SISTEM KARDIOVASKULER
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN EKG
Disusun oleh:
Anggi Harum Annisa
2017720064
7B
2020-2021
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
3. Pemeriksaan
a. Pertimbangan umum :
1) Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
2) Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi
yang adekuat.
3) Tetap selalu menjaga privacy pasien
4) Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
b. Inspeksi Jantung
Bentuk prekordium
1) Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris
2) Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun,
fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis
3) Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung,
efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum
Denyut apeks jantung (iktus kordis)
1) Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau
berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial
dari linea midclavicularis sinistra
2) Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
3) Sifat iktus : Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil,
yang sifatnya local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus
akan meluas.
Denyutan Vena
1) Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan
denyutan
2) Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan
eksterna
c. Palpasi Jantung
Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan iktus cordis
a) Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai
kuat angkat atau tidak
b) Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat meraba iktus
c) Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri
V, agak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri.
d. Perkusi Jantung
1) Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung
a) Batas kiri jantung
b) Batas kanan jantung
2) Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu
efusi pericardium dan aneurisma aorta
e. Auskultasi Jantung
1) Bunyi jantung I (S1)
Adalah bunyi yang terdengar waktu menutupnya katup mitral dan trikuspid
pada saat mulainya sistol ventrikel. Paling baik terdengar pada area mitaral
dan apical
2) Bunyi jantung II (S2)
Dihasilkan oleh timbulnya getaran oleh penutupan katup semilunar aortic
dan pulmonic dan terdengar paling jelas pada dasar jantung. Bunyi ini
menunjukkan diastole ventrikel.
3) Gallop
Suara pengisian diastolic atau Gallop (S3 dan S4) terjadi selama 2 fase dari
pengisian ventrikel, perubahan mendadak pada aliran darah menyebabkan
vibrasi katup dan struktur ventrikel, menghasilkan suara yang terjadi lebih
awal ( S3) atau kemudian (S4) pada saat diastolic.
4) Bunyi jantung IV (S4)
Adalah bunyi jantung frekuensi rendah yang jauh sebelum bunyi S1. Bunyi
ini terdengar bila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat
sebagai akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan
isi ventrikel, terjadi pada kondisi hipertropy ventrikel, ischemic dan fibrosis.
5) Friction Rub
Dapat didengar ketika permukaan pericardial mengalami inflamasi.
Memiliki nada tinggi dan kasar yang dihasilkan oleh gesekan bersama
lapisan yang meradang
SOP EKG DAN INTERPRETASI
2. Prosedur Perekaman
a. Siapkan mesin EKG beserta alat-alatnya
b. Siapkan mengenai pasien antara lain:
Pasien harus diberi tahu maksud dan tujuan perekaman
Pakaian atas pasien harus dibuka
Pasien dibaringkan dalam posisi terlentag dengan tungkai lurus tidak
bersentuhan dengan tubuh lainnya (dalam keadaan rileks)
c. Alat didekatkan pada pasien untuk memudahkan bekerja
d. Kabel power yang ditempatkan dengan listrik dan tombol power pada fungsi
off.
e. Kabel bumi atau ground dipasang dan dilayani saluran udara.
f. Hidupkan mesin EKG (power on), biarkan sebentar untuk melakukan
kesalahan.
g. Periksa kembali standarnisasi dari ICKG antara lain
Kalibrasi 1 MV
Speed 25 mm / detik
Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol Run. Start setelah
kertas bergerak, tombol kalibrasi The 3 X, berturut-turut & periksa apakah 10
mm (IMV)
h. Dengan memindahkan lead Aclector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu: Lead 1-Il-11, AVR, AVL, AVF , V1, V2, V3, V4, V5.
V6. Untuk EKG (12 Lead)
i. Setelah selesal pencatatan dipindahkan lagi ke lea Adector kalibrasi dan
lakukan kalibrasi sebanyak X setelah itu matikan mesin ICKG.
j. Rapikan pasien dan alat-alat
k. Catat pinggir kiri alas kertas EKG
3. Interpretasi EKG Normal
Kurva Ekg Kurva EKG menggambarkan prosen listrik yang pada atrium dan
ventrikel. Daftar proses ini terdiri dari
1. Depolarisasi Atrium
2. Repolarisasi Atrium
3. Depolarisasi Ventrikel
4. Repolarisasi Ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal, 3 proses
listrik yaitu: depolarisasi Atrium, depolarisasi Ventrikel dan repolarisasi ventrikel,
Repolarisasi atrlum pada umumnya tidak terlibat pada EKG, karena disamplng
Intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya depolarisasi ventrikel yang
mempunyai intensitas lebih bersamaan dengan besar.
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P, gelombang Q, gelombang R,
gelombang S, dan gelombang U kadang-kadang terlihat gelombang U. Selain itu
juga ada beberapa interval dan segmen EKG.
a. Gelombang P
Merupakan gambaran proses dari depolarisasi Atrium. Nilai normal:
- Lebar s 0,12 detik
- Tinggi s 0,3 milivolt
- Selalu (+) di Lead II
- Selalu (-) di Lear aVR
b. Gelombang QRS
Merupakan gambaran gambaran proses depolarisasi Ventrikel Nilai
normal:
- Lebar 0,06 - 0, 12 detik,
- Tinggi tergantung sandapan (Lead).
Gelombang QRS terdiri dari gelombang R dan gelombang S
Kepentingan: Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel, mengetahui adanya
Bundle branch block Mengetahui adanya infark.
c. Gelombang Q Adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS Nilai
normal:
- Lebar <0,04 detik
- Dalamnya <1/3 tinggi R
Gelombang abnormal Q disebut gelombang Q patologis.
d. Gelombang R
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Nilai
Normal :
- Umumnya positif di defleksi positif pertama pada gelombang QRS.
- Gelombang R umumnya positif di lead 1,11, V5 dan V6.
- Di lead aVR, V1, V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada.
e. Gelombang S
Gelombang S adalah defleksi negatif setelah gelombang R
Nilai normal:
- Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dari V2 ke V6 akan terlihat
semakin lama menghilang atau berkurang dalamnya.
f. Gelombang T
Merupakan gambaran gambaran proses repolarisasi Ventrikel. Nilai
normal:
- Umumnya gelombang T positif di hampir semua Lead kecuali di Lead
aVR
- <1 MV di lead dada
- <0,5 MV di lead ekstrimitas
- Minimal ada 0,1 MV
Kepentingan: Mengetahui adanya Ischemik / Infark, mengetahui kelainan
elektrolit.
g. Gelombang U
Gelombang U adalah merupakan defleksi positif setelah gelombang T dan
sebelum gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih
belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat system
konduksi interventrikuler.
h. Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai dengan permulaan QRS. Nilai
Normal:
- 0,12 - 0,20 detik, ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi Atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai
permulaan depolarisasi ventrikel.
Kepentingan: Kelainan sistem konduksi
i. Segmen ST Diukur dari akhir QRS sampai dengan gelombang awal
gelombang T. Nilai Normal:
- Isoelektris
- Tetapi pada lead precordial berfariasi dari - 0.5 sampai + 2 mm.
- Segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST elevasi
- Segmen ST yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi