Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU

Dra. Nonsihai, M.Pd

1 Windi Annisa Riyanti (223010216001) 9 Eva Yuni Purnamasari (223030216040)

2 Aisha Bona Venia Pasaribu (223010216008) 10 Safiah Ivy Anggita (223030216041)

3 Ananda Aqilla (223010216011) 11 Ias Patresia (203020216016)

4 Suryati Panjaitan (223020216017) 12 Elvieda Ria Ihsanti (203020216018)

5 Rohani (223020216018) 13 Eka Rohma Dhani (203020216023)

6 Tirauli Natalika Lubis (223020216021) 14 Waldensius Purba (203020216031)

7 Yuni Hartinah Rahmawati (223020216030) 15 Sumarsih (203030216048)

8 Gloria Angelika (223020216035)

KELOMPOK 3

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenui
tugas kelompok untuk mata kuliah Kewirausahaan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus mau bekerja sama dengan baik, dan memberi saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Palangkaraya, 04 September 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN MAKALAH....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. KILAS BALIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN................................................................................2
B. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA....................................................................................................2
a) Karakteristik Wirausaha menurut Ahli...................................................................................2
b) Nilai-nilai hakiki kewirausahaan.............................................................................................4
C. PROSES KREATIF........................................................................................................................7
a) Berfikir kreatif dalam kewirausahaan....................................................................................7
b) Langkah Proses Kreatif.........................................................................................................10
c) Ciri-ciri orang kreatif............................................................................................................11
d) Berinovasi............................................................................................................................11
D. PROSES KEWIRAUSAHAAN.....................................................................................................13
1. Proses inovasi......................................................................................................................13
2. Proses pemicu......................................................................................................................14
3. Proses pelaksanaan..............................................................................................................14
4. Proses pertumbuhan...........................................................................................................14
E. KONSEP MENUAL IDE..............................................................................................................15
a) Ide kewirausahaan...............................................................................................................15
b) Sumber ide kewirausahaan..................................................................................................15
c) Penyaringan Ide...................................................................................................................15
d) Peluang................................................................................................................................16
e) Ciri- Ciri Peluang...................................................................................................................17
f) Faktor- Faktor Keberhasilan Peluang...................................................................................17
g) Kegagalan Sebuah Peluang..................................................................................................17
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................18
3
B. KRITIK DAN SARAN..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif


yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai,
sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang
pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam
perekonomian nasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja karakteristik menurut wirausaha ?


2. Sebutkan nilai-nilai hakiki dalam kewirausahaan ?
3. Apakah seorang wirausahaan harus berkreatif ?
4. Apa saja proses kewirausahaan ?
5. Konsep apa saja yang di gunakan dalam menjual sebuah ide ?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui karakteristik wirausaha


2. Mengetahui Nilai-nilai hakiki dalam kewirausahaan
3. Mengetahui Keatifitas seorang wirausahawan
4. Mengetahui proses wirausaha
5. Mengetahui Konsep apa saja yang di gunakan dalam menjual sebuah ide
BAB II

PEMBAHASAN

A. KILAS BALIK TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan merupakan sebuah proses yang terus menerus (Purnomo,


2009), mendefinisikan entreprfeneurship sebagai proses kreatif pengorganisasian,
mengelola sebuah perusahaan dan dengan asumsi risiko dalam perusahaan. Definisi
ini selaras dengan Hisrich and Peters (2002) yang memandang entrepreneurship
sebagai proses menciptakan sesuatu yang baru dan dengan asumsi risiko dan
manfaat.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka ada tiga aspek penting dalam
entrepreneurship, yaitu:
 Proses berkreasi – membuat sesuatu yang baru dan bernilai bagi dirinya
dan pelanggan
 Resiko – finansial, psychological dan sosial; pengorbanan terhadap waktu
dan usaha yang lebih
 Reward - dapat berupa profit, kepuasan, pengalaman, kemerdekaan, dan
lain-lain.
Dengan demikian, jiwa kewirausahaan yang tinggi maka manajemen akan
dapat diperbaiki secara terus menerus.

B. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
a) Karakteristik Wirausaha menurut Ahli

Berikut karakteristik wirausaha menurut para ahli :

Alma (2010) menyebutkan bahwa wirausaha (entrepreneur) memiliki


karakteristik :

1) Memiliki disiplin tinggi


2) Selalu awas terhadap tujuan yang hendak di capai
3) Selalu mendengarkan rasa intuisinya
4) Sopan pada orang lain
5) Mau belajar apa saja yang memudahkan ia mencapai tujuan
6) Mau belajar dari kesalahan
7) Selalu mencari peluang baru
8) Memiliki ambisi, berpikiran positif
9) Senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang
matang sebelumnya.
2
Senada yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, Rajagukguk (2016)
mengemukakan bahwa karakteristik kewirausahaan yang dianalisis merupakan
karakteristik psikologis kewirausahaan, yang mencerminkan ciri wirausaha,
yakni

1) Memiliki rasa percaya diri


2) Berorientasi pada tugas dan hasil
3) Berani mengambil resiko dan suka tantangan
4) Memiliki jiwa pemimpin
5) Memiliki keorsinilan
6) Berorientasi ke masa depan.

Dengan demikian, karakteristik kewirausahaan merupakan penentu kinerja


usaha yang berkelanjutan

Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :

1) Fokus pengendalian internal


2) Tingkat energi tinggi
3) Kebutuhan tinggi akan prestasi
4) Toleransi terhadap ambiguitas
5) Kepercayaan diri
6) Berorientasi pada action

Karakteristik Wirausahawan (Masykur W) :

1) Keinginan untuk berprestasi


2) Keinginan untuk bertanggung jawab
3) Referensi kepada resiko menengah
4) Persepsi kepada kemungkian berhasil
5) Sikap terhadap uang.

Menurut William D. Bygrave, karakteristik kewirausahaan adalah sebagai


berikut:

1) Dreams (mimpi), visi masa depan serta kemampuan untuk


mengimplementasikan mimpi tersebut
2) Decisiveness (Ketegasan), tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil
keputusan, kecepatan dianggap sebagai kunci kesuksesan
3) Doers (Pelaku), menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara
cepat dan tepat.
4) Determination (Ketetapan Hati), mengimplementasikan usaha dengan
komitmen total, tidak menyerah saat mengalami kesulitan

3
5) Dedication (Berdedikasi), memiliki dedikasi total terhadap usahanya. Bila
dianggap perlu akan mengesampingkan hubungan dengan keluarga dan
temannya. Kerja keras tidak kenal lelah.
6) Devotion (Kesetiaan), mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam
menjual produk bagi kemajuan usahanya
7) Details (Terperinci), Bersifat kritis dan melakukan perincian dalam
berbagai hal yang menyangkut usahanya.
8) Destiny (Nasib), bertanggung jawab atas nasib dirinya dan tidak
tergantung kepada orang lain.
9) Dollars (Uang), menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan.
10) Distribute (Distribusi), mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian
dari tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada orang lain.

Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi tinggi. Potensi


kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut (Masykur, Winardi)

1) Kemampuan inovatif
2) Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3) Keinginan untuk berprestasi
4) Kemampuan perencanaan realistis
5) Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6) Obyektivitas
7) Tanggung jawab pribadi
8) Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9) Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10) Tingkat komitmen tinggi (survival)

b) Nilai-nilai hakiki kewirausahaan

Nilai-nilai kewirausahaan di atas identic dengan system nilai yang melekat


pada system nilai manajer. Seperti yang dikemukakan oleh Andreas A.
Danandjaja (1986), dan Sidharta Poespadibrata (1993), dalam system nilai
manajer terdapat dua kelompok nilai, yaitu: 1) sitem nilai pribadi 2) system nilai
kelompok atau organisasi. Dalam system nilai pribadi terdapat empat jenis
system nilai, yaitu (1) nilai primer pragmatic, (2) nilai primer moralistic, (3) Nilai
primer efektif dan (4) nilai baruan. Dalam system nilai primer Pragmatik
terkandung beberapa unsur diantaranya perencanaan, prestasi, produktivitas,
kemampuan kecakapan, kreativitas, kerja sama, dan kesempatan. Sedangkan
dalam nilai moralistic terkandung unsur-unsur keyakinan, jaminan, martabat,
pribadi, kehormatan, dan ketaatan.

4
Dalam kewirausahaan, system nilai primer pragmatic tersebut dapat dilihat
dari watak, jiwa, dan perilaku, misalnya selalu bekerja keras, tegas,
mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas,
inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan mencari peluang, selanjutnya
nilai moralistic meliputi keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan,
kerja sama, kejujuran, keteladanan dan keutamaan.

Sujuti Jahya (1997), membagi nilai-nilai kewirausahaan tersebut dalam dua


dimensi nilai berpasangan, yaitu:

 Pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan


nonmateri.
 Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasaan.

Penerapan masing-masing nilai sangat bergantung pada fokus dan tujuan


masing-masing Wirausaha. Dari beberapa ciri di atas, terdapat beberapa nilai
hakiki yang penting dari kewirausahaan, yaitu:

a. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi
1988 :33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualisme, dan ketidaktergantungan.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan
akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7).
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,
berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan
oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam
melakukan pekerjaan.
b. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan
memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan adanya niat dan tekad yang
kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi. Maka sukses
berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya akan semakin maju dan

5
berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila
terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan
dan pengalaman selama bertahun-tahun dan pengembangannya
diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, dan semangat
berprestasi.
c. Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan
salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita
S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang
yang selalu ingin menjadi pemenang dan memenangkan dengan cara
yang baik ( Yuyun Wirasasmita 1994: 2). Wirausaha adalah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang
relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang tinggi kemungkinan memperoleh
sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh
sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang seimbang (moderat).
Dengan demikian keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil
dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil
berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang di hasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu,
dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa
baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi
maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu
yag menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki
jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan
nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang dan terbuka terhadap
kritik serta saran yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan
karsa yang berbeda akan dipandang sebagai suatu yang baru dan
dijadikan peluang. Banyak hasil karya wirausaha yang berbeda dan
dipandang baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk
makanan lainnya.
e. Berorientasi ke Masa Depan
6
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan
yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat
risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan
tantangan demi pembaruan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah
ada saat ini. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.
f. Keorisinilan: kreativitas dan Inovasi
Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur
keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif
dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun
Wirasasmita, 1994: 7) dengan ciri-ciri:
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini,
meskipun cara tersebut cukup baik.
2. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil beda atau manfaatkan perbedaan.
Hardvard’s Theodore Levitt mengemukakan definisi inovasi dan
kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang baru.
Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan
cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan
inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap
permasalahan dan peluang yang ada untuk lebih memakmurkan
kehidupan masyarakat. Jadi kreativitas adalah kemampuan menciptakan
gagasan baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau pendapat Soeparman Soemahamidjaja
(1997:10), bahwa kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.

C. PROSES KREATIF
a) Berfikir kreatif dalam kewirausahaan

Arti dari kata “kreatif” sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari
yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.
Sedangkan arti dari kata “inovatif” adalah menciptakan sesuatu yang belum
pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan. Yang dimaksud
dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah

7
wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung
resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan
dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi
merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas
dan efisiensi pada suatu sistem. Orang kreatif adalah orang yang selalu berpikir
tentang kebaruan (novelty), perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat
dimengerti (understable). Untuk menghasilkan kebaruan, perbedaan, kegunaan
dan kemudahan, wirausawan selalu berpikir, merenung, menghayal (dreams)
sehingga melahirkan ide-ide dan gagasan-gagasan baru, misalnya ide-ide
bagaimana membuat barang baru dan berbeda, bagaimana menambah
kegunaan suatu barang dan jasa baru, bagaimana menambah manfaat terhadap
suatu barang dan jasa baru, bagaimana menambah kemudahan-kemudahan baru
terhadap barang dan jasa yang sudah ada sehingga menambah kegunaan,
kemudahan dan kebaruan tersebut untuk memunculkan nilai tambah baru. Bagi
wirausahawan, ide, mimpi-mimpi, dan gagasan saja tidak cukup tetapi harus ada
tindak lanjut atau usaha untuk menambah nilai-nilai tambah baru. Jadi seorang
wirausaha tdak hanya berpikir, tetapi juga bertindak. Dengan menggunakan otak
sebelah kiri, menurut Zimmerer (1996: 76), ada tujuh langkah proses kreatif:
Tahap 1 : Persiapan.
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam bentuk
pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar lainnya.
Tahap 2: Penyelidikan.
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Seseorang dapat
mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui
penyelidikan.
Tahap 3: Transformasi.
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan diantara
informasi yang terkumpul. transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul. Dalam tahap ini
diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Berpikir
konvergen adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara
beragam data dan kejadian. Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan
melihat perbedaan antara data dan kejadian yang beranekaragam.
Tahap 4: Penetasan.
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan
informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar meemerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
Tahap 5: Penerangan.
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan yaitu ketika terdapat
pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini,
8
semua tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide
kreatif serta inovatif.
Tahap 6: Pengujian.
Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang muncul
yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran,
pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototype, dan aktivitas lain
yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.
Tahap 7: Implementasi.
Implementasi adalah transformasi ide kedalam praktik bisnis yang:
 Searching for the “right”
 Focusing on “being logical
 Blindly following the rules
 Constantly being practical
 Viewing play as frivolous
 Becoming everly specialized
 Avoiding ambiguity
 Fearing looking foolish
 Fearing mistakes and failure
 Believing that “I’m not creative”

Zimerer mengemukakan beberapa kidah atau kebiasaan , kewirausahaan


yaitu:
 Create, innovate, and activate (ciptakan, temukan, dan aktifkan)
 Always be on the look out for new opportunities (selalu mencari peluang
baru)
 Keep it simple (berfikir sederhana)
 Try it, fix it, do it (selalu mencoba, memperbaiki dan melakukannya)
 Shoot for the top (selalu mengejar yang terbaik, terunggul, dan ingin
sepat mencapai sasaran)
 Don’t be ashamed to smart small (jangan malu untuk memulai dari hal-
hal kecil)
 Don’t fear failure : learn form it (jangan takut gagal, belajarlah dari
kegagalan)
 Never give up (tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha
bukan orang yang mudah menyerah)
 Go for it (berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan).

Gary K. Himes (1992) mengemukakan bahwa pekerjaan yang berbeda


diberbagai tingkatan memerlukan jenis kreativitas yang berbeda. Ada 4 metode
kreatif yang utama yaitu:

9
 Duplikasi kemajuan yang dicapai oleh para pemimpin adalah dengan
menyaring metode/prosedur kerja, gagasan yang pantas, untuk diubah
atau dimodifikasi berdasarkan kepada keperluan.
 Perluasan. Suatu inovasi dasar diperlukan, kemudian manfaatnya
ditingkatkan dengan memperluas penerapannya.
 Inovasi. Sesuatu yang baru dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan
gagasan untuk mengubah praktik-praktik yang masih tradisional,
walaupun perubahan ini mendapat kesulitan untuk diterima.
 Sintetis. Gunakan gagasan dari berbagai sumber. Konsep-konsep yang
tampaknya tidak berhubungan digabungkan menjadi suatu produk atau
jasa yang berharga. Orang kreatif biasanya memiliki pola pikir sintesis dan
kreatif dalam mengkombinasikan inpit, proses, metode dan produk.

b) Langkah Proses Kreatif

Menurut Zimmerer (1996: 76), ada tujuh langkah proses kreatif:


 Tahap 1: Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam
bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar
lainnya.
 Tahap 2: Penyelidikan
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Seseorang
dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan
melalui penyelidikan.
 Tahap 3: Transformasi
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan
diantara informasi yang terkumpul. transformasi adalah mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul.
Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan
divergen. Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk melihat
persamaan dan hubungan diantara beragam data dan kejadian.
Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan melihat perbedaan
antara data dan kejadian yang beranekaragam.
 Tahap 4: Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk
merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar
meemerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
 Tahap 5: Penerangan
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan yaitu ketika terdapat
pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap
10
ini, semua tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan
ide-ide kreatif serta inovatif.
 Tahap 6: Pengujian
Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang
muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes
pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototype,
dan aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang
akan diimplementasikan.
 Tahap 7: Implementasi

c) Ciri-ciri orang kreatif

Orang kreatif adalah orang yang selalu berpikir tentang kebaruan (novelty),
perbedaan(different), kegunaan (utility), dan dapat dimengerti (understable).
Untuk menghasilkankebaruan, perbedaan, kegunaan dan kemudahan,
wirausawan selalu berpikir, merenung,menghayal (dreams) sehingga melahirkan
ide-ide dan gagasan-gagasan baru, misalnya bagaimana membuat barang baru
dan berbeda, bagaimana menambah kegunaan suatu barang dan jasa baru,
bagaimana menambah manfaat terhadap suatu barang dan jasa baru, bagaimana
menambah kemudahan-kemudahan baru terhadap barang dan jasa yang sudah
ada sehingga menambah kegunaan, kemudahan dan kebaruan tersebut untuk
memunculkan nilai tambah baru. Bagi wirausahawan, ide, mimpi-mimpi, dan
gagasan saja tidak cukup tetapi harus ada tindak lanjut atau usaha untuk
menambah nilai-nilai tambah baru. Jadi seorang wirausaha tdak hanya berpikir,
tetapi juga bertindak.
Berikut ada beberapa ciri-ciri orang kreatif:
1) Tertantang terhadap keadaan yang sudah ada (challenges status quo).
2) Selalu ingin tahu
3) Memiliki motivasi diri yang tinggi (self motivated).
4) Memiliki visi kedepan (visionary).
5) Penghibur, menyenangkan orang lain (entertains the fantastic).
6) Berani menghadapi risiko (takes risks).
7) Suka berkeliling/berkelana(peripatetic).
8) Orang yang suka humor(playful/humorous).

d) Berinovasi

Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang
sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa
adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan
kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah. Pelanggan
tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan
11
mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan
kebutuhan mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika
perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya.
Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang
dirasakan baru oleh seseorang.
Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi
bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. Perusahaan dapat melakukan
inovasi dalam bidang:
 Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat).
 Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran,
dll).

Dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai


berikut:
 Menganalisis peluang.
 Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang.

Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang
dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003)
inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan”. Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena
terdapat alasan berikut:
1) Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses
dan layanan baru dari pesaing, dan ini mendorong usaha
entrepreneurial untuk bersaing dan sukses. Yang harus dilakukan
adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.
2) Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin
pendek, yang artinya bahwa produk atau layanan lama harus
digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat, dan ini bisa terjadi
karena ada pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi.
3) Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan.
Harapan dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal
kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif
dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus
mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.

12
D. PROSES KEWIRAUSAHAAN

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh bygrave (1996 : 3) Proses


kewirausahaan terjadi karena adaanya inovasi. Inovasi tersebut dapat dipicu oleh
berbagai faktor baik dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti Pendidikan,
sosiologi, lingkungan, kebudayaan dan organisasi. Dari faktor-faktor tersebut
terbentuknya locus of control, keinovasian, kreativitas, implementasi, dan
pertumbuhan proses inovasi, pemicu, pelaksanaan, pertumbuhan yang nantinya
akan berkembang menjadi wirausaha yang sukses.
Model proses perkembangan kewirausahaan di gambarkan Bygrave dalam
(Alma, 2005) kedalam urutan:

Innovation

Triggering event

Implementation

Growth

1. Proses inovasi

Sebelum wirausaha memulai proses awalnya adalah inovasi. Seorang


wirausaha perlu mencari hal-hal baru untuk ditambahkan ke usaha dan produk
yang akan ditawarkan. Inovasi dapat dimulai dengan mimpi lalu mulai
diwujudkan dalam bentuk Visi, Misi dan Tujuan. Usaha dan produk tanpa adanya
inovasi akan sulit ditembus persaingan dengan bisnis sejenis lainnya.
Ada 2 hal yang mendorong inovasi muncul, yaitu faktor pribadi dan faktor
lingkungan (Environment). Faktor pribadi adalah inovasi dari dalam diri
seseorang mendorongnya menemukan pemicu untuk memulai suatu usaha.
Misalnya rasa ingin tahu, berani mengambil resiko, berpendidikan dan
berpengalaman. Faktor lingkungan ini adalah peluang, pengalaman dan
kreativitas.

13
2. Proses pemicu

Triggering event adalah peristiwa yang terjadi pada diri seseorang atau diluar
diri tapi dapat memicu atau memaksa seseorang memasuki dunia bisnis. Faktor
pemicu akan mendorong inovasi yang sudah ada diwujudkan menjadi suatu
usaha. Berikut contoh faktor pemicu usaha:
Dari dalam diri
a. Tekanan ekonomi: Perlu penghasilan tambahan, PHK, tidak dapat
pekerjaan
b. Ketidakpuasan dengan pekrjaan atau aktivitas saat ini
c. Keberanian mengambil resiko dan suka menghadapi tantangan
d. Keinginan untuk meraih mimpi, minat dan komitmen tinggi menuju
kewirausahaan
Dari luar diri
a. Ada persaingan
b. Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti lokasi strategis,
mendapatkan modal, warisan dan sebagainya
c. Menghadiri pelatihan dan incubator bisnis
d. Kebijakan pemerintah seperti Fasilitas kredit, bantuan, pendampingan dan
lain sebagainya
e. Adanya relasi dan rekan yang membuka peluang usaha yang bisa diajak
bekerja sama
f. Banyak dukungan dari keluarga, teman dan kerabat.

3. Proses pelaksanaan

Setelah inovasi yang didukung oleh pemicu selanjutnya masuk kedalam


proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan dapat berjalan jika seorang wirausaha
sudah siap memiliki kesiapan mental secara total, rekanan yang bisa disebut
asisten atau partner, komitmen yang tinggi terhadap bisnis, adanya visi dan
pandangan yang jauh kedepannya agar mencapai suatu keberhasilan.

4. Proses pertumbuhan

Bisnis yang didirikan dan dioperasikan tentu saja harus melalui proses. Proses
ini disebut pertumbuhan. Pertumbuhan positif suatu usaha dapat dilihat dari
beberapa pasal, antara lain:
a. Merencanakan kegiatan dan melaksanakannya secara efektif
b. Tim implementasi bekerja sama dengan baik untuk menghasilkan strategi
yang kuat

14
c. Pembentukan budaya perusahaan berikut dengan tanggung jawab penuh
untuk semua karyawan.
d. Produk yang umumnya ditawarkan atau memiliki karakteristik khusus, seperti
kualitas, lokasi, pelayanan, dan manajemen.
e. Mendorong adanya kontinum konsumen dan pemasok barang
f. Kemampuan untuk menemukan dan menambah sumber pendanaan

E. KONSEP MENUAL IDE


a) Ide kewirausahaan

Ide kewirausahaan merupakan pola pikir seseorang/kelompok yang muncul


karena adanya pengamatan penuh pertimbangan yang di anggap logis dan
bermanfaat memecahkan masalah yang teridentifikasi untuk menciptakan
peluang usaha agar dapat memenuhi kebutuhan di masyarakat maupun pasar

b) Sumber ide kewirausahaan

 Riset pasar , Riset pasar adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
di bidang pemasaran. Kegiatan ini dapat memberikan informasi atau
gambaran tentang jenis produk dan jasa baru apa yang bisa
mendatangkan keuntungan bagi sebuah bisnis
 Kreativitas , kreativitas seseorang yang mampu membuat produk yang
bermanfaat dan unik bisa menjadi sumber usaha
 Ketrampilan dan pengalaman merupakan sumber yang paling penting,
tidak hanya untuk menghasilkan ide tetapi juga untuk mendapat
keuntungan
 Media massa, Media massa merupakan sumber informasi, ide bahkan
peluang yang besar karena terdapat informasi mengenai ide bisnis
 Keluhan. Kenapa keluhan/kekecewaan pelanggan bisa menjadi ide bisnis
karena dengan keluhan muncul lah suatu inofasi baru/produk baru yang
lebih baik dari sebelum nya
 Hobi. Kenapa ide kewirausahaan bisa muncul karena hobi contoh kita
yang hobi makan maka kita akan mendapatkan beberapa ide bisnis
seperti, jualan roti, gorengan dan lain sebagainya.

c) Penyaringan Ide

Penyaringan Ide adalah dari sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih
ide produk apa yang paling baik untuk bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara
untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan
melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :
A. Macro Screening
15
Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang
mempunyai potensi bisnis. Disini kriteria yang digunakan untuk memilih
masih umum sekali, yaitu yang mempunyai potensi bisnis.
B. Micro Screening
Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan
menggunakan kriteria tertentu. Sebagai contoh kriteria dapat menggunakan
beberapa faktor, misalnya : 1. Tersedianya pasar lokal 2. Tersedianya tenaga
kerja lokal 3. Tersedianya bahan baku 4. Tersedianya teknologi 19. 5.
Mendapat prioritas dari pemerintah 6. Peluang di masa yang akan datang 7.
Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat
mempunyai alternatif beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih
lanjut Ide Gagasan Yang Tepat Suatu bisnis yang baik harus
mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai untuk
bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus
memperhitungkan kemampuan calon wirausaha dan situasi lingkungan yang
mempengaruhi bisnis tersebut. Ide produk yang ada perlu dianalisis lebih
mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan kelemahannya dengan
memperhatikan situasi lingkungannya. Dari Ide Gagasan Menjadi Bisnis Ide
produk yang baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu
sebelum ide produk direalisir harus diuji dulu kelayakannya dilapangan yang
merupakan situasi lingkungan bisnis sebenarnya. Aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis seperti: Pasar dan
pemasaran, teknikoperasi usaha yang dilakukan, organisasi dan manajemen,
dan keuangan. Dengan adanya suatu rencana bisnis untuk suatu ide produk,
akan memudahkan kita menilai apakah ide produk tersebut 20 layak atau
tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.

d) Peluang

Peluang usaha terdiri dari dua kata, peluang dan usaha. Peluang berarti
kesempatan dan usaha berarti upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan berbagai daya yang dimiliki. Sederhananya, peluang usaha adalah suatu
kesempatan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan dari peluang usaha adalah untuk mencapai keinginan, yaitu dapat
berupa keuntungan, uang, kekayaan, kepuasan batin, popularitas, status sosial
dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut seseorang dapat memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya.

e) Ciri- Ciri Peluang

Peluang usaha merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu


peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan

16
ukuran pasar yang baik serta besarnya margin. Oleh sebab itu, perlu untuk
mengetahui ciri-ciri sebuah peluang dalam sebuah bisnis yang baik. Ciri-ciri
peluang yang potensial adalah:
 Ide peluang orisinil dan bukan tiruan.
 Dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar.
 Usaha mampu bertahan dalam jangka panjang.
 Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) telah teruji.
 Bersifat kreatif dan inovatif.
 Yakin dapat mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.
 Senang saat menjalankan bisnis.

f) Faktor- Faktor Keberhasilan Peluang

 Peluang tersebut memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik.


 Dimulai dengan uji test pasar dan uji coba (trial).
 Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen (pasar).
 Mengikuti trend (gaya kecenderungan) perubahan pasar.
 Mempunyai skala yang dapat diperbesar atau ditingkatkan.
 Tingkat resiko yang kecil.
 Merupakan alternati peluang yang baik dari beberapa peluang yang
lain.

g) Kegagalan Sebuah Peluang

Gagalnya sebuah peluang usaha dapat disebabkan oleh beberapa


faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Bisnis bersifat musiman.
 Peluang tersebut sudah “kadaluwarsa” atau telah banyak orang yang
menggunakan ide peluang tersebut.
 Tidak memanfaatkan peluang usaha dengan baik.
 Terjadi perubahan kebutuhan pasar sehingga membuat peluang
produk atau jasa tersebut out of date (waktunya sudah lewat).
 Survei pasar tidak akurat.
 Produk mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain.
 Daya beli rendah atau minat konsumen rendah.
 Menjual produk yang tidak dibutuhkan.
 Pemilihan alternatif ide-idenya salah.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa ada tiga aspek penting
dalam entrepreneurship, yaitu:
1. Proses berkreasi
2. Resiko
3. Reward
Wirausaha meruapakan pengambilan resiko untuk bisa menjalankan sendiri
dengan memanfaatkan peluang untuk menciptakan suatu usaha yang baru, dengan
pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang di kelola berkembang menjadi besar
dan mandiri. Seseorang yang akan menjadi wirausahawan harus memiliki tujuan
yang jelas sehingga dia bisa komitmen dalam menjalankannya sebelum memulai.
Seorang wirausahawan bukan hanya saja di tuntut untuk berani mengambil resiko,
tetapi juga harus kreatif dan inovatif agar dapat mengembangkan usahanya dalam
menghadapi berbagai tantangan .
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam
menciptakan suatu yang baru dan berbeda. Dan yang di jadikan dasar dari
kewirausahaan adalah kreativitas dan keinovasian. Alasan seseorang berminat
berwirausaha yaitu alasan keuangan, alasan sosial alasan pelayanan dan alasan
memenuhi diri. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan keinovasian adalah
berbuat sesuatu yang baru. Dalam kewirausahaan, system nilai primer pragmatic
tersebut dapat dilihat dari watak, jiwa, dan perilaku, misalnya selalu bekerja keras,
tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas,
kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan mencari peluang.
Hakiki yang harus dimiliki kewirausahaan adalah : percaya diri, berorientasi pada
karya dan hasil. Keberanian mengambil resiko, jiwa kepemimpinan, berorientasi ke
masa depan, Kreativitas dan inovatif. Orang kreatif adalah orang yang selalu berpikir
tentang kebaruan (novelty), perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat
dimengerti (understable). Tujuh langkah proses kreatif yaitu : persiapan,
penyelidikan, transformasi, penetasan, penerangan, pengujian, implementasi. 4
metode kreatif yang utama yaitu: duplikasi kemajuan, perluasan, inovasi, sintesis.
Sumber ide kewirausahaan yaitu : Riset pasar, kreativitas, ketrampilan dan
pengalaman, media masa, keluhan, hobi.Tujuan dari peluang usaha adalah untuk
mencapai keinginan, yaitu dapat berupa keuntungan, uang, kekayaan, kepuasan
batin, popularitas, status sosial dan lain-lain.

18
B. KRITIK DAN SARAN

 KRITIK
Dalam bidang kewirausahaan menurut penulis penelitian mengenai
kewirausahaan ini cukup bermanfaat untuk memberikan inspirasi kepada
masyarakat dan memberi motivasi agar bisa mengembangkan wawasan dalam
berwirausahaan.
 SARAN
Diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya dalam
bidang kewirausahaan serta mendukung informasi mengenai motivasi
berwirausaha dan sebagai bahan penambah wawasan pertimbangan untuk
pembuatan kebijakan dari berbagai bidang pendidikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Erlina Rufaidah, M. K. (2020). Buku Referensi Strategi Inovasi dan Kreativitas
Berwirausaha Era Revolusi 4.0 (Kajian Empiris & Kajian Literatur). Bandung: Alfabeta.

Dr. H. A. Rusdiana, D. M. (2018). Kewirausahaan Teori dan Praktikum. Bandung: CV Pustaka


Setia.

Dr. M. Anang Firmansyah, SE.,MM., & Anita Roosmawarni,SE.,M.SE. (2019).


KEWIRAUSAHAAN (Dasar dan Konsep). Surabaya: Tim penyusun.

Herminawaty Abubakar Palipada Palisuri. (2018). Karakteristik Wirausaha Terhadap


Keberlanjutan Industri Kuliner Tradisional. Seminar Nasional dan Call for
Paper:Manajemen, Akuntansi dan Perbankan 2018, 8.

Rinda Fithriyana, SE, M. Ak. (2017). Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan. Dalam S. M. Rinda
Fithriyana, KEWIRAUSAHAAN (hal. 19). Bandung: Tim Penyusun.

Santoso S. (2017, Oktober Rabu). Persoalan Dalam Dinamika Kelompok. Dipetik September
Sabtu, 2022, dari Kumpulan Materi.

Utomo, H. (2013). Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorong Dalam Perintisan dan
Pengembangan Usaha. Studi Biografi Pada Pemilik Usaha Kecil dan Menengah, 41.

Widodo, A. S. (2012). Buku Ajar Kewirausahaan. Yogyakarta: Jaring Inspirasi.

20

Anda mungkin juga menyukai