Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS MAHASISWA

MPK AGAMA ISLAM

“ MANUSIA DALAM ISLAM”

Oleh:
Arjuna Hendika, 2006598231

Program Studi Sarjana keperawatan Fakultas Ilmu


keperawatan Universitas Indonesia Depok, Desember 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai dan diterima oleh Allah.
Pada QS. 3 (Ali Imran): 19 Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya agama di sisi Allah
ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah
mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa y a n g
ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.”
S ebagai m anusi a yang m enganut aj aran ag am a Isl am , ki t a pas t i
m em i l i k i karakteristik dan potensi manusia yang beragama Islam bermartabat serta
bertanggung jawab dalam setiap kebutuhannya. Semenjak mempelajari ajaran agama Islam
di waktu kecil, kita pasti sudah diajarkan bagaimana cara agar bisa menjadi seorang yang
dapat selalu mengamalkan ajaran agama Islam. Hal itu semua bertujuan agar
kita memiliki karakteristik dan potensi sebagai seorang yang beragama Islam
sehingga dapat memenuhi kebutuhan jati diri Islam yang bermartabat dan
bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah


A) Apa saja potensi manusia menurut pandangan Islam?
B) Apa saja karakter manusia dalam perspektif Islam?
C) Apa saja tingkatan martabat manusia dalam Islam?
D) Bagaimana kebutuhan manusia terhadap agama Islam?
E) Apa tanggung jawab manusia beragama Islam?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Potensi Manusia Menurut Pandangan Islam


Potensi adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat mungkin
dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Menurut pandangan Islam, manusia memiliki lima
potensi dalam dirinya, yaitu :
1. Insting
Dengan potensi ini manusia dapat memberi respon secara otomatis terhadap apa yang
dialaminya.
2. Indera
Maksud dari indera disini bukan saja panca indera yang selama ini kita kenal, tetapi juga
meliputi indera keseimbangan dan kinestetik yang membuat manusia bisa berdiri, bergerak,
berjalan, dan beraktivitas.
3. Akal
Dengan potensi ini manusia bisa mengetahui mana yang baik dan benar.
4. Hati
Potensi ini bisa membuat manusia merasa dan berempati.
5. Agama
Potensi ini akan membimbing seluruh potensi yang ada sehingga sesuai dengan kehendak
Allah, memberikan batas yang boleh dan dilarang, sekaligus membantu manusia bangkit dari
masalah yang dihadapi dengan keyakinan bahwa bahwa dibalik segala kelemahan yang dimiliki
masih ada Allah yang maha kuasa yang menjadikannya mampu menghadapi segala ujian dan
tantangan.

2.2 Karakter Manusia Dalam Perspektif Islam


Karakter adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti,
dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk lainnya. Menurut perspektif Islam, karakter
manusia terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Mukmin
Secara istilah Islam dalam bahasa Arab, Mukmin/Mu'min yang sering disebut dalam Al-
Qur'an, berarti orang beriman, dan merupakan seorang Muslim yang dapat memenuhi seluruh
kehendak Allah, dan memiliki iman kuat dalam hatinya. Golongan Mukmin memiliki beberapa
ciri, yaitu :
- Khusyuk dalam sholat.
- Meninggalkan pekerjaan yang tidak bermanfaat.
- Rendah hati.
- Menjaga kemaluan.
- Mau membayar zakat dan tidak berlebihan.
- Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh kecuali dengan hak, dan tidak berzina.
- Memelihara amanat dan menepati janji.
- Menjaga sholat.
- Bertaubat dan beramal sholeh.
- Tidak memberi kesaksian palsu.
- Selalu berdo’a memohon perlindungan kepada Allah.
2. Kafir
Kata kafir berasal dari bahasa kata “kafara” dan “kuffar” yang berarti orang yang menutupi,
menolak sesuatu dengan menyembunyikan dan mengingkari suatu kebenaran. Golongan kafir
memiliki beberapa ciri, yaitu :
- Tidak mau menerima nasihat.
- Berburuk sangka terhadap takdir Allah.
- Menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti perasaan penerima.
3. Munafik
Selain mukmin dan kafir, ada golongan manusia yang berada diantara keduanya, namun justru
golongan inilah yang paling berbahaya dikarenakan sifat kepura-puraannya yang menonjol.
Golongan munafik memiliki beberapa ciri, yaitu :
- Pendusta.
- Membuat kerusakan.
- Menghalangi manusia dari jalan Allah.
- Sombong dan tidak mau beriman.
- Menganggap orang beriman sebagai orang bodoh.
2.3 Martabat Manusia dalam Islam
Martabat adalah harga diri atau tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang
terhormat. Tingkat martabat seseorang dihadapan Allah harus melalui beberapa proses, yaitu :
1. Taubat, yaitu meninggalkan semua perbuatan dosa dan tidak akan lagi mengulanginya.
2. Wara’, yaitu meninggalkan perbuatan syubhat sebagaimana meninggalkan perbuatan haram.
3. Qana’ah, yaitu selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah.
4. Zuhud, yaitu lepasnya keterikatan hati dengan harta dunia yang bisa saja membuat lupa
kepada Allah.
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdir-Nya.
6. Meningkatkan ketakwaan dan tawakkal kepada-Nya.
7. Melazimkan muraqabah.
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah.
9. Selalu mengingat Allah.
10. Khauf, yaitu takut hanya kepada Allah semata.
2.4 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Islam
1. Kebutuhan Akal Terhadap Pengetahuan Mengenai Eksistensi Terbesar
Betapapun cerdasnya manusia, jika hanya dengan akalnya ia tak akan bisa menjawab dengan
pasti pertanyaan : darimana ia berasal?, kemanakah ia setelah menjalani hidup ini?, dan untuk
apa ia hidup?, pada hakikatnya jawaban pasti itu adalah Tuhan yang menciptakan manusia dan
jagat raya ini. Dan saat ini hanya islamlah yang mempunyai sumber autentik firman Tuhan yaitu
Al-Qur’an.
2. Kebutuhan Fitrah Manusia
Bukti yang paling jelas menunjukkan bahwa secara fitrah manusia terhadap agama adalah
kenyataan bahwa semua bangsa mengenal kepercayaan terhadap dzat yang dianggap agung.
3. Kebutuhan Manusia Terhadap Kesehatan Jiwa dan Kekuatan Rohani
Sesungguhnya penyebab sakit yang paling mendasar adalah kurangnya keimanan dan
goyahnya akidah mereka. Tidak sembuh kecuali mereka mengembalikan keimanan.
4. Kebutuhan Masyarakat Terhadap Motivasi dan Disiplin Akhlak
Peran pembinaan terhadap disiplin akhlak tak dapat dilakukan selain oleh Agama. Apalagi
agama juga mengajarkan adanya pengawasan melekat oleh Allah terhadap seluruh perbuatan
manusia. Motivasi dan pengawasan melekat inilah yang bisa menjamin nilai-nilai kebaikan dan
akhlak mulia dalam masyarakat.
5. Kebutuhan Masyarakat Kepada Soliditas dan Solidaritas
Agama sesungguhnya memiliki peran yang sangat besar urgensinya dalam mempererat
hubungan antara manusia satu sama lain. Bahkan ikatan akidah dan keimanan ini mampu
melampaui batas-batas bangsa, suku, warna kulit, jenis kelamin, dan melebihi ikatan darah dan
kekerabatan.
2.5 Tanggung Jawab Manusia Beragama Islam
2.5.1 Konsep Tanggung Jawab Kehidupan Manusia

Konsep tanggung jawab kehidupan manusia dalam kehidupan di dunia meliputi


beberapa aspek, yaitu tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tanggung jawab terhadap
keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap bangsa dan
negara, serta tanggung jawab terhadap Tuhan.

Dalam Islam, manusia memiliki tanggung jawab utama sebagai makhluk ciptaan
Allah yaitu tanggung jawab sebagai hamba Allah dan tanggung jawab sebagai khalifah
Allah di dunia.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Allah S.W.T. menciptakan manusia dengan proses yang panjang, lalu ditetapkan bersama
manusia kedudukan dan potensi, serta memberikan kehidupan dengan aspek yang lengkap
baik secara fisik, psikis, dan rohani dengan tujuan untuk mengelola alam dunia dan seisinya
sehingga dapat menjadikan agama Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Manusia sebagai
penerima tugas sebagai pelaksana tujuan dari Allah itu tidak lepas dari tanggung jawab atas
segala bentuk perintah yang diberikan, tanggung jawab yang paling utama adalah tanggung
jawab manusia sebagai hamba dan manusia sebagai khalifah.
DAFTAR PUSTAKA

Islam, Khawaja Muhammad. (2001). Mati itu Spektakuler. terj. Oleh Abdullah Ali dkk. Jakarta:
Serambi Ilmu, 2001.

Sabiq, Sayyid. (2016). Aqidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press, 2006, 432-437.

Hamzah, Andi Abdul. (2015). Eksistensi Manusia dan Tugas Pokoknya dalam Tinjauan
Pendidikan Islam. Ash-Shahabah, 1(2), 26–30.

B., Mahirah. (2018). Prinsip Dasar Islam Tentang Manusia. VII(2), 421–434.

Ahmad Abu Haqqah, dkk. (2007). Mu’jam an Nafaisal Wasith, 344-345.

Mujilan, et. al. (2018). Materi ajar Matakuliah Pengembangan Kepribadian Agama
Islam (Membangun Pribadi Muslim Moderat). Depok: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai