Dosen Pengampu: Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep. Sp. Kep. Kom.
Disusun oleh:
1. Lingkungan Fisik
a) Inspeksi (Penglihatan/Pengamatan)
Tipe sekolah permanen, lokasinya tepat di pinggir jalan raya. Kebersihan
lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, lantai dan jendela sekolah sangat
berdebu. Terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang
terjamin kebersihannya dan di depan sekolah terdapat banyak penjual makanan
kaki lima yang menjual jajanan dengan warna warna yang mencolok. Jenis
makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya.
b) Auskultasi (Pendengaran)
Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar 90% belum mengetahui pentingnya
PHBS, banyak anak menderitga batuk pilek yang diakibatkan lingkungan yang
kotor serta bakaran sampah. Posyandu bekerja sama dengan puskesmas setempat
pernah mengadakan penyuluhan terkait ISPA
c) Angket
Adanya kebiasaan menumpuk sampah dibelakang rumah dan membakarnya saat
sudah menumpuk serta kotornya selikan disekeliling rumah warga. Semua anak
RW 8 bersekolah disekolah dasar negeri dengan tingkat kelulusan 70-80%
2. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan anak-anak di RW 8, kebanyakan orang tua mereka
mempunyai pekerjaan sebagai kuli bangunan, berdagang juga membuka warung eceran
untuk mencari nafkah dan ada beberapa anak yang bekerja sebagai pemulung sampah
plastik
3. Keamanan dan Transportasi
a) keamanan : Jarak antar rumah sangat berhimpitan dan dipisahkan oleh gang dan
didaerah RW 8 ada 5 preman dan tidak ada satpam yang menjaga lingkungan tersebut
b) Transportasi: Jenis transportasi yang digunakan anak-anak RW 8 adalah berjalan kaki
dan naik sepeda untuk menuju kesekolahnya
4. Politik dan Pemerintahan
a) Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.
b) Posyandu di RW 8 terdapat di balai desa. Kader yang dimiliki ada 7 orang.
5. Komunikasi
a) Formal : Hanya 25% anak-anak di RW 8 mampu diajak berbicara dengan komunikasi
yang formal dapat dilihat dari hasil jumlah lulusan di sekolah dasar
b) Informal : 75% anak-anak berbicara dengan bahasa yang kurang sopan data didapat
dari hasil wawancara
6. Pendidikan
a) Semua anak bersekolah di sekolah dasar RW 8.
7. Rekreasi
a) Terdapat tempat rekreasi yaitu pasar malam yang diadakan setiap akhir pekan.
8. Persepsi
a) Masyarakat
Masyarakat sekitar belum mengetahui pentingnya PHBS, banyak anak menderita batuk
pilek yang diakibatkan lingkungan yang kotor serta bakaran sampah.
b) Perawat
Kebiasaan menumpuk sampah dibelakang rumah, membakarnya saat sudah menumpuk
, kotornya selokan disekeliling rumah warga dan jarang memncuci tangan dengan
sabun sebelum makan merupakan penyebab terjadinya berbagai penyakit di daerah
tersebut. Contoh nya ISPA, Diare dsb.
Data Tambahan
Dari hasil observasi ditemukan tidak adanya program pengelolaan sampah, dan menurut data
posyandu, setengah dari jumlah balita menderita batuk pilek disertai sekret yang berlebihan.
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
a. RW 8 Kelurahan F merupakan
pemukiman padat penduduk.
b. Menurut data sekolah, tingkat
kelulusan di sekolah tersebut
antara 70-80%.
Data Tambahan
Data Sekunder
- RW 8 Kelurahan F
merupakan pemukiman
padat penduduk.
Intervensi Keperawatan
No Dx Noc Nic
No Dx Noc Nic
1. Lingkungan F dapat
Pengembangan Program (8700 –
menyesuaikan dengan
Hal 314)
standar kesehatan
lingkungan Prevensi sekunder
Prevensi tersier
a. Peran Perawat
1. Care Giver
Perawat melakukan pengkajian melalui kunjungan ke RW 8 Kelurahan F. Didapatkan
data-data berikut :
RW 8 Kelurahan F merupakan pemukiman padat penduduk. Rumah-rumah penduduk
berhimpitan dan hanya dipisahkan oleh gang-gang kecil. Pemukiman tersebut dikelilingi
oleh selokan yang keadaanya cukup kotor.
Perawat memberikan solusi dengan merencanakan intervensi untuk mengatasi masalah
yang terjadi di pemukiman RW 8 Kelurahan F.
2. Educator
Perawat melakukan penyuluhan kesehatan kepada anak sekolah tentang cara cuci tangan
yang benar dan momen-momen apa kita harus cuci tangan.
3. Referal Resource
Perawat sebagai sumber informasi mengenai perilaku hiduk bersih dan sehat (PHBS) dan
penanganan terhadap setengah dari jumlah balita menderita batuk pilek.
4. Role Model
Perawat menjadi contoh yang baik terhadap anak- anak dan masyarakat dalam melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”.
5. Case Manager
Perawat mengidentifikasi kebutuhan untuk manajemen kasus, mengkaji kebutuhan
klien,membuat perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi).
b. Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Perawat menjalankan peran educator untuk menambah pengetahuan anak sekolah
mengenai pentingnya mencuci tangan.
2. Fungsi Interpenden
Perawat bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk melakukan perubahan terhadap
lingkungan agar terciptanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat sekitar
RW 8 Kelurahan F.
Pengertian
UKS adalah pusat kegiatan ksehatan dalam upaya pelayanan kesehatan pada siswa
sekolah yang dikelola dan diselenggarakan oleh institusi kesehatan, bekerja sama dengan
institusi pendidikan melaluui dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
derajat kesehatan siswa (Depkes, 2002)
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
- Kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan terencana (Jumat Bersih, piket kelas)
- Senam bersama
Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan pendidikan yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang membuat seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong diri sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan bergerak aktif
dalam menciptakan masyarakat .
Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat tatanan lain yang tidak kalah
penting seperti PHBS di sekolah dan juga PHBS di tempat kerja. Keseluruhan dari materi PHBS
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat yang terlibat pada
setiap tatanan.
Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku hidup
bersih dan sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai penyakit.
Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan dan kesehatan menjadi sesuatu
yang tidak kalah penting.
Perilaku hidup bersih dan sehat yang berasal dari implementasi materi phbs dapat
menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan praktek
indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah gerakan untuk
memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat dimanapun dan juga kapanpun.
Sekolah
Merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat
PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersihh dan sehat, meningkatkan
proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.
Rumah tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap
anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit,
rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas angora rumah tangga dan
manfaat PHBS rumah tanggga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
Tempat kerja
PHBS di tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan
mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan sehat dan berperan dalam
menciptakan tempat kerja yang sehat. Manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja
mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas
kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif.
Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas
kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
1. Analisis Situasi
Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau
Pembina UKS tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah • Membahas rencana kebijakan
tentang penerapan PHBS di sekolah.
Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus
alternative solusi.
Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya.
Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah.
Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument
pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di
tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah
Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan
orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah,
membuang sampah sembarangan
Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan.
Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.
Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas
pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS
disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim
Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup
bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
a. Pemda
Bupati/walikota
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan
tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah.
DPRD
b. Lintas Sektor
Dinas Kesehatan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler.
Dinas Pendidikan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program UKS melalui jalur kulikuler
dan ekstrakulikuler
Kantor Depag
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program UKS pada
perguruan agama
Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKS.
Mengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS
melalui UKS. Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring
dan evaluasi.
d. Tim Pelaksana UKS
e. Komite sekolah
Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolah.
Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah
sehat.
f. Komite sekolah
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang
pembinaan PHBS di sekolah. Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah. Memantau kemajuan pencapaian
sekolah sehat disekolahnya.
g. Guru-guru
Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh
dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah. Sosialisasi PHBS di lingkungan
sekolah dan sekitarnya. Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya. Memantau tujuan
pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan
GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat
yang membentuk kepribadian.
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur
dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin,
Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara
nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:
https://puskesmas.bantulkab.go.id/pundong/2017/02/22/germas-kampanye-hidup-sehat-di-
seluruh-sekolah-dasar-di-kecamatan-pundong/
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/11/germas-wujudkan-indonesia-sehat
Krist. 2011. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di Sekolah.Diakses pada 5 November
2019. Dari
https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-hidup-
bersih-dan-sehat-phbs-di-sekolah/