Anda di halaman 1dari 5

Pentahelix penanganan bencana banjir bandang NTT

Peran pemerintah dalam menanggulangi bencana


Dampak dari cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja berdampak pada berbagai daerah
di Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami dampak paling berat dengan bencana
banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian
materi. Presiden Joko Widodo pada Selasa, 6 April 2021, menggelar rapat terbatas melalui
konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, untuk memberikan arahan terkait penanganan
bencana di Provinsi tersebut. Instruksi yang diberikan Kepala Negara ialah untuk mempercepat
proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Kemudian,
Presiden meminta kepada Kepala BNPB, Kepala Basarnas, dibantu dengan Panglima TNI dan
Kapolri dengan seluruh jajarannya untuk mengerahkan tambahan personel SAR sehingga dapat
menjangkau lebih banyak wilayah terdampak, termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus
pulau di NTT seperti Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau lainnya untuk melancarkan
proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana


Hak dan kewajiban masyarakat, sebagaimana UU No 24 Th 2007 tentang
Penanggulangan Bencana yakni masyarakat (setiap orang) berhak untuk, Mendapatkan
perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya kelompok masyarakat rentan bencana,
Mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan, Mendapatkan informasi secara tertulis
atau lisan, Berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program
penyediaan bantuan, Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan
dengan diri dan komunitasnya, Melakukan pengawasan, Mendapatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar (khusus kepada yang terkena bencana), dan Memperoleh ganti kerugian karena
terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi. Adapun peran masyarakat pada saat
terjadi bencana antara lain, Memberikan informasi kejadian bencana ke BPBD atau Instansi
terkait, Melakukan evakuasi mandiri, Melakukan kaji cepat dampak bencana, dan Berpartisipasi
dalam respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya. Sementara itu peran masyarakat pada
saat pascabencana adalah Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi, dan Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan prasarana
umum.
Peran sektor dunia usaha dalam penanggulangan bencana NTT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta dunia
usaha untuk bisa berperan lebih dalam penanggulangan bencana. Kontribusi perusahaan-
perusahaan diminta tidak hanya gencar pada pasca kejadian bencana namun juga mitigasi dan
pencegahan.
Pada tanggal 07 April 2021 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
menyumbangkan bantuan senilai Rp 650 juta untuk korban banjir bandang di Flores, NTT.
Bantuan tersebut nantinya akan disalurkan melalui beberapa lembaga kemanusiaan. Di antaranya
Benihbaik.com sebesar 200 juta, Komunitas Muslim NTT Aisyiyah (Organisasi Perempuan
Persyarikatan Muhammadiyah) sebesar 150 juta. Kemudian, Keuskupan Larantuka sebesar 150
juta, dan Keuskupan Atambua 150 juta. Bukan hanya bantuan berupa uang tunai, Sido Muncul
turut memberikan bantuan produk. Seperti Tolak Linu, Tolak Angin dan Kuku Bima Energi
untuk korban bencana banjir bandang di Flores, NTT. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Atau BTN menyalurkan bantuan material dan bahan bangunan untuk perbaikan
lebih dari 150 rumah di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).

Peran sektor Pendidikan dalam penanggulangan bencana NTT


Sektor Pendidikan berperan untuk menguatkan pengetahuan kebencanaan. Ada beberapa institusi
Pendidikan yang ikut serta berperan dalam penanganan bencana banjir bandan di NTT yaitu :
a) Universitas Airlangga Surabaya memberangkatkan relawan yang tergabung dalam tim
rumah sakit terapung ksatria airlangga untuk membantu penanganan bencana di Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Ada 11 relawan yang diberangkatkan untuk misi kemanusiaan
badai siklon tropis seroja yang melanda dibeberapa wilayah NTT pada hari minggu 04
April 2021. Selama terjun dilapangan mereka tidak hanya memberikan pelayanan
kesehatan dasar dan spesialistik, namun juga melakukan pemulihan kesehatan jiwa dan
juga pendampingan pemulihan ekonomi bagi keluarga terdampak.
b) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud memberikan bantuan
Ditjen Dikti Peduli kepada perguruan tinggi yang dilanda bencana alam siklon tropis
seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Bantuan tersebut diserahkan melalui Universitas
Nusa Cendana (Undana) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah
XV. Ditjen Dikti memberikan bantuan senilai lebih dari 200 juta rupiah, yang terdiri dari
makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, selimut, dan Alat Pelindung Diri (APD).
Bantuan ini merupakan bentuk rasa kemanusiaan dan kepedulian Ditjen Dikti kepada
perguruan tinggi di NTT yang dilanda bencana alam. Serah terima bantuan ini
disampaikan oleh Yayat Hendayana selaku Koordinator Umum, Kerja Sama, dan Humas
Ditjen Dikti kepada Rektor Universitas Nusa Cendana Frederik L. Benu dan disaksikan
oleh perwakilan dari LLDikti XV Abdurahman Abdullah selaku Kepala Bagian Tata
Usaha, pada Jumat 17 April di Gedung Rektorat Universitas Nusa Cendana.

Peran media dalam penanggulangan bencana NTT


Media penyiaran juga menjadi media yang sigap dalam menyampaikan terjadinya
bencana dan saat tanggap darurat. Media penyiaran baik televisi dan radio setiap terjadi bencana
sesegera mungkin memberitakan. Melalui breaking news, sekilas info maupun running text
terutama televisi yang mengudara selama 24 jam memberikan informasi akan terjadinya bencana
dimanapun berada dipenjuru tanah air. Pada kondisi pascabencana, media penyiaran tidak lepas
dalam mengawal melalui pemberitaan maupun liputan khusus dilakukan. Memastikan upaya
cepat dan tepat pemerintah dalam mengatasi kejadian. Meskipun saat ini sumber informasi
masyarakat semakin banyak, seperti media online dan media sosial. Namun, masyarakat masih
tetap menunggu informasi disampaikan media penyiaran baik televisi maupun radio sebagi
informasi valid terutama untuk mendapatkan update secara audio visual. Penonton televisi masih
pada urutan pertama dalam daftar konsumsi media masyarakat. Baru urutan berikutnya media
sosial dan internet. Untuk itu peran media penyiaran dalam  penyiaran kebencanaan baik
prabencana, tanggap darurat maupun pascabencana masih sangat relevan dibutuhkan masyarakat.
Terutama dalam memberikan edukasi kebencanaan.

Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.mediaindonesia.com/humaniora/224483/dunia-usaha-
perlu-berperan-dalam-mitigasi-
bencana&ved=2ahUKEwiBrITZponwAhX38HMBHdKNDhMQFjAHegQIBhAC&usg=AOvVa
w2DUf6d0UpUueSIsZzugD5r

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/16-kajian/36194-
penyiaran-media-edukasi-
kebencanaan&ved=2ahUKEwiyjMPTqYnwAhXBb30KHSC9D14QFjAAegQIAxAC&usg=AO
vVaw1QM_WVQUkMp8HiB7toss1M

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.liputan6.com/amp/4527359/btn-bantu-perbaikan-rumah-
korban-badai-siklon-seroja-di-
ntt&ved=2ahUKEwjY3s6UrYnwAhUi73MBHTnfCoEQFjADegQIChAC&usg=AOvVaw2QqW
z3-HCgnnzwZ_L4kpqp&ampcf=

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.solopos.com/sido-
muncul-berikan-rp650-juta-untuk-korban-bencana-di-ntt-
1117114/amp&ved=2ahUKEwjY3s6UrYnwAhUi73MBHTnfCoEQFjAFegQICRAC&usg=AOv
Vaw1U-sr5leZgqHdyjbzRpfSu&ampcf=1

https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/ditjen-dikti-peduli-bantu-perguruan-tinggi-dan-
korban-bencana-alam-di-ntt/

https://www.antaranews.com/berita/2101366/unair-berangkatkan-relawan-rumah-sakit-terapung-
ke-ntt

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bnpb.go.id/berita/upaya-penanganan-banjir-bandang-
ntt-bnpb-kerahkan-helikopter-
&ved=2ahUKEwjvjLjBxf_vAhWFbisKHTEYALMQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw0kJu8o5
O05M2aerblMo6LG

Anda mungkin juga menyukai