Disusun Oleh:
Baiq Yuliatri Kusumardani NIM. 2151B1007
Dr. Ratna Wardani, S.Si., MM, NIDN. 0706127802
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
Baiq Yuliatri Kusumardani
NIM. 2151B1007
Menyetujui,
NIDN. 0706127802
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan Oleh:
Baiq Yuliatri Kusumardani
NIM. 2151B1007
Menyetujui,
Direktur Pascasarjana Ketua Program Studi
Magister Kesehatan
Masyarakat
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Gambiran Kota Kediri (Studi Kasus di Ruang Rawat inap Pamenang)” dengan
baik. Tujuan pembuatan laporan residensi ini adalah satu diantara persyaratan
STRADA Indonesia.
memberikan informasi dan langkah strategis yang dapat diterapkan Ruang Rawat
Inap RSUD Gambiran Kota Kediri dalam upaya meningkatkan pelayanan. Dalam
penulisan laporan residensi ini, kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar ̵
besarnya kepada :
1. Dr. dr. Imam Sentot Suprapto, MM, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
2. Dr. Indasah, Ir., M.Kes., selaku Direktur Pasca Sarjana Institut Ilmu
3. Dr. Ratna Wardani, S.Si., MM., selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana
iv
4. Eko dian S, S.Kep.Ns., MM.Kes selaku pembimbing lahan beserta staf di
5. Semua dosen dan staf Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang
ini.
Laporan residensi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima
residensi ini. Harapan penulis semoga laporan residensi ini dapat memberikan
Penulis
v
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan .......................................................................................... 1
vi
2. Kegiatan Keperawatan Langsung ................................................... 17
vii
3. Tujuan Anjab ................................................................................... 37
6. Kesimpulan ..................................................................................... 39
5. Kesimpulan ..................................................................................... 45
1. Lokasi .............................................................................................. 47
viii
4. Area Peminatan ............................................................................... 51
B. Pengkajian ........................................................................................... 52
1. Menyusun dan menghitung nilai bobot, rating, dan skor untuk table
eksternal dan internal dibuat dengan skala sebagai berikut : ........................ 68
A. Kesimpulan ......................................................................................... 78
ix
B. Saran ................................................................................................... 79
DOKUMENTASI .......................................................................................... 82
x
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, agar terwujud derajat kesehatan yang
harus diperhatikan oleh pimpinan Rumah Sakit adalah harus lebih baik dan
lebih efektif dalam menangani sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah
sakit, karena untuk mencapai suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah
Sakit atau perusahaan yang memegang peran penting salah satunya adalah
sumber daya manusia (Satish 2015). Sumber daya manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah organisasi. Oleh karena itu,
setiap organisasi dituntut untuk dapat mengelola sumber daya manusia yang
dimilikinya dengan baik. Pengelolaan yang baik dapat mewujudkan SDM yang
organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efesien
teknologi yang canggih dan sumber daya alam yang melimpah untuk mencapai
suatu tujuan organisasi, akan tetapi hal tersebut menjadi sia-sia jika tidak
1
memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kompetensi
Rumah Sakit sendiri memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari beragam
fisioterafis dan lainlain. Dari propesi-propesi yang ada di Rumah Sakit, propesi
perawatlah yang memiliki jumlah terbanyak yaitu 40% dari jumlah tenaga
yang baik dan pelayanan prima kepada pasien (Oetelaar et al. 2016).
pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit, karena hampir semua pelayanan
2
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, dan hal tersebut dapat
et al. 2016)
(RS) dan puskesmas sekitar 531.000 pada tahun 2021 yang tersebar di seluruh
atau memiliki surat tanda registrasi (STR) mulai 2012 hingga 2021 tercatat
Februari 2022 jumlah perawat dengan STR aktif berjumlah sekitar 633.000
dengan rasio 2,46 per 1.000 penduduk. Jumlah tersebut dinilai Sugiyanto telah
jumlah yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit, atau fasilitas kesehatan lainya,
berdasarkan beban kerja. Menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja yaitu
besarnya atau beratnya suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh sesorang
dalam, suatu jabatan atau unit organisasi yang merupakan hasil kali antara
sehingga tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akhirnya berdampak
3
terhadap stress kerja perawat dan dapat berdampak kepada keselametan pasien.
Beban kerja yang tinggi pada perawat dapat berdampak kepada penurunan
Jika jumlah perawat berlebih dari jumlah yang dibutuhkan dalam suatu Rumah
Sakit maka, dapat berdampak juga dari segi keuangan Rumah Sakit dan dapat
al. 2014)
Indicator Staff Need) yaitu suatu metode perhitungan SDM berdasarkan pada
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap unit di fasilitas pelayanan
komprehensif, dan realistis berdasarkan beban kerja secara nyata. Metode ini
berdasarkan beban kerja saat ini sehingga menunjukkan dengan jelas suatu
perawat. Metode WISN ini juga memiliki kekurangan, hal ini dikarenakan
langkah metode WISN yang terbilang panjang dan memerlukan ketelitian yang
tinggi. Maka dari itu, jika terjadi kesalahan perhitungan di satu langkah, akan
4
peneliti (Yang et al. 2009).
salah satu rumah sakit tipe B yang melayani masyarakat di Kota Kediri dan
jumlah perawat di ruang rawat inap RSUD Gambiran Kota Kediri terlalu
banyak atau berlebih. Asumsi ini didasarkan pada pengamatan beberapa pihak
yang menganggap bahwa perawat yang terlalu banyak tidak efektif dan dapat
evaluasi atas asumsi tersebut. Dalam laporan residensi ini, penulis akan
rekomendasi yang lebih efektif dan efisien bagi manajemen RSUD Gambiran
Kota Kediri dalam pengelolaan jumlah perawat di ruang rawat inap. Semoga
laporan residensi ini dapat memberikan manfaat bagi RSUD Gambiran Kota
Kediri (Studi Kasus di Ruang Rawat inap Pamenang) dengan metode formula
Workload Indicator Staff Needs (WISN) yaitu suatu cara untuk menentukan
kebutuhan staff untuk setiap kategori berdasarkan beban kerja disetiap fasilitas
5
kesehatan (Kepmenkes No. 81 Tahun 2004).
B. Rumusan Masalah
Inap Pamenang):
4. Apa saja manfaat yang diperoleh oleh tenaga keperawatan dan RSUD
C. Tujuan Residensi
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui waktu kerja tersedia perawat di RSUD Gambiran Kediri
b. Mengetahuai katagori aktivitas yang dilakukan oleh perawat di
RSUD Gambiran Kediri
c. Mengetahui standar beban kerja perawat di RSUD Gambiran Kediri
d. Mengetahui standar kelonggaran perawat di RSUD Gambiran
Kediri.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sakit adalah banyaknya satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan untuk
Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan
kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi
dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. Beban kerja dapat dilihat
dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan staf pada waktu kerja baik kegiatan
langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi
dan kegiatan yang tidak produktif. Ilyas (2011) dalam Meidiawati (2012).
yang buruk antar perawat dengan pasien, kegagalan kolaborasi antara perawat
mengumpulkan data tentang: jumlah pasien yang masuk pada unit itu setiap
7
hari/bulan/ tahun, kondisi atau tingkat ketergantungan pasien di unit tersebut,
kerja yang lebih akurat karena pasien telah dikelompokkan sesuai tingkat
memberikan perawatan.
yang dirawat di rumah sakit. Jumlah beban kerja dalam bidang keperawatan
diukur dengan beberapa parameter, seperti jumlah hari pasien atau patient
karena itu, perlu dilakukan pengukuran dan analisis beban kerja perawat
8
Beberapa metode pengukuran beban kerja perawat yang dapat
Metode WISN merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan
berikut:
9
berkontribusi terhadap tuntutan situasi adalah kebutuhan kerja dan
sistem dan manusia akan menentukan tugas yang harus dilakukan oleh
jumlah dan tipe tugas, keterbatasan waktu, dan tingkat akurasi yang
10
dalam menyelesaikan tugas, serta tingkat akurasi yang dibutuhkan
hanya dipengaruhi oleh sifat tugas itu sendiri, tetapi juga oleh
11
terhadap munculnya tuntutan situasi pada pekerja dan dapat
kesejahteraan pekerja.
proses berpikir.
12
pelatihan dan pengalaman. Pengetahuan dapat dianggap sebagai
jumlah pasien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan, atau tahun,
diemban oleh karyawan dalam dunia kerja, seperti yang diungkapkan oleh
13
a. Kondisi Pekerjaan
sejauh mana karyawan memahami tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan, semakin besar pula beban kerja yang harus diemban oleh
karyawan. Selain itu, tingkat kontrol yang dimiliki oleh karyawan dalam
yang dirasakan.
beban kerja karyawan. Namun, jika organisasi tidak memiliki SOP atau
ini dapat memperbesar beban kerja yang harus diemban oleh karyawan.
sempit waktu yang disediakan untuk mencapai target kerja tertentu atau
14
volume kerja yang diberikan, semakin besar beban kerja yang harus
pertama kali dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering
sistem kerja sebagai model multi dimensi dari beban kerja, yang terdiri atas
tiga dimensi atau faktor yaitu beban waktu (time load), beban mental
Setiap dimensi terdiri dari 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi.
15
dalam perencanaan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
tinggi.
B. Konsep Perawat
1. Pengertian Perawat
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat yang
16
Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, keperawatan harus
lainnya.
17
eliminasi, kebersihan pasien, mobilisasi, transfusi, serah terima pasien,
status pasien.
18
5. Kegiatan Non Produktif
terlambat dan pulang lebih awal dari jadwal Dalam (Aditama, 2004) dalam
work sampling, time and motion study, daily log, self assessment.
Work Sampling
Berdasarkan need
19
1. Work Sampling
ini yang menjadi fokus pengamatan adalah apa yang dilakukan responden
seorang pegawai.
2) Performance Sampling
3) Work Measurement
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan pegawai pada waktu jam kerja
20
tidak produktif
d. Pola beban kerja pegawai dikaitkan dengan waktu, jadwal jam kerja
b. Memilih sampel sebagai subjek yang akan diteliti jika jumlah pegawai
banyak
21
sehingga secara teknis mudah dikerjakan dan bagi pegawai
penelitian.
kelelahan.
b. Data yang didapat bisa terjadi bias karena pegawai tahu akan
diamati
yang sedang diamati. Pada teknik ini yang dihasilkan tidak hanya berupa
beban kerja tapi juga kualitas kerja pegawai Ilyas (2011) dalam
Meidiawati (2012).
sampai pekerjaan selesai dan sampai selesainya jam kerja pada hari itu.
22
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Kegiatan ini dilakukan
berat dan mahal sehingga jarang dilakukan. Bias dapat terjadi karena objek
5. Daily Log
dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang
diteliti.
(Ilyas, 2011).
and motion study dan daily log. Hal tersebut dikarenakan teknik work
b. Teknik ini dapat mengamati banyak pegawai dalam waktu yang sama.
23
diamati hanya jenis kegiatannya. 4) Pengamatan dapat dihentikan
C. Pengertian Manajemen
sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
bukan hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga
pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang
24
atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap
Pelayanan rumah sakit di Indonesia saat ini sudah bersifat padat modal,
padat karya, dan padat teknologi dalam menghadapi persaingan global. Dalam
hal rujukan medik, rumah sakit juga diandalkan untuk memberikan pengayoman
medik (pusat rujukan) untuk pusat-pusat pelayanan yang ada di wilayah kerjany.
Sifat pengayoman sangat erat kaitannya dengan klasifikasi rumah sakit. Ada
yaitu kelas A, B, C, dan D. Kelas rumah sakit yang lebih tinggi (A) mengayomi
kelas rumah sakit yang lebih rendah dan mempunyai pengayoman wilayah lebih
luas. Pengayoman dilaksanakan melalui dua sistem rujukan yaitu sistem rujukan
25
sumbar dalam negeri (PMDN) dan sumber luar negeri (PMA). Jenis RS
tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia
antara lain:
Pasal 1
Pasal 2
26
keadaan cacat badan dan jiwa (rehabilitation).
Pasal 3
pemulihan kesehatan
paramedic
Pasal 4
A, kelas B, kelas C. 17
27
Kebidanan/Kandungan, dan Kesehatan Anak.
cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola rumah sakit untuk
yang bagus serta tindakan medis yang akurat dan mekanisme pengelolaan
mutu tentunya.
arti hidup sehat. Keadaan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial
budaya dan sosial ekonomi masyarakat yang perlu mendapat perhatian dari
seperti Jakarta banyak sekali usaha rumah sakit dengan kualitas pelayanan
dan peralatan medis yang prima dapat kita temukan di setiap sudut kota,
28
servis dan kualitas dokter yang prima, sekarang tidak perlu lagi ke luar
negeri.
rumah sakit berusaha untuk mempunyai tenaga dokter ahli yang tetap,
beberapa rumah sakit di kota besar seperti Jakarta dapat kita jumpai
pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) yang ditangani oleh dokter tetap
mekanisme pengelolaan mutu yang bagus, perusahaan dalam hal ini rumah
29
persaingan. Dalam penerapannya, manajemen di rumah sakit dapat dilihat
dari fungsi perencanaan rumah sakit dan fungsi pergerakan dan pelaksanaan
rumah sakit.
dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di
kesehatan, unit kerja yang ada, dan kategori SDM yang bekerja pada
30
memiliki masalah pada saat ini dan masa mendatang. Dari hasil identifikasi
waktu yang tersedia untuk tenaga kesehatan dalam satu tahun untuk
AWT yaitu :
a. Hitung jumlah hari kerja dalam setahun dengan mengalikan jumlah hari
kerja dalam satu minggu dengan jumlah minggu dalam satu tahun (52).
setahun. Jumlah hari tidak bekerja yang dimiliki dapat terdiri dari cuti
sakit, cuti tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, dan
memperoleh data yang akurat terkait absensi, yang dapat dilakukan adalah :
31
c. Membagi total jumlah absensi dari suatu kategori staf dengan jumlah
AWT = {A – (B+C+D+E) X F}
Keterangan :
Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf dan
pada aktivitas ini terdapat pencatatan yang rutin.
b. Aktivitas penunjang
32
Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori staf
namun tidak dilakukan pencatatan rutin.
c. Aktivitas tambahan
Aktivitas yang tidak dilakukan oleh seluruh staf dan pada aktivitas ini
tidak diperlukan suatu pencatatan yang rutin.
kesehatan yang dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu sebagai unit
penunjang dan tambahan yang terdiri dari dua jenis yaitu Category
seluruh staf dalam suatu kategori yang dinyatakan dalam persentase waktu
kerja sedangkan IAS digunakan untuk menghitung waktu dari aktivitas yang
tidak dilakukan oleh seluruh staf dalam suatu kategori dan dinyatakan dalam
33
5. Menghitung Beban Kerja Standar/ Standard Workload
beban kerja pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga
IAF = IAS/AWT
34
tiga kegiatan perhitungan yang berbeda, yaitu :
pada setiap kegiatan maka akan diperoleh jumlah total tenaga kerja yang
35
Seringkali hasil yang diperoleh melalui perhitungan bukan
staf yang tersedia saat ini dengan jumlah staf yang dibutuhkan
yang tersedia saat ini dengan jumlah staf yang dibutuhkan. Apabila
rasionya adalah satu maka tidak terjadi kelebihan atau kekurangan staf
adalah lebih dari satu maka terjadi kelebihan staf pada fasilitas
kurang dari satu maka kondisi yang terjadi adalah kekurangan staf pada
36
fasilitas kesehatan tersebut. Semakin kecil rasio yang diperoleh maka
1. Definisi Anjab
serta peran dan tanggung jawab jabatan yang terdapat dalam organisasi atau
2. Metode Anjab
tanggung jawab.
3. Tujuan Anjab
37
jabatan.
jabatan.
4. Keuntungan Anjab
adalah:
pegawai.
5. Implementasi Anjab
38
diantaranya:
jawab jabatan.
6. Kesimpulan
39
Namun, dalam praktiknya, implementasi Anjab sering menghadapi
penggunaannya.
40
yang mengancam jiwa atau memerlukan tindakan medis yang mendesak.
untuk bertahan hidup untuk menentukan tingkat urgensi pasien. Tujuan dari
kesehatan pasien.
gawat darurat, unit perawatan intensif, dan unit perawatan kritis. Metode ini
juga digunakan di rumah sakit, klinik, dan praktik dokter sebagai alat bantu
segera. Dalam situasi yang memerlukan tindakan medis yang cepat seperti
cedera serius, serangan jantung, atau stroke, USG dapat mempercepat waktu
permanen.
41
dinilai dalam USG antara lain:
panjang pasien.
kemudian hari.
perawatan pasien secara cepat dan akurat. Metode ini memungkinkan tenaga
medis untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menangani
pasien
42
menganalisis kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang
efektif.
dan terstruktur.
berikut:
43
dan ancaman.
Kekuatan:
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman:
44
• Regulasi pemerintah yang ketat
5. Kesimpulan
45
BAB III
HASIL RESIDENSI
RSUD Gambiran Kota Kediri merupakan salah satu rumah sakit daerah tipe B
kepada masyarakat, RSUD Gambiran memiliki 304 tempat tidur dan 985 karyawan
pasien. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi fluktuasi jumlah kunjungan pasien.
Pada tahun 2018, RSUD Gambiran mencatatkan jumlah kunjungan sebesar 106.936
pasien. Namun, pada tahun 2019, jumlah kunjungan mengalami penurunan menjadi
96.464 pasien. Tren penurunan ini berlanjut pada tahun 2020, di mana RSUD
yang sangat rendah, yaitu hanya 25.219 pasien. Hal ini mungkin disebabkan oleh
46
adanya penerapan pembatasan sosial dan lockdown yang membuat masyarakat sulit
tahun 2022, jumlah kunjungan pasien kembali meningkat dengan mencapai 88.295
pasien.
kualitas perawatan bagi pasien. Selain itu, RSUD Gambiran juga perlu
rumah sakit daerah tipe B yang memiliki jumlah tempat tidur dan karyawan yang
beberapa tahun terakhir, RSUD Gambiran perlu terus melakukan evaluasi dan
1. Lokasi
Secara geografis, RSUD Gambiran Kota Kediri terletak di antara titik lintang
sebagai berikut :
47
2. Kelas Rumah Sakit : Tipe B Non Pendidikan
4. Jumlah Puskesmas :9
• RSUD Kilisuci
a. Visi
b. Misi
48
pasien
c. Tata nilai
a. Semboyan.
b. Motto
dan Simpati”.
d. Tujuan
49
3. Sumber Daya Manusia
RSUD Gambiran Kota Kediri merupakan salah satu rumah sakit yang
daya manusia yang sangat penting, terdiri dari berbagai macam profesi, seperti
sebanyak 985 orang, terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Dari jumlah tersebut, terdapat 409 orang
Dari jumlah perawat dan bidan tersebut, terdapat 320 perawat dan 89
pasien. Selain itu, RSUD Gambiran juga memiliki tenaga medis lainnya,
seperti dokter spesialis, dokter umum, ahli gizi, ahli farmasi, dan tenaga medis
pendukung lainnya.
sudah cukup banyak, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, seperti
sebenarnya.
50
Oleh karena itu, RSUD Gambiran perlu melakukan evaluasi terhadap
melatih sumber daya manusia yang ada agar mampu memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan.
semakin meningkat, serta mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Sehingga RSUD Gambiran dapat terus menjadi salah satu rumah
4. Area Peminatan
Kediri memiliki 41 tempat tidur dengan tingkat okupansi tahun 2022 mencapai
73,44 persen. Kepala ruangan, Rusmiati, S.Kep, Ns. membantu 23 anggota Tim
51
Keperawatan dan 2 orang non-keperawatan dalam menjalankan tugas-tugas
dengan membagi anggota Tim Keperawatan menjadi 2 tim dengan 1 ketua tim
yang bertanggung jawab terhadap kerja anggota tim. Setiap tim bertanggung
jawab terhadap pasien yang telah ditentukan oleh Kepala Ruangan. Dengan
sistem ini diharapkan setiap tim akan bertanggung jawab penuh terhadap
pasien yang telah ditetapkan, dan Kepala Ruangan dapat memantau kinerja
masalah seperti kelelahan dan beban kerja yang tinggi tetap menjadi tantangan
yang harus dihadapi. Oleh karena itu, keberhasilan sistem pembagian kerja ini
pasien yang baik dan efektif juga menjadi kunci penting dalam menjaga
administratif seperti catatan medis dan dokumen pasien, sehingga pasien dapat
B. Pengkajian
salah satu fokus residensi yang diambil oleh para mahasiswa. Dalam
52
pasien yang dirawat pada saat itu. Namun, jumlah perawat yang bertugas pada
pasien baru selesai pada pukul 11.00 pagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
administrasi juga memerlukan waktu yang cukup lama, baru selesai pada pukul
Untuk shift sore dan malam, perawat yang bertugas adalah 4 orang.
Sehingga perlu diperhatikan pengaturan waktu kerja dan tugas yang efektif
perawat di shift pagi maupun pengaturan waktu dan tugas yang lebih efektif
sebagai berikut
53
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Laki-laki Kontrak
4
Keperawatan
Perempuan ASN
5 Ka Tim 2 D3
Keperawatan
Perempuan ASN
6 Wakil Ka Tim 2 S1
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Perempuan Kontrak
7
Keperawatan
Perempuan ASN
8 Ka Shift Tim 1 S1
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Laki-laki ASN
9
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Laki-laki ASN
10
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Perempuan Kontrak
11
Keperawatan
Perempuan ASN
12 Ka Shift Tim 2 D3
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Perempuan Kontrak
13
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Laki-laki Kontrak
14
Keperawatan
Perempuan Kontrak
15 Bidan Pelaksana D3
Kebidanan
Perempuan ASN
16 Ka Shift Tim 2 D3
Keperawatan
Perempuan Kontrak
17 Bidan Pelaksana D3
54
Kebidanan
Perawat Pelaksana D3 Perempuan Kontrak
18
Keperawatan
Perawat Pelaksana S1 Laki-laki Kontrak
19
Keperawatan
Laki-laki ASN
20 Ka Shift Tim 1 D3
Keperawatan
Perawat Pelaksana D3 Perempuan Kontrak
21
Keperawatan
Perawat Pelaksana S1 Perempuan Kontrak
22
Keperawatan
Perempuan Kontrak
23 Bidan Pelaksana D3
Kebidanan
Pembantu Perawat SMU Perempuan ASN
24
Pembantu Perawat SMU Perempuan ASN
25
permasalahan pada kepala ikan dalam duri-duri ikannya. Analisa fishbone yang
digunakan pada laporan ini meliputi : man, material, method, mother nature,
55
machine. Kemudian hasil wawancara dan diskusi yang didapat dicatat sebagai
duri ikan seperti pada gambar 3.2. Kemudian dari analisa fishbone dicari ide-
ide alternatif solusi dari permasalahan yang ada dengan analisa USG
ditemukan meliputi:
1. Man:
2. Method:
keperawatan
3. Mother Nature:
besuk
4. Machine:
56
• Terdapat 41 TT
57
Sebab
Man Method
Akibat
Bidan merangkap jadi perawat
Machine Mother
Nature
59
D. Prioritas Masalah
USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan proritas isu yang
dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu
a. Urgency
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
b. Seriusness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
c. Growth
dibiarkan.
59
Urgency, Seriousness dan Growth. USG dilakukan dengan cara penilaian
10 Terdapat 41 TT 2 2 1 4 10
60
Dari hasil Analisa USG diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prioritas
Indicator Staff Needs (WISN) yaitu suatu cara untuk menentukan kebutuhan
waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja
a. Hari kerja;
Jumlah hari kerja dalam satu tahun sesuai ketentuan yang berlaku
61
berlangsung selama 24 jam, maka hari kerja dihitung 7 hari. Perawat
“Karena kita mengatur shift nya itu pagi dua, siang dua, malam
dua,liburnya dua. Jadi dalam sebulan itu liburnya antara enam sampai
kerja efektif. Dalam setahun ada 365 hari, jika dilakukan perhitungan
kemudian 2 hari libur, maka didapatkan bahwa dalam satu bulan ada
7 hari libur, sehingga dalam satu tahun ada 84 hari libur. Dengan
b. Cuti Tahunan;
Ruang Pamenang.
62
“Cuti itu kita untuk setiap karyawan dalam satu tahun ber hak cuti
Pamenang” (Informan 1)
Jumlah hari libur dan cuti bersama dalam satu tahun. Karena yang
e. Ketidakhadiran Kerja;
63
Pamenang dalam setahun adalah 12 hari kerja. Toleransi
“Kita kan disini ada yang mendadak sakit, anak sakit, berita
biasanya lewat telepon atau sekarang kan udah ada WA ada BBM nah
kita atur kalau dia masih punya cuti dan dia tidak bisa menunjukkan
surat sakit akan kita potong cuti atau potong ekstra. Ekstra itu kalau
ada tanggal merah kan harusnya libur tapi dia tetep dinas dia punya
ekstra satu. Jadi kalau tiba2 sakit bisa di potong ekstra atau cuti. Tapi
kalau misalnya tidak ada berita sama sekali kita tulis alfa” (Informan
1)
“... ada si, kalo sakit, kecelakaan pasti ada toleransi. Kalo
f. Waktu Kerja;
“Untuk shift pagi itu dari 07.00 sampai jam 14.00, siang itu jam
14.00 sampai jam 21.00, malem dari jam 21.00 sampai operan ke pagi
64
Berikut adalah perhitungan waktu kerja tersedia perawat
Kediri.
waktu Beban
(menit) Kerja
65
2. Perhitungan kebutuhan SDM Unit Kerja
66
KS = Kebutuhan Sumber Daya Manusia
WISN dengan jumlah tenaga perawat yang tersedia saat ini dapat dilihat dari
bagi tekanan kerja yang dialami tenaga kesehatan dalam pekerjaan sehari-
hari mereka di suatu fasilitas kesehatan. Sebuah ratio WISN bernilai satu (1)
menunjukan bahwa jumlah staf dan beban kerja di suatu fasilitas kesehatan
berada dalam keadaan seimbang. Semakin kecil ratio WISN, semakin besar
tekanan beban kerja. Ratio WISN yang kecil menunjukkan bahwa jumlah
staf saat ini lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengatasi beban
kerja yang ada. Sebaliknya, ratio WISN yang besar membuktikan adanya
WISN:
Dalam kasus ini, kita diketahui bahwa jumlah perawat yang tersedia
67
adalah 23 dan nilai kebutuhan perawat adalah 44,76. Maka kita dapat
Kesenjangan = 21,76 / 23
yang ideal sesuai dengan kebutuhan. Kesenjangan yang besar ini dapat
E. Rencana Intervensi
rencana intervensi akan dibuat melalui analisis SWOT. Analisis ini akan
(threats).
1. Menyusun dan menghitung nilai bobot, rating, dan skor untuk table
68
eksternal dan internal dibuat dengan skala sebagai berikut :
Bobot Nilai (BN) adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan
tingkat pentingnya suatu faktor dalam sebuah analisis. Skala BN terdiri dari
5 level, yaitu:
suatu faktor berdasarkan skala yang telah ditentukan. Skala RN terdiri dari
5 level, yaitu:
• 5= Sangat Penting
• 4= Penting
• 3 = Netral
• 2 = Tidak baik
Skor Nilai ini digunakan untuk menghitung bobot dari setiap faktor dalam
sebuah analisis. Semakin tinggi skor nilai, semakin penting faktor tersebut
69
Strength
4 0,84
0,21
a.Kepala ruang yang
selalu mau belajar
jelas 4 1
0,25
c.Manajemen yang
mendukung
0,66 2,64
TOTAL
Weakness
a.komitmen kerjasama
0,20 4 0,80
kurang kuat
b.masih adanya sikap
senioritas diantara
0,14 3 0,52
anggota Tim
0,34 1,32
TOTAL
1 3,96
TOTAL S+W
Opportunities
0,20 4 0,80
a. Kebutuhan
masyarakat akan
rumah sakit yang
memiliki fasilitas
0,30 4 1,2
lengkap.
70
b. Adanya tawaran
Kerjasama dengan
institusi Pendidikan
kesehatan
0,5 2
TOTAL
Threats
a.Adanya
0,20 2 0,40
pengangkatan P3K di
tempat lain
b.adanya Rumah Sakit
0,30 3 0,9
swasta di sekitar
0,5 1,3
TOTAL
1 3,3
TOTAL O+T
71
STRATEGI SO STRATEGI WO
OPPORTUNITIES(O)
a.Memberangkatkan a.memberikan tugas
a. Kebutuhan masyarakat
kepala ruang untuk yang sesuai untuk
akan rumah sakit yang
pelatihan manajemen perawat yang lebih
memiliki fasilitas
bangsal senior
lengkap.
b.mengadakan inhouse
b. Adanya tawaran
training/pelatihan
Kerjasama dengan
internal untuk kepala
institusi Pendidikan
ruang untuk
kesehatan
menghitung anjab dan
abk
c.mengadakan rapat
rutin untuk evaluasi
kegiatan bulanan
STRATEGI ST STRATEGI WT
THREATS(T)
a.Usulan P3K kepada a.mengadakan
a.Adanya pengangkatan
pihak terkait kegiatan team
P3K di tempat lain
b.Kepala ruang building
b.adanya Rumah Sakit
memberikan briefing b.menempatkan
swasta di sekitar
untuk peningkatan perawat senior
kualitas layanan dan sebagai penanggung
kenyamanan pasien jawab tim
Dari tabel yang telah disajikan, dapat ditarik beberapa langkah strategi
untuk melakukan analisis beban kerja dan analisis jabatan di ruang rawat
72
2. Strategi Strength-Opportunities
melakukan analisis beban kerja dan analisis jabatan di ruang rawat inap
ancaman (threats).
dan pasien.
anjab dan abk bagi kepala ruang yang ada di Rumah Sakit untuk
kepegawaian di ruangan.
Dengan rapat setiap bulan diharapkan kegiatan pelayanan lebih baik dan
kepala ruang mendapat input informasi tentang kinerja anggota tim nya.
3. Strategi Weakness-Opportunities
73
Strategi ini mengatasi kelemahan yang ada pada internal dengan
Perawat senior yang ada di ruangan memiliki masa kerja lebih lama
dibanding rekan nya yang lain, terkadang mereka lebih sensitif dan
junior. Maka dari itu penempatan yang tepat untuk perawat senior dapat
membantu kerja kepala ruang. Sehingga akan timbul suasana kerja yang
4. Strategi Strength-Threats
memberikan masukan tentang jumlah pegawai yang ada di unit nya. Tentu
saja masukan yang ada harus ada analisis dan telaah terlebih dahulu
74
b. Kepala ruang memberikan briefing untuk peningkatan kualitas layanan
dan falsafah layanan, sehingga anggota tim senantiasa ingat dan berusaha
5. Strategi Weakness-Threats
kebersamaan tim.
ruangan, sehingga kepala ruang dapat lebih fokus pada tugas manajerialnya.
daripada ancaman (threats). Oleh karena itu, analisis jabatan dan analisis
beban kerja perawat di ruang rawat inap Jenggala dapat dilakukan dengan
baik, dan asumsi mengenai jumlah perawat yang berlebih dapat dijelaskan
dengan baik.
75
6. Kesimpulan Analisa SWOT
peluang yang besar di internal dan eksternal. Namun, ada juga beberapa
kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi agar pelayanan di ruang rawat
mengetahui secara tepat jumlah staf yang dibutuhkan di ruang rawat inap,
Hasil residensi analisa jabatan (ANJAB) dari data di atas adalah sebagai
berikut:
76
1. Jumlah waktu kegiatan perawat di Instalasi Rawat Inap Pamenang
Artinya, jumlah tenaga saat ini lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
yang seimbang.
beban kerja yang harus dijalankan di Instalasi Rawat Inap Pamenang. Oleh
mencapai keadaan yang seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan merekrut
tenaga perawat baru atau memperbanyak jam kerja perawat yang ada. Selain
itu, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap waktu kegiatan pribadi dan non-
77
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa adanya asumsi bahwa jumlah tenaga perawat berlebih adalah
karena belum dilakukannya analisis beban kerja dan analisis jabatan oleh masing-
masing kepala ruangan. Untuk itu, diperlukan adanya strategi strategi agar analisis
jabatan dan beban kerja bisa dilaksanakan oleh kepala ruang, antara lain:
pribadi sebesar 11,2% dan jumlah waktu kegiatan non produktif yang
digunakan oleh perawat sebesar 2,5%. Jumlah beban kerja hasil dari
mencapai lebih dari batas waktu kerja produktif 80% yaitu (86,4%), oleh karena
WISN adalah 44 tenaga dengan rasio WISN 0,9443. Dari rasio WISN dapat
disimpulkan bahwa jumlah tenaga saat ini lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan beban kerja yang ada. Perlu
adanya penambahan tenaga sebanyak 21 orang dari jumlah tenaga yang ada
78
sebanyak 23 orang untuk mencapai keadaan yang seimbang.
B. Saran
kebutuhan tenaga
79
DAFTAR PUSTAKA
Antik Pujihastuti, Nunik Maya Hastuti, Novita Yuliani (2021) Penerapan Sistem
Ayu, Indra Sulistya dkk. 2015. Analisis Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Rekam
Beban Kerja Unit Rekam Medis Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2015.
Seto.
Kayani, N.S., Khalid, S.N., Kanwal, Shamsa. 2016. A Study to Assess the
80
Applying WHO’s WISN Method. Athens Journal of Health.
Kuswanti. 2015. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Rekam Medis Dengan Metode
1-13.
RSUD Gambiran Kota Kediri, diakses pada tanggal 02 Febuari 2023 pukul 14.18
Kesehatan Nasional.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat Inap.
Haliman, Arif, Ari Wulandari. 2012. Cerdas Memilih Rumah Saki, Sebuah
81
DOKUMENTASI
82