KEPERAWATAN
KELUARGA
Dosen Pengajar : Ns. Veri., M.Kep
Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Widya Dharma
Husada Tangerang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti semua
kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia menerima saran dan
kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di kemudian hari. Semoga
dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi.
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
A. Kegiatan Belajar 1
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keluarga dan Mahasiswa mampu menjelaskan
konsep keperawatan keluarga, mampu berpatisipasi aktif sebagai anggota tim
2. Uraian Materi
Konsep Keluarga
Dosen: Ns. Veri, M.Kep.
A. Pengertian Keluarga
Coba Anda pelajari beberapa definisi keluarga, antara lain sebagai berikut.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan
keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan
perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau kelurganya. Secara empiris,
hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga
sangat berhubungan.
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita.Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang
berarti. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-
nilai yang dianut keluarga, budaya keluarga, serta berbagai aspek yang terkait dengan
apa yang diyakini dalam keluarga tersebut.
Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan social
di masyarakat.Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan orang yang
mendefinisikannya.
Marilyn M. Friedman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
D. Fungsi keluarga
Secara umum Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, yaitu
:
1. Fungsi afektif (the affective function)
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan
melalui interkasi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
adalah :
a. Saling mengasuh. Cinta kasih, kehangatan saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 15
memberikan kasih sayang akan meningkah, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain
di luar keluarga/masyarakat.
b. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi. Ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga angak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan remaja atau masalah keluarga timbul
karena fungsi afektif yang tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function)
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah, ibu dan orang-orang di sekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai
belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun keluarga tetap
berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan. Dengan adanya program keluarga
3. Rangkuman
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan
keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Banyak ahli
mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan social di masyarakat.Hal
ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya
4. Penugasan dan Umpan Balik
Obyek Garapan:
Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan
Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi
materi kuliah
15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2 pertanyaaan
multiple Choise
3. Rangkuman
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang dipusatkan pada keluarga pada kesatuan yag dirawat.
Tujuan keperawatan keluarga antara lain:meningkatkan kemampuan keluarga
mengidentifikasi masalah kesehatan, menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar
dalam keluarga, mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga, memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit serta
meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga
saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya.
4. Penugasan dan Umpan Balik
Tujuan Tugas: Mengidentifikasi Menjelaskan tentang Materi terkait
1.Uraian Tugas:
a. Obyek garapan: Makalah Ilmiah Judul pada TM yang dimaksud
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
Membuat makalah tentang materi terkait pada masing-masing Materi yang
disebutkan
Membuat PPT
Presentasi Makalah
c.Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: Makalah Ilmiah pada sistem
terkait
d. Metode Penulisan
Substansi
Halaman Judul
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
(1.1 Latar belakang, 1.2 Tujuan Penulisan)
A. PERAN PERAWAT
1. Peran perawat Kozier Barbara, N (1995)
Peran perawat adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi social tertentu. Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk
menyatakan aktifitas perawat dalam praktek.
2. Peran/Partisipasi Perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan 1989, peran
Perawat :
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Advokat
c. Edukator
d. Koorninator
e. Kolaborator
f. Consultant
g. Interpersonal Process
3. Peran perawat Menurut Lokakarya Keperawatan Tahun 1983
a. Perawat sebagai pelasana keperawatan
b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan
c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 36
d. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan
B. FUNGSI PERAWAT
1. Fungsi Independen : tugas mandiri dan tidak tergantung pada org lain
(pemenuhan KDM) pada klien.
2. Fungsi Dependen : perawat dlm melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain.( perawat spesialis kepada perawat umum).
3. Fungsi Interdependent : perawat bekerjasama dgn tim kes lainnya (seperti dr dlm
memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dgn perawat dlmpemantauan rx
obat yang telah diberikan).
1. Mengevaluasi data
5. Mendokumentasikan proses permasalahan keperawatan.
keperawatan 2. Mencatat data dalam proses
keperawatan.
3. Menggunakan catatan klien
untuk memonitor kualitas
asuhan keperawatan.
1. Mengidentifikasi masalah-
6. Mengidentifikasi hal-hal yang masalah penelitian dalam
perlu diteliti atau diplajari serta bidang keperawatan.
menrencanakan studi kasus guan 2. Membuat usulan rencana
meningkatkan pengetahaun dan penelitian keperawatan.
pengembangan keterampilan 3. Menerapkan hasil penelitian
dalam praktek keperawatan dalam praktek keperawatan.
C. WEWENANG PERAWAT
Wewenang perawat dalam penyelenggaraan praktek keperawatan menurut
Permenkes RI No. 148 tahun 2010 tentang Registrasi dan Praktek Perawat yang
tertuang pada BAB III pasal 8 adalah sebagai berikut:
1. Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, tingkat kedua, tingkat ketiga.
2. Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
kegiatan :
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan;
b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan
masyarakat; dan
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
4. Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi
pengkajian, penetapan diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan.
5. Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
penerapan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
6. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud ayat (5) meliputi pelaksanaan
prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 39
7. Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dapat memberikan obat bebas terbatas dan/atau obat bebas terbatas.
D. TUGAS PERAWAT
1. Care Giver
Perawat harus :
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
b. Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah
psikologis
c. Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks.
2. Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien.
Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena itu perawat harus
membela hak-hak klien.
3. Conselor
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam
merencanakan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)
4. Educator
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 40
a. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik
secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
b. Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan
yang spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5. Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang harusdiperhatikan
adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan,
monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya.
6. Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan, paduan
keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.
7. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini
dapat dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8. Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.
Menurut Lokakarya Nasional tentang keperawatan tahun 1983, peran
perawat untuk di Indonesia disepakati sebagai :
1. Pelaksana Keperawatan
Perawat bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari
yang sederhana sampai yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Ini adalah merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat
dapat memberikan asuha keperawatan yang profesional, menerapkan
c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan.
2. Fungsi perawat
Peran dan fungsi tidak bisa dipisahkan dalam sebuah tugas profesi dan
tanggungjawab profesi. Jika peran perawat yang komplek tentunya diimbangi akan
fungsi perawat yang juga menjadi dasar dalam menjalankan perannya. Apa saja
fungsi perawat mari kita ulas satu persatu. Perawat akan melaksanakan beberapa
fungsi diantaranya :
a. Fungsi Independent
3. Rangkuman
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu
dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya. Perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Penugasan dan Umpan Balik
Obyek Garapan:
Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan
Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi
materi kuliah
15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2 pertanyaaan
multiple Choise
Individu
Kegiatan yang dilakukan dapat dibedakan atas kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1. Pencegahan primer, terdiri atas promosi kesehatan dan pencegahan khusus
2. Pencegahan sekunder, terdiri atas diagnosis dini, pengobatan segera dan
pembatasan cacat
3. Pencegahan tersier, merupakan kegiatan rehabilitasi terhadap korban, anak dan
pelaku.
Kendala penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga
1. Kendala yang berhubungan dengan bidaya atau tradisi yang meliputi :
a. Tradisi pemingitan
b. Tradisi pengucilan dalam bidang tertentu
c. Feminisme wanita
2. Korban kurang paham bahwa perbuatan pelaku merupakan tindak pidana
3. Tenggang waktu antara kejadian dengan saat pelaporan korban ke polisi cukup
lama, sehingga bekas luka atau hasil visum et repertum tidak dapat mendukung
4. Korban merasa pelaku adalah tulang punggung keluarga, sehingga apabila
dilaporkan maka tidak akan ada yang membiayai diri dan anak-anaknya.
H. Hak-Hak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Mendapatkan perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksanaan,
pengadilan, advokat dan lembaga sosial.
2. Mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya.
3. Mendapatkan penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan dan privasi
korban.
4. Mendapatkan pendampingan oleh pekerja social dan bantuan hukum.
5. Mendapatkan pelayanan bimbingan rohani.
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 61
I. Kewajiban Pemerintah Pada Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
2. Menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam
rumah tangga.
3. Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi tentang kekerasan dalam rumah tangga.
4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitive gender dan isu kekerasan
dalam rumah tangga serta menetapkan standar dan akreditasi pelayanan yang sensitif
gender.
J. Peran Perawat Pada Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Seorang perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas bagi
kliennya baik secara individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Seorang perawat
diharapkan mampu menerapkan pendekatan keperawatan dengan melakukan tindakan
pencegahan dan kesehatan masyarakat pada paraktik yang dilakukannya terhadap klien
dan keluarganya. Untuk itu, sebagai perawat yang bertanggung jawab adalah dengan
mendampingi keluarga agar menjadi keluarga sehat yang merupakan salah satu upaya
dalam memberikan kontribusi pada upaya mencapai kesehatan bagi keluarga dan
masyarakat.
Secara umum, peran perawat dalam kasus KDRT adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standar profesi (anjurkan segera
lakukan pemeriksaan visum)
2. Melakukan konseling untuk menguatkan dan memberikan rasa aman bagi korban
3. Memberikan informasi mengenai hak-hak korban untuk mendapatkan
perlindungan dari kepolisian dan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
4. Mengantarkan korban ke rumah aman atau tempat tinggal alternative (Ruang
Pelayanan Khusus)
5. Melakukan koordinasi yang terpadu dalam memberikan layanan kepada korban
dengan pihak kepolisian, dinas sosial, serta lembaga sosial yang dibutuhkan korban
6. Sosialisasi Undang-Undang KDRT kepada keluarga dan masyarakat.
3. Rangkuman
Friedman, Bowden dan Jones (2003) menjelaskan bahwa ada dua komponen penting
yang menjadi focus kajian sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan pada
keluarga yaitu komponen struktur keluarga dan komponen fungsional keluarga.
Komponen struktur keluarga terdiri dari komposisi angggota keluarga, system nilai
yang dianut keluarga, pola komunikasi keluarga, struktur peran dalam keluarga dan
struktur kekuatan dalam keluarga. Sedangkan yang termasuk dalam komponen
fungsional keluarga adalah fungsi afektif, fungsi perawatan kesehatan, fungsi
ekonomi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan koping keluarga. Inti dari model
ini adalah intervensi keluarga berdasarkan kebutuhan dan tahapan perkembangan
keluarga dengan tetap memperhatikan tingkatan keluarga sebagai sasaran asuhan
keperawatan baik keluarga sebagai klien atau keluarga sebagai system.
Berikut ini adalah Family Center Nursing Model dalam bagan yang menggambarkan
pendekatan proses keperawatan keluarga menurut Friedman, Bowden dan Jones
(2003).
Identifikasi
Pelaksanaan
berdasarkan sumber
Evaluasi
Gambar 7.1 Model Family Center Nursing dari Friedman, Bowden dan Jones
(2003)
Dalam komposisi keluarga yang ditulis adalah nama anggota keluarga yang
berada di bawahnya dari Kepala Keluarga, jadi Kepala Keluarga tidak
dimasukkan dalam komposisi keluarga.
Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya (minimal 3 generasi)
Berikut adalah simbol-simbol yang biasa digunakan dalam membuat genogram
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga (baik yang sakit maupun
yang sehat) menggunakan teknik Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi. Hal
yang perlu diperiksa adalah :
a) Tanda – tanda vital (TD, RR, S, Nadi)
b) Kepala (rambut dan kulit kepala, mata, hidung, mulut dan faring, telinga)
c) Leher
d) Dada
e) Abdomen
f) Ekstremitas
g) Genetalia
8) Harapan Keluarga
Bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
3. Rangkuman
Pengkajian keperawatan keluarga adalah suatu tindakan peninjauan situasi
manusia untuk memperoleh data tentang klien dan keluarga dengan maksud
menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien, penetapan kekuatan dan
kebutuhan promosi kesehatan klien. Pengkajian keperawatan keluarga menggunakan
model Friedman (2003) yang terdiri atas enam pertanyaan, yaitu data pengenalan
keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan, struktur keluarga
(struktur peran, nilai, komunikasi, kekuatan), fungsi keluarga (fungsi afektif, sosialisasi,
pelayanan kesehatan, ekonomi, reproduksi), dan koping keluarga
4. Penugasan dan Umpan Balik
Obyek Garapan:
Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan
Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi
materi kuliah
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 78
15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2
pertanyaaan multiple Choise
3. Rangkuman
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasinya digunakan perawat untuk membuat rencana,
melakukan implementasi dan evaluasi. Ketepatan dalam merumuskan diagnosis
keperawatan keluarga sangat menentukan keberhasilan perawat dalam membantu
menyelesaikan masalah klien sebagai keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan
keluarga mempunyai empat kategori, yaitu diagnosis keperawatan aktual, risiko,
promosi kesehatan dan sejahtera.
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 86
4. Penugasan dan Umpan Balik
Obyek Garapan:
Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan
Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi
materi kuliah
15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2
pertanyaaan multiple Choise
3) Rencana tindakan
Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungandapat
diminimalisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut :
1) Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan
mereka, melalui :
a) Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan
b) Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 92
c) Mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga
d) Mengembangkan sifat positif dalam keluarga
2) Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan
a) Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka tidak
mengambil tindakan
b) Memperkenalkan kepada keluarga tentang akternatif yang dapat mereka pilih
dan sumber-sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan
c) Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan atau kemungkinan efek
samping yang mungkin timbul
3) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat
a) Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
b) Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan
kepribadian para anggotanya.
c) Membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong keluarga
memperbaiki yang sudah ada.
d) Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling
pengertian yang mendalam.
e) Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi
kebutuhan psikososial para anggotanya.
f) Mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan rujukan.
g) Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang sumber-sumber
daya yang ada di masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.
E. Prioritas Masalah
Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari satu ( 1 ) diagnosis
keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skoring. Proses skoring
menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan
dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga seperti masalah penyakit
3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan
MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN KELUARGA | BAB 2 93
4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan keluarga
6) Pengetahuan dan budaya keluarga
Kriteria Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
didasarkan pada beberapa criteria, yaitu :
1) Sifat masalah, dikelompokka menjadi :
a) Tidak atau kurang sehat
b) Ancaman kesehatan
c) Keadaan sejahtera
2) Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan
dan kesehatan.
3) Potensial masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan.
4) Menonjolnya masalah, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawaran dan
kesehatan.
Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Sedang 2
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama dengan jumlah bobot
3. Rangkuman
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
Data Obyektif :
NO.
Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
DX
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. M berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan