Mengkaji

penyebab

Kamis, 7 Mei 2015

kecemasan.

Jam : 14.00

pada orang tua,

Respon:

S: Orang tua pasien

perawat dapat

Orang

menentukan

cemas

intervensi

anaknya.

tua

mengatakan

karen

mengatakan:

kondisi -

Paham dengan
anjuran perawat

selanjutnya.

Berharap anaknya
cepat sembuh

2. Penjelasan pada orang

2. Agar orang tua

tua tujuan dari

pasien paham tujuan

pemasangan oksigen
dan infus

09.15
WIT

2. Menjelaskan pada orang tua

tujuan

paham dengan

dari

trindakan yang

dari pemasangan

pemasangan infus adalah

dilakukan oleh

oksigen dan infus

untuk

membantu

perawat dan dokter

dan mengurangi

memenuhi

kebutuhan

demi kesembuhan

kecemasan.

cairan dan nutrisi dan juga

anaknya

agar dapat memasukkan


obat

untuk

membantu O: Orang tua tampak:

penyembuhan
sedangkan

pasien,
pemasangan

oksigen untuk memenuhi

- Mengikuti anjuran
perawat
- Tampak tenang

kebutuhan oksigen pasien


karena pasien sesak

A: masalah tertasi

Respon:
Orang

tua

mengatakan

paham dengan penjelasan


perawat

3. Penjelasan pada orang

3. Agar orang tua

09.20

3. Menjelaskan pada orang

tua tentang penyakit

paham tentang

WIT

tua tentang penyakit yang

yang dialami pasien

kondisi anaknya saat

diderita

ini

bronkhitis.
adalah

anaknya

yaitu

Bronkhitis
infeksi

pada

saluran pernapasan atas


pada
sehingga

area

bronkus,

infeksi

itu

benyebabkan lendir atau


dahak

yang

pada

saluran

mengakibatkan

menempel
napas
anakn

menjadi sesak. Dan dari


reaksi infeksi itu sendiri
sehingga

terjadi

peninggatan suhu tubuh


yang mengakibatkan anak

P: Hentikan intervensi

panas.
4. Beri motivasi orang tua 4. Dengan motivasi
pasien

dapat mengurangi

09.25
WIT

kecemasan

4. Berikan

motivasi

pada

orang tua bahwa penyakit


anaknya bisa disembuhkan
dengan mengikuti anjuran
perawat
karena
yang

dan

dokter,

semua

tindakan

dilakukan

untuk

kesembuhan pasien.
Respon:
Orang

tua

tampak

tersenytum

dan

mengatakan terima kasih

5. Anjurkan orang tua

5. Dengan dukungan

09.22

5. Menganjurkan orang tua

untuk selalu

spiritual dapat

WIT

pasien untuk berdoa agar

mendoakan

mengurangi

membantu

kesembuhan anaknya

kecemasan dan dapat

anaknya

membantu proses

Respon:

penyembuhan

Orang

anaknya.

mengatakan

kesembuhan

tua

klien
akan

mengikuti anjuran perawat

D. Catatan Perkembangan
Nama

: By. N

Tanggal Masuk/Jam

:7 Mei 2015/00.30WIT

Umur

:4Bulan

TanggalPengkajian/Jam :7 Mei 2015/08.00WIT

Jenis Kelamin: Laki-Laki

No. Rekam Medis

: 407134

Alamat

Ruangan

: Kanak-kanak

Diagnosa Medis

: Bronkiolitis

: APO

Tabel 3.8 Catatan perkembangan hari pertama


No.

Diagnosa

Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi
inflamasi
S:
Orang tua klien
mengatakan
panas anaknya
masih
naik
turun,
klien
tidak rewel
O:
Klien tampak
panas
berkurang,
akral tetap
hangat, bibir
lembab, warna
kulit merah,
suhu : 37C,
klien tampak
beristirahat

Hari/Tanggal
jam
Jumat, 8 Mei
2015
09.00
WIT

10.00
WIT

Implementasi

1. Mengukur
tandatanda vital pada
klien
Respon:
- Suhu: 37C
2. Mengompres klien
dengan
menggunakan
air
hangat pada dahi,
aksila dan lipatan
paha.
Respon :
- Orang tua pasien
mengatakan panas
anaknya
sudah
mulai turun
- Pasien
tampak
panas
secara
bertahap turun

09.00
WIT

3. Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon
:
klien
terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro

08.00
WIT

4. Melanjutkan
pemberian antipiretik
dan antibiotik sesuai
anjuran dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan injeksi
intra vena

Evaluasi
S: Orang tua
mengatakan:
- Orang tua
mengatakan
anaknya
mulai turun

pasien
pasien
panas
sudah

O: Pasien tampak:
- Suhu: 37C
- panas
secara
bertahap turun
- terpasang infus
D5 Ns 500 cc,
28 tetes per
menit mikro
A: Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1,2,3 dan 4

Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime
200
mg

Ketidakefektif
an pola nafas
berhubungan
dengan
gangguan
ekspansi paru,
penumpukan
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah tidak
terlalu sesak
sepeti
sebelumnya
O:
Pasien
tampak:
- TTV: RR:
89x / menit
- Pasien
tampak
sesak
- Penggunaan
otot bantu
pernapasan
pasien
berkurang
- Pasien
tampak
lebih
nyaman
bernapas
menggunaka
n
posisi
head up 30
- Pasien
terpasang
kanul nasal
dengan
konsentrasi
oksigen
2
liter
per
menit

Jumat, 8
Mei 2015
09.15
WIT

1. Memeriksa
dan
pertahankan posisi
dengan mengganjal
kain pada daerah
punggung.
Respon : Pasien
tampak pengguanaan
otot
bantu
pernapsasan
berkurang

09.20
WIT

2. Memantau
cairan
humidifier.
Respon : air masih
dalam batas garis.

09.25
WIT

3. Menghitung respirasi
pasien selama 1
menit.
Respon:
- RR: 38x/ menit
- Pasien
tampak
sesak

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang tua pasien
mengatakan
anaknya
sudah
tidak terlalu sesak
sepeti
sebelumnya
O: Pasien tampak:
- TTV: RR: 89x /
menit
- Pasien
tampak
sesak
- Pasien
terpasang
kanul nasal dengan
konsentrasi oksigen
2 liter per menit
A: Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2, dan 3

Ketidakefektif
an
bersihan
jalan
napas
berhubungan
dengan
akumulasi
sekret
S:
Orang
tua
klien
mengatakan
anaknya masih
sesak
dan
mengeluarkan
lendir
lebih
banyak
dibanding
sebelumnya.
O:
Klien tampak
sesak
agak
berkurang,
iiiancer dapat
dikeluarkan,
bunyi
nafas
tambahan
ronchi,
klien
tampak istirahat
tenang, liter per
menit,
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
inadekuat
S:
Orang
tua
pasien
mengatakan
kurang makan
O:
Klien tampak
kurus
BB: 6,5 Kg
Bibir pucat

Jumat, 8 Mei
S: Orang tua pasien
2015
mengatakan:
09.30
1. Mengkaji
adanya - Orang tua pasien
WIT
sumbatan/gangguan
mengatakan
jalan nafas
anaknya
batuk
Respon:
mrngrluarkan
- Pada
auskultasi
lendir
terdapat
bunyi
nafas
tambahan O: Pasien tampak:
wheezing
- Pada auskultasi
terdapat bunyi
11.30
2. Melanjutkan
nafas tambahan
WIT
nebulizer
ronchi
Combivent
1 - lubang hidung
flakon
bersih
Respon:
setelah - Tampak pasien
dilakukan
batuk
Nebulizer selama
mengeluarkan
5-10 menit sekret
sekret
dapat dikeluarkan
dan
sesak A: Masalah belum
berkurang.
tertasi
P: Lanjutkan
intervensi 1, 2, 3 dan
4

Jumat, 8 Mei
2015
12.30
1. Menimbang
berat
WIT
badan klien setiap
hari.
Respon :
- berat
badan
pasien 6500 gr
09.00
WIT

12.45
WIT

2. Mempertahankan
pemberian cairan
Respon :
- Pasien
terpasang
infus D5 Ns 500
cc, 24 tetes per
menit mikro.
- Pasien dipuasakan.
3. Memberikan
penjelasan
tentang
pentingnya
nutrisi
bagi
masa
pertumbuhan
dan
penyembuhan anak.
Respon : Orang tua

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang tua pasien
mengatakan
anaknya rewel
O: Pasien tampak:
- Berat
badan
pasien 6500 gr
- terpasang infus
D5 Ns 500 cc,
24 tetes per menit
mikro.
- Pasien
dipuasakan
A: Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2, 3, dan
4

klien
mengatakan
sekarang
saya
mengerti
akan
pentingnya
nutrisi
bagi anak saya.
12.55
WIT

Gangguan
pola
tidur
berhubungan
dengan batuk,
sesak
S: Orang tua
mengatakan:
- anaknya
dapat tidur
nyenyak
dan sudah
tidak terlalu
rewel
seperti
sebelumnya.
O:
Pasien
tampak:
- Orang tua
tampak
mengikuti
anjuran
perawat
- Pasien
tampak tidur
dengan lelap

4. Mengingatkan pada
orang tua pasien
bahwa
berikan
makan sedikit tapi
sering
Respon:
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya
rewel

Jumat, 8 Mei
2015
10.30
1. Merapikan
WIT
tidur pasien
Respon:
Tempat tidur
tampak rapi.
masih rewel
dibaringkan
10.35
WIT

13.15
WIT

tempat

pasien
Pasien
ketika

2. Menganjurkan orang
tua
menggendong
pasien,
kemudian
ketika sudah terlelap
dibaringkan
ke
tempat tidur dengan
posisi head up 30
Respon:
- Orang tua tampak
mengikuti anjuran
perawat
- Pasien tampak tidur
dengan lelap
3. Memantau kembali
pola tidur pasien
Respon: Orang tua
pasien mengatakan
anaknya dapat tidur
nyenyak, sudah tidak
terlalu rewel seperti
sebelumnya, tetapi
sesekali
terbangun
dan tidur lagi.

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang tua pasien
mengatakan
anaknya dapat tidur
nyenyak dan sudah
tidak terlalu rewel
seperti sebelumnya,
tetapi
sesekali
terbangun dan tidur
lagi.
O: Pasien tampak:
- Pasien
tampak
tidur dengan lelap
- Orang tua tampak
mengikuti
anjuran perawat
A: Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
Intervensi 1, 3

Nama

: By. N

Tanggal Masuk/Jam

:7 Mei 2015/00.30WIT

Umur

:4Bulan

TanggalPengkajian/Jam :7 Mei 2015/08.00WIT

Jenis Kelamin: Laki-Laki

No. Rekam Medis

: 407134

Alamat

Ruangan

: Kanak-kanak

Diagnosa Medis

: Bronkiolitis

: APO

Tabel 3.9 Catatan perkembangan hari kedua


No.

Waktu

Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi
inflamasi
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
panas
anaknya
sudah mulai
turun
O:
Pasien
tampak:
- Suhu: 38C
- panas secara
bertahap turun
- terpasang
infus D5 Ns
500 cc, 28
tetes
per
menit mikro

Hari/tanggal
Implementasi
jam
Sabtu, 9 Mei
2015
08.30
1. Mengukur
tandaWIT
tanda vital pada
klien
Respon:
- Suhu: 38C
09.30
2. Mengompres klien
WIT
dengan
menggunakan
air
hangat pada dahi,
aksila dan lipatan
paha.
Respon :
- Orang tua pasien
mengatakan panas
anaknya
sudah
mulai turun
- Pasien
tampak
panas
secara
bertahap turun
08.30
3. Mempertahankan
WIT
pemberian cairan.
Respon
:
klien
terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro
08.00
4. Melanjtkan
WIT
pemberian Therapi
injeksi
antipiretik
dan antibiotik sesuai
anjuran dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan injeksi
intra vena
Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime
200
mg

Evaluasi
S: Orang tua pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
panas
anaknya sudah mulai
turun
O: Pasien tampak:
- Suhu: 38C
- panas secara bertahap
turun
- terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes per
menit mikro
A: Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1,2,3 dan 4

Ketidakefektifan
pola
nafas
berhubungan
dengan
gangguan
ekspansi paru,
penumpukan
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah
tidak
terlalu sesak
sepeti
sebelumnya
O:
Pasien
tampak:
- TTV: RR: 38x
/ menit
- Pasien tampak
sesak
- Pasien
terpasang
kanul
nasal
dengan
konsentrasi
oksigen 2 liter
per menit
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
berhubungan
dengan
akumulasi
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya batuk
mrngrluarkan
lendir
O:
Pasien
tampak:
- Pada
auskultasi
terdapat bunyi

Sabtu, 9 Mei
2015
08.45
1. Memeriksa
dan
WIT
mempertahankan
posisi
dengan
mengganjal
kain
pada
daerah
punggung.
Respon : Pasien
tampak pengguanaan
otot
bantu
pernapsasan
berkurang
08.55
WIT

2. Menghitung respirasi
pasien selama 1
menit.
Respon:
- RR: 34x/ menit
- Pasien
tampak
sesak

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan anaknya
sudah tidak terlalu
sesak
sepeti
sebelumnya
O: Pasien tampak:
- TTV: RR: 34x / menit
- Pasien tampak sesak
- Penggunaan otot bantu
pernapasan
pasien
berkurang
- Pasien terpasang kanul
nasal dengan konsentrasi
oksigen 2 liter per menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,
dan 2

Sabtu, 9 Mei
S: Orang tua pasien
2015
mengatakan:
09.00
1. Mengkaji
adanya - Orang
tua
pasien
WIT
sumbatan/gangguan
mengatakan
anaknya
jalan nafas
batuk
mrngrluarkan
Respon:
lendir
- Pada
auskultasi
terdapat
bunyi O: Pasien tampak:
nafas
tambahan - Pada auskultasi terdapat
wheezing
bunyi nafas tambahan
ronchi
11.00
2. Melanjutkan
- lubang hidung bersih
WIT
nebulizer
- Tampak pasien batuk
Combivent
1
mengeluarkan sekret
flakon
Respon:
setelah A: Masalah belum tertasi
dilakukan
Nebulizer selama P: Lanjutkan intervensi 1,
5-10 menit sekret dan 2
dapat dikeluarkan
dan
sesak

nafas
tambahan
wheezing
- lubang hidung
bersih
- Tampak
pasien batuk
mengeluarkan
sekret
A: Masalah
belum tertasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2, 3
dan 4
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
inadekuat
S:Orang
tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya rewel
O:Pasien
tampak:
- Berat badan
pasien 6,5 kg
- terpasang
infus D5 Ns
500 cc, 28
tetes
per
menit mikro.
- Pasien
dipuasakan
A:
Masalah
belum teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2,
3, dan 4

Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan batuk,
sesak
S: Orang tua

berkurang.

Sabtu, 9 Mei
2015
12.00
1. Menimbang
berat
WIT
badan klien setiap
hari.
Respon :
- berat
badan
pasien 6,5 kg
08.30
WIT

12.15
WIT

2. Mempertahankan
pemberian cairan
Respon :
- Pasien
terpasang
infus D5 Ns 500
cc, 28 tetes per
menit mikro.
- Pasien dipuasakan.

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
rewel menunjuk-nunjuk
air minum yang ada di
botol
O: Pasien tampak:
- Berat badan pasien 6,5
kg
- terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes per
menit mikro.
- Pasien dipuasakan
A: Masalah belum teratasi

3. Mengingatkan pada
orang tua pasien
bahwa pasien sedang
dipuasakan.
Respon:
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya
rewel
menunjuknunjuk air minum
yang ada di botol
- Orang
tua
mengatakan
tidak
memberikan anaknya
minum
ataupun
makan
hanya
mengusapkan air di
bibir anaknya saja

P: Lanjutkan intervensi 1,
2, dan 3

Sabtu, 9 Mei
2015
10.00
1. Merapikan
tempat
WIT
tidur pasien
Respon:
Tempat tidur pasien

S: Orang tua pasien


mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
dapat tidur nyenyak dan
sudah tidak terlalu rewel

pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya dapat
tidur nyenyak
dan
sudah
tidak terlalu
rewel seperti
sebelumnya,
tetapi sesekali
terbangun dan
tidur lagi.
O:
Pasien
tampak:
- Pasien tampak
tidur dengan
lelap
- Orang
tua
tampak
mengikuti
anjuran
perawat
A:
Masalah
belum teratasi
P:
Lanjutkan
Intervensi 1, 3

12.45
WIT

tampak rapi. Pasien


masih rewel ketika
dibaringkan

seperti
sebelumnya,
tetapi sesekali terbangun
dan tidur lagi.

2. Memantau kembali
pola tidur pasien
Respon: Orang tua
pasien mengatakan
anaknya dapat tidur
nyenyak dan sudah
tidak terlalu rewel
seperti sebelumnya,
tetapi
sesekali
terbangun dan tidur
lagi.

O: Pasien tampak:
- Pasien tampak tidur
dengan lelap
- Orang tua tampak
mengikuti
anjuran
perawat
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,
dan 2

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada By. N dengan Bronkiolitis di Ruang


Kanak-kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura dari tanggal 7 Mei 2015
sampai dengan 9 Mei 2015, maka pada bab ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh pada kasus serta
membahas faktor pendukung dan penghambat selama melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus ini.
Dalam memberikan asuhan, penulis menerapkan asuhan keperawatan
dengan berpedoman pada 5 (lima) tahapan proses keperawatan yang terdapat
dalam buku Proses Dan Dokumentasi Keperawatan yang ditulis oleh Nursalam,
yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan
Evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama untuk menentukan keperawatan yang
dihadapi oleh klien. Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara mewawancarai orang tua pasien, melakukan observasi,
pemeriksaan fisik dan membaca catatan medis dan catatan perawat.

Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang sering


diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering pada usia 6
bulan. (Ngastiyah, 2005).
Proses pengkajian implementasi pada klien By. N yang diwarat di Ruang
Kanak-Kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dilakukan dari tanggal 7
Mei 2015 sampai 9 Mei 2015 .
Dari hasil pengkajian penulis menemukan adanya keluhan antara lain: orang
tua pasien mengatakan anaknya demam, batuk kadang-kadang, sesak, muntah
2x, rewel dan gelisah, tidur malam 6-8 jam sering terbangun karena demam
dan batuk, orang tua bertanya tentang penyakit dan kondisi anaknya, dan pada
pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh penulis didapatkan data: Tanda-tanda
vital: Suhu badan: 38,2C, respirasi: 110 kali/ menit, nadi: 120 kali/ menit,
lingkar Kepala: 41 cm, lingkar Dada

: 42 cm, lingkar Perut: 37 cm, BB:

Kg, akral terba hangat, terdengar wheezing pada seluruh area paru, tampak
sesak, terpasang kanul nasal 2 liter/menit, batuk mengeluarkan sekret
berwarna putih, tangan kanan terpasang IVFD D5

NS, pasien dipuasakan,

bibir pucat dan kering, warna BAB kecoklatan, bau khas dan berlendir, orang
tua tampak khawatir dengan kondisi anaknya, bertanya tentang penyakit dan
kondisi anaknya, pasien gelisah dan rewel.
Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan bahwa antara teori dengan
prektek tidak ditemukan kesenjangan yang jauh karena ada hal-hal yang
memiliki kesamaan dan semua berhubungan dengan situasi, kondidi, koping,
dan daya tahan tubuh individu itu sendiri. Selain itu juga tergantung pada

berat ringannya penyakit yang diderita pasien serta sumber fasilitas (sarana)
yang ada untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan.

B. Diagnosa Keperawatan
Secara teori Smeltzer & Bare (2001) diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien dengan bronkhitis adalah:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi infeksi
2. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas, prosedur dan lingkungan
asing (rumah sakit).
4. Resiko

ketidak

seimbangan

nutrisi

kurang

dari

kebuhan

tubuh

berhubungan dengan anoreksia sekunder akibat dispnea, kelemahan, efek


samping obat, produksi sputum, mual/muntah.
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis,
inflamasi meningkat, sekresi dan nyeri.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan in adequat pertukaran oksigen.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan seksak napas dan batuk serta
stimulus lingkungan
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi
tentang proses penyakit dan perawatan di rumah
9. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen

Sedangkan dalam pengkajian keperawatan pada By. N, penulis menemukan


ada 6 diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan keluhan pasien.
Masalah kesehatan yang penulis temukan perlu mendapat prioritas dalam
penanganannya selama melaksanakan proses keperawatan yaitu:
7. Hipertemi berhubungan dengan reaksi inflamasi
8. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan ekspansi paru,
penumpukan sekret
9. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan atelektasis
10. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat
11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk, sesak
12. Cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
Bedasarkan data diatas penulis mendapat 3 diagnosa yang tidak sesuai dengan
teori karena data tidak menunjang. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
respon manusia terhadap suatu penyakit.
Diagnosa Keperawatan yang tidak didapat pada kasus ini yang sesuai dengan
teori adalah :
1.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan in adequat pertukaran oksigen.

2.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas


pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen

3.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi


tentang proses penyakit dan perawatan di rumah .

Penulis tidak mengangkat diagnosa keperawatan ini karena tidak ditunjang


dengan data yang ada pada kasus.

C. Perencanaan
Merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan menurut
Smeltzer & Bare (2001):
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi infeksi
Intervensi keperawatan: Berikan lingkungan yang nyaman, berikan
kompres basah hangat pada seluruh tubuh, berikan terapi cairan sesuai
indikasi, anjurkan minum yang cukup, berikan antibiotik dan antipiuretik
sesuai permintaan, ajak (ikut sertakan) orang tua dalam perawatan
anaknya.
2. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan proses inflamasi.
Intervensi keperawatan: Beri posisi untuk untuk ventilasi yang maximum,
tinggikan kepala pasien 300, hindari bedong atau pakaian yang ketat,
periksa posisi anak dengan sering untuk memastikan anak tidak merosot,
gunakan bantalan, beri peningkatan kelembaban dan oksigen suplemen,
tingkat istirahat dan tidur dengan penjadwalan yang tepat.
3. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas, prosedur dan lingkungan
asing (rumah sakit).
Intervensi keperawatan: Jelaskan prosedur, ciptakan hubungan terapeutk
antara (p) keluarga,dan anak, gunakan teknk perawatan centered family,
perhatikan siklus pola tidur dalam perencanaan keperawatan, beri aktivitas
pengalihan sesuai tumbang anak.

4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia sekunder akibat dispnea, kelemahan, efek samping obat,
produksi sputum, mual/muntah.
Intervensi keperawatan: Catat status nutrisi klien dari intake, kaji turgor
kulit, berat badan, riwayat mual atau muntah, berikan perawatan oral,
buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai dan tissue, dorong
periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan, berikan makan
porsi kecil tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi/nutrisi pendukung tim
untuk memberikan makanan yang mudah cerna, secara nurisi seimbang,
misalnya nutrisi tambahan oral/sedang, nutrisi parenteral.
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis,
inflamasi meningkat, sekresi dan nyeri
Intervensi keperawatan: Posisikan klien pada kesejajaran tubuh yang tepat,
lakukan penghisapan selama 5 detik, beri fisioterapi dada, kolaborasi
tentang pemberian ekspektoran, sediakan alat kedaruratan, sastikan
masukan cairan yang adequat.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan inadequat pertukaran oksigen.
Intervensi keperawatan: Kaji respon pasien terhadap aktifitas, bantu klien
dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan klien, berikan lingkungan
yang tenang dan batasi pengunjung, anjurkan klien agar tetap beristirahat.
7. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen

Intervensi keperawatan: Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat


penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidakmampuan bicara atau
berbincang, kaji atau atau awasi secar rutin kulit dan warna membran
mukosa, awasi tanda vital dan irama jangtung
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi
tentang proses penyakit dan perawatan di rumah
Intervensi keperawatan: Jelaskan proses penyakit individu, instruksikan
untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan kondisi umum, diskusikan
factor individu yang meningkatkan kondisi misalnya udara, serbuk , asap
tembakau.
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan seksak napas dan batuk serta
stimulus lingkungan
Intervensi keperawatan: Diskusikan perbedaan individual dalam kebutuhan
tidur berdasarkan usia, tingkat aktifitas, gaya hidup dan tingkat stres.,
tingatkan relaksasi, berikan lingkungan yang nyaman.
Berdasarkan pengkajian, penulis juga menetapkan intervensi yang diberikan
baik dalam bentuk tindakan mandiri maupun kolaborasi dengan tim medis/ tim
gizi untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi pada pasien dengan
bronkhitis antara lain:
1.

Hipertemi berhubungan dengan reaksi inflamasi


Intervensi keperawatan: Ukur tanda-tanda vital klien klien, kompres klien
menggunakan air hangat/ air biasa, anjurkan pada orang tua untuk mengganti
pakaian kering dan tipis, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan

D5 Ns 500 cc, 24 tetes per menit mikro, obat antipiretik sanmol: 100 mg,
antibiotik ampicilin: 2 x 200 mg, dan cefotaxime :2 x 200 mg

2.

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan ekspansi paru,


penumpukan sekret
Intervensi keperawatan: Atur posisi kepala sedikit ekstensi dan upper head 30
dengan memasang ganjalan kain pada bahu, kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian oksigenas 1-2 liter per menit dengan nasal kanul, periksa posisi anak
sesering mungkin, pantau humidifier, kaji ulang respirasi pasien

3.

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi


sekret
Intervensi keperawatan: Kaji adanya sumbatan/ gangguan jalan nafas,
bersihkan jalan nafas dari secret yang mengeras (lubang hidung), lakukan
fisioterapi dengan fibrasi, kolaborasi nebulizer tiap 8jam

4.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat


Intervemsi keperawatan: Observasi berat badan setiap pagi sebelum makan,
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan D5 Ns 500 cc, 24 tetes
per menit mikromotivasi dan beri penjelasan kepada orang tua klien tentang
pentingnya nutrisi bagi klien, ingatkan pada orang tua pasien bahwa pasien
dipuasakan

5.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk, sesak


Intervensi keperawatan: Kaji hal-hal yang memudahkan pasien tidur, apikan
tempat tidur pasien, anjurkan orang tua untuk menggendong anaknya ketika ingin
tidur dan ketika sudah tidur baringkan ke kasur, pantau kembali pola tidur pasien

6.

Cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi

Intervensi keperawatan: Kaji penyebab kecemasan pada orang tua, jelaskan


pada orang tua tujuan dari pemasangan oksigen dan infus, jelaskan pada orang tua
tentang penyakit yang dialami pasien, motivasi orang tua pasien, anjurkan orang
tua untuk selalu mendoakan kesembuhan anaknya.

D. Implementasi

Pada tahap implementasi atau pelaksanaan, penulis menyesuaikan dengan


rencana intervensi yang mengacu pada tindakan mandiri perawat untuk
mengatasi masalah keperawatan yang timbul serta melibatkan keluarga dan
melakukan kerjasama dengan tim kesehatan yang lainnya.
E.

Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan suatu tahapan untuk mengetahui keberhasilan dari


tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan asuhan keperawatan dari
tanggal 7 Mei sampai dengan 9 Mei 2014. Pada saat melakukan tindakan
keperawatan, semua berjalan dengan baik dan di temukan 6 (lima) diagnosa.
Dari keenam diagnosa tersebut ada 5 (empat) diagnosa yang belum teratasi
dan di lanjutkan oleh petugas di Ruangan Kanak-Kanak dan 1 (satu) diagnosa
dapat teratasi. Diagnosa itupun tidak dapat tercapai tanpa dengan adanya
bimbingan dari perawat senior yang ada.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien By. N dengan
Bronkiolitis di Ruang Kanak-Kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura,
dengan menggunakan proses pengkajian head to toe selama 3 hari dari
tanggal 7 Mei 2015 sampai tanggal 9 Mei 2015, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pada kasus nyata yang penulis angkat
sebagai Karya Tulis Ilmiah ini ditemukan 6 (enam) diagnosa keperawatan
yang muncul sama dengan diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien By. N penulis
mendapatkan 6 diagnosa keperawatan yaitu: Hipertemi berhubungan dengan
reaksi inflamasi, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan
ekspansi paru, penumpukan secret, ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan akumulasi secret, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat, gangguan pola tidur berhubungan
dengan batuk, sesak, dan cemas berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi. Dari 6 masalah keperawatan diatas, setelah dilakukan tindakan
keperawatan,

hipertemi

berhubungan

dengan

reaksi

inflamasi,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan ekspansi paru,


penumpukan secret, ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan akumulasi sekret, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekuat, gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk,

sesak belum teratasi dan akan dilanjutkan oleh perawat Ruang Kanak-Kanak
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dan 1 (satu) masalah yang terawatasi
yaitu cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis tentang penyakit Bronkiolitis
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan dapat dijadikan bahan informasi
berikutnya dalam penulisan karya tulis ilmiah khususnya pada kasus
Bronkiolitis.
2. Bagi institusi
a. Lebih memicu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal mutu
dan kualitas pendidikan dengan lembaga perguruan tinggi lainnya.
b. Meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilan

mahasiswa

dalam

memberikan serta mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dapat


dilakukan melalui seminar, diskusi dan latihan yang berkesinambungan.
c. Memberikan atau mendiskusikan tentang masalah-masalah penyakit
yang

sering

terjadi

khususnya

diruang

Kanak-Kanak

dengan

Bronkiolitis.
d. Meningkatkan

kualitas

wisudawan

dan

wisudawati

sehingga

mempunyai nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnialumni perguruan tinggi yang lain.

e. Dapat menjalin hubungan kerjasama lintas program dengan instalasi


lainnya dalam meningkatkan derajat kesehatan nasional.
3. Bagi pembaca
Dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah informasi khususnya
dalam membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Bronkiolitis.
4. Bagi lahan praktek
Dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
sehingga dapat meningakatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. Profesi keperawatan
Komunikasi teraupetik tentang Bronkiolitis perlu diterapkan pada setiap
saat melakukan asuhan keperawatan terutama pada klien dengan
Bronkiolitis Diruang Kanak-Kanak dirumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008. Dokumentasi keperawatan


Barrah Taqiyyah,M.Kep, Jauhar Mohammad, S.Pd. 2013. Asuhan Keperawatan:
Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional.Jakarta Prestasi Pustaka
Doenges,2005. Nikmatur, 2012. Potter, 2005. Implementasi
DEPKES, 2005 Standar Praktek Keperawatan
Doengoes, 2007 & Lynda Juall, 2005. Diagnosa Keeperawatan.
Griffth & Kenney Christensen (Wartonah, 2006). Perencanaan Keperawatan
Hidayat, 2006. Fisiologi saluran pernafasan.
Insley, 2005Pengertian Konsep Dasar Brokiolitis.
Mansjoer, 2006.Etiologi
Marni,S.Kep,Ns.M.Kes, 2014 Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
Gangguan Pernafasan .Yogyakarta. Gosyen Publishing
NANDA. 2013.: Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014,
Jakarta: EGC
Ngastiyah, 2005.Pengertian Konsep Dasar Keperawatan.
Nursalam, 2005.Pengertian Proses Keperawatan
Nursalam, 2007 Karakteristik Dokumentasi
Suryadi, 2010. Pengkajian Keperawatan
Taylor, Cynthia M.2010. Nursing Diagnosis Cards 10th Ed. Jakarta :EGC

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas
Nama

: Marlond Jordy Sinay

Nomor Induk Mahasiswa

: 124019.01.12.425

Tempat Tanggal Lahir

: Jayapura, 17 Desember 1993

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Kristen Protestan

Suku / Kebangsaan

: Ambon-Maluku / Indonesia

Status

: Belum Kawin

Alamat

: Kampung Dosay - Sentani Barat

B. Riwayat Pendidikan Umum


1) 2000 - 2002: Sekolah Dasar Inpres Kampung harapan - Sentani Timur
2) 2002 - 2006: Sekolah Dasar Negri 1 Sentani
3) 2006 - 2009: Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sentani
4) 2009 - 2012: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sentani
5) 2012 - 2015: Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura
Papua

Anda mungkin juga menyukai