Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

“ ETIK LEGAL KEGAWATDARURATAN”

Dosen Pembimbing : Ns. Masmun Zuryati, M. Kep

Kelompok : 3

Kelas: 6A

Disusun Oleh:

AJI MARDIANSYAH

ADINDA NURUL.RM ERIKA LIANTY.M

MELISA ISMIYANTI MILSA AZIZAH

MIHADA SUKNA M.FAIRUZ

NINDHA AMELIA NABILA ALFAISHA

NURHASANAH.R NURAENIDA.F

RIZKI AMELIA.K SARAH LUTHFIYATUl

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GANJIL 2020-2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah, dengan “MAKALAH ETIK LEGAL KEGAWATDARURATAN”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbgai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Jakarta, 28 februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................2


DAFTAR ISI ....................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................5


A. Definisi ....................................................................................5
B. Teori Etik ....................................................................................5
C. Prinsip Prinsip Etik...........................................................................7-9

BAB III CONTOH KASUS....................................................................10


A. Contoh kasus. .................................................................................10
B. Permasalahan ..................................................................................10
C. Prinsip Etik ..................................................................................10
D. Pandangan ..................................................................................11
E. Alternatif Solusi...............................................................................11
F. Konsekuensi.....................................................................................12

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP ...........................................13


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kejadian tidak terduga bisa saja terjadi saat di dalam klinik yang menyebabkan
kondisi kegawatdaruratan dimana tenaga medis baik dokter, perawat, maupun tim
kesehatan yang lain dituntut harus melakukan tindakan yang sesegera mungkin untuk
menolong pasien. Misalnya saja di klinik kedokteran gigi, pada saat melakukan
perawatan saluran akar operator kurang berhati – hati dan tidak menggunakan rubber dam
sehingga tidak sengaja reamer atau K-file tertelan. Tentu ini sangat membahayakan
pasien jika tenaga kesehatan tidak sigap dan segera menolong pasien.

Selain itu perlu diperhatikan apabila saat pencabutan gigi dan pasien memiliki
riwayat penyakit sistemik yang akan membahayakan diri pasien, sehingga tenaga
kesehatan perlu memahami cara penanganan pasien gawat darurat sebelum di tangani
oleh tenaga medis yang lebih professional. Maka dari itu, pengetahuan akan cara
penanganan kegawatdaruratan, etika kegawat daruratan sangat diperlukan oleh tenaga
kesehatan, termasuk kita sebagai calon perawat gigi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prinsip etika kegawatdaruratan dalam medis dan keperawatan?
2. Bagaimana aspek legal dan etika dalam menangani pasien gawat darurat?

C. TUJUAN
Mengetahui aspek legal dan etis dalam kegawat daruratan medis dan keperawatan untuk
panduan tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan etika medis dan
keperawatan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagikelompok
tertentu.Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatanyang benar.Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dandengan kewajiban moral.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab 
moral, menyimpang dari kodeetik  berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik.
Etik legal Keperawatan Gawat darurat,Etik ditujukan utk mengukur perilaku yg 
diharapkan dari mns atau kelompoktertentu/profesi tertentu seperti profesi keperawatan, 
maka aturannya mrpk suatukesepakatandari klp tersebut yg disebut kode etik.Hukum 
dapat diartikan sbg aturan yg disyahkan pemerintah yg bertujuan memberikanperlindunga
n kepada masyarakat.

B. Teori Etik Keperawatan


a. Teleologik Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan
fenomenadan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan pendekatan
terhadapetika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis.
Secarasingkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal hal yang berkaitan
dengan the end justifies the ineans ( pada akhirnya, yangmembenarkan secara
hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis ). Contoh :
seorang perawat yang harus menghadapikasus kebidanan karena tidak ada bidan
dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat memberikan pertolongan sesuai 
dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya demi keselamatan pasien
b. DeontologiIstilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berartikewajiba
n. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’,
deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadikewajiban kita dan
karena perbuatan kedua dilarang’.Pendekatan deontologi berarti juga
aturan atau prinsip. Prinsip- prinsip tersebut antara lain autonomy, informed
consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.Yang menjadi dasar baik
buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi  sudah  diterima 
dalam 
konteks agama, sekarangmerupakan juga salah satu teori etika yang terpentingAda

5
tiga prinsip yg harus dipenuhi :(1)Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini
harus dijalankan berdasarkan kewajiban, (2). Nilai  moral dari  tindakan  ini  tidak
tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu,
berartikalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik,  ,
(3)Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah halyang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral
universalBagi Kant, Hukum Moral
ini dianggapnya sbg perintah tak  bersyarat (imperatif kategoris), yg berarti
hukum moral ini berlaku bagisemua orang pada segala situasi dan tempat.
perintah  bersyarat  adalah  perintah  yg dilaksanakan  kalau orang menghendaki
akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal ygdiinginkan dan
dikehendaki oleh orang tsb.Perintah Tak bersyarat adalah perintah yg
dilaksanakan begitu saja tanpa syarat  apapun, yaitu tanpa  mengharapkan
akibatnya, atau tanpamempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi
orang tsb atautidak.
c. Istilah-Istilah Dalam Etika Dan Hukum Keperawatan. Ada beberapa istilah
dalam etik dan hokum keperawatan yaitu ;
 Etika,
 Etik 
 Etiket,
 Kode etik 
 Moral
 Profesional
 Profesionalisme
 Profesionalisasi
 Hukum.

 Perbedaan Masing-Masing Istilah 


a) Etika peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
prilakuseseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,merupakansuat
u tanggung jawab moral.’
b) Etik suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secaramoral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penentuantingk
ah laku yang baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
c) Etiket merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi sertamenjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa kata-kata/suatu bentuk perbuatan yang
nyata.
d) Moral Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan
standar  prilaku/prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggotakelom

6
pok/masyarakat dimana ia berada.atau nilai yang menjadi pegangan bagi
seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
e) Kode etik Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi
dan penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
f) Profesional Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
g) Profesionalisme karakter,spirit/metoda profesional,mencakup pendidikan dan
kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jd professional.
h) Profesionalisme merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi/
mengubahkarakteristik kearah profesi.
i) Hukum“peraturan perundang-undangan yang di buat oleh suatu kekuasaandalam
mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat

C. PRINSIP-PRINSIP ETIK 
a. Otonomi (Autonomy)Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti
sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatanmembuat sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihanyang harus dihargai oleh orang
lain.rinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang 
sebagai  persetujuan  tidak  memaksa  dan  bertindak  secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang  menuntut 
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan anotonomi  saat 
perawat  menghargai  hak-hak  klien  dalam  membuat  keputusan  tentang perawatan  
dirinya. Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
 Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya;
 Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang pentingdiketahui
kliendalam membuat suatu pilihan;
 Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguanatau
penyimpangan;
 Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien
menghendakiinformasi tersebut;
 Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudahtidak
bersedia menjelaskannya.

b. Berbuat baik (Beneficience), Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang


baik.Kebaikan memerlukan  pencegahan  dari  kesalahan  atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsipini 
dengan otonomi.

7
Contoh perawat menasehati klien tentang programlatihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnyamelakukannya apabila klien dalam
keadaan risiko serangan jantung.

c. Keadilan (Justice), Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil
terhadaporang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : seorang
perawatsedang bertugas sendirian disuatu unit RS kemudian ada seorang klien
yang baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawattersebut.
Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, kelian yang lainnyamaka perawat
seharusnya dapat mempertimbangkan faktor – faktor dalamsituasi tersebut, kemudian
bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cede
ra fisik dan psikologis pada klien. Johnson ( 1989 ) menyatakan bahwa prinsip untuk
tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk
melakukanyang baik. 
Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi dara
h bertentangan dengan keyakinannya, menaglami perdarahan hebat akibat penyakit
hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah
memberikan pernyataan tertulis kepada dokter  bahwa ia tak mau dilakukan  transfuse
darah. Pada suatu saat, ketika kondisiklien bertambah buruk dan terjadilah perdarahan
hebat, dokter seharusnyamenginstruksikan untuk memberikan transfuse darah.
Dalam hal ini, akhirnya transfuse  darah  tidak  diberikan karena prinsip beneficience
walaupun sebenarnya  pada  saat   berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip
maleficience

e. Kejujuran (Veracity), Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini


diperlukanoleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran padaseti
ap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakankebenaran. Informasi 
harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, danobjektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian,  terdapat  beberapa  argument  mengatakan
adanya  batasan  untuk  kejujuran  seperti  jika  kebenaran  akan 
kesalahan prognosis klien untuk  pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa
”doctors knows best”sebab individu memiliki otonomi, mereka  memiliki
hak untuk mendapatkan

8
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran  merupakan dasar dalammembangun
hubungan saling percaya.
Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawatdi RS dengan
berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil. Suaminyayang juga ada dalam
kecelakaan tersebut masuk kerumah sakit yang sama danmeninggal. Ny. M bertanya
berkali – kali kepada perawat tentang keadaan suaminya.  Dokter  ahli  bedah 
berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami NY. M kepada
Ny. M. Perawat tidak di berialasan  apapun  untuk  petunjuk  tersebut  dan 
mengatakan keprihatinannyakepada perawat kepala ruanga, yang mengatakan bahwa
instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik
kejujuran.

f. Menepati janji (Fidelity), Prinsip  fidelity dibutuhkan  individu  untuk  menghargai 


janji dankomitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yangmenyatakan bahwa 
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah 
penyakit, memulihkan kesehatan danmeminimalkan penderitaan.

g. Karahasiaan (Confidentiality)Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi


tentang klien harusdijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatankesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkanoleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area 
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengantenaga
kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa
tindakan  seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien,sesama
karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat kepada klien perawat tersebut
dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

9
BAB III
CONTOH KASUS

A. CONTOH KASUS LEGAL ETIK KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

Raihan (14th), masuk UGD setelah kecelakaan motor. Dia tertabrak truk dan tidak mengenakan
helm. Unit rescue dating ketempat kejadian, melakukan CPR dan intubasi, dalam perjalanan
menuju UGD. Saat ini diatelah berada di ruang trauma, dengan TD 60/30 mmHg, dan dilatasi
pupil. Anda perawat triage yang sedang bertugas saat itu, melihat ibu pasien menuju kemeja
triage dan masuk ke ruang trauma bersama anaknya Jika saat ini tidak ada kebijakan RS terkait
hak keluarga untuk masuk ke dalam ruang trauma. Keputusan diserahkan pada dokter atau
perawat
B. Permasalahan :
1. Apa yang akan kita lakukan jika kita posisi kita sebagai perawat di kasus tersebut?
2. Apakah kita sebagai perawat mengizinkan ibu untuk masuk ke dalam ruang trauma atau ruang
resusitasi?
3. Apakah kehadiran ibu pasien di samping tempat tidur itu adalah hak, perlakuan istimewa, atau
kewajiban?

C. Prinsip etik yang terdapat dalam kasus tersebut


1. Justice
Justifikasi :Harus diijinkan untuk menemani anak mereka ke ruang trauma tanpa membedakan
gender/etnis/status sosek.
2. Non maleficence
• Judtifikasi :Dengan membolehkan ibu masuk ke ruang trauma, perawat professional
mengadvokasi pasien dan ibunya.

• Dengan menghalangi orang tua masuk keruang trauma, perawat telah membatasi hak
orang tua kepada anaknya

3. Autonomy

10
• Justifikasi :Karena Raihan adalah anak kecil dan tidak sadar, maka hak legal ibunya
untuk mengambil keputusan atas perawatan anaknya.

• Dengan membiarkan ibu hadir, perawat mendukung kemampuan ibu untuk membuat
keputusan cerdas mengenai perawatan anak-nya

4. Beneficence
• Justifikasi :Atas permintaan ibu untuk berada di sisi anaknya perawat mempromosikan
kebaikan dengan memberikan akses ke ruang trauma.

• Ibu Kristin yang paling tahu tentang putrinya. Dia akan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi tim kesehatan

D. Alternatif solusi

1. Biarkan ibu di didalam ruangan

2. Biarkan ibu di dalam namun informasikan padanya bahwa jika dia menjadi pengalih
perhatian atau menghalangi upaya tim perawatan kesehatan, maka dia akan dikeluarkan

3. Ibu diberikan akses terbatas dengan membiarkan dia melihat beberapa tapi tidak semua
prosedur

4. Tidak mengizinkan ibu di dalam kesulitan

E. Pandangan/pertimbangan
tim “membiarkan ibu ke dalam ruang trauma” Benefit

• Ini bisa menjadi kali terakhir dia melihat putranya, bila ibu diizinkan masuk dalam
ruangan

• Ibu bisa melihat semua tindakan yang diambil untuk menyelamatkan putranya

• Ibu dapat memberikan informasi tentang riwayat sakit/medis putrinya

• Menurunkan kecemasan karena meninggalkan anaknya di saat krisis

• Merasa lebih nyaman karena berada di sisi putrinya

F. Konsekuensi

• Ibu mungkin overract untuk apa yang ia lihat

• Ibu bisa menjadi gangguan karena fokus bisa beralih dari pasien untuk ibu

11
• Meningkatkan tekanan pada tim medis

• Gambaran terakhir ibu: “kematian putranya”

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan
manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat maupun yang sakit untuk
dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu aturan yang mengatur hubungan
antara perawat dan pasien adalah etika.Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.
Etik atau Ethnics berasal dari bahasa Yunani,yaitu etos yang artinya adat,kebiasaan,perilaku atau
karakter. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dan Moral merupakan sumber dalam
merumuskan standard dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia.
Gawat darurat (Emergensi) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan segera yang untuk
menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara tiba-tiba. Oleh
karena itu dari materi diatas dapat disimpulkan, dengan adanya kode etik kepercayaan
masyarakat akan suatu profesi dapat diperkuat,karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa
kepentingannya akan terjamin
B. Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan penting sekali bagi seorang perawat kritis untuk selalu
menjalankan peran serta fungsinya dan melakukan tindakan sesuai dengan standar keperawatan
dan lebih memahami ataupun meningkatkan pengetahuannya terkaitisu yang berkaitan dengan
aspek legal khususnya pada ranah keperawatan kritismaupun keperawatan gawat darurat
sehingga perawat kritis dapat menghindaritimbulnya permasalahan hukum yang rentan sekali
terjadi di dunia kesehatan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://karyatulisilmiah.com/makalah-asuhan-keperawatan-gawat-darurat-aspek-legal-dan-etik-
kegawat-daruratan-kelompok-1/

13
14

Anda mungkin juga menyukai