Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

Disusun Oleh:
Danil Proyoga 2221312001
Apriando Rahmadani 2221312002
Dedi Putera 2221312003
Yefliwarni 2221312004
Desy Handayani 2221312005
Nurhidayat Tamam Hadi Kisworo 2221312006

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya, karena penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah tentang Etika Dan Hukum Keperawatan. Dengan membaca makalah ini, diharapkan
para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Etika Dan Hukum Keperawatan
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Ibu Nelwati, S. Kp.MN, PhD Selaku
Dosen Mata Kuliah Etika Dan Hukum Keperawatan yang telah memberikan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini. Serta teman-teman yang telah mendukung sehingga
terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik, pengarahan serta saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah kami kedepannya. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.

Padang, September 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................. 3
A. Pengertian ........................................................................................................ 3
B. Teori-Teori Etik Dalam Profesi Keperawatan ................................................. 3
C. Hukum Kesehatan ............................................................................................ 5
D. Istilah-Istilah Etik Dan Hukum Dalam Keperawatan ...................................... 5
E. Perbedaan Istilah-Istilah Etik Dan Hukum Dalam Keperawatan .................... 7
F. Prinsip Etik Dalam Keperawatan ..................................................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang
tidak baik dandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan
untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta
prinsip moralitaskarena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang
dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki
moral yang baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan
pertimbangankeputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada
undang-undangatau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan.
Etika berbagai profesidigariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia ( yangmemiliki sikap menerima) dan kepercayaan
dari profesi. Profesi menyusun kodeetik berdasarkan penghormatan atas nilai
dan situasi individu yang dilayani.Kadang-kadang perawat dihadapkan pada
situasi yang memerlukan keputusanuntuk mengambil tindakan. Perawat
memberi asuhan kepada klien, keluarga danmasyarakat; menerima tanggung
jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,sosia dan spiritual yang
memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit;
serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhank esehatan.Karena beberapa
fenomena daitas sebagai seorang perawat yang profesionalwajib mengetahui
fungsi dan perannya sebagai seorang perawat, dan jugame ngenal etika-etika
dan konsep hukum yang berlaku dalam prosfesinya supayadapat terhindar dari
tindakan-tindakan yang menyalahi etika profesinya yang akan berujung
kepada malpraktik atau kelalaian yang merugikan klien, perawat itu sendiri
dan profesinya.

1
B. Tujuan
1. Tujauan Umum
Mengetahuai teori etik dan hukum dalam profesi keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Etik dan Hukum Keperawatan
b. Untuk mengetahui teori-teori etik dalam profesi keperawatan
c. Untuk mengetahui hukum Kesehatan
d. Untuk mengetahui istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
e. Untuk mengetahui perbedaan istilah-istilah etik dan hukum dalam
keperawatan
f. Untuk mengetahui prinsip etik dalam keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaaan model prilak atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan
istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan
yang mempengaruhi prilaku. ( Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002 : 7 ).
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang
baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
bagi perbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan
hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan
dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai
tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki
prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

B. Teori Etik Keperawatan


1. Teleologik
Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan
fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan
pendekatan terhadapetika dihadapkan pada konsekuensi dan
keputusan keputusan etis. Secara singkat, pendekatan tersebut
mengemukakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan the end
justifies the ineans (pada akhirnya, yang membenarkan secara hukum
tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis ).
Contoh : seorang perawat yang harus menghadapi kasus kebidanan
karena tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat
memberikan pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimilikinya demi keselamatan pasien.

3
2. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus
ditolak sebagai buruk, deontologi menjawab : karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang.
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi
sumber-sumber, dan euthanasia. Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima
dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika
yang terpenting.
Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi :
(a) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan
berdasarkan kewajiban,
(b) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya
tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan
baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu,
berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai
baik,
(c) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah
halyang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
sikap hormat pada hukum moral universal Bagi Kant, Hukum
Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat (imperatif
kategoris), yang berarti hukum moral ini berlaku bagi semua
orang pada segala situasi dan tempat. Perintah Bersyarat adalah
perintah yang dilaksana kalau orang menghendaki akibatnya, atau
kalau akibat dari tindakan itu merupakan hal yang diinginkan dan
dikehendaki oleh orang tersebut tersebut. Perintah Tak Bersyarat
adalah perintah yang dilaksanakan begitu saja tanpa syarat
apapun. yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa

4
mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang
tersebut atau tidak.

3. Virtue Ethics
Memandang bahwa etika kebijakan itu berfokus pada karakter-
karakter baik seorang individu manusia. Nilai etika itu tumbuh dari
keungulan yang diperoleh melalui praktik dan kebiasaan yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Natural Law Ethics


Menyatakan bahwa suatu filosofi yang menyatakan bahwa
hak-hak tertentu melekat sebagai konsekuensi dari kodrat manusia dan
dapat dipahami secara universal melalui daya pikir atau akal manusia.

C. Hukum Kesehatan
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
sesuatu kekuasaan, dalam mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Hukum kesehatan merupakan semua peraturan hukum yang
berhubungan langsung pada pelayanan kesehatan dan penerapannya pada
hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum pidana.

D. Istilah-Istilah Dalam Etika Dan Hukum Keperawatan


Ada beberapa istilah dalam etik dan hukum keperawatan yaitu ;
a) Etika
Etika peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
prilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,
merupakan suatu tanggung jawab moral
b) Etik
Etik suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secara moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip

5
penentuan tingkah laku yang baik dan buruk, kewajiban dan tanggung
jawab.
c) Etiket
Etiket merupakan sesuatu yang telah dikenal, diketahui, diulangi serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-
kata/suatu bentuk perbuatan yang nyata
d) Kode etik
Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan
penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
e) Moral
Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar
prilaku/prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota
kelompok/masyarakat dimana ia berada atau nilai yang menjadi
pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya
f) Profesional
Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
g) Profesionalisme
Karakter, spirit/metoda profesional, mencakup pendidikan dan
kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jadi
professional
h) Profesionalisasi
Suatu proses yang berlangsung secara terus menerus karena dapat
menjadi alat untuk mengembangkan dan meningkatkan diri bagi
tenaga yang menjalankan suatu prosfesi
i) Hukum.
Hukum peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat

6
E. Perbedaan Masing-Masing Istilah
1. Perbedaan antara etika dan etiket adalah
Etiket
a) Etiket selalu berhubungan dengan cara atau bagaimana suatu
perbuatan harus kita dilakukan, biasanya diharapkan dan ditentukan
oleh suatu masyarakat atau budaya tertentu. Contoh, dalam
masyarakat Sunda dan Jawa, apabila seseorang mau memberi atau
menerima sesuatu, ia harus menggunakan tangan kanan. Ia akan
dinilai tidak sopan bila kita melakukannya dengan menggunakan
tangan kiri.
b) Etiket hanya berlaku dalam pergaulan dan sangat tergantung pada
kehadiran orang lain.
c) Etiket bersifat relative, tidak mutlak dan tidak permanen. Etiket
tidak bisa diterapkan untuk semua tempat dan dalam semua periode
waktu. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan,
dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
d) Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, bukan
dari sisi batiniah

Etika
a) Etika tidak terbatas pada cara dan bagaimana melakukan
sebuahperbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu
sendiri. Etikamenyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b) Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
c) Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan
berbohong”,“jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak
dapat ditawar-tawar.
d) Etika berbicara tentang manusia dari dalam. Etika menyangkut
kondisi batiniah seseorang.

7
2. Perbedaan antara etika dan hukum
a) Etika berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku untuk umum
Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum
disusun oleh badan pemerintahan
b) Etika tidak seluruhnya ditulis. Hukum tercantum secara terinci dalm
kitab undang – undang dan lembaran/berita acara
c) Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan. Sanksi terhadap
pelanggaran hukum berupa tuntutan
d) Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti
fisik. Penyelesaian pelanggaran hukum diselesaikan melalui bukti
fisik.

F. Prinsip-Prinsip Etik
1. Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti
sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan
pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihanyang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah:
a) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu
sebelumnya.
b) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang
penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan;

8
c) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat
gangguan atau penyimpangan.
d) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien
menghendaki informasi tersebut.
e) Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka
sudah tidak bersedia menjelaskannya.

2. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan
untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak
seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan risiko
serangan jantung.

3. Keadilan (Justice),
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama
dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral,legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian
disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk
bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat
tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, maka
perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor - faktor

9
dalam situasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada
prinsip keadilan.

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Johnson ( 1989 ) menyatakan bahwa prinsip
untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada
prinsip untuk melakukan yang baik.

Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan


bahwa pemberian transfusi darah bertentangan dengan
keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati
yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah
memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau
dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klie
bertambah buruk dan terjadilah perdarahan hebat, dokter
seharusnya menginstruksikan untuk memberikan transfuse darah.
Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak diberika karena
prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada saat bersamaan
terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience

5. Kejujuran (Veracity),
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi
harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama

10
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa
argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti
jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan
atau adanya hubungan paternalistik bahwa doctors knows best
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk
mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68


tahun, dirawat di RS dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan
tersebut masuk kerumah sakit yang sama dan meninggal. Ny. M
bertanya berkali kali kepada perawat tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak
mengatakan kematian suami NY.M kepada Ny. M. Perawat tidak
di beri alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan mengatakan
keprihatinannya kepada perawat kepala ruanga, yang mengatakan
bahwa instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Menepati janji (Fidelity),


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai
janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah
untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

11
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang
klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.

8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa
tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
profesi, klien,sesama karyawan dan masyarakat. Jika salah
memberi dosis obat kepada klien perawat tersebut dapat digugat
oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional

12
. BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan


yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan
prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang
baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika
berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang
mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena
etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral
yang baik.

Ada beberapa istilah dalam etik dan hukum keperawatan


yaitu : Etik, Etika, Etiket, Kode etik, Moral, Profesional,
Profesionalisme, Profesionalisasi, Hukum dan terdapatnya beberapa
prinsip dalam etik keperawatan yakni : Otonomi (Autonomy), Berbuat
baik (Beneficience). Keadilan (Justice), Tidak merugikan
(Nonmaleficience), Kejujuran (Veracity), Menepati janji (Fidelity),
Karahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas (Accountability)

B. Saran

Penulis menyarankan agar semua perawat dan tenaga medis


lainnya bekerja sesuai dengan etik hukum kesehatan serta bekerja secara
kolaborasi sebagai prioritas utama sehingga berbagai bentuk kelalaian
dapat dihindari dan diminimalisir.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto.(2004). Pengantar Profesi dan praktek keperawatan professional. Jakarta : EGC

Zubair Achmad charris .(1990). Kuliah etika . Jakarta : Rajawali Pers

Ismani, Nila. Etika keperawatan. (2001) : Jakarta : Widya medika L

Potter & perry (2005), Fundamental keperawatan konsep,proses dan prakte edisi 4,
EGC:Jakarta

Haryono, Rudi.(2013). Etika Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Gosyen


Publshing

Ardiani, Nurul Devi (2018). Modul Ajar Etika Keperawatan. Surakarta : Prodi D3
Keperawatan STIKES Husuma Husada

Anda mungkin juga menyukai