Tentir ini dibuat untuk membantu kita semua dalam belajar sehingga tidak disarankan
menjadikan tentir ini sebagai sumber belajar yang utama
Sumber yang kami gunakan dalam tentir ini mengacu pada buku – buku rujukan yang ada di BRP
KDK dan selebihnya sudah tertera di daftar pustaka. Sumber paling utama kami adalah dari buku
Fundamentals of Nursing karangan Potter Perry.
Tentir ini dibuat dengan segenap jerih payah yang mengharapkan pahala berlipat. Semoga setelah
membaca dan mempelajari tentir ini, kita semua semakin pintar.
Tentir ini dibuat di rumah masing – masing anggota tim tentir dan diterbitkan di rumah fiah.
Semoga bermanfaat. Awalilah membaca tentir ini dengan BISMILLAH. Sekian, Terimakasih
i
Daftar Isi
Cover Depan……………………………………………………………………………………………...i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………....….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………...iii
Topik 1 : Konsep Berpikir Kritis dan pengambilan keputusan dalam keperawatan………………1
a. Pengambilan Keputusan Klinis………………………………………………………...………1
b. Tingkatan Berpikir Kritis………………………………………………………………………1
c. Kompetensi Berpikir Kritis………………………………………………………………….....2
d. Model berpikir Kritis…………………………………………………………………………...3
e. Proses keperawatan……………………………………………………………………………..3
Topik 2 : Pengkajian Keperawatan…………………………………………………………………….5
a. Pendekatan Berpikir Kritis dalam Pengkajian………………………………………………..5
b. Jenis – Jenis Data……………………………………………………………………………......6
c. Sumber Data……………………………………………………………………………………..6
d. Metode Pengumpulan Data……………………………………………………………………..6
e. Memformulasi Penilaian Keperawatan……………………………………………………......7
f. Dokumentasi Data Pengkajian………………………………………………………………....8
Topik 3 : Perumusan Diagnosis Keperawatan……………………………………………………….11
a. Definisi Diagnosis Keperawatan………………………………………………………………11
b. Macam – Macam Diagnosis Keperawatan……………………………………………………11
c. Berpikir Kritis dalam Perumusan Diagnosis Keperawatan…………………………………12
d. Pernyataan Diagnosis Keperawatan…………………………………………………………..12
e. Sumber - sumber kesalahan dalam Perumusan Diagnosis Keperawatan………………….13
f. Kelebihan dan Keterbatasan Diagnosis Keperawatan………………………………………14
g. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan………………………………………………………..15
Topik 4 : Perencanaan Asuhan Keperawatan………………………………………………………..17
a. Menetapkan Prioritas Masalah……………………………………………………………….17
b. Berpikir Kritis dalam Penyusunan Perencanaan Asuhan Keperawatan………………….19
c. Berpikir Kritis dalam Perencanaan Asuhan Keperawatan………………………………...20
d. Menulis Rencana Asuhan Keperawatan……………………………………………………..20
e. Konsultasi dan Kolaborasi dengan Profesi Kesehatan Lain………………………………..22
f. Dokumentasi Perencanaan Asuhan Keperawatan…………………………………………..22
Topik 5 : Implementasi Asuhan Keperawatan………………………………………………………23
a. Jenis Intervensi Keperawatan………………………………………………………………...23
b. Berpikir Kritis dalam Implementasi Asuhan Keperawatan………………………………...23
c. Metode Implementasi Asuhan Keperawatan…………………………………….................24
d. Proses Implementasi Asuhan Keperawatan………………………………………………….24
e. Dokumentasi Implementasi Asuhan Keperawatan………………………………………….25
ii
Topik 6 : Evaluasi Asuhan Keperawatan…………………………………………………………….26
a. Dinamika Mengevaluasi Proses Keperawatan……………………………………………….26
b. Evaluasi Pencapaian Tujuan Asuhan Keperawatan………………………………………...26
c. Revisi Rencana Asuhan Keperawatan………………………………………………………..27
d. Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan………………………………………………...28
e. Dokumentasi Evaluasi Asuhan Keperawatan………………………………………………..28
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………....30
iii
Topik 1 : Konsep Berpikir Kritis dan 6. PENGONTROLAN Kegiatan perawat
Pengambilan Keputusan dalam DIRI dalam melihat
Keperawatan kejadian yang telah
dialami dan
a. Pengambilan Keputusan Klinis menemukan cara
bagaimana perawat
• Ackley and Ladwig (2014) berpendapat
dapat memperbaiki
bahwa pengambilan keputusan klinik terdiri
performa perawat.
atas pemikiran kritis dan penuh
pertimbangan, serta penetapan dari ilmu dan
pikiran kritis. b. Tingkatan Berpikir Kritis
• Pemikiran kritis adalah pusat praktik
keperawatan profesional karena hal tersebut ❖ Pemikiran Kritis Dasar
membuat seorang perawat terus memperbaiki Berpikir cenderung untuk menjadi konkrit dan
cara pendekatan kepada klien dan
didasarkan pada serangkaian peraturan atau
menerapkan pengetahuan - pengetahuan
berdasarkan pada pengalaman sebelumnya. prinsip. Individu mempunyai keterbatasan
pengalaman dalam berpikir kritis, cenderung
Tabel Keterampilan Berpikir Kritis, Facione (1990) untuk diatur oleh orang lain, dan belajar
KETERAMPILAN APLIKASI menerima perbedaan pendapat dan nilai-nilai
4. EVALUASI Kegiatan yang dilakukan lebih mandiri dan sistematis. Mulai dapat
perawat dalam menggunakan memisahkan dirinya dari satu aturan. Pada
kriteria secara objektif untuk tingkatan ini setiap solusi memiliki
menentukan hasil atau
keuntungan dan resiko yang harus
tindakan keperawatan
dipertimbangkan dalam menentukan
5. PENJELASAN Kegiatan perawat dalam
menjelaskan semua keputusan terakhir.
kesimpulan yang didapat
perawat dengan
menggunakan semua
pengetahuan dan
pengalaman yang didapat
1
❖ Komitmen Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan
Perawat memilih tindakan atau keyakinan Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan
berdasarkan alternatif yang diidentifikasi pada mencakup pendekatan sistematis yang
tingkat berpikir yang kompleks. Pada tahap ini digunakan untuk mengkaji dan menelaah
seseorang dapat menentukan pilihannya kondisi klien, mengidentifikasi respon klien
sendiri tanpa bantuan orang lain. terhadap masalah kesehatan, melakukan
tindakan yang sesuai, dan mengevaluasi
c. Kompetensi Berpikir Kritis apakah tindakan yang dilakukan telah efektif.
Berpikir mencakup beberapa hal yaitu Format untuk proses keperawatan adalah unik
membuat pendapat, membuat keputusan, menarik untuk disiplin keperawatan dan memberikan
kesimpulan, dan merefleksikan (Potter & Perry, bahasa dan proses yang umum bagi perawat
2
New Ideas and Creativity (N) / Ide Baru dan
d. Model Berpikir Kritis
Kreativitas
Model T.H.I.N.K (Rubenfeld & Scheffer
Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam
(2006)) adalah model berpikir kritis yang
keperawatan karena merupakan akar dari
mendefinisikan hasil (outcome) berpikir kritis dan
asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien
cara untuk mengaplikasikan keterampilan berpikir
karena banyak yang harus disesuaikan,
kritis sebagai bagian dari proses keperawatan.
diulang, dan digabungkan untuk menyesuaikan
Total Recall (T) / Ingatan Total dengan keinginan dan kebutuhan pasien.
Ingatan total berarti mengingat beberapa fakta
atau mengingat tempat dan bagaimana cara
Knowing How You Think (K) / Mengetahui
menemukannya ketika dibutuhkan. Ingatan
Bagaimana Anda Berpikir
total juga merupakan kemampuan untuk
Mengetahui bagaimana anda berpikir
mengakses pengetahuan yang dipelajari dan
merupakan model T. H. I. N. K yang berarti
disimpan dalam pikiran.
berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang yang berarti “proses mengetahui”, mengetahui
sering kali diulang sehingga menjadi sifat alami bagaimana kita berpikir tidak sesederhana
kedua seseorang. Kebiasaan memungkinkan seperti yang terdengar. Sebagian besar kita
seseorang melakukan suatu tindakan tanpa “hanya berpikir”, tapi kita tidak menghabiskan
harus memikirkan sebuah metode baru setiap banyak waktu untuk merenungkan bagaimana
mempertanyakan isu yang mungkin segera langkah berpikir kritis yang perawat
termasuk menggali dan mempertanyakan segala langkah terbaik yang ada dalam melakukan
sesuatu (termasuk asumsi pribadi) dalam suatu asuhan keperawatan dan mempromosikan
situasi dan memeriksa segala sesuatunya serta fungsi serta respons manusia terhadap
tidak menilai berdasarkan bentuk luarnya. kesehatan dan penyakit, (Potter, Perry,
Stockert, & Hall, 2017)
3
Tujuannya : ❖ Planning / Perencanaan
Mengidentifikasi status perawatan Menentukan cara mencegah, mengurangi,
kesehatan klien, dan masalah kesehatan atau menyelesaikan masalah klien prioritas
aktual atau potensial; yang diidentifikasi; bagaimana mendukung
Menetapkan rencana untuk memenuhi kekuatan klien; dan bagaimana
kebutuhan yang diidentifikasi; dan menerapkan intervensi keperawatan
Memberikan intervensi keperawatan dengan cara yang terorganisir, individual,
khusus untuk mengatasi kebutuhan tersebut dan diarahkan pada tujuan.
Tujuan :
Tahapan Proses Keperawatan :
Membantu klien memenuhi tujuan /
(Berman, Synder, & Frandsen, 2016)
hasil yang diinginkan;
❖ Assessing / Pengkajian
Mempromosikan kesehatan; mencegah
Mengumpulkan, mengatur, memvalidasi, penyakit; memulihkan kesehatan; dan
dan mendokumentasikan data klien. Memfasilitasi penanganan dengan
Tujuan Membuat basis data tentang fungsi yang berubah.
respons klien terhadap masalah kesehatan
❖ Evaluating / Evaluasi
atau penyakit dan kemampuan untuk
mengelola kebutuhan perawatan kesehatan. Mengukur sejauh mana tujuan / hasil telah
dicapai dan mengidentifikasi faktor-faktor
❖ Diagnosing / Mendiagnosa
yang secara positif atau negatif
Menganalisis dan mensintesis data. mempengaruhi pencapaian tujuan.
Tujuan : Tujuan Menentukan apakah akan
Mengidentifikasi kekuatan dan masalah melanjutkan, memodifikasi, atau
kesehatan klien yang bisa dicegah atau menghentikan rencana perawatan.
diselesaikan oleh kolaboratif dan
independen intervensi keperawatan;
Mengembangkan daftar masalah
keperawatan dan kolaboratif.
4
● 5 Tahapan Kegiatan :
Topik 2 : Pengkajian Keperawatan a. Mengumpulan data,
b. Analisis data,
a. Pendekatan Berpikir Kritis dalam c. Sistematika data,
Pengkajian d. Penentuan masalah, dan
keadaan pasien, menentukan masalah harian menjadi fokus utama bagi perawat.
(Akperinsada, 2018)
kesehatan, dan menilainya.
5
b. Jenis – Jenis Data
d. Metode Pengumpulan Data
● Data Subjektif
● Observasi
❖ Informasi verbal yang disampaikan
Metode pengumpulan data dengan
langsung oleh pasien, juga dapat berasal
menggunakan indera sehingga dapat diamati
dari keluarga atau orang terdekat yang
secara langsung.
merasakan perubahan perilaku pada klien.
❖ Hal ini berupa sensasi yang dirasakan oleh Observasi ini dilakukan dengan sengaja dan
pasien, seperti perasaan, penilaian diri, sadar melalui upaya pendekatan dengan pasien
kepercayaan, perilaku, dan persepsi tentang atau klien.
status kesehatan, serta kondisi hidup saat
Tahapan :
ini. (Berman, Synder,& Frandsen, 2016)
[ Contoh ] Memperhatikan data Menyeleksi,
❖ Dapat didengar, dirasakan, atau dicium 3. Adanya dan berfungsinya peralatan yang
terkait
baunya.
4. Lingkungan sekitar termasuk orang-
❖ Contoh: tekanan darah, suhu tubuh, derajat
kesakitan, denyut nadi, perubahan warna orang didalamnya. (Kozier, 2010)
6
Ada 2 teknik pendekatan : Validasi data membantu perawat
❖ Direktif memastikan apakah informasi yang
Dilakukan dengan sangat terstruktur dan didapat sudah bersifat lengkap atau tidak,
menghasilkan informasi khusus. membantu perawat memperoleh informasi
❖ Non direktif (membina hubungan) tambahan yang sebelumnya terlewatkan,
Perawat memberikan kesempatan kepada serta membantu perawat membedakan
pasien untuk menceritakan hal yang dialami antara petunjuk dan kesimpulan sehingga
oleh pasien kemudian perawat perawat dapat mengenali kondisi pasien
menanggapinya. dan dapat melakukan diagnosis sementara
mengenai apa yang pasien rasakan.
● Pemeriksaan
Merupakan metode dengan memeriksa Validasi data biasanya dilakukan
Tidak semua data memerlukan validasi. rendah, maka akan menimbulkan kesalahan
Data seperti data tinggi badan, berat badan, dalam melakukan interpretasi masalah klien
dianggap akurat dan factual sehingga tidak Oleh karena itu, hasil dari analisis data ini
memerlukan validasi. akan sangat menentukan proses interpretasi
Tahapan : selanjutnya.
7
Namun selama penggelompokkan data,
perawat harus tetap memperhatikan respon f. Dokumentasi Data Pengkajian
pasien terhadap penyakit tertentu sehingga
Tujuan utama : perawat mampu
perawatan kepada pasien tidak terlalaikan.
mengimplementasikan dan mengorganisasi
Pada tahap analisis ini, perawat perlu
data dengan baik.
mengenali pola yang ada pada setiap data
Pedoman dalam pembuatan pencatatan
kelompok tersebut dengan memperhatikan
pengkajian, diantaranya:
nilai normal, nantinya perawat akan
membuat suatu kesimpulan mengenai respon 1. Gunakan format yang terorganisasi
membantu perawat pada saat proses dari kepala sampai dengan seluruh tubuh
Dilakukan berdasarkan penjelasan dan 5. Jabarkan observasi dan hasil dengan jelas
pertimbangan, kemudian perawat
membentuk kesimpulan mengenai masalah 6. Tulis data secara ringkas
8
Berdasarkan DeLaune dan Ladner
(2011), terdapat empat jenis format
dokumentasi :
1) Open-ended format
(Checklist format)
3) Combination format
Format yang terdiri dari gabungan open-
ended format dan checklist format.
Format ini memberikan konsistensi dalam
mencatat data serta mendapatkan informasi
yang luas.
(Open-ended format)
2) Checklist format
Format yang menyertakan daftar periksa
(checklist) dengan merangkum informasi
dalam bentuk singkat.
Format ini dapat memberikan pencatatan
informasi dengan konsisten dan mengurangi
kemungkinan hilangnya informasi yang
relevan.
Akan tetapi, checklist format dapat
menghambat perawat untuk mendapatkan
(combination format)
elaborasi tentang hasil pengamatan pada
klien yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut.
9
4. Specialty format
Format singkat yang difokuskan langsung
pada kebutuhan asesmen untuk layanan
tertentu yang disediakan.
[ Misalnya ] Layanan dalam area operasi
rawat jalan, persalinan, dan fasilitas
psikiatrik.
Selain itu, formulir penilaian khusus
dapat dimasukkan bersama-sama dengan
formulir penilaian komprehensif untuk klien
dengan risiko khusus untuk berbagai kondisi
[ Misalnya ] jatuh atau gangguan kulit.
(Speciality Format)
10
2) Diagnosis Risiko (Risk Diagnosis)
Topik 3 : Perumusan Diagnosis Menguraikan respon klien terhadap
Keperawatan
kondisi kesehatan atau proses kehidupan
yang dapat terjadi atau rentan terjadi pada
a. Definisi Diagnosis Keperawatan (DK)
klien.
Merupakan keputusan klinis tentang
Hal ini didukung oleh adanya faktor
respon individu, keluarga, atau masyarakat
risiko yang berkontribusi pada kerentanan
yang diperoleh melalui proses
tersebut.
pengambilan dan pengumpulan data
Setiap label dari diagnosis risiko diawali
terhadap masalah kesehatan yang actual
dengan frasa “risiko”.
maupun potensial dengan tujuan untuk
[ Contoh ]
menjaga status kesehatan.
Risiko kekurangan volume cairan
Diagnosis keperawatan memberikan dasar
untuk pemilihan intervensi keperawatan
3) Diagnosis Promosi Kesehatan (Health
untuk mencapai hasil yang menjadi
Promotion Diagnosis)
tanggung jawab perawat (NANDA, 2009)
Menguraikan respon klien terhadap
Formulasi diagnosis keperawatan
tingkat kesejahteraan klien yang
menggunakan North American Nursing
mempunyai potensi untuk peningkatan
Diagnosis Association (NANDA).
sampai pada suatu kondisi yang lebih
Akan tetapi NANDA belum optimal
tinggi.
mengakomodasi diagnosis keperawatan di
Setiap label diagnosis promosi
area keperawatan komunitas (kelompok
kesehatan diawali dengan frasa “Kesiapan
dan masyarakat), sehingga digunakan juga
meningkatkan”.
rumusan diagnosis dari International
[ Contoh ]
Classifications for Nursing Practice
Kesiapan meningkatkan komunikasi
(ICNP).
4) Diagnosis Sindrom
b. Macam – Macam Diagnosis
Merupakan clinical judgement yang
Keperawatan (DK)
menggambarkan suatu kelompok
1) Diagnosis Aktual (Diagnosis berfokus diagnosis keperawatan yang terjadi
pada masalah/Problem Focused Diagnosis) bersama, dan melalui intervensi yang
Menguraikan respon klien terhadap sama.
kondisi kesehatan atau proses kehidupan [ Contoh ] Sindrom nyeri kronik yang
yang nyata ada (disertai tanda dan gejala mempunyai dampak pada respons klien
yang nyata). lain seperti diagnosis gangguan pola tidur,
[ Contoh ] Kurang tidur. isolasi sosial, kelelahan, atau gangguan
mobilitas fisik..
11
Ex : Diare selama 5 hari, feses cair, perut
c. Berpikir Kritis dalam Perumusan kembung, kram perut sebelum dan
Diagnosis Keperawatan
sesudah BAB
Proses diagnostik membutuhkan pemikiran Bandingkan dengan standard normal
kritis seorang perawat. Ex : Feses lunak setiap hari, abdomen
Selain mengetahui diagnosa keperawatan dan lemas tidak tegang, defekasi tidak sakit
definisinya, perawat menjadi sadar akan definisi Buat Kesimpulan
karakteristik dan perilaku diagnosis, faktor- Ex : Masalah eliminasi : Fungsi
faktor terkait dengan diagnosis, dan intervensi Gastrointestinal
yang cocok untuk mengobati diagnosis.
Diagnostic process meliputi langkah d. Pernyataan Diagnosis Keperawatan
12
Maturasional : Intoleransi Tahap Interpretasi
aktivitas yang berkaitan dengan Kesalahan dalam tahap ini terjadi akibat :
penurunan kekuatan atau fleksibilitas - Petunjuk yang tidak akurat dan tidak nyata
otot dan defisit sensori akibat usia - Kurangnya jumlah petunjuk
lanjut. Tingkat maturasional dapat - Kegagalan dalam mempertimbangkannya
dilihat dari kategori usia seperti petunjuk dan konflik secara akurat
remaja, dewasa, dan lansia. - Perkembangan latar belakang budaya yang
Sign & Symptoms Definisi berkembang
karakteristik tentang data subjektif (Perry Potter, 2009)
atau objektif sebagai pendukung Cara meminimalisir kesalahan :
diagnosis actual Mulai mengintervensikan dengan
menentukan dan mengatur pola
pemeriksaan yang relevan untuk
e. Sumber – Sumber Kesalahan dalam
mengetahui adanya masalah pada klien
Perumusan Diagnosis Keperawatan
dengan mempertimbangkan latar budaya
Tahap Pengumpulan data klien.
Kesalahan dalam tahap ini terjadi akibat :
- Sistem yang tidak sistematis Tahap Pengelompokan Data
- Tidak teliti dalam memilah informasi Kesalahan dalam tahap ini terjadi akibat :
- Kurang akurat dalam mengambil informasi - Penutupan yang terlalu cepat
data klien - Pengelompokan yang salah saat membuat
(Potter & Perry, 2009) diagnosis keperawatan
Cara meminimalisir kesalahan dalam - Pengelompokan data yang tidak sesuai
pengumpulan data : (Perry Potter, 2009)
Tinjau ulang tingkat kenyamanan dan
kompetensi anda dalam melakukan Tahap Pernyataan Diagnosis
wawancara dan pemeriksaan fisik sehari Kesalahan dalam tahap ini terjadi akibat:
sebelum mulai mengumpulkan data, - Penggunaan bahasa yang tidak seragam
Lakukan pemeriksaan dalam beberapa dan kurang efektif.
langkah dengan terfokus pada satu system Penggunaan bahasa yang satu,
tubuh sebelum memulai pemeriksaan lengkap keperawatan, sesuai standar NANDA-1
dari kepala hingga kaki, akan meyakinkan pernyataan diagnosis.
Tinjau ulang pengkajian klinis, tentukan (Perry Potter, 2009)
keakuratan data dengan memvalidasi beberapa
hasil, teratur dalam pemeriksaan, memiliki
formulir dan peralatan pemeriksaan yang
sesuai dan siap digunakan.
13
Cara meminimalisir kesalahan :
- Pernyataan diagnosis harus menggunakan f. Kelebihan dan Keterbatasan Diagnosis
bahasa yang sesuai, ringkas, dan tepat. Keperawatan
14
kebingungan diantara anggota dan gejala (symptom) yang dihubungkan
tim perawatan kesehatan yang lain dengan kata "ditandai dengan"
Banyak perawat tidak akrab dengan daftar 4. Tulis istilah atau kata-kata yang umum
NANDA dan tidak tahu bagaimana digunakan
menggunakannya atau merasa tidak 5. Gunakan bahasa yang tidak memvonis
memiliki diagnosis yang mereka butuhkan
pada daftar tersebut Format Diagnosis Keperawatan
Daftar diagnosis keperawatan tidak selalu 1. Format Analisa Data
sesuai dengan klien situasi Format ini berisi data-data abnormal yang
terdiri dari kata subjektif dan objektif.
g. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan Dalam format Analisa data pada bagian
atas terdiri dari nama/umur, ruang/kelas
Tujuan Dokumentasi Diagnosis Keperawatan :
dan nomor rekam medis pesien.
Dapat menyampaikan masalah klien dalam Data ini harus diisi untuk memastikan
istilah yang mudah dimengerti oleh semua agar tidak terjadi kesalahan dalam
perawat melakukan Tindakan kepada klien.
Dapat mengenali masalah –masalah utama
klien pada pengkajian Nama Klien/Umur No. Rekam Medis :
Ruangan/No. Kamar :
Mengetahui perkembangan keperawatan No. Data Etiologi Masalah
15
3. Menganalisa data
Setelah mengetahui format Analisa data,
Langkah selanjutnya adalah menganalisa
data.
Menganalisa data dengan
mengelompokkan data atau masalah yang
abnormal sesuai pola kebutuhan.
4. Mengidentifikasi masalah
Setelah menganala data, identifikasi masalah
berdasarkan data subjektif dan data objektif
yang telah didapatkan.
5. Memformulasikan diagnosa
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah
selanjutnya saudara memformulasikan
diagnosa keperawatan dengan cara:
1) Masukkan semua data ke dalam format
analisa data. Lalu masukkan data
subjektif dan data objektif dalam kolom.
2) Tentukan masalah dari data subjektif dan
objektif
3) Tentukan etiologi dari data subjektif dan
objektif
4) Setelah semua format analisa data terisi,
masukkan masalah dan etiologi ke
format diagnosa keperawatan dengan
menambahkan kata “berhubungan
dengan”. Jangan lupa untuk mengisi
identitas pasien pada bagian atas kolom. [ Tambahan ]
MASALAH KOLABORATIF
5) Setelah memasukkan diagnosa Masalah yang memerlukan kolaborasi dari berbagai profesi
keperawatan, tulis tanggal ditemukan kesehatan untuk menanganinya
diagnosa serta paraf dan nama jelas Pada masalah ini, perawat tidak dapat menangani masalah secara
mandiri, tetapi masalah ini membutuhkan tindakan keperawatan
perawat yang merumuskan diagnosa untuk mengatasinya (perawat perlu terlibat untuk menangani
masalah)
keperawatan.
Dapat merupakan komplikasi fisiologi yang dihasilkan dari
kondisi patofisiologis, lingkungan, atau yang berhubungan
dengan pengobatan atau penatalaksanaan sutau kondisi.
Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan Misalnya: Masalah Perdarahan; Masalah Risiko Infeksi
Fokus pada diagnosis dan Fokus pada kebutuhan pasca pembedahan; Masalah Penurunan Curah Jantung dsb
pengobatan penyakit perawatan klien: respon
tertentu klien thd proses kehidupan PERBEDAAN MASALAH KOLABORATIF DENGAN
dan/atau masalah DIAGNOSISI KEPERAWATAN
kesehatan dlm memenuhi Diagnosis Keperawatan: bila perawat secara legal dapat
kebutuhan dasar manusia memberikan intervensi tertentu untuk mencapai tujuan dari
Orientasi : keadaan Orientasi : Kebutuhan suatu masalah keperawatan
patologis dasar individu Masalah kolaboratif: bila intervensi keperawatan dan
Tujuan untuk identifikasi Tujuan untuk membantu intervensi medis atau profesi lain diperlukan secara bersama-
dan merancang rencana klien beradaptasi dan sama untuk mencapai tujuan dari suatu permasalahan klien.
pengobatan penyakit mengatasi masalah Masing-masing profesi memiliki kewenangan legal untuk
perawatan mereka melakukan intervensi terhadap masalah tersebut secara
Cenderung tetap, mulai Berubah sesuai perubahan bersama-sama dan tujuan tidak dapat tercapai bila tidak ada
sakit sampai sembuh respon klien kolaborasi dari berbagai profesi tersebut.
16
High priority jika diagnosis
keperawatan tidak diatasi dapat
Topik 4 : Perencanaan Asuhan
Keperawatan membahayakan klien (baik aspek
fisiologis maupun psikologis).
Dalam proses perencanaan ini meliputi menentukan Prioritas tinggi ditempatkan untuk
prioritas masalah atau diagnosis, menetapkan tujuan masalah yang mengancam jiwa seperti
yang berpusat pada pasien dan hasil yang gangguan pernapasan atau fungsi
diharapkan, serta memilih intervensi keperawatan jantung.
apa saja yang sesuai untuk setiap diagnosis. Intermediate priority mencakup
Manfaat rencana asuhan keperawatan : kebutuhan klien yang tidak gawat dan
1. Meningkatkan komunikasi, pengaturan, dan tidak mengancam kehidupan.
evaluasi asuhan keperawatan. Seperti masalah personal higiene
17
b. Depeks RI tahun 1992 : Pedoman Asuhan Fungsi pernapasan ini menjadi prioritas
Keperawatan dikarenakan gangguan fungsi pernapasan
actual baru selanjutnya pada masalah Sedangkan prioritas terakhir terletak pada
potensial. sistem kulit, selaput lender, dan tulang.
Akan tetapi, dalam praktiknya masalah aktual Berikut merupakan skala prioritas
tidak selalu dijadikan prioritas ketika masalah berdasarkan pendekatan Body Sistem :
potensial yang akan terjadi dapat mengancam
1. B1 : Breathing yang meliputi jalan
jiwa. napas dan pernapasan
2. B2 : Blood yang meliputi darah dan
c. Hierarki Maslow
sirkulasi darah
Kebutuhan Maslow berdasarkan urutan
3. B3 : Brain yang meliputi kesadaran
kebutuhan dasar manusia, diantaranya :
4. B4 : Bladder yang meliputi
1. Kebutuhan fisiologis, meliputi perkemihan
oksigenasi, cairan elektrolit, eliminasi, 5. B5 : Bowel yang meliputi sistem
nutrisi, istiahat/tidur, aktivita dan pencernaan
mobilitas, dan sebagainya. 6. B6 : Bone yang meliputi kulit, selaput
2. Kebutuhan keselamatan dan lendir, dan tulang.
keamanan, meliputi masalah lingkungan,
kondisi tempat tinggal, perlindungan,
“ Urutan prioritas dapat berubah seiring
pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut.
kondisi klien. Setiap memulai pelayanan,
3. Kebutuhan cintai dan dicintai, meliputi
seperti pada awal giliran jaga atau
masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi
kunjungan klien harus dilakukan
dalam kelompok, dan hubungan antar
penyusunan ulang prioritas. Saat kondisi
manusia.
klien berubah, perawat harus melakukan
4. Kebutuhan harga diri, meliputi masalah
pengkajian informasi baru dan
respek dari keluarga, perasaan
mengevaluasi status klien.”
menghargai diri sendiri.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi
masalah kepuasan terhadap lingkungan.
18
langsung di pelayanan kesehatan. Sifat
b. Berpikir Kritis dalam Penyusunan Tujuan Jangka panjang bergantung pada
Perencanaan Asuhan Keperawatan diagnosa keperawatan yang
Dalam menyusun rencana asuhan mencerminkan pemulihan, pemeliharaan
keperawatan, perawat diharapkan mampu atau peningkatan kesehatan.
untuk berpikir kritis. Hal ini diperlukan
khususnya pada saat menetapkan tujuan dan Expected Outcomes
hasil yang diharapkan serta saat memilih • Langkah-langkah objektif yang
intervensi keperawatan yang akan mengarah pada pencapaian tujuan
dilakukan. dan resolusi etiologi untuk diagnosis
Berpikir kritis dalam menetapkan tujuan keperawatan
(goals) dan hasil yang diharapkan • Hasil yang diharapkan menentukan
(expected outcomes) kapan tujuan spesifik yang berpusat
Tujuan dan Kriteria Hasil : pada klien telah dipenuhi dan
Pernyataan spesifik sebagai indikasi kemudian membantu dalam
perilaku/ respons klien yang diharapkan dari mengevaluasi respons terhadap
pemberian asuhan keperawatan asuhan keperawatan dan resolusi
Goals Care diagnosis keperawatan.
• A client-centered goal : sasaran spesifik • Nursing Outcomes Classification
dan terukur yang dirancang untuk (NOC) adalah sistem klasifikasi yang
mencerminkan tingkat kesejahteraan dan menggambarkan hasil pasien
kemandirian tertinggi dalam fungsi terhadap intervensi keperawatan.
klien. NOC adalah sistem untuk
• Tujuan bersifat realistis dan didasarkan mengevaluasi efek dari asuhan
pada kebutuhan dan sumber daya klien. keperawatan sebagai bagian dari
Tujuan klien mewakili kemajuan menuju proses keperawatan.
peningkatan status Kesehatan. [ Contoh ] • Komponen NOC : label (nama yang
“Klien dapat melakukan perawatan digunakan untuk mencirikan perilaku
sendiri” dan “klien akan terbebas dari atau status pasien), indicator (daftar
infeksi”. indicator / tanda yang
• Goals care digunakan sebagai petunjuk menggambarkan perilaku atau status
untuk memilih intervensi keperawatan klien), skala (5 poin) untuk menandai
• Tujuan memiliki batas waktu Tujuan tingkat indicator status klien
jangka pendek dan Panjang. Tujuan
jangka pendek sifatnya lebih segera dan
biasanya dapat dicapai ketika klien
berada dalam pelayanan asuhan
19
Sumber yang berguna dalam memilih
c. Berpikir Kritis dalam Perencanaan tindakan dan kegiatan bagi klien adalah
Asuhan Keperawatan
menggunakan NIC (Nursing Intervention
Intervensi keperawatan adalah terapi atau Classification).
tindakan berdasarkan pertimbangan dan
pengetahuan klinis yang dilakukan oleh
d. Menulis Rencana Asuhan
perawat untuk mencapai hasil pada klien
Keperawatan
Memilih intervensi keperawatan
Petunjuk penulisan rencana asuhan
berdasarkan karakteristik diagnosis
keperawatan yang efektif :
keperawatan, hasil yang diharapkan, basis
a. Sebelum menuliskan rencana tindakan
penelitian, kelayakan, penerimaan kepada
keperawatan, kaji ulang semua data yang
klien, dan kompetensi perawat.
ada sumber data, meliputi :
Jenis Kegiatan
1. Pengkajian sewaktu klien masuk rumah
Kategori intervensi keperawatan, yaitu :
sakit
Intervensi keperawatan independent,
2. Diagnosis keperawatan waktu masuk
mencakup pengkajian/ pengawasan
rumah sakit
(monitoring), edukasi, konseling,
3. Keluhan utama klien atau alasan dalam
Tindakan mandiri seperti pemberian
berhubungan dengan pelasanan kesehatan
posisi, ambulasi, memandikan, dll
4. Laboratorium ritme
Intervensi keperawatan dependen
5. Latar belakang sosial budaya
Tindakan yang membutuhkan arahan dari
6. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
dokter atau professional Kesehatan
7. Observasi dari tim kesehatan klien
lainnya. [ Contoh ] pemberian obat,
b. Membuat daftar dan jenis masalah.
pelaksaan prosedur invasive, penggantian
Berikan prioritas utama pada masalah aktual
balutan, persiapan untuk pemeriksaan
yang mengancam jiwa, yang dihubungkan
diagnostic
dengan masalah yang mengancam kesehatan.
Intervensi Kolaboratif Tindakan
Tulis diagnosis keperawatan yang sudah
yang membutuhkan gabungan
diidentifikasi dalam form diagnosis keperawatan
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
(liat di bab diagnosis keperawatan ya seyeng)
berbagai professional layanan kesehatan
c. Untuk mempermudah dan bisa dimengerti
Pemilihan tindakan
dalam membuat rencana tindakan, berilah
Memilih intervensi keperawatan
gambaran dan ilustrasi bila mungkin. Hal ini
berdasarkan karakteristik diagnosis
sangat membantu Ketika teknologi canggih
keperawatan, tujuan dan hasil yang
digunakan untuk perawatan klien atau ketika
diharapkan, basis penelitian (dasar bukti),
menggambarkan lokasi anatomi
tingkat kesulitan untuk mengerjakan tindakan,
kesediaan klien, dan kompetensi perawat.
20
d. Tuliskan dengan jelas, khusus, terukur, Jangan mengulang instruksi yang sama,
kriteria goals/hasil yang diharapkan untuk satu instruksi dapat digunakan untuk
menetapkan masalah. beberapa substansi perintah.
Pedoman untuk menulis Goals and Expected [ Contoh ] lakukan observasi tiap 4 jam
Outcome berdasarkan SMORT MC : terhadap tingkat kesadaran, tekanan darah,
Singular (setiap tujuan dan hasil hanya nadi, suhu, dan frekuensi pernapasan
membahas satu perilaku atau respons)
Measureable (dapat diamati) g. Alasan prinsip specifity untuk menuliskan
Observable (dapat diukur) diagnosis keperawatan, meliputi bagaimana
Realistic (tujuan harus dapat prosedur akan dilaksanakan, kapan dan berapa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah) lama, dan penjelasan singkat keperluan apa
Time (ada waktu yang ditetapkan) yang harus dipenuhi
Mutual (tujuan dan hasil yang
ditetapkan memiliki kesepakatan tentang h. Tuliskan rasional dari rencana tindakan.
arah dan batas waktu pelayanan) Hal ini dapat membantu dalam mengevaluasi
Client-centered (tujuan dan hasil efektifitas Tindakan.
menggambarkan perilaku klien yang Rasional rencana asuhan keperawatan adalah
diharapkan sebagai hasil intervensi dasar pemikiran atau alasan ilmiah yang
keperawatan) mendasari ditetapkannya rencana Tindakan
keperawatan.
e. Selalu ditanda tangani dan diberi tanggal Tulis rasional dengan Bahasa yang mudah
rencana tindakan. Hal ini penting karena dimengerti,
seorang perawat professional akan bertanggung Tulislah satu rasional untuk satu rencana
jawab dan tanggung gugat untuk melaksanakan Tindakan keperawatan,
rencana tindakan yang telah tertulis. Beri nomor urut sesuai dengan urutan
rencana tindakan keperawatan
f. Mulai rencana tindakan dengan
menggunakan “action verb” i. Klien dan keluarganya jika memungkinkan
Berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas, diikutsertakan dalam perencanaan
dan penulisan menggunakan Bahasa yang
mudah dimengerti dan menggunakan j. Rencana tindakan harus sesuai dengan
formulir yang baku. waktu yang ditentukan dan diusahakan
Tulis nomor urut dari rencana Tindakan untuk selalu diperbaharui, misalnya setiap
yang ditetapkan (jangan menggunakan pergantian dinas
huruf),
21
k. Gunakan pena tinta dalam menulis untuk Pada sistem kesehatan, kolaborasi terbentuk
mencegah penghapusan tulisan atau tidak saat dua atau lebih penyedia layanan kesehatan
jelasnya tulisan menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan
kompetensinya dalam bekerja sama untuk
e. Konsultasi dan Kolaborasi dengan memberikan pelayanan kepada pasien
Profesi Kesehatan Lain
berdasarkan kepercayaan, rasa hormat, dan
Konsultasi pemahaman tentang kemampuan dan
Sebuah proses mencari ahli dari spesialistik pengetahuan satu sama lain.
untuk mengidentifikasi cara penyelesaian
masalah pada manajemen klien atau f. Dokumentasi Perencanaan Asuhan
perencanaan dan implementasi tindakan/terapi. Keperawatan
Konsultasi berfokus pada masalah dalam
Tujuan :
pemberian asuhan keperawatan
Sebagai tanggung jawab perawat
Langkah berkonsultasi :
profesional, akuntabilitas perawat,
1. Mengidentifikasi masalah umum
keamanan klien,
2. Arahkan konsultasi pada professional
Untuk memenuhi standar hukum dan praktik,
yang tepat
pendidikan, dan penelitian.
3. Berikan informasi yang relevan kepada
konsultan. Meliputi rekam medis klien,
ringkasan relevan tentang masalah,
metode untuk pemecahan masalah yang
telah digunakan, dan hasil dari metode
itu
4. Jangan pengaruhi konsultan
5. Hadir untuk mendiskusikan temuan dan
saran konsultan
6. Sertakan saran konsultan ke dalam
rencana pelayanan
7. Berikan umpan balik pada konsultan
tentang hasil hari rekomendasinya
Kolaborasi
Merupakan proses interaksi dan hubungan
antar profesi yang bekerja pada sebuah
lingkungan kelompok
Tujuan : peningkatan keselamatan pasien
(patient safety)
22
Topik 5 : Implementasi Asuhan 2. Intervensi Observasi
Keperawatan
O Merupakan intervensi mandiri yang
pasien mengenai masalah kesehatannya, disertai valid mengenai kondisi pasien untuk
kemungkinan dampak negatif bagi kesehatan mendukung fisik atau fisiologis serta
23
● Membuat keputusan tentang manfaat 2. Menelaah dan Memodifikasi Rencana
dari konsekuensi bagi klien Asuhan Keperawatan
pada klien berhasil, maka rasa cemas Data yang sebelumnya sudah direvisi
akan berkurang dan lebih responsif sehingga mencerminkan status kesehatan
mendengar instruksi preoperatif terbaru klien
24
e. Dokumentasi Implementasi Asuhan
Keperawatan
25
4. Mendokumentasi penemuan
26
tentang status masalah, dan terakhir 2. Faktor umumnya:
melanjutkan, mengubah. Perubahan pada kondisi,
Kemampuan, atau
4. Mengakhiri asuhan keperawatan
Kebutuhan klien menjadi faktor yang
(dilakukan setelah mengetahui apakah
melatar belakangi hal tersebut.
tujuan tercapai, tercapai sebagian atau
Adanya kesalahan perawat dalam
tidak tercapai).
melaksanakan tahapan-tahapan pada
“ Saat tujuan telah sesuai namun belum proses keperawatan [ Apabila kesalahan
tercapai, dapat mengubah intervensi dan tersebut terjadi, perawat perlu
melakukan perubahan rencana melaksanakan kembali tahapan-tahapan
berdasarkan respon klien. ” proses keperawatan.]
27
3. Me-review goals dan kriteria hasil Sedangkan level Maso dan Mikro, meliputi
unit, rumah sakit, konsil negara, dan
Perawat akan meninjau kembali tujuan
dan kriteria hasil yang sebelumnya sudah keperawatan dalam skala nasional.
Setelah melakukan revisi pada rencana Perawat juga perlu terlibat dalam pekerjaan
asuhan keperawatan, perawat akan agar dapat mengembangkan indikator kualitas
mengimplementasikan rencana keperawatan dalam asuhan keperawatan.
yang baru dan mengevaluasi kembali respon Selain itu, perawat perlu mengembangkan
yang diberikan oleh klien. indikator kualitas dalam asuhan keperawatan
untuk meningkatkan kualitas register nasional.
d. Peningkatan Kualitas Asuhan
Keperawatan e. Dokumentasi Evaluasi Asuhan
28
Berupa dokumen/ catatan yang berisi
informasi akurat dan dapat dibagikan dengan
komunikasi hand-off.
Hand-off Merupakan transfer dan penerimaan
tanggung jawab perawatan pasien yang
dicapai melalui komunikasi yang efektif.
(Alert, 2017)
Tujuan Mengemukakan argumen yang
jelas dari data evaluasi mengenai apakah klien
mengalami kemajuan atau tidak.
Fungsi Komunikasi, akuntabilitas,
peningkatan mutu, penelitian, dan pembiayaan
& manajemen sumber daya
Do’s and Don’ts dalam membuat
dokumentasi keperawatan : (PPT bu
Kuntarti)
Do’s
Don’ts
29
Daftar Pustaka
30