Anda di halaman 1dari 23

ASKEP KLIEN

DENGAN EPILEPSI
OLEH :
IETJE SAMIDJAN
PENGERTIAN
Gangguan sistem saraf muatan yang terjadi
akibat lepas listrik abnormal,mendadak,dan
berlebihan.
Cetusan listrik lokal pada subtansia grisea otak
yang terjadi sewaktu-waktu , mendadak,dan
sangat cepat.( Hughlings Jackson ,abad ke 19 )
Klinis :epilepsi merupakan gangguan paroksismal
dimana cetusan neuron korteks serebri
mengakibatkan: serangan penurunan
kesadaran,perubahan fungsi motorik,atau
sensorik,perilaku atau emosional intermitten
dan stereotipik
Klasifikasi
Berdasarkan omsetnya :
Kejang fokal (parsial) :kesadaran masih ada
selama ada serangan .kejang parsial dapat
berkembang menjadi generalisata ( sekunder ).
Kejang menyeluruh (generalisata ) : kesadaran
terganggu pada setiap tahap.
Berdasarkan penyebab :
Idiopatik
Simtomatik
Penyebab epilepsi
simtomatik
Neonatus :trauma persalinan,perdarahan
intrakranial,hipoksia,hipoglikemia,hipokalsemia.
Anak-anak : anomali konginetal, sklerosis
tuberkulosa,penyakit penimbunan metabolik.
Dewasa muda : cidera kepala,obat-obatan dan
alkohol.
Dewasa pertengahan :tumor serebri
Usia lanjut : penyakit serebrovaskular, Alhzeimer
Penyebab lain:meningitis,ensefalitis,ensefalopati
metabolik,sklerosis metabolik.
Sindrom epilepsi masa
dewasa
Generalisata primer : tipe kejang tonik klonik atau
grandmal.
Gejala :seb serangan pasien merasa pusing atau
mudah teriritasi. Kejang dimulai dengan tangisan
epileptik (epileptic cry ),pasien kehilangan kesadaran
dan jatuh.
Fase awal : kejang tonik (spasme otot ),beberapa
detik,dilanjutkan dengan fase klonik terjadi
sentakan otot yang tajam dan berulang .
Lidah dapat tergigit, inkontinentia urin,dan salivasi.
Kejang berhenti ,pasien tetap tidak sadar hingga 30
menit ,bingung,dan mengantuk.
Timbul nyeri kepala,cedera akibat jatuh.bahkan
faktur vetebra .
Epilepsi parsial
Epilepsi lobus temporal
Aura (tanda peringatan) seb serangan:rasa
takut,sensasi dj vu,halusinasi,atau sensasi
tidak enak di episgatrium.
Pasien menjadi gelisah,bingung,serta
menunjukkan gerakan yg teratur dan
streotipik .gerakan mengunyah,mengecapkan
bibir,kadang agresif dan kasar.
Epilepsi jacksonian
Serangan motorik fokal,dimulai dari sudut
mulut, ibu jari dan jari telunjuk tangan dan
ibu jari kaki. Gerakan menyebar secara cepat
kearah wajah dan atau ke arah anggota
gerak.(jacksonian march ) . Umumnya oleh
penyakit otak organik ( tumor pada kortek
motorik)
Setelah serangan anggota yg terkena akan
mengalami kelemahan sementara.
Epilepsi masa anak anak
dan remaja
Kejang demam:3 % dari anak normal usia 3
bln- 5 tahun
Singkat < 15 menit,generalisata.
Kejang tanpa rekurensi ( 70 %kasus)
Umumnya tidak memerlukan terapi
profilaksis dengan obat antikonvulsi.
Spasme infantil( sindrom
West)
Sindrom ini terdiri dari 3 trias :
1. Spasme singkat yang dimulai pada usia
beberapa bulan ,khas fleksi lengan, kepala,
leher yang mendadak dan lutut yang
terangkat naik ( serangan salaam)
2. Kesulitan belajar progresif
3. Kelainan pada EEG yang khas ( hipsaritmia )
Penyebab idiopatik tapi biasanya dapat
diidentifikasi penyebab : asfiksia
perinatal,ensefalitis, gg
metabolik,malformasi serebri.
Epilepsi Absans ( petit
mal)
Dimulai masa anak-anak (omset 4- 8 thn)
Serangan tipikal terjadi tanpa peringatan .
Anak secra tiba-tiba menunjukkan pandangan
kosong dan berhenti berbicara. Mata dapat
bergetar atau berputar keatas .perbaikan
terjadi hitungan bbrp detik dan dapat
terjadi bbrp kali serangan dalam sehari.
Kelainan EEG :3 Hz generalisata kompleks
spike wave simetris.
Resiko kejang pada dewasa kira-kira 10 %.
Epilepsi mioklonik
juvenilis( sindrom janz )
Merupakan sindrom epilepsi generalisata primer.
Omset pada usia remaja.
Kejang terjadi jarang , sering pada saat bangun
tidur.
Absans di siang hari.
Gerakan menyentak involunter mendadak dan cepat (
mioklonus ) terjadi pagi hari sehingga pasien dapat
menumpahkan sarapannya atau melempar piring
sarapan pagi tanpa dapat dijelaskan penyebabnya.
EEG : cetusan polyspike wave dan fotosensivitas
Terapi : natrium valproat menunjukan hasil yang baik
,rekurensi bila obat dihentikan.
Pemeriksaan penunjang
Ditegakkan secara klinis (diskripsi kejang
dari saksi karena tidak sadar akan gejal-
gejalanya )
EEG ,Ctscan ,MRI .
Pemeriksaan lab : glukosa darah,ureum,
kreatinin,kalium natrium,kalsium.
Penatalaksanaan medis
Terapi medikamentosa:
1. Parsial :karbamazepin,natriumvalproat, fenitoin , lamotrigin .
2. Absans : etosukmisid,natrium valproat, lamotrigin.
3. Mioklonik : natrium valproat,klonazepam, lamotripin.
4. Tonik klonik : natriumvalproat,fenetoin,karbamazepin, lamotripin.

Keputusan untuk menghentikan pengobtan pada pasien dewasa.:


Durasi remisi
1. Tipe epilepsi
2. Efek rekurensi kejang saat mengemudi atau bekerja
3. Efek samping pengobatan
Terapi bedah
Terapi bedah saraf :pasien dengan epilepsi
terus menerus,dengan obat anti konvulsan
dengan dosis maksimal tidak dapat
terkontrol.
Setelah 2 tahun gagal dengan pengobatan
anti kejang.
Dengan pencitraan MRI : fokus
epileptogenik dapat dideteksi dari
eletrofisiologi ,operasi untuk menghilangkan
jaringan epileptogenik.
Aspek lain pemicu

epilepsi
Hindari komsumsi alkohol.
Cahaya yang berkilat ( televisi,komputer.)
Akibat psikologis: depresi, gangguan
kepribadian.
Mengemudi diperkenankan setelah interval
bebas kejang setidaknya satu tahun,( batasan
lebih ketat untuk kendaraan berat dan
kendaraan umum.)
Pekerjaan (yang tidak dapat dilakukan):
tentara,polisi ,jasa gawat darurat,pilot
pesawat terbang,masinis kereta api
Lanjut
Aktifitas : berenang, memanjat pohon
dibatasi dengan pengawasan yang ketat.
Jangan hentikan pengobatan antikejang
dengan mendadak penghentian dengan
pengurangan dosis obat secara bertahap.
Jelaskan pada pasien tentang efek samping
obat anti kejang .
Pengkajian
Anamnesis :riwayat penyakit
,tumbuhkembang,polakejang .
Gejala yang timbul ; kapanserangan,stimulus
yg bersepon terhadap kejang,seberapa jauh
respon fisik dan psikologis dari klien
Faktor predisposisi : cedera kepala,infeksi,
Pemakaian obat-obatan anti
konvulsi,antipiretik.
Pengkjian fisik terutama Brain:
kesadaran,kelainan fungsionalakibat kejang (
motorik,sensorik ,psikis )
Dx keperawatan

1. Resiko cidera jatuh b/d kejang


berulang,penurunan kesadaran,
2. Nyeri akut b/d nyeri kepala sekunder paska
kejang .
3. Defisit perawatan diri b/d
kebingungan,respon paska kejang.
4. Ketakutan b/d kejang berulang
5. Koping individu tidak efektif b/d depresi
akibat epilepsi
Resiko jatuh b/d kejang
berulang,penurunan
kesadaran
Tujuan : klien terbebas dari cedera
KH :
Klien & kel mengetahui pelaksanaan kejang
Klien & kel menghindari stimulus kejang
Klien & kel melakukan pengobatan teratur
untuk menurunkan intensitas kejang
Intervensi
Kaji tingkat pengetahuan klien & kel cara penanganan saat
kejang.
Ajarkan klien & kel tentang metode mengontrol demam
Anjurkan untuk menghindari stimulus kejang (rangsang
cahaya yang berlebihan: televisi ,komputer ,kamera )
Bila kejang :
Pasang penghalang tempat tidur
Siapkan alat spatel lidah dan oral airway ,tempat tidur
dalam posisi rendah ,pengisap lendir , disisi tempat tidur
klien.
Monitor aktifitas kejang
Kaji tingkat kesadaran dan perubahan tingkah laku 2- 4 jam
pada saat kejang
Berikan obat antikonvulsi sesuai instruksi
lanjut
Berikan privasi saat kejang : pasang sampiran
,batasi pengunjung
Masukkan spatel lidah ,jika klien menggertakkan gigi
Lepaskan hal yang membatasi (longgarkan pakaian)
Pertahankan patensi jalan napas
Observasi TTV
Tetapkan dimana aktifitas kejang dimulai & bgm
prosesnya,tubuh dan gerakan yang
dipengaruhi,perubahan pupil, inkontinensia
uri/alvi,lamanya kejang,tingkat kesadaran.
Lanjut
Setelah kejang ;
Atur posisi miring
Anjurkan klien untuk tidur
Orientasikan ,jika perlu
Observasi kelemahan / paralisis
Observasi perubahan tingkah laku.
Dokumentasikan : waktu,tingkah laku yg luar biasa
saat kejang,stimulasi lingkungan ,faktor lain yg
menimbulkan kejang,
( fotosensivitas,demam,kelelahan ,stressor ) , tipe
kejang,lama kejang.
Lapor dokter ,jikakejang tanpa gangguan
kesadaran

Anda mungkin juga menyukai