Anda di halaman 1dari 16

KDK C

KUMPULAN PERTANYAAN SAAT PLENO & SOAL UNTUK UAS

1. Pada saat pengumpulan data, Tn. Adi mengeluhkan kepada Ns. Sinta bahwa napas
yang ia rasakan terasa sesak dan juga tubuh yang selalu lemas. Berdasarkan hal
tersebut, jenis data apa yang diperoleh oleh Ns. Sinta?
A. data sekunder
B. data objektif
C. data subjektif
D. data primer
E. data tersier
(Jawaban: C)

2. Tipe pertanyaan yang mampu memberikan informasi spesifik masalah kesehatan


mengenai skala frekuensi dari suatu gejala penyakit adalah…
A. Pertanyaan terbuka
B. Pertanyaan tertutup
C. Pertanyaan terbuka-terttutup
D. Problem oriented question
E. Active Listening
(Jawaban: B. Pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup memberikan fokus pada
satu gejala dari masalah kesehatan yang dialami pasien, dengan jawaban singkat
seperti ‘ya’ atau ‘tidak’, atau berupa angka untuk menentukan frekuensi/skala gejala
yang dialami pasien)

3. Seorang pasien laki-laki dengan usia 25 tahun datang ke rumah sakit. Saat di rumah
sakit klien itu diberikan beberapa pertanyaan oleh perawat. Perawat memperkenalkan
diri terlebih dahulu dan menjelaskan posisinya serta perannya. Selama fase ini, perawat
dan klien harus membangun rasa kepercayaan. Klien memberikan informasi mengenai
data serta riwayat kesehatannya sedangkan perawat mengumpulkan riwayat kesehatan
tersebut. Setelah selesai, perawat menyimpulkannya dan mengklarifikasi ulang kepada
klien. Berdasarkan hal tersebut, metode pengumpulan data tahap apakah yang sedang
dilakukan oleh perawat?
A. Tahap Observasi dan pengumpulan data
B. Tahap pemeriksaan
C. Tahap wawancara
D. Tahap Rencana Keperawatan
E. Tahap Orientasi
(Jawaban: C. Tahap wawancara. Metode pengumpulan data terdapat 3 tahap
salah satunya tahap wawancara. Pada tahap ini klien dan perawat bekerja sama
untuk memberi informasi mengenai data dan riwayat klien. Hal yang dilakukan
selama tahap wawancara yaitu perawat memperkenalkan diri kepada klien serta
menjelaskan perannya, perawat mengumpulkan riwayat kesehatan klien,
menyimpulkan hasil wawancara, dan mengklarifikasi ulang kepada klien.

4. Seorang Ibu datang bersama anaknya ke Rumah Sakit X untuk mengantar anaknya yang
memiliki beberapa gejala penyakit. Sebelum menemui dokter, perawat tersebut
melakukan pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Pemeriksaan ini
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
seorang perawat ini merupakan salah satu tahap dari pemeriksaan fisik yang disebut
dengan…
A. Inspeksi
B. Palpasi
C. Perkusi
D. Auskultasi
E. Orientasi
(Jawaban: D. Auskultasi, Pemeriksaan fisik memiliki empat tahapan. Diantaranya
adalah Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi. Inspeksi merupakan suatu
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
perabaan terhadap bagian bagian tubuh yang mengalami kelainan. Perkusi adalah
pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan
tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang
(dibicarakan khusus). Dan yang terakhir Auskultasi merupakan pemeriksaan fisik
yang dilakukan melalui pendengaran. Penerapan pemeriksaan tahap ini biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop).

5. Seorang anak muda datang ke sebuah rumah sakit untuk memeriksa kondisinya karena
merasa tidak enak badan dan sulit bernafas sejak 3 hari yang lalu. Sebelum ditangani
oleh dokter, seorang perawat datang untuk mengumpulkan data dari pasien tersebut.
Perawat menggunakan indera penglihatannya untuk melihat ukuran data pasien, berat
badan, dan gestur pasien, perawat juga menggunakan indra pendengar untuk
mendengar detak jantung dan suara paru-paru pasien. Kemudian menggunakan indra
penciuman untuk mendapat data bau tubuh ataupun bau napas, dan terakhir adalah
menggunakan indra peraba untuk mendapat data suhu dan kelembaban kulit pasien.
Dari hal yang dilakukan perawat tersebut, metode pengumpulan data pada tahap apa
yang sedang perawat lakukan?
A. Wawancara
B. Observasi
C. Pemeriksaan fisik
D. Orientasi
E. Inspeksi
(Jawaban: B. Observasi) Observasi merupakan pengumpulan data dengan
menggunakan panca indra perawat seperti penglihatan, pendengaran, penciuman,
peraba)
6. Data pengkajian harus bisa menggambarkan, tepat, dan lengkap. Suatu pengkajian tidak
boleh mengikutsertakan :
A. Data subjektif yang berasal dari klien
B. Pemeriksaan fisik yang detail
C. Penggunaan keterampilan interpersonal dan kognitif
D. Pernyataan kesimpulan dan interpretasi yang tidak didukung oleh data
(Jawaban. D. Pernyataan kesimpulan dan interpretasi yang tidak didukung
oleh data. Data pengkajian harus diikuti oleh data subjektif yang berasal dari klien,
dilakukan pemeriksaan fisik yang sistematis dan mendetail, serta menggunakan
keterampilan dan kognitif perawat dalam membuat pengkajian)

7. Ibu Ani datang ke RS Mitra Kasih untuk melakukan pemeriksaan karena belakangan
ini tubuh nya merasa lelah dan sering merasa pusing, saat di tanya perawat apakah Ibu
Ani tidur dengan cukup karena dilihat dari mata bu Ani kelihatan lelah sekali, jawaban
Ibu Ani belakangan ini dia sulit untuk tidur karena sedang banyak pikiran, perawat pun
mendiagnosis Ibu Ani kurang tidur. Jenis diagnosis yang dilakukan perawat tersebut
adalah…
A. Diagnosis risiko
B. Diagnosis aktual
C. Diagnosis promosi kesehatan
D. Diagnosis sindrom
(Jawaban: B. Diagnosis actual)

8. Seorang perawat sedang memberikan penjelasan kepada klien untuk persiapan pulang
pada klien dengan kanker prostat setelah tindakan prostatectomy. Penjelasan yang
diberikan agar klien tidak mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama
minimal 6 minggu. Apakah diagnosa keperawatan yang relevan dengan rencana
tersebut?
A. Resiko gangguan cairan
B. Gangguan aktivitas dan istirahat
C. Resiko komplikasi pendarahan
D. Resiko gangguan mobilitas fisik
(Jawaban: C. Resiko komplikasi pendarahan)

9. Ns. Sinta mengenali dan mendalami etiologi yang dapat ditangani dibandingkan tanda
klinis atau masalah kronis. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menghindari
kesalahan dalam...
A. Pengumpulan data
B. Interpretasi dan analisis data
C. Pengelompokan data
D. Pernyataan diagnosis
(Jawaban: D. Pernyataan diagnosis)
10. Pasien wanita 63 tahun, telah mengalami sakit perut selama 6 hari. Dia melaporkan
tidak buang air besar selama 4 hari, padahal biasanya buang air besar setiap 2 sampai 3
hari. Dia belum pernah dirawat di Rumah Sakit di masa lalu. Perutnya buncit. Suhunya
37°C, nadi 82 dan teratur, tekanan darah 128/72. Yang mana dari data berikut
menunjukkan pola yang relevan?
A. Hasil tanda vital
B. Usia pasien
C. Perubahan pola buang air besar
D. Tidak ada riwayat rawat inap di masa lalu
(Jawaban: C. Perubahan pola buang air besar)

11. Seorang pasien berumur 32 tahun yang bernama Bu Laura mengaku sering merasa
depresi dan mengeluh nyeri. Selain itu, Ns. Aulia melihat Bu Laura tampak meringis
dan gelisah. Jika diklasifikasikan, keluhan yang diberikan oleh Bu Laura merupakan
gejala dan tanda mayor. Pada diagnosis keperawatan, kondisi yang dialami Bu Laura
dapat dibuat menjadi sebuah diagnosis keperawatan, termasuk diagnosis keperawatan
apakah yang akan dibuat oleh Ns. Aulia?
A. Diagnosis Risiko
B. Diagnosis Aktual
C. Diagnosis Promosi Kesehatan
D. Diagnosis Positif
(Jawaban: B. Diagnosis Aktual)

12. Suatu hari, di sebuah Instansi Kesehatan terdapat pasien laki-laki yang berusia 59 tahun
mengeluhkan sakit yang dirasakan. Dia melaporkan sesak nafas, demam selama 1
minggu dan mengalami batuk disertai darah sekitar kurang lebih 3 hari. Berdasarkan
keluhan tersebut, pasien laki-laki itu diduga mengidap penyakit TBC (Tuberkulosis).
Lalu, Ns. Olive melakukan sebuah perumusan diagnosis yang menyatakan bahwa
munculnya penyakit tersebut karena terdapat bakteri bernama Mycobacterium
tuberculosis yang menginfeksi paru-paru (tepatnya pada bagian alveoli), pola hidup
yang kurang sehat (menghirup udara kotor), dan daya tahan tubuh lemah. Perumusan
diagnosis keperawatan yang dilakukan oleh Ns. Olive termasuk dalam kriteria penilaian
pada faktor?
A. Faktor Etiologi
B. Faktor Karakteristik
C. Faktor Risiko
D. Faktor Penghambat
(Jawaban: A. Faktor Etiologi)
13. Ketika ada seorang perawat yang menjelaskan beberapa hal mengenai penularan TBC
kepada klien yang ada di rumah sakit itu, maka didapatkan hasil bahwa klien menjadi
tahu atau klien mendapatkan pengetahuan baru atas penjelasan yang diberikan oleh
perawat tadi. Hal ini termasuk ke dalam aspek kriteria hasil yaitu…
A. Aspek perubahan fisiologi tubuh
B. Aspek efektif
C. Aspek kognitif
D. Aspek psikomotor
E. Aspek afektif
(Jawaban: C. Aspek kognitif)
14. Seorang perawat yang belum berpengalaman dalam pelayanan dan berpikir kritisnya
sangat terbatas harus mau belajar dan menerima berbagai pendapat terutama
mempercayai para ahli untuk menjawab dengan benar pada setiap masalah. Menurut
Kataoka—Yahiro dan Saylor (1994), hal tersebut merupakan berpikir kritis pada
tingkat..
A. Tingkat dasar
B. Tingkat menengah
C. Tingkat sulit
D. Tingkat kompleks
E. Tingkat komitmen
(Jawaban: A. Tingkat dasar)

15. Intervensi yang dilakukan oleh perawat sendiri dengan berdasarkan alasan ilmiah dan
tidak memerlukan arahan dari profesi kesehatan lainnya disebut sebagai…
A. Intervensi keperawatan dependen
B. Intervensi keperawatan independen
C. Tindakan kolaboratif
D. Implementasi Keperawatan
E. Diagnosis Keperawatan
(Jawaban: B. Intervensi keperawatan independen)

16. Tahapan proses keperawatan yang memiliki tujuan untuk membangun database
mengenai kebutuhan yang telah dipersepsikan klien, masalah kesehatan, serta respon
klien terhadap masalah kesehatan disebut tahap….
A. Pengkajian
B. Perencanaan keperawatan
C. Implementasi keperawatan
D. Evaluasi keperawatan
E. Diagnosis
(Jawaban: A. Pengkajian)

17. Langkah dalam perencanaan yang dijadikan sebagai pedoman pada pemilihan
intervensi keperawatan dan kriteria dalam mengevaluasi asuhan serta menentukan hasil
yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah …
A. Menetapkan prioritas
B. Menetapkan tujuan
C. Menentukan hasil yang diharapkan
D. Menentukan intervensi keperawatan
E. Melakukan perbaikan rencana asuhan keperawatan
(Jawaban: B. Menetapkan Tujuan)
18. Adanya kurang pengetahuan pada klien, menuntut perawat untuk selalu memberikan
edukasi atau informasi kepada klien terkait dengan perawatannya, namun ketika tiba-
tiba terjadi keadaan gawat dimana klien sesak napas dan membutuhkan tindakan segera,
sebagai perawat yang profesional tentu dapat menentukan prioritas yang harus
didahulukan. Dalam kondisi ini, pemberian edukasi kepada klien dapat menjadi ...
A. Prioritas tinggi
B. Prioritas sedang
C. Prioritas rendah
D. Prioritas awal
E. Prioritas akhir
(Jawaban: B. Prioritas Sedang)

19. Penetapan prioritas yang dilakukan oleh perawat untuk klien dalam tahap perencanaan,
tidak dapat dilakukan apabila perawat tersebut belum mengetahui….
A. Latar belakang klien
B. Area yang sakit
C. Waktu kedatangan klien
D. Diagnosis klien
E. Harapan klien
(Jawaban: D. Diagnosis Klien)

20. Suatu hari terdapat seorang perawat bernama Ns.Tara, dia merupakan seorang perawat
jaga yang bekerja pada shift pagi hari. Ia setiap hari selalu bekerja dengan teliti dan
giat. Setiap ada kliennya datang atau berkonsultasi, ia selalu mencatat apa saja
kebutuhan klien atau masalah kliennya. Tidak lupa ia juga selalu memastikan setiap
lingkungan dan keadaan klien baik-baik saja dan aman, ia selalu memperhatikan
kenyamanan klien. Hal yang dilakukan oleh Ns.Tara dengan mencatat setiap hal-hal
saat klien berkonsultasi merupakan contoh dari…
A. Pelayanan langsung
B. Pelayanan tidak langsung
C. Pelayanan searah
D. Pelayanan dua arah
E. Pelayanan terbatas
(Jawaban: B. Pelayanan tidak langsung)

21. Ns. Karina membantu pasien dalam beradaptasi yang meliputi aktivitas seperti
berbelanja, menyiapkan makanan, menulis cek pembayaran, dan mengonsumsi obat
harian. Kegiatan tersebut termasuk jenis pelayanan langsung ...
A. Kegiatan harian
B. Kegiatan harian instrumental
C. Kegiatan pengajaran
D. Kegiatan konseling
E. Tindakan preventif
(Jawaban: B. Kegiatan harian instrumental)
22. Ibu Mira mengeluh mengalami nyeri di bagian punggung, Ns. Ellie sebagai perawat
yang sedang bertugas perlu melakukan berpikir kritis dalam menentukan intervensi
yang sesuai dengan masalah Ibu Mira. Untuk masalah nyeri Ibu Mira, Ns. Ellie
mempertimbangkan tindakan pemberian analgesik, pengaturan posisi, teknik relaksasi,
dan beberapa pendekatan nonfarmakologis lainnya. Kegiatan yang dilakukan Ns. Ellie
adalah pengaplikasian petunjuk yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
dalam berpikir kritis, yaitu…
A. Membuat keputusan tentang manfaat konsekuensi bagi klien
B. Mempertimbangkan peluang terjadinya konsekuensi
C. Meninjau ulang semua kemungkinan konsekuensi dari intervensi keperawatan
D. Meninjau ulang segala kemungkinan intervensi keperawatan yang sesuai
dengan masalah klien
E. Mengevaluasi risiko yang ada dan melakukan tindakan untuk mencegah risiko
tersebut
(Jawaban: D. Meninjau ulang segala kemungkinan intervensi keperawatan
yang sesuai dengan masalah klien)

23. Ns. Rena adalah seorang perawat profesional yang bertugas mengecek kondisi vital
pasien secara rutin. Suatu hari kondisi rumah sakit sangat ramai dan ia harus
mendelegasikan tugasnya kepada perawat lain. Apakah tindakan tersebut boleh
dilakukan?
A. Ns. Rena hanya bisa mendelegasikan tugasnya ke sesama perawat professional
B. Ns. Rena tidak bisa mendelegasikan tugasnya karena itu sudah tanggung
jawabnya
C. Ns. Rena bisa mendelegasikan tugasnya ke asisten perawat tanpa supervise
D. Ns. Rena bisa mendelegasikan tugas dengan mempertimbangkan langkah-
langkah proses keperawatan
E. Ns. Rena mendelegasikan kepada perawat yang kompeten sehingga tidak perlu
dilakukan pengarahan
(Jawaban: D. Ns. Rena bisa mendelegasikan tugas dengan mempertimbangkan
langkah-langkah proses keperawatan)

24. Suatu hari ibu Citra datang ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan
mentalnya. Ibu Citra pun bercerita sedikit kepada Ns. Tita bahwa ia mengalami sedikit
gangguan apabila disekitarnya terdapat banyak orang yang membuat ibu citra ingin
berteriak. Setelah berkonsultasi kepada dokter dan diberi obat Ns. Tita pun menjelaskan
beberapa efek samping dari obat tersebut. Tipe intervensi yang dilakukan Ns. Tita
termasuk tipe intervensi…..
A. Intervensi yang dilakukan oleh perawat
B. Intervensi yang diinstruksikan oleh dokter
C. Intervensi kolaboratif
D. Intervensi yang dilakukan oleh pasien
E. Intervensi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya
(Jawaban: A. Intervensi yang dilakukan oleh perawat)

25. Di suatu RS daerah, terdapat Ns. Maudy yang sangat berkasih sayang terhadap klien-
kliennya. Setiap kali klien bertanya akan intervensi yang dilakukan, Ns. Maudy selalu
menjelaskan sesuai dengan kemampuannya dan tidak selalu mengandalkan profesi
kesehatan yang lain. Ns. Maudy menggunakan cara komunikasi terapeutik setiap kali
berkomunikasi dengan klien-kliennya. Aktivitas komunikasi yang dilakukan Ns.
Maudy untuk mengembangkan kemampuan implementasi keperawatannya termasuk
ke dalam..
A. Kemampuan teknis
B. Kemampuan interpersonal
C. Kemampuan bersosialisasi
D. Tindakan paternalisme berkasih sayang
E. Tindakan menentukan kebutuhan klien
(Jawaban: B. Kemampuan interpersonal)

26. Suatu hari, Ibu Malika pergi ke rumah sakit untuk menjalankan asuhan keperawatan
dengan Ns. Intan. Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan, Ns. Intan mencatat
hasil dari tindakan keperawatan karena hal ini penting untuk asuhan keperawatan
selanjutnya. Proses Ns. Intan mencatat merupakan bagian dari proses implementasi
yaitu…
A. Menentukkan kebutuhan keperawatan terhadap bantuan
B. Melaksanakan intervensi keperawatan
C. Dokumentasi keperawatan
D. Mengawasi asuhan keperawatan
E. Menilai kembali klien
(Jawaban: C. Dokumentasi keperawatan)

27. Seorang klien didiagnosa menderita pneumonia. Kemudian setelah diberi terapi
beberapa kali, pasien mulai menunjukkan gejala pemulihan. Akan tetapi, tiba-tiba
pasien mengeluhkan bahwa abdomennya terasa tidak nyaman kembali. Apa tindakan
yang perlu dilakukan oleh perawat?
A. Memberi penilaian terhadap kemampuan klien dalam mencapai tujuan
B. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
C. Melakukan studi dokumen
D. Menentukan tujuan dari asuhan keperawatan
E. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
(Jawaban: E. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan)

28. Seorang klien yang telah menjalani perawatan selama seminggu di suatu rumah sakit
dengan diagnosis nyeri akut, masih mengalami nyeri di bagian kepala dengan skala 8
setelah menerima berbagai intervensi. Setelah diobservasi, Ners mendapatkan hasil
bahwa tensi pasien naik hingga 160/100 mmHg dan nadi 100x/menit. Dalam tahap ini,
tindakan apa yang harus dilakukan oleh ners tersebut?
A. melakukan tindakan sesegera mungkin
B. membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
C. merangkum hasil dan membuat kesimpulan
D. melakukan dokumentasi
E. menganalisis data baru
(Jawaban: E. menganalisis data baru)

29. Seorang klien bernama Tn.J bulan lalu datang ke RS A dengan diagnosis penyakit TBC
lalu beliau dirawat sekitar 2 bulan lamanya tetapi perkembangannya masih sama seperti
dia awal masuk rumah sakit malah bertambah parah dengan adanya komplikasi jantung
1 bulan kebelakang, para tenaga kesehatan sudah berusaha sekeras mungkin tetapi
kondisi Tn. J memburuk setelah mengikuti terapi pada jantungnya dan kondisinya sama
sekali tidak menunjukan ada pemulihan. Dalam proses keperawatan, tindakan apakah
yang sebaiknya dilakukan oleh perawat ?
A. Menganalisis data yang sudah ada
B. Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan
C. Melakukan studi dokumen klien
D. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
E. Melakukan tindakan sesegera mungkin
(Jawaban: D. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan)

30. Pada saat menjalani proses keperawatan, pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi dan
lebih tenang atau pasien sudah bisa mengatasi kecemasannya sendiri. Pasien sudah bisa
tersenyum dan tidak murung lagi. Dari hasil pengamatan tersebut pihak ners
memutuskan untuk menghentikan intervensi. Pada kasus ini tahap evaluasi yang
dilakukan oleh perawat adalah…
A. Intervention
B. Plan of treatment
C. Review/ Reassessment
D. Subjective Assessment
E. Objective Assessmen
(Jawaban: B. Plan of treatment)

31. Seorang klien didiagnosa penyakit Perikarditis. Setelah beberapa hari menjalani
pengobatan pasien tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan justru pasien kembali
merasakan keluhan, saat diperiksa, ia mengalami nyeri pada bagian dada sebelah
kirinya. Apa jenis outcoa. mes yang perlu dipilih perawat?
A. Outcomes Netral
B. Outcomes Positif
C. Outcomes Negatif
D. Fisiologis
E. Perilaku
(Jawaban: C. Outcomes Negatif)

32. Seorang pasien akan dipulangkan setelah menjalani operasi abdominal. Saat perawat
ingin membersihkan jahitan dan mengganti perban, ternyata sayatan pada perut
menunjukkan kemerahan dan iritasi. Perawat pun mengevaluasi ulang dengan
mengecek riwayat penyakit pasien maupun keluarga pasien. Hal yang dilakukan
perawat merupakan tahap evaluasi….
A. Redefining Diagnoses
B. Reassessment
C. Interventions
D. Expected Outcomes
E. Evaluative Measures.
(Jawaban: B. Reassessment)
SOAL DISKUSI PLENO HG 1

1. Terdapat pemeriksaan fisik secara sistematis, apa yang dimaksud dengan sistematis
dalam pemeriksaan fisik?
Jawab:
Maksud sistematis dalam pemeriksaan fisik ini adalah secara berurutan dan secara
menyeluruh mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan 4 cara
meliputi: inpeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan klien, mengkonfirmasi diagnosis keperawatan,
serta mengevaluasi hasil fisiologi dari asuhan keperawatan.

2. Terdapat pemeriksaan fisik secara sistematis, apa yang dimaksud dengan sistematis
dalam pemeriksaan fisik?
Jawab:
Contoh urutan pemeriksaan fisik berdasar bagian mana yang diperiksa. Jika pemeriksaan
dilakukan di bagian frontal (depan) tubuh, maka lakukan terlebih dulu di bagian tersebut.
Jika sudah selesai, baru dilakukan pemeriksaan di bagian dorsal (punggung). Pemeriksaan
dilakukan satu per satu ke bagian lain. Khusus abdomen, setelah inspeksi harus di
aukultasi, palpasi, lalu perkusi.

3. Dalam tahap wawancara ada 4 jenis pertanyaan. Adakah waktu tertentu untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Jawab:
Dalam wawancara ada jenis-jenis pertanyaan yang dapat diajukan kepada pasien/klien
yaitu pertanyaan tertutup, terbuka, terarah, dan netral. Tidak ada waktu khusus atau urutan
khusus dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, melainkan tergantung kepada
kebutuhan data dan kondisi dari si pasien itu sendiri.

Sebagai contoh saat mewawancarai pasien pasif-depresif, kita tidak dapat mengajukan
pertanyaan yang terbuka karena pertanyaan terbuka mengajak pasien untuk menjelaskan
mengenai sesuatu hal. Sedangkan pasien pasif-depresif agak kesulitan dalam
berkomunikasi atau menyampaikan suatu hal. Maka dari itu kita dapat mengajukan
pertanyaan tertutup kepada pasien yang mana pasien dapat menjawab hanya dengan
mengatakan “ya” atau “tidak”.

Jadi, jenis-jenis pertanyaan tersebut dapat diajukan tergantung dari kondisi pasien dan
seberapa banyak data yang ingin kita kumpulkan.

4. Jelaskan tahap-tahap pemeriksaan fisik dan sebutkan contohnya!


Jawab:
Pemeriksaan fisik meliputi:

a. Inpeksi, Inpeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti: mata kuning (icteria), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), melihat keadaan abdomen apakah bengkak
atau tidak.
b. Palpasi, Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap
bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, edema,
krepitasi (patah/retak tulang), memeriksa rasa nyeri saat abdomen ditekan dan dilepas
c. Perkusi, Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian
tubuh menggunakan tangan atau alat-alat bantu seperti reflek hammer untuk
mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus) juga dilakukan pemeriksaan lain
yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya adalah kembung, batas-batas
jantuhng, batas hepar paru (mengetahui pengembangan paru).
d. Auskultasi, Auskultasi adalah pemeriksaan fiksi yang dilakukan melalui pendengaran.
Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

SOAL DISKUSI PLENO HG 2


Kelompok Pertanyaan Jawaban
HG 1 Dalam proses diagnosis Dalam diagnosis keperawatan, proses analisis data merupakan hal
terdapat proses analisis data, yang sangat penting karena dengan melakukan analisis data kita
seberapa penting si proses sebagai perawat dapat mengenali pola yang menentukan karakteristik
ini? terus kalo misalkan dari penilaian klien dan dapat dengan mudah menentukan diagnosis
proses ini terlewat nya, jadi apabila proses ini terlewati dapat terjadi kesalahan dalam
bagaimana? menentukan diagnosisnya.

HG 3 Pada label diagnosis terdiri Contohnya adalah di dalam diagnosis gangguan mobilitas fisik yang
dari atas dua, tidak dapat menggambarkan respons klien, sehingga ditambahkan
yaitu deskriptor dan fokus deskriptor tambahan seperti menurun, efektif, dan meningkat.
diagnostik. boleh Contoh dalam sebuah kalimat seperti
dicontohkan dalam satu “Gangguan Pertukaran Gas”, gangguan merupakan deskriptor dan
kalimat sebagai sebuah pertukaran gasnya merupakan fokus diagnostiknya.
perumusan diagnostik?

HG 4 Apa contoh dari penulisan • Contoh penulisan tiga bagian : Bersihan jalan napas tidak
dua bagian dan penulisan efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dibuktikan
tiga bagian dalam dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea,
perumusan diagnosis gelisah.
keperawatan? • Contoh penulisan dua bagian
1. Contoh penulisan diagnosis risiko : Risiko aspirasi
dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun
2. Contoh penulisan diagnosis promosi kesehatan :
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan
pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan
karakteristik urin normal.

HG 4 Diagnosis itu kan bisa Jika klien dalam keadaan gawat darurat, proses dari sebuah
ditentuin dari pengumpulan pemberian asuhan keperawatan tetap harus diberikan. Mulai dari
data dan lain-lain. Jika klien pengkajian, perumusan diagnosis, Perencanaan intervensi,
dalam keadaan gawat Implementasi, dan evaluasi tetap harus diberikan dan biasanya hal ini
darurat yang perlu sudah dilakukan di luar kepala seorang perawat. Jadi, mau se-gawat
intervensi itu proses darurat apapun keadaanya, proses keperawatan tetap harus dijalankan
diagnosisnya bagaimana dengan sistematis. Akan tetapi, pendokumentasian dari pemberian
dan intervensi yg dilakukan asuhan keperawatan dapat ditunda hingga keadaan gawat darurat
itu untuk menentukan tidak sudah terkendali dan dokumentasi ini harus dijalankan karena jika
berbahaya bagi klien tidak, maka suatu proses keperawatan/ asuhan keperawatan yang
bagaimana? sudah diberikan dianggap tidak terjadi.
Kita lihat atau identifikasi terlebih dahulu (warna garis dari klien
tersebut dalam Triase). Apabila tidak memungkinkan untuk
dilakukan intervensi secara langsung, kita bisa melakukan sebuah
proses keperawatan itu dengan alamiah, terbentuk dari sebuah logika
yang berlandaskan ilmu, seperti menentukan pemenuhan pemberian
asuhan yang pertama kali dibutuhkan oleh klien tersebut sesuai
dengan kondisi agar dapat mengurangi terjadinya kejadian yang
lebih buruk.
HG 5 Pada analisis data, salah Nilai normal yang dimaksud itu seperti kandungan kolestrol, normal
satu caranya yaitu kandungan kolestrol kurang dari 200 mg/dL dan jika kadar kolestrol
membandingkan data mencapai 240 mg/dL maka sudah termasuk kolestrol tinggi. Contoh
dengan nilai normal. lainnya juga seperti kandungan gula darah, suhu tubuh, dll.
Maksud data nilai normal Nilai normal juga dapat diartikan sebagai keadaan biasa/ sehari-hari
itu bagaimana? klien tersebut.

SOAL DISKUSI PLENO HG 3

1. Apakah urutan prioritas dalam asuhan keperawatan dapat berubah secara mendadak,
kemudian apakah kekurangan alat dan sumber daya itu termasuk ke dalam penentuan
prioritas juga? Lalu apa yang harus dilakukan agar pelayanan tetap berjalan dengan baik?
Jawab:
Ya, dalam melakukan asuhan keperawatan, bisa saja terjadi perubahan secara mendadak
dalam menentukan urutan prioritas. Kemudian jika terjadi kekurangan alat dan sumber
daya, hal tersebut juga merupakan penentuan dari prioritas, tetapi bukan bagian dari
perencanaan dalam proses keperawatan. Agar pelayanan tetap berjalan dengan baik, maka
perawat harus menyusun kembali urutan prioritas untuk klien. Maka dari itu, perawat harus
melakukan pengkajian kembali kepada kondisi klien sehingga perawat mengetahui klien
mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

2. Apa perbedaan tujuan perumusan SMART dengan SPHKT?


Jawab:
Perbedaannya terletak pada siapa yang merumuskannya dan biasanya perawat lebih sering
menggunakan yang SMART dibandingkan yang SPHKT. Kemudian, pada SMART
terdapat achievable dan reasonable, sedangkan pada SPHKT terdapat hasil dan kriteria.

3. Apa contoh dari penerapan kriteria tujuan dan hasil?


Jawab:
Jadi, misalkan ada sebuah kejadian, di mana klien yang mengalami nyeri akut yang
berhubungan dengan tekanan pada saraf spinalnya, kemudian klien tersebut tidak nyaman
dengan rasa nyerinya itu, sehingga perawat menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan
terjadi pada klien. Misal tujuan yang ingin dicapai ini kenyamanan klien akan membaik
sebelum operasi, maksud dari kata membaik ini adalah klien dapat mengendalikan rasa
nyeri yang dialaminya, kemudian hasil yang diharapkan, yaitu klien mampu berganti posisi
tanpa keluhan dalam dua jam, hal ini dapat dinilai sebagai kriteria tujuan dan hasil
membutuhkan batasan waktu. Jika klien berhasil berganti posisi selama dua jam tanpa
adanya keluhan, maka tujuannya akan tercapai, yaitu kenyamanan membaik sebelum
operasi. Kemudian, klien melaporkan nyeri pada tingkat tiga dalam skala 0-10 pada saat
jadwal operasi, hal ini juga dapat dinilai bahwa kriteria hasil dapat diukur, jadi jika nanti
klien merasakan nyeri masih di tingkat tiga dalam skala 0-10 maka tujuannya dapat
tercapai.

4. Apa yang dimaksud dengan intervensi keperawatan yang spesifik? Apa perbedaan
intervensi keperawatan dependen dengan intervensi keperawatan kolaboratif?
Jawab:
Perencanaan dapat memberikan gambaran intervensi yang spesifik dan jelas. Intervensi
yang spesifik ini dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah
klien. Kemudian jika gambaran intervensinya tidak spesifik, perawat berpotensi melakukan
kesalahan tindakan, jadi harus benar-benar spesifik dan tidak boleh menebak-nebak.
Selanjutnya, perbedaan antara intervensi dependen dengan intervensi kolaboratif.
Intervensi dependen merupakan tindakan yang dilakukan karena adanya arahan dari dokter.
Dalam hal ini, perawat yang melakukan tindakannya, tetapi dengan instruksi dari dokter.
Sedangkan intervensi kolaboratif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat
bersama dengan tenaga kesehatan lainnya, contohnya terjadi pemeriksaan penyakit TBC,
di sini perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan kepada klien tersebut, tetapi
dibutuhkan juga tenaga kesehatan lainnya, misalnya dari analisis, maka terjadi tindakan
kolaborasi antara perawat dengan analisis tersebut sehingga disebut dengan intervensi
kolaboratif.

SOAL DISKUSI PLENO HG 4


HG 1 : Contoh dari penerapan pelayanan tidak langsung?
Jawaban :
Menurut Potter & Perry, 2015, contoh pelayanan tidak langsung terdiri dari
• Dokumentasi
• Pendelegasian aktivitas perawatan kepada personel yang belum mempunyai lisensi
• Transkripsi perintah medis
• Pengendalian infeksi (contoh: penanganan dan penyimpanan suplai alat dengan benar,
penggunaan isolator protektif)
• Manajemen keamanan lingkungan (contoh: memastikan keamanan ruangan klien,
menempatkan klien pada lokasi strategis dekat perawat)
• Memasukkan data komputer
• Berkonsultasi dengan dokter dan penyelenggara kesehatan lainnya lewat telepon
• Laporan pergantian giliran jaga
• Mengumpulkan, memberi label, dan pengiriman spesimen
• Memindahkan klien ke area pelaksanaan prosedur atau unit keperawatan lainnya.
HG 2 : Pengertian dan contoh keterampilan kognitif?
Jawaban :
Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan
memgambil keputusan. Saat seseorang sakit maka perawat menperhatikan terlebih dahulu
kebutuhan pasuen dengan saksama, meningkatkan kepekaannya lalu menyelesaikan masalah
klien dan mengambil keputusan yang tepat. Seperti contoh misalnya ada seseorang perawat yang
memahami patofisiologi robekan pada diskus vertebralis, anatomi spinal, dan mekanisme
timbulnya nyeri. Maka ia akan mempertimbangkan setiap fakta tersebut saat mengawasi
pergerakan, postur, dan posisi yang memperburuk atau mengurangi nyeri punggung pada klien.
Di sini perawat berfokus pada usaha menghilangkan nyeri akut tersebut dengan analgesik,
kemudian mempertimbangkan intervensi noninvasif untuk meminimalkan stres pada punggung
supaya klien merasa nyaman (Potter & Perry, 2015).

HG 3 : Pada proses implementasi, terdapat proses pengkajian ulang terhadap klien, bagaimana
perawat mengumpulkan kondisi terbaru dari klien?
Jawaban :
Perawat dapat mengumpulkan informasi mengenai kondisi terbaru dari klien yaitu melalui
beberapa pertanyaan seperti misalnya apakah ada yg terasa nyeri, dengan melihat atau observasi
dari mimik muka pasien.

HG 5 : Pada proses implementasi pelayanan pasien secara langsung terdapat konseling. Apakah
jika perawat melakukan melalui telepon masih termasuk pelayanan langsung atau
menjadi tidak langsung?
Jawaban :
Jika perawat berkonsultasi melalui telepon masih dikatakan termasuk pelayanan langsung.
Seperti yang sudah dijelaskan pada jawaban untuk HG 1 di mana terdapat poin contoh pelayanan
tidak langsung. Maka konseling melalui telepon masih dikategorikan sebagai pelayanan
langsung karena membantu klien memggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali
dan menangani stress dan hubungan interpersonal.

SOAL DISKUSI PLENO HG 5


HG 1: Jika tujuan tidak tercapai, apa yang harus perawat lakukan? Apa yang harus dilakukan
agar tujuan tercapai?
Jawaban : Apabila setelah dianalisis tujuan tidak tercapai, maka perawat harus membuat
rencana / planning yang baru. Untuk melakukan membuat rencana tersebut, maka perawat harus
mengkaji ulang proses keperawatan dan menemukan faktor yang menyebabkan tujuan tidak
tercapai. Dalam tahap inilah berpikir kritis seorang perawat dibutuhkan.

HG 2: dari berpikir Independen dan otoritas dalam evaluasi keperawatan?


Jawaban : Contoh berpikir independen dan otoritas dapat ketika perawat melakukan intervensi
kepada klien. Intervensi yang dilakukan perawat bersifat independen, yaitu sesuai dengan asuhan
keperawatan (caring, bukan curing). Jadi perawat memiliki hak untuk menentukan intervensi
keperawatan sesuai dengan kemampuannya. Intervensi tersebut pun bersifat otoritatif atau sesuai
dengan wewenangnya, yaitu tidak menyalahi tingkatan. Dalam menjalankan profesinya, perawat
memiliki tingkatan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.

HG 3: Keadaan seperti apa yang menyebabkan penghentian tindakan keperawatan?


Jawaban: Tindakan keperawatan akan dihentikan ketika tujuan evaluasi sudah tercapai, karena
tindakan tersebut telah dilakukan dengan benar, sesuai dengan tujuan awal.

HG 4: Bagaimanakah tolak ukur tercapai, tercapai sebagian dan tidak tercapainya suatu tujuan?
Jawaban: Tolak ukur ketercapaian dapat dilihat dari respons atau perilaku klien diakhir proses
keperawatan. Respons tersebut kemudian dibandingkan dengan tujuan keperawatan. Apabila
respons tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka tujuan tersebut dianggap
tercapai. pun sebaliknya. Ketika tujuan tidak tercapai atau tercapai sebagian, maka diperlukan
pengkajian ulang terhadap proses keperawatan untuk mencari tahu faktor penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai